• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pejabat (Het Ambt) dan Pejabat Tata Usaha

BAB II KEDUDUKAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA

A. Kedudukan Peradilan Tata Usaha Negara Di Indonesia

3. Pengertian Pejabat (Het Ambt) dan Pejabat Tata Usaha

Pejabat adalah pegawai pemerintahan yang memegang suatu jabatan tertentu dan penting dalam bidang pemerintahan. Pengertian Pejabat Tata Usaha Negara dalam Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang peradilan Tata Usaha Negara menyatakan bahwa, Pejabat Tata Usaha Negara adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

      

33

Menurut penjelasan Pasal 1 angka 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan bahwa yang dimakud “urusan pemerintah” ialah kegiatan yang bersifat eksekutif dan yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan” ialah semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum dikeluarkan oleh Badan Perwakilan Rakyat bersama Pemerintah baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah, serta semua Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah yang juga bersifat mengikat secara umum.

Indoharto menyebutkan ukuran untuk dapat disebut badan atau Pejabat TUN adalah fungsi yang dilaksanakan, bukan nama sehari-hari, bukan pula kedudukan strukturalnya dalam salah satu lingkungan kekuasaan negara. Adalah pengelompokan Badan atau Pejabat TUN, yaitu:

a. Instansi-instansi resmi pemerintah yang berada dibawah Presiden selaku

eksekutif.

b. Instansi-instansi dalam lingkungan negara diluar lingkungan kekuasaan eksekutif

yang berdasarkan peraturan perundang-undangan melaksanakan urusan pemerintahan.

c. Badan-badan hukum perdata yang didirikan oleh pemerintah dengan maksud

untuk melaksanakan urusan pemerintahan.

d. Instansi-instansi yang merupakan kerjasama antara pihak pemerintah dengan

e. Lembaga-lembaga hukum swasta yang berdasarkan peraturan perundang-

undangan dan sistem perizinan melaksanakan tugas pemerintahan.34

Secara terperinci SF. Marbun menjelaskan pengertian Badan atau Pejabat TUN yang menyelenggarakan urusan, fungsi dan tugas pemerintahan, yakni:

a. Mereka yang termasuk dalam lingkungan Eksekutif mulai dari Presiden;

b. Mereka yang menyelenggarakan urusan desentralisasi;

c. Mereka yang menyelenggarakan urusan dekosentrasi;

d. Pihak ketiga atau pihak Swasta yang mempunyai hubungan istimewa atau

hubungan biasa dengan pemerintah, baik yang diatur atas dasar hukum publik maupun hukum privat;

e. Pihak ketiga atau Pihak Swasta yang mendapat konsesi atau izin dari pemerintah;

f. Yayasan-yayasan yang didirikan dan diawasi oleh pemerintah;

g. Pihak ketiga atau Koperasi yang didirikan dan diawasi oleh pemerintah;

h. Pihak ketiga atau Bank-bank yang didirikan dan diawasi oleh pemerintah;

i. Pihak ketiga atau Pihak Swasta yang diberi subsidi oleh pemerintah;

j. Pihak ketiga atau Pihak Swasta yang bertindak bersama-sama dengan pemerintah;

k. Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan Tinggi, Ketua Mahkamah Agung

serta panitera dalam lingkungan peradilan;

l. Sekretariat pada lembaga tertinggi negara dan lembaga-lembaga tinggi negara

serta Sekretarisnya pada DPRD.35

      

34

b. Jabatan (Ambstdrager)

Pengertian jabatan adalah bagian dari tugas negara; jabatan negara ialah jabatan-jabatan yang secara langsung menjalankan tugas pimpinan negara. Menurut Logemann dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi yang berkenaan dengan fungsinya. Yang dimaksud dengan fungsi adalah lingkungan kerja yang terperinci dalam hubungannya dalam keseluruhan. Fungsi-fungsi ini dinamakan jabatan.

Menurut Bagir Manan, jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap yang berisi fungsi-fungsi tertentu secara keseluruhan mencerminkan tujuan dan tata kerja suatu organisasi. Negara berisi berbagai jabatan dan lingkungan kerja tetap dengan berbagai fungsi untuk mencapai tujuan negara, dengan kata lain jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap (kring van vaste werkzaamheden) yang diadakan dan dilakukan guna kepentingan negara yang mana jabatan tersebut bersifat tetap,

sementara pemegang jabatan (ambtsdrager) dapat berganti-ganti.36

Diantara jabatan-jabatan kenegaraan ini terdapat jabatan pemerintahan, yang menjadi obyek Hukum Tata Usaha Negara. Menurut P. Nicolai dan kawan-kawan, ada beberapa ciri yang terdapat pada jabatan atau organisasi pemerintahan, yakni:

1) Organ pemerintahan menjalankan wewenang atas nama dan tanggung jawab

sendiri, yang dalam pengertian modern, diletakkan sebagai pertanggung jawaban

      

35

SF. Marbun, Op Cit, hal. 60. 36

politik dan kepegawaian atau tanggung jawab pemerintah sendiri dihadapan hakim. Organ pemerintah adalah pemikul kewajiban tanggung jawab;

2) Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan mempertahankan norma

hukum administrasi, organ pemerintah dapat bertindak sebagai pihak tergugat dalam proses peradilan, yaitu dalam hal ada keberatan, banding atau perlawanan.

3) Organ pemerintahan juga dapat tampil menjadi pihak yang tidak puas, artinya

sebagai penggugat.

4) Pada prinsipnya organ pemerintahan tidak memiliki harta kekayaan sendiri.

Organ pemerintahan merupakan dari badan hukum menurut hukum privat dengan

harta kekayaannya.37

Sebagai suatu kenyataan hukum, negara itu merupakan suatu organisasi jabatan-jabatan (ambtenorganisatie) yang dimaksud dengan “jabatan” adalah suatu lingkungan pekerjaan tetap (kring van vaste werkzaakmheden) yang diadakan dan dilakukan guna kepentingan negara (kepentingan umum). Setiap jabatan adalah suatu lingkungan pekerjaan tetap yang dihubungkan dengan organisasi sosial tertinggi, yang diberi nama negara. Bilamana didalam hukum negara ialah jabatan negara, adapun macam-macam jabatan seperti Presiden. Yang dimaksud dengan lingkungan pekerjaan “tetap” adalah suatu lingkungan pekerjaan yang sebanyak-banyaknya dapat dinyatakan dengan tepat-teliti (zoveel mogelijk nauwakeurig omschreven) dan yang bersifat “duurzaam”, tetapi tidak setiap lingkungan pekerjaan dapat dinyatakan

      

37 Ibid.

dengan tepat-teliti. Pengertian “jabatan sementara” hanya mengenai kedudukan hukum dari yang melakukan jabatan itu. Tiap jabatan juga suatu jabatan yang diadakan untuk waktu hanya satu bulan saja bersifat “duurzaam” berarti tidak dapat diubah begitu saja. Jabatan itu subjek hukum (persoon) yaitu mendukung hak dan kewajiban suatu personifikasi, oleh hukum tata negara wewenang tersebut tidak diberi kepada pejabat (orang) tetapi diberi kepada jabatan. Sebagai subjek hukum yaitu badan hukum maka jabatan itu dapat menjamin kontinuitas hak dan kewajiban. Pejabat selalu berganti-ganti sedangkan jabatan terus menerus. Istilah alat negara (staatsorgaan), alat pemerintahan.

Logemaan menganggap jabatan sebagai persoon/ subjek hukum negara, akan tetapi sesungguhnya pejabat lebih tepat, asal pengertian ini dikorelasikan dengan status, jadi tidak melihat manusianya. Dalam bidang hukum tata negara dikenal teori yang menganggap inti hukum tata negara adalah jabatan, menurut Logemaan, negara menampakan diri dalam masyarakat sebagai sebuah organisasi, yaitu segolongan manusia yang bekerjasama dengan pembagian kerja yang sifatnya tertentu dan terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau tujuan negara. Dengan demikian kerja itu terbentuk fungsi-fungsi yaitu lingkungan kerja yang terbatas dalam rangka suatu organisasi. Bertalian dengan fungsi itu disebut jabatan. Dimana jabatan-jabatan

tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling berkaitan sehingga dapat dikatakan

bahwa negara merupakan ikatan jabatan-jabatan.38

Jabatan merupakan pribadi (person) dalam hukum tata negara positif, hukum tata negara tidak lain dari keseluruhan kaidah-kaidah khusus yang berlaku terhadap tingkah laku manusia yang memangku jabatan tertentu dan hubungan ini berlaku terus menerus, tetapi hanya selama ia memangku jabatan tersebut. Oleh karena tidak mampu bertindak sendiri maka jabatan bertindak dengan perantara

wakilnya yaitu manusia sebagai pemangku jabatan.39

Jabatan adalah suatu lingkungan pekerjaan dalam dinas publik. Yang mengandung kekuasaan yang dapat berbentuk : a) kekuasaan pengaturan (algemeen

ardenend, rule making), b) kekuasaan pelaksanaan (executing), c) kekuasaan

pengawasan (controlling, inspecting).

Disebutkan juga dalam pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1994 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural menyatakan bahwa, “Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka suatu satuan organisasi.”

Jabatan pada dasarnya terdiri atas jabatan struktural dan jabatan fungsional. Sebagaimana Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15

      

38

Soerjono Soekanto, Purwadi Caraka, Sendi-Sendi Ilmu Hukum dan Tata Usaha Negara, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti), hal. 41

39

H. Harus Alrasyid, Pengertian Jabatan Presiden, (Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti Kerjasama Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation, 2001), hal. 41.

Tahun 1994 tentang pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Struktural menyatakan bahwa, “Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dalam peraturan pemerintahan tersebut disebut jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan wewenang serta hak seorang PNS dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara.”

Sedangkan dalam Pasal 1 angka 1 Peratran Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1994 tentang jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa, Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dalam Peratutan Pemerintah ini disebut jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan wewenang serta hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.

Dalam penjelasan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1994 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural menyatakan bahwa, Jabatan struktural dalam susunan organisasi dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu jabatan struktural umum dan jabatan struktural khusus. Jabatan struktual umum pada dasarnya adalah jabatan yang bersifat pelayanan administrasi (supporting unit) dalam suatu organisasi seperti jabatan di lingkungan Sekretariat Jenderal (Kepala Biro Umum, Kepala Biro Perlengkapan, Kepala Biro Kepegawaiaan dan jabatan lain yang serupa dengan itu). Sedangkan jabatan strktural khusus adalah jabatan yang bersifat teknis operasional (lini) dalam

suatu organisasi seperti jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal (Direktur, Kepala Pusat, Kepala Balai atau Jabatan lain yang serupa dengan itu).

c. Pengertian Pejabat/ Badan Tata Usaha Negara

Membicarakan perumusan pengertian Pejabat Tata Usaha Negara maka terlebih dahulu dikemukakan beberapa istilah yang berkembang dalam praktek. Dahulu arti dari istilah “administrasi” sama dengan “tata usaha”. Istilah tersebut ditemukan dalam undang-undang dasar 1950 (Pasal 180 dan Pasal 142) Konstitusi RIS 1949 (Pasal 161 dan Pasal 192) Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970 (Pasal 10). Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Pasal 35).

Menurut Philips M Hadjon, wewenang hukum publik hanya dapat dimiliki oleh penguasa. Dalam ajaran ini terkandung bahwa setiap orang atau setiap badan yang memiliki hukum publik harus dimasukkan dalam golongan penguasa sesuai dengan defenisinya. Ini berarti bahwa setiap orang atau badan yang memiliki wewengan hukum publik dan tidak termasuk dalam daftar nama badan-badan pemerintahan umum seperti disebutkan dalam UUD 1945 harus dimasukkan dalam desentralisasi (fungsional). Bentuk organisasi yang bersifat yuridis tidak menjadi soal. Badan yang bersangkutan dapat berbentuk suatu badan yang didirikan oleh

undang-undang tetapi dapat juga badan pemerintahan dari yayasan/ lembaga yang

bersifat hukum perdata yang memiliki wewenang hukum publik.40

Nama Badan atau Pejabat merupakan usaha pembakuan istilah untuk menyebutkan “apa saja dan siapa saja” yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negara Indonesia ini.

Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara itu merupakan unsur pokok dan terbesar dari penguasa di antara sekian banyak penyelenggara urusan pemerintahan. Mereka yang disebut penguasa itu terutama berada dan berasal dari lingkungan eksekutif baik dari pusat maupun di daerah, sejak dari presiden sampai ketingkat kelurahan yang terendah.

Dalam hal menentukan apa dan siapa yang berperan sebagai penyelenggara suatu urusan pemerintahan atau eksekutif haruslah dilihat pada apa yang dilakukan, kepada fungsi atau tugasnya bukan melihat kepada yang menyelenggarakannya, bukan pula kepada kedudukan strukturalnya dimana penyelenggara itu berada.

Di luar itu terdapat unsur-unsur semi pemerintahan yang eksistensinya berdasarkan ketentuan perundangan yang sengaja diadakan dan yang lebih banyak bergerak dalam kehidupan perekonomian negara maupun pemberian jasa dan barang. Juga terdapat unsur-unsur swasta yang berdasarkan perjanjian-perjanjian hukum publik ikut serta dalam kegiatan pelayanan pemerintahan dalam masyarakat diamana berdasarkan perundang-undangan yang berlaku bersumber atau memperoleh

      

40

kekuasaan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan itu berasal dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini menunjuk terutama kepada produk-produk legislatif dari yang tertinggi (UUD dan TAP MPR) sampai yang terendah berupa PERDA.

Pengertian Pejabat Tata Usaha Negara dalam penjelasan Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang peradilan Tata Usaha Negara menyatakan bahwa, Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan demikian yang dimaksud dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dimana pendapat tersebut betul oleh karena itu cara yang perlu dilakukan untuk mengidentifikasikan badan atau pejabat tata usaha negara adalah mengadakan “klasifikasi”, yakni pendekatan yang mengklasifikasikan pejabat tata usaha negara dalam arti sempit dan luas sehingga pengidentifikasian bertata, berbentuk utuh dan tidak menimbulkan salah tafsir.

Dalam merumuskan pengertian pejabat atau badan tata usaha negara, penulis secara parsial mengacu kepada Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang peradilan Tata Usaha Negara, bahwa : Pejabat Badan Tata Usaha Negara itu adalah seseorang apapun juga namanya diberi kepercayaan oleh negara untuk menata hidup bersama termaksud menyelesaikan persoalan-persoalan secara konkrit dalam rangka realisasi kebijakan, fungsi dan tujuan negara sesuai kehendak pelaksana negara selama waktu tertentu.

Rumusan pejabat/ badan tata usaha negara dapat ditelaah dari 2 (dua) sudut, yaitu (1) perundang-undangan dan (2) keputusan Pejabat Tata Usaha Negara, yaitu :

1) Pengertian Pejabat/ Badan Tata Usaha negara berdasarkan perundang-undangn

adalah badan atau seseorang jika dalam melakukan tugas-tugas kewajibannya sebagai aparatur negara didasarkan pada hukumnya yang berlaku. Kriteria yang dipakai untuk memahami siapakah itu pejabat/ Badan Tata Usaha Negara adalah ketentuan-ketentuan hukum, dimana wewenang atau tugas-tugas kewajibannya dapat dijalankan secara sah apabila terkait oleh hukum yang memberikan kewenangan tersebut kepadanya. Dengan demikian ketentuan-ketentuan hukum merupakan landasan kewenangan Pejabat/ Badan Tata Usaha Negara. Jadi apabila seorang Pejabat/ Badan Tata Usaha Negara Melakukan perbuatan yang :

a) melanggar ketentuan perundang-undangan, maka perbuatan tersebut

melanggar hukum;

b) yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan bagian dengan melanggar/hukum dan ruang lingkup tugasnya yang telah ditetapkan.

2) Pengertian Pejabat/ Badan Tata Usaha Negara berdasarkan keputusan Pejabat/

Badan Tata Usaha Negara adalah jika kewenangan pejabat seseorang ada atau diadakan untuk menata hidup bersama, termaksud menyelesaikan persoalan- persoalan yang dihadapi, tetapi dalam hukum yang mengatur dan/atau menyelesaikan persoalan-persoalan itu tidak ada maka ia berwenang untuk mengambil keputusan dalam rangka kebijaksanaan pemerintah tertinggi (top

Jadi jelas bahwa kedudukan Pejabat/ Badan Tata Usaha Negara dilihat dalam konteks ini adalah orang yang mempunyai kedudukan yang istimewa didalam masyarakat. Hal ini disebabkan kedua kewenangan yang ia miliki tidak dimiliki oleh rakyat biasa. Ini jelas arti yang diberikan oleh Setiawan dengan mengatakan bahwa penguasa mempunyai kedudukan istimewa dalam masyarakat. Apapun namanya ia menempati kedudukan khusus dalam kehidupan masyarakat, karena tugas negara dalam memajukan kesejahteraan masyarakat, sebagai pelindung masyarakat penjaga kepentingan umum.

Dengan demikian kedudukan hukum serta kegiatan suatu BUMN pun dalam sistem pemerintahan tidak jauh berbeda dengan Badan/ Pejabat Tata Usaha Negara oleh karena peraturan pemerintah yang melahirkannya memberikan tugas dan wewenang pemerintahan kepada BUMN yang bersifat atribut yang secara umum dirumuskan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983.

Pengertian Tata Usaha Negara adalah Administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. (Pasal 1 ayat (1). Yang mana dilaksanakan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yaitu badan atau pejabat yang melaksanakan Tata Usaha Negara urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 Peradilan Tata Usaha Negara).

Perlu dibedakan “Administrasi” sebagai badan atau aparatur pemerintahan (the Administration, de Administratie) dan “administrasi” sebagai proses kegiatan- kegiatan (bestuur dalam arti dinamis). “Badan Administrasi” dalam arti institusional

adalah keseluruhan daripada badan-badan yang menyelenggarakan tugas/kegiatan- kegiatan kenegaraan di bawah pimpinan pemerintahan yang terdiri atas :

1. Badan Administrasi (Pemerintahan) Pusat adalah administrasi di bawah pimpinan

langsung dari pemerintah pusat;

2. Badan Administrasi (Pemerintahan) Wilayah adalah administrasi yang dipimpin

oleh kepala/Pemerintahan Wilayah (Gubernur, Bupati, Camat);

3. Badan Administrasi (Pemerintahan) Daerah adalah administrasi yang dipimpin

oleh Pemerintahan Daerah (Kepala Daerah dan DPRD Tingkat I, II);

4. Badan Administrasi (Pemerintahan) Badan-badan Usaha-Usaha Negara adalah

Administrasi di bawah pimpinan Direksi, Badan-badan Usaha Negara (Perum, PN, Perjan, Persero) walaupun bergerak di bidang niaga, namun administrasinya bercorak lain daripada administrasi badan-badan usaha swasta (partekelir).

5. Badan Administrasi (Pemerintahan) Desa adalah administrasi yang dipimpin oleh

Kepala Desa.41

Oleh karena itu, maka pengertian “Badan Administrasi Negara atau Badan Tata Usaha Negara”, dalam arti luas mencakup kelima bidang administrasi atau Badan Tata Usaha Negara tersebut.

Di dalam pengertian Badan Administrasi Negara atau Badan Tata Usaha Negara secara sempit dapat dibedakan antara Badan Administrasi Pusat dan Badan Administrasi di Daerah.

      

41

S. Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1981), hal. 79.

Badan Tata Usaha Negara dalam arti fungsional adalah kegerakan atau kegiatan-kegiatan daripada Administrasi/ Tata Usaha Negara (dalam arti institusional). Jadi, dibidang kenegaraan “Administrasi/ Tata Usaha Negara ”praktis dapat disamakan dengan pemerintahan atau “bestuur” dalam arti luas. Dalam badan Administrasi Negara atau Badan Tata Usaha Negara secara substansial (dilihat dari sudut bidang atau materi urusan) dapat dibedakan yang bersifat umum (General

Administration, Algemeen bestuur) dan yang bersifat khusus.42

Badan Tata Usaha Negara atau Badan Administrasi Negara umum meliputi seluruh negara dipegang langsung oleh Presiden dabantu oleh Menteri Dalam Negeri dan di luar pusat dijalankan oleh Gubernur sebagai organ pusat, Bupati, Camat, dan Kepala Desa /Lurah.

Di Indonesia penguasa Pemerintahan dan Administrasi Negara adalah sama yaitu di bawah Presiden, akan tetapi badan Pemerintahan dan Badan Tata Usaha Negara atau Administrasi Negara sebenarnya mempunyai fungsi yang berbeda dalam fungsi dan produk hukumnya.

Pada penguasa Pemerintahan berfungsi sebagai pelaksana undang-undang dengan menetapkan strategi dan policy pelaksanaan undang-undang, merumus rencana, program budget, dan instruksi untuk Administrasi Negara dan Angkatan Perang dimana produk hukum yang dikeluarkan adalah peraturan, Pembinaan Masyarakat, Kepolisian, Peradilan dan Penegakan Kedaulatan.

      

42

Sedangkan pada Penguasa Administrasi atau Tata Usaha Negara berfungsi merealisasikan undang-undang dengan menjalankan dkehendak dan perintah daripada Pemerintah (Penguasa Pemerintah) sesuai dengan peraturan, rencana, program budget, dan instruksi secara nyata, dan individual dengan produk hukum yang dihasilkan adalah penetapan (beschikking), Tata Usaha Negara, pelayanan masyarakat dan penyelenggaraan pekerjaan, kegiatan-kegiatan nyata.