• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A.Pilihan Karier

1. Pengertian Genogram

Genogram secara istilah berasal dari dua kata, yaitu gen (unsur keturunan) dan gram (gambar atau grafik). Dalam bahasa Indonesia, genogram dapat diartikan secara singkat sebagai silsilah keluarga.

Istilah genogram sebelumnya banyak ditemukan dalam terapi keluarga. Muray Bowen menempatkan metode genogram sebagai dasar dari sebuah teori untuk membuat diagram dalam “underlying emotional processes in the family” namun dalam perjalanannya juga digunakan sebagai diagnostic and therapeutic tool.

McGoldrick (dalam Abatemarco, Kairys, Gubernick & Hurle, 2012) mengungkapkan “Genograms are assessment tools used to document familial relationship and histories and to look for patterns of family interaction”. Diungkapkan bahwa genogram merupakan sebuah alat untuk melakukan

assessment dalam melihat hubungan antar anggota keluarga serta history dan melihat bagaimana pola interaksi dalam keluarga tersebut.

Kuehl (dalam Jurnal Magnuson & Shaw, 2003: 45) menambahkan bahwa:

Genograms provide graphic annals of families’ mempership,

characteristics, and interpersonal realtionships. They reflect the transmission of family patterns from generation to generation.”

Genogram akan menujukan bagaimana catatan sejarah dari sebuah keanggotaan, karakteristik dan hubungan antar anggota keluarga tersebut. Catatan tersebut juga akan merefleksikan transmisi pola keluarga atau bagaimana tiap generasi dapat memberikan pengaruh atau influence dari generasi ke generasi lainnya.

Thomas menambahkan (dalam Jurnal Magnuson & Shaw, 2003: 47) bahwa: “Genograms potray and explicite recurring symptomps; relational patterns; chronology and relationships of events; and responses to loss, change, or developmental transitions. Broader inquiry can include additional manifestations of cultural influence related to ethnicity, race, immigrations and acculturation, social class, gender, religion and spirituality, and worldview”

Lebih lengkap Thomas menyebutkan bahwa genogram akan memperlihatkan banyak sekali pola, respon individu, bahkan manisfestasi-manifestasi pada individu.

McGoldrick & Gerson (dalam Magnuson & Shaw, 2003: 45) juga menyebutkan “Genograms chronicle families and major elements of their histories over minimum of three generation”. Untuk melihat catatan atau sejarah dari sebuah keluarga dan unsur-unsur utama yang ada dalam sejarah keluarga tersebut, paling tidak harus dilakukan pada tiga generasi.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa dengan melihat genogram keluarga, maka akan memperlihatkan bagaimana interaksi antar anggota keluarga tersebut,

serta melihat pola dalam keluarga yang dilakukan pada tiga generasi. Maka, genogram dapat dikatakan sebuah alat untuk membantu proses konseling karier dalam mengungkap historical tiga generasi sebuah keluarga dalam bidang karier. 2. Aspek-aspek dalam Genogram Karier

Dalam bidang kesehatan dan pendidikan, genogram digunakan dalam memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang menjadi dasar pikiran atau alasan terjadinya sesuatu hal terhadap individu dilihat dari pengaruh gaya hubungan antar keluarganya dari generasi ke generasi.

Sudah diungkapkan juga sebelumya, bahwa anggota keluarga dari generasi ke generasi menjadi peran yang penting dalam mempengaruhi berbagai hal dalam kehidupan individu. Termasuk dalam membuat pilihan karier.

Menurut Mamat Supriatna (2010: 62), asumsi yang mendasar digunakanya genogram karier dalam konseling adalah karena dalam identifikasi perencanaan hingga pemilihan karier terdapat pengaruh dari orang lain yang sangat berarti bagi individu.

Rae Wiemers Okiishi (dalam Mamat Supriatna dan Ilfiandra, 2006) menyebutkan bahwa orang yang berarti bagi individu adalah guru, teman sebaya dan orang tua yang berpengaruh terhadap perkembangan dan harapan atau ekspektasi karier individu tersebut.

Okiishi (dalam Mamat Supriatna dan Ilfiandra, 2006) menggunakan genogram karier sebagai salah satu cara untuk mengeksplorasi pengaruh, nilai, life roles, strataegi pengambilan keputusan dan rintangan yang memungkinkan terjadi dalam mencapai kesuksesan dalam konseling karier.

Okiishi (dalam Magnuson & Shaw, 2003:50) menggunakan genogram karier untuk melihat 3 hal yaitu;

a. Konstruksi dari genogram

b. Perjalanan karier setiap anggota keluarga

c. Eksplorasi dari pengaruh role model dalam sudut pandang, career values dan related construct.

Moon, Coleman, McCollum, Nelson dan Hensen-Scott (dalam Magnuson & Shaw, 2003: 50) mengadaptasi penggunaan genogram karier untuk menguji keputusan karier dan antisipasi dalam perubahan karier. Jika dihubungkan dengan hal tersebut, dapat dilihat dari teori Bowenian dan teori Super tentang life span perspective of career development, bahwa keduanya mengilustrasikan penggunaan genogram dalam menerangkan dan menguji gender roles, pola pengambilan keputusan, career related values dan berbagai macam isu-isu karier yang terjadi pada setiap generasi dalam sebuah keluarga.

Penggunaan genogram karier dirasa efektif dalam menganalisis bagaimana pengaruh keluarga dan orang lain yang berarti dalam perkembangan karier individu khususnya pilihan karier . Analisis genogram karier individu dapat dilakukan dengan wawancara untuk melihat berbagai aspek. Hal-hal yang dapat dianalisis menurut Mamat Supriatna (2010: 63) adalah sebagai berikut:

a. Isi pengamatan diri

b. Pemahaman lingkungan atau dunia kerja c. Proses pembuatan keputusan

d. Model-model pola hidup dan e. Model-model karier.

Mamat Supriatna (2010: 63) juga menjelaskan tentang berbagai macam bidang yang dapat didiskusikan dalam penggunaan genogram karier, yaitu:

a. Keberhasilan anggota keluarga sebagai pasangan, orang tua, karyawan, teman dan saudara

b. Peningkatan atau penurunan mobilitas yang berkaitan sebagai anggota keluarga yang telah memiliki karier

c. Waktu, ruang, uang dan hubungan yang dikelola di dalam serta di luar keluarga dan

d. Integritas setiap orang dalam macam-macam peranan yang berbeda.

Berdasarkan pernyataan diatas, secara spesifik peneliti akan menggunakan metode genogram karier melalui perspektif Mamat Supriatna (2010: 63). Diungkapkan bahwa dengan melakukan analisis genogram karier dapat melihat berbagai macam aspek yaitu:

a. Isi pengamatan diri

b. Pemahaman lingkungan atau dunia kerja c. Proses pembuatan keputusan

d. Model-model pola hidup dan e. Model-model karier.

Isi pengamatan diri atau pengetahuan dan pemahaman subjek terhadap dirinya merupakan citra dari diri subjek (dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987: 32). Aspek-aspek yang dapat diamati untuk mengetahui gambaran tentang pribadi subjek menurut Dewa Ketut Sukardi (1987: 32) adalah kemampuan kerja/ bakat, minat kebutuhan hidup dan nilai-nilai. Nilai-nilai dalam kehidupan sangatlah beragam menurut Sparanger (dalam Jazim Hamidi & Mustafa Lutfi, 2010: 67) berbagai macam nilai adalah sebagai berikut:

a. Nilai pengetahuan (terkait permasalahan edukasi/ empiris) b. Nilai sosial (terkait hubungan antar manusia)

c. Nilai ekonomi (terkait keuangan, dagang dan ekonomi mqasyarakat) d. Nilai kekuasaan (terkait kepemilikan)

e. Nilai estetis (terkait budaya;/ tradisi)

Mamat Supriatna (2010: 63) juga menyebutkan, pemahaman lingkungan atau dunia kerja menjadi aspek yang dapat diungkap dalam analisis genogram. Pemahaman tentang dunia kerja menurut Dewa Ketut Sukardi (1987: 32) adalah sebagai berikut:

a. Persyaratan penerimaan dalam dunia kerja b. Sifat suatu lapangan kerja

c. Situasi pekerjaan (meliputi aspek sosial, fisik dan administrasi) d. Masa depan suatu pekerjaan

e. Organisasinya

f. Gaya hidup dalam jabatan tersebut g. Sosial ekonomi keluarga

h. Lingkungan hidup i. Relasi

j. Kesempatan kerja

Aspek ketiga yang termasuk dalam analisa genogram yang diperhatikan oleh Mamat Supriatna (2010) adalah pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan menururt Sukardi (1987: 33) dilakukan dengan rasional dan realistis dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan informasi, klarifikasi jabatan, analisa jabatan, pemahaman mengenai berbagai faktor yang dapat mempengaruhi karier.

b. Memahami tentang porensi diri (bakat, minat, pengetahuan, keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai.

c. Melakukan pilihan pekerjaan atau jabatan yang bersifat sementara

d. Merencanakan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam memasuki pekerjaan yang dipilihnya termasuk pada studi lanjutan

e. Berusaha menambah pengetahuan mengenai perkembangan dari dunia kerja, kebutuhan masyarakat serta tenaga kerja.

Aspek keempat yang juga digaris bawahi adalah model pola hidup. Model pola hidup yang diadaptasi oleh peneliti adalah dari orang tua, sehingga lebih jauh mengenai pola interaksi orang tua dan pengaruhnya terhadap anak menurut teori Ann Roe akan dijelaskan pada sub-bab selanjutnya.

Aspek terakhir yang diulas oleh Mamat Supriatna (2010: 63) adalah model karier. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sebuah gagasan yang dikemukakan oleh Gauntlett (2008: 4-5) mengenai enam jenis model karier yang seluruhnya memiliki karakteristik berbeda. Keenam jenis tersebut menurut peneliti termasuk pada model karier, lebih jauh dijelaskan sebagai berikut:

a. The ‘straight forward success’ role model

b. The ‘triumph over difficult circumtances’ role model

c. The ‘challenging stereotypes’ role model

d. The ‘wholesome’ role model

e. The ‘outside’ role model

f. The family role model

Keenamnya memiliki ciri yang berbeda, the ‘straight forward success’ role mode merupakan orang yang sukses dalam pekerjaannya atas dasar pilihannya sendiri. The triumph over difficult circumtances role model adalah orang-orang yang dapat mengatasi kesengsaraan hidupnya agar mendapat kesuksesan. The challenging stereotypes role model merupakan orang yang memiliki keterbatasan atau disabilitas dan sukses dalam pekerjaannya. The wholesome role model merupakan role model yang muncul dari generasi sebelumnya, yaitu dari generasi yang lebih tua yang memberikan contoh kepada anak-anaknya. The outside role model, merupakan seorang pahlawan bagi orang-orang yang juga mengalami kondisi sosial yang konvensional. The family role model yaitu hasil melihat atau mengamati anggota keluarga individu atau bahkan keluarga lain sehingga menjadikannya model karier.

Dari aspek tersebut dan rinciannya, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan aspek genogram karier menurut Mamat Supriatna (2010: 63) yang

juga sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia khususnya Yogyakarta pada pengusaha batik yang bertindak sebagai subjek penelitian.