• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan mengenai Higiene Dan Sanitasi

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 99-105)

5. HASIL PENELITIAN

5.3 Gambaran Umum Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Warga Sekolah SMAN 2

5.3.16 Pengetahuan mengenai Higiene Dan Sanitasi

Seorang informan pedagang dan sebagian besar guru SMAN 2 Tangerang Selatan menyatakan higienis berarti bersih, seorang informan pedagang menyatakan arti higienis adalah makanan pas, seorang guru menyatakan higienis sebagai sehat, sementara seorang informan pedagang menyatakan tidak tahu arti higienis. Sebagian besar informan pedagang tidak mengetahui arti sanitasi, sementara seorang pedagang menyatakan sanitasi untuk air mengalir. Sementara para guru mentakan sanitasi sebagai cara atau kegiatan untuk mencapai kebersihan, sirkulasi udara, dan saluran air.

Informan pedagang mengetahui bakteri dan kuman, para informan guru mengetahui mikroorganisme atau mikroba dan para informan pedagang menyatakan sumber mikroba, mikroorganisme, kuman atau bakteri berasal dari sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan, makanan tidak bagus, ataupun makanan kadaluwarsa, barang- barang, lingkungan yang tidak bersih, lalat, polusi udara dan tubuh. Sementara para guru menyatakan sumber mikroba, mikroorganisme, kuman atau bakteri terdapat dimana- mana, udara, air, tempat lembab, kulit manusia, sampah, air tergenang, makanan sisa, hewan kecil, dan pengolahan makanan yang kurang baik.

83

“...bakteri itu ada dimana2, tidak keliatan ada dimana- mana, ada di udara, di air, terutama di tempat2 yg lembab...” (informan kepala sekolah SMAN 2 Tangerang Selatan)

Menurut informan cara menjaga kebersihan pengolah adalah dengan cara mengganti baju setiap hari, mengenakan pakaian yang bersih, dicuci, dan digosok, menggunakan celemek yang bersih, mencuci tangan, memiliki kuku yang tidak panjang, menggunakan topi, menutup rambut, atau mengikat rambut, tidak mengobrol saat memasak, serta lingkungan, peralatan, dan bahan yang bersih.

“... pake celemek, juga harus bersih...”(Informan pedagang SMAN 2 Tangerang Selatan)

Sebagian besar informan pedagang menjaga sanitasi peralatan dengan mencucinya dengan sabun, sementara sisanya menyatakan mencuci peralatan dengan bersih setelah dan sebelum memasak. Para guru menyatakan cara menajaga sanitasi peralatan adalah dengan segera mencuci setelah digunakan, jika peralatan berkerak atau berminyak sebaiknya direndam terlebih dahulu, dibersihkan atau dicuci dengan air mengalir dan sabun, seerta disimpan di tempat yang kering, tertutup, dan aman.

Jawaban informan pedagang atas arti hama berbeda- beda, seorang informan menyebutkan contoh alih- alih pengertian, yaitu lalat dan kecoa, seorang informan menyatakan hama merusak makanan atau tumbuhan dan menyebut contohnya kecoa, tikus,dan lalat, dan informan terakhir menyatakan hama yang berada di tanaman dan menyebutkan contohnya hama padi. Seagian besar guru menyatakan hama menyerang tanaman, seperti serangga yang menyerang tanaman, sementara seorang guru menyatakan hama adalah hewan yang merugikan, seperti lalat, tikus, dan kecoa. Sebagian besar pedagang dan guru menyatakan cara mencegah hama adalah dengan menjaga kebersihan. Cara mencegah hama lain yang disebutkan adalah dengan tidak ada sisa makanan,

menutup makanan atau dengan kaca untuk mencegah lalat, mengepel lantai dengan karbol, serta dengan membasmi tikus dan kecoa.

Sebagian informan pedagang dan guru SMAN 7 Tangerang menyatakan higiene berarti besih dan harus steril. Sanitasi diartikan sebagai bersih dan resapan air bagi sebagian informan pedagang sementara sisanya tidak mengetahui arti sanitasi. Para guru menyatakan sanitasi sebagai segala sesuatu yang mendukung terciptanya kebersihan, untuk bersih sehat, dan saluran, dan seorang guru tidak mengetahui arti sanitasi.

Seluruh informan pedagang mengetahui bakteri dan kuman meskipun tidak dapat menjabarkan arti harfiahnya, dan menyatakan bahwa sumber bakteri atau kuman dari kotoran atau yang kotor, tangan, air, makanan, makanan yang tidak ditutup, debu, dan sampah. Sementara para guru mengetahui arti mikroba, mikroorganisme, bakteri, atau kuman dimana sebagian besar menyatakan terdapat yang baik dan buruk atau menguntungkan dan merugikan.

Menurut informan pedagang maupun guru cara menjaga higiene pengolah adalah dengan menjaga baju, menggunakan jilbab agar rambut tidak jatuh, selalu mencuci tangan, tidak mengelap tangan di baju, mencuci sebelum memasak, mengganti pakaian, badan, tempat, perlatatan dan bahan makanan harus bersih. Sebagian besar informan pedagang menyatakan cara menjaga sanitasi peralatan adalah dengan mencuci, dimana seorang informan menambahkan, sebelum pemakaian dicuci terlebih dahulu, informan lain menambahkan mencuci dengan air bersih kemudian dilap, dan informan lain menyatakan mencuci dengan sabun. Informan tidak mengatakan mencuci sebagai cara menjaga sanitasi peralatan, namun dengan dibersihkan dan dimasukan dalam plastik. Para guru menyatakan menjaga sanitasi peralatan adalaah dengan dicuci bersih menggunakan sabun dan menyimpan pada tempatnya.

“...cuci tangan yg bersih...” (Informan pedagang SMAN 7 Tangerang)

“...dicuci, dengan air bersih, kemudian di lap...” (Informan pedagang SMAN 7 Tangerang)

85

Pengertian hama oleh pedagang berbeda- beda, yaitu hama tanaman semacam bakteri, dan hewan yang merugikan, yang keduanya mencotohkan dengan tikus dan wereng, seorang informan mengartikan hama dengan wereng yang di sawah, dan seorang informan tidak mengetahui arti hama. Guru juga mengartikan hama secara berbeda- beda,meskipun sebagian mneyatakan hama adalah hewan yang menyerang tanaman dengan contoh, serangga dan hama padi, sementara seorang guru menyatakan hama adalah zat- zat pengganggu dengan contoh hama tikus, seorang guru menyatakan hama adalah binatang yang datang dariluar dengan contoh tomcat dan kecoa. Cara mencegah hama kecoa menurut sebagian pe pedagang adalah dengan menggunakan kapur ajaib, seorang pedagang menyatakan mencegah hama dengan disemprot, seorang pedagang dan seluruh guru menyatakan cara mencegah hama adalah menjaga kebersihan dan kerapihan, dengan tidak meninggalkan sisa makanan secara sembarangan, seorang informan pedagang meski awalnya mengatakan tidak tahu tapi kemudian menyatakan lalat susah dicegah dan tikus harus ditunggui kucing.

5.3.17 Sikap mengenai Higiene Dan Sanitasi

Menurut seluruh informan SMAN 2 Tangerang Selatan di kantin tidak terdapat tikus, dan sebagian besar menyatakan begitu juga dengan kecoa, sementara semua menyatakan bahwa lalat ada, dimana sebagian besar menyatakan cara mencegah di kantin ini adalah dengan menutup makanan. Para guru juga menambahkan cara mencegah hama di kantin ini dengan telah menjaga kebersihan, sudah dipel, setiap hari, tidak terdapat sisa makanan, dan sampah telah dibuang setiap hari.

Seluruh informan pedagang dan guru menyatakan kantin sudah bersih dan didukung dengan informasi tambahan adanya piket setiap hari secara bergantian. 8 dari 10 siswa menyatakan kantin telah bersih meskipun masih terdapat beberapa catatan seperti peralatan kadang kurang bersih, dan penggunaan tanpa dicuci terlebih dahulu seperti blender dan adanya makanan yang sudah dilarang namun tetap dijual, seorang siswa menyatakan kantin cukup bersih dengan alasan penjual kadang kurang bersih, dan seorang siswa menyatakan kantin belum bersih dan

menambahkan sebaiknya untuk menjaga kebersihan tangan pedagang, mengenakan sarung tangan.

Hampir semua pedagang dan seorang guru SMAN 7 Tangerang menyatakan terdapat hama di kantin, seorang menyatakan dulu terdapat kecoa di bawah meja, seorang menyatakan hama ada jika sedang liburan, dan seorang menyatakan jarang ada kecoa dan tikus di kantin, sementara sebagian besar guru menyatakan tidak ada hama di kantin. pencegahan hama di kantin sendiri menurut sebagian pedagang dengan kapur ajaib pada kecoa, yang lain menyebutkan cara mencegah hama di kantin mengusir dengan sapu dan diberi obat. Seorang pedagang menyatakan untuk mencegah tikus dengan rolling door. Para guru menyatakan cara mencegah hama di kantin adalah dengan menjaga kebersihan dan tidak menginapkan makanan di kantin.

Sebagian besar informan pedagang kemudian menyatakan kantin sudah bersih, sementara seorang informan menyatakan kantin kurang bersih dan tidak begitu rapi. Seorang gurumenyatakan kantin sudah bersih terlihat melalui pengolah yang telah bersih- bersih dna peralatan yang bersih, sementara sebagian guru menyatakan kebersihan kantin masih harus ditingkatkan. 7 dari 19 siswa menyatakan kantin belum bersih, terutama dari tempat, beberapa mengatakan pedagang telah bersih dan beberapa menyatakan pedagang mengolah makanan kurang bersih, beberapa tambahan siswa adalah cara cuci dan pengolahan kurang baik dan bersih, makanan terbuka, dan lap yang digunakan untuk mengelap hanya satu buah dan tidak diganti. Sementara 3 siswa menyatakan kantin sudah bersih dengan alasan pagi- pagi kantin sudah dibersihkan dan membakar sampah.

5.3.18 Perilaku mengenai Higiene Dan Sanitasi

Kebersihan kantin SMAN 2 Tangerang Selatan sangat terlihat, dari tempat makan hingga kios. Terdapat piket pedagang setiap hari, dan kios selalu dijaga kebersihannya. Kebersihan pengolah makanan sendiri hanya dapat dilihat dari pakaian, beberapa pengolah makanan telah mengenakan celemek, tidak ada pemakaian perlengkapan kerja yang lain selain celemek. Selama observasi belum terlihat pengolah makanan yang mencuci tangan, meskipun telah terdapat poster kecil mengenai cara mencuci tangan yang baik di atas bak cuci. Terdapat

87

peralatan masak, seperti blender yang tidak langsung dicuci setelah pembuatan minuman, dimana blender hanya dibilas air kemudian digunakan untuk membuat minuman lain, pencucian tidak menggunakan air panas hanya menggunakan sabun, dan dicuci dengan air mengalir. Selama observasi hanya ditemukan lalat.

Kebersihan kantin SMAN 7 Tangerang masih kurang terlihat, meja makan hingga kios pedagang kurang bersih. Pedagang tidak langsung membersihkan meja dengan kotoran, kios dibersihkan setiap pulang. Terkadang saat pengolahan kios terlihat kotor dan berantakan. Kebersihan pengolah makanan hanya terlihat melalui pakaian, tidak terlihat pemakaian perlengkapan kerja selama observasi berlangsung. Tidak terlihat pengolah makanan yang mencuci tangan sebelum mengolah makanan. Peralatan masak juga tidak segera dicuci setelah pemasakan melainkan digunakan untuk pemasakan berikutnya, pencucian tidak menggunakan air panas, menggunakan sabun, dan dicuci dalam sebuah ember yang menampung air,. Selama observasi hanya terdapat lalat di kantin.

5.4 Peran dan Dukungan Kepala Sekolah dan Guru SMAN 2 Tangerang Selatan dan SMAN 7 Tangerang terhadap Program Kantin Sehat

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan observasi diketahui kepala sekolah SMAN 2 Tangerang Selatan berperan sangat aktif dalam pelaksanaan program kantin sehat sekolah, dimulai dari perombakan kantin yang dilakukan pada tahun 2010 untuk memenuhi syarat bangunan kantin sehat, perancangan sendiri sumber air bersih dan saluran pembuangan air, hingga membuat peraturan tertulis, dan pengawasan berupa uji sampel makanan jajanan. Kepala sekolah juga membentuk tim guru untuk pengawasan kantin sehat. Guru di SMAN 2 Tangerang Selatan juga berperan dalam pelaksanaan kantin sehat, para anggota koperasi sebagai pengawas formal kantin sekolah, sementara guru bertugas sebagai pengawas informal. Beberapa guru juga memainkan peranan dengan memberitahu siswa tentang jajanan sehat dan jajanan berbahaya.

Kepala sekolah SMAN 7 Tangerang saat ini baru menjabat beberapa bulan, sehingga menurut informan wawancara belum sempat mengurusi kantin sekolah, namun kepala sekolah sebelumnya berperan dalam menjadikan kantin lebih sehat yaitu dengan membuat peraturan tentang makanan yang boleh dan

tidak boleh dijual di kantin serta melakukan penyuluhan secara langsung terhadap pedagang. Guru yang merupakan anggota koperasi juga melakukan peranan sebagai pengawas kantin sekola, dengan sering melakukan kunjungan ke kantin. Sementara beberapa guru memberikan pengarahan pada siswa untuk tidak jajan sembarangan dan lebih baik membawa bekal.

5.5 Peran Pengelola Kantin, Fasilitas, dan Kebijakan Sekolah SMAN 2

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 99-105)