• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3. Pengertian Terapi Seni ( Art Therapy )

Art therapy (terapi seni) memiliki latar belakang sebagai sebuah profesi kesehatan mental di tahun 1930. Dalam hal ini melibatkan penerapan berbagai modalitas seni termasuk lukisan, gambar, tanah liat dan patung. Art therapy memungkinkan ekspresi pikiran atau perasaan ketika verbalisasi sulit dilakukan/tidak mungkin dilakukan. Aspek estetika penciptaan seni dianggap mengangkat suasana hati seseorang, meningkatkan kesadaran diri dan meningkatkan harga diri. Terapi seni juga memungkinkan kesempatan untuk latihan mata dan tangan, meningkatkan koordinasi tangan dan mata, dan merangsang saraf dari jalur otak ke tangan.27

Istilah art therapy (terapi seni) sudah ada sejak tahun 1942 oleh Adrian Hill, seorang seniman dan guru Bahasa Inggris yang mewakili karya terapeutiknya dengan pasien-pasien temannya di Sanatorium Tuberkulose. Di Amerika Serikat, Margaret Nuambrung adalah seorang pionir utama yang bekerja di awal tahun 1940 pada Institute Psikiatri negara bagian New York di bawah sponsor psikoanalisis Nolan D.C. Lewis dan Bender dalam karyanya dengan anak-anak autis juga termasuk yang mula-mula memakai seni untuk terapi.28

Pengertian terapi seni ternyata tidak dapat hanya disimpulkan dalam pengertian tunggal saja melainkan yang bersumber dari beberapa ahli. Di bawah ini beberapa pengertian terapi seni dari para ahli, antara lain:

27Lee Morgan, “Art Therapy,” artikel diakses pada 10 Mei 2014 dari http://www.healthline.com/2014/0510/html

28

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, Art Therapy, no. 39 vol. 10 April-Juni (Surabaya: Anima 1995) h. 11.

a. Elinor Ulman menyatakan: terapi dengan seni (art therapy) meliputi serangkaian pemanfaatan terapeutik dari bahan-bahan seni visual. Pada satu ujung spectrum ditekankan seni sebagai cara berkomunikasi non-verbal, dalam kaitannya dengan asosiasi verbal dan interpretasi produk-produk seni yang berfungsi untuk membantu pengertian dan resolusi masalah-masalah emosional. Disisi lain pada satu ujung spectrum yang lain ditekankan terapi yang diperoleh dari proses artistik itu sendiri.29 b. Menurut Waller dan Gilory: terapi dengan seni (art therapy) digunakan

sebagai media seni yang berbeda dimana ada seorang pasien yang dapat bekerjasama secara bersungguh-sungguh yang kemudian membawanya dalam bentuk terapi. Terapi dan klien ini merupakan pasangan yang mencoba untuk saling memahami proses dan hasil karya seni dalam sebuah pertemuan. Dalam hubungan ini terdapat karya seni yang

memberikan sebuah nilai “dimensi” ketiga atau “tiga cara

berkomunikasi”.30

c. Menurut Tessa Dalley: in simple term, art therapy is the use of art and other viual media in a therapeutic or treatment setting.31 Secara sederhana, terapi seni adalah penggunaan seni dan media visual lainnya dalam sebuah terapeutik atau pengaturan perlakuan.

d. Menurut Judith Aron Rubin: The essence of art therapy is that is must partake of both parts of its name-it must I volve art and therapy. The goal of the art activity, therefore, must be primarily therapeutic. This might, of

29 Ibid., vol. 10,h. 110. 30 Ibid., vol. 10, h. 110. 31

Caroline Case and Tessa Dalley, The Handbook of Art Therapy (London and New York: Rouledge, 1992), h. 3.

course, include diagnosis as well as treatment; for in order to be an effective therapist, you must understand who and what you are treating. You must know about the nature of the treatment relationship, and the mechanisms that underlie helping others to change.32 Esensi terapi menurut suku kata terbagi atas seni dan terapi. Tujuan dari kegiatan seni ini pada dasarnya haruslah bersifat terapeutik. Mungkin juga dan tentunya, termasuk diagnosis yang sesuai/sebaik dengan perawatannya; untuk dapat menjadi seorang terapis, anda harus mengerti siapa dan apa yang harus mendapatkan perawatan. Anda harus mengerti tentang kelainan/pembawaaan dari sebuah hubungan perawatan dan mekanisme yang menjadi dasar dalam membantu orang lain menuju suatu perubahan. e. Menurut American Art Therapy Association (AATA): Art therapy is the use of art creation as a form of psychotherapy for people experiencing trauma or illness, seeking personal development, or struggling to deal with the day-to-day act of living. Through the act of creating art and thinking about the process and medium, people are able to develop skills that increase cognitive ability, increase awareness of self and others, and help them cope with the distressing symptoms or limitations imposed by disability or disease.33 Terapi seni adalah penggunaan penciptaan seni sebagai bentuk psikoterapi untuk orang yang mengalami trauma atau penyakit, mencari perkembangan pribadi, atau berjuang untuk menangani kehidupan sehari-hari. Melalui tindakan menciptakan seni dan berpikir

32

Judith Aron Rubin, Child Art Therapy (New York: Van Nostrand Reinhold Company Inc, 1984), second edition, h. 292.

33American Art Therapy Association (AATA), “The History of Art Therapy,” artikel

tentang proses dan media, orang mampu mengembangkan keahlian yang meningkatkan kemampuan kognitif, meningkatkan kesadaran diri dan orang lain, dan membantu mereka mengatasi gejala menyedihkan atau keterbatasan yang ditetapkan oleh cacat atau penyakit.

Studi mengenai art therapy sebagai suatu wawasan baru dalam dunia psikologi, psikoterapi, pekerjaan sosial, dan pendidikan seni saat ini telah banyak digunakan di pusat-pusat penelitian, rehabilitasi, rumah sakit, dan Departemen Kesehatan. Penerapannya dibeberapa tempat tersebut membuktikan kesanggupannya untuk berperan sebagai alat bantu dan sebagai metode utama dalam program treatment.

Seni tidak harus selalu dikaitkan dengan seniman seperti penari, pelukis, atau penyanyi. Seni bersifat universal dan bisa digunakan oleh siapa saja. Tidak hanya untuk memuaskan mata dan menyenangkan telinga, seni juga bisa menjadi obat. Terapi seni atau yang dikenal dengan

art therapy, bisa membantu mengatasi trauma serta masalah tekanan mental lainnya. Seni merupakan hal yang menyenangkan dan menenangkan. Penderita trauma mental atau gangguan emosi, dapat menjadikan terapi seni ini sebagai metode pilihan. Terapi ini didasarkan pada keyakinan bahwa proses kreatif seperti menggambar, melukis, atau membuat kerajinan lainnya bersifat menyembuhkan dan menguatkan kehidupan.

Dokumen terkait