• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap mengenai Kantin dan Kantin Sehat

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 66-71)

5. HASIL PENELITIAN

5.3 Gambaran Umum Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Warga Sekolah SMAN 2

5.3.2 Sikap mengenai Kantin dan Kantin Sehat

Semua informan SMAN 2 Tangerang Selatan bersikap positif mengenai kantin sekolah telah menerapkan kantin sehat, dimana menurut informan kepala

sekolah, kantin sehat telah diadakan sejak tahun 2007, namun saat itu kondisi kantin belum mendukung kantin sehat dan baru dirombak untuk memenuhi kriteria kantin sehat pada tahun 2010, informan guru dan pedagang menyatakan kantin sehat telah diadakan sejak mengikuti lomba sekolah sehat 5 tahun yang lalu atau diadakan sejak tahun 2007 atau 2008, dan berkembang secara bertahap, sementara seorang informan guru dan sebagian besar pedagang menyatakan kantin sehat diadakan sejak 2 tahun yang lalu, para siswa sendiri kebanyakan menyatakan kantin sehat diadakan sejak akan mengikuti lomba sekolah sehat,tanpa menyebutkan waktu spesifik, sementara 2 siswa menyatakan kantin diadakan sejak satu setengah tahun yang lalu dan sejak kelas 1 semester 2.

Menurut seluruh informan pedagang SMAN 2 Tangerang Selatan kantin sehat penting dengan alasan untuk menjaga siswa tetap sehat dan membiasakan diri tetap sehat. Sebagian besar menyatakan penerapan kantin sehat tidak sulit sementara seorang informasi menyatakan awalnya menyulitkan dengan banyaknya aturan, terutama di bagian kebersihan, namun lama- lama terbiasa.

“yah mungkin kebersihannya, banyak aturan. Namanya jualan kan sibuk kalo pagi, sementara semuanya harus bersih, tapi lama2 udah biasa...” (informan pedagang SMAN 2 Tangerang Selatan)

Semua informan pedagang setuju bahwa pedagang berperan dalam program kantin sehat, dengan alasan pedagang yang menyediakan makanan termasuk untuk guru, pedagang yang membersihkan kantin, dan hidup sehat anak – anak terjadi karena pengolah kantin.

Informan guru menyatakan kantin sekolah sudah baik dan sudah memenuhi standar kantin sehat, dan seluruhnya menyatakan kantin telah dapat dikatakan kantin sehat, seorang informan guru menyatakan hal tersebut terlihat dari tempat, jenis makanan, dan sertifikat yang sudah dimiliki kantin, sementara kepala sekolah merasa kantin masih dapat ditingkatkan. Sebagian besar informan guru tidak merasa puas dengan pelayanan kantin, seorang informan menambahkan bahwa kantin harus selalu dibina, sementara seorang informan sudah merasa puas dengan pelayanan kantin. Saat ditanya sikap para guru jika hal yang bertentangan

51

terjadi di kantin mereka menjawab akan menegur, dan kepala sekolah serta anggota koperasi menambahkan akan mengeluarkan pedagang.

Menurut seluruh informan guru siswa mengetahui mengenai makanan sehat dan aman, bergizi seimbang dan beragam, cara mengolah makanan yang baik, dan kantin sehat, namun seorang informan guru merasa siswa tidak mengetahui cara mengolah makanan yang baik.

Peran kepala sekolah dalam program kantin sehat menurut kepala sekolah adalah sebagai penanggung jawab utama sekolah, memastikan seluruh warga menjaga kebersihan dan ketertiban, sementara anggota koperasi mengatakan peran koperasi adalah sebagai pengendali makanan dan aturan di kantin, dan guru merasa semua guru terlibat dalam kantin sehat, sebagai pengguna jasa kantin untuk mengingatkan jika ada kantin yang kotor.

Semua informan guru tidak pernah mendapat penyuluhan atau pelatihan terkait kantin sehat, namun kepala sekolah mengatakan mempelajari sendiri program kantin sehat. Menurut para informan guru pengawasan kantin sehat dilakukan secara berkala, seminggu sekali oleh koperasi dan tim guru yang dibentuk untuk lomba sekolah sehat, serta bekerjasama dengan laboratorium faramasi salah satu universitas untuk melihat terdapat kandungan pewarna atau pengawet dalam suatu makanan, dan jika terdapat laporan baik dari guru ataupun siswa maka akan ditindaklanjuti oleh koperasi.

Para informan siswa menyatakan bahwa para pedagang di kantin telah mengetahui tentang kantin sehat, terlihat oleh adanya sertifikat atau piagam dari puskesmas, dan adanya sosialisasi, 2 dari 10 siswa merasa pedagang telah menerapkan hal tersebut, namun hampir separuh dari siswa tersebut merasa pedagang tidak menerapkan hal tersebut. Sebagian siswa merasa sudah puas dengan pelayanan kantin, sementara seorang siswa tidak puas karena makanan yang kurang beragam, dan seorang siswa merasa kantin masih kurang dalam kebersihan dan makanan. Sebagian siswa merasa katnin telah kantin sehat, dan sebagian merasa kantin belum dapat dikatakan kantin sehat dengan alasan belum sempurna mencapai standard, makanan masih ada yang harus diperbaiki, dan terkadang makanan sering tidak ditutup sehingga dihinggapi lalat. 2 dari 10 siswa pernah mendapat penyuluhan terkait jajanan sehat, yang seorang saat SMP,

sisanya saat SMA oleh puskesmas. 7 dari 10 orang siswa pernah mendengar guru membahas tentang jajanan sehat, seorang dari mereka mendengar saat SD tentang 4 sehat 5 sempurna, dan sisanya saat SMA tentang jajanan di kantin. semua informan merasa kantin sehat penting, untuk menjaga diri, masa depan, menunjang hidup sehat, agar sehat, tidak mudah sakit, meningkatkan kemampuan saat belajar, seta mengajari hidup sehat.

Sebagian besar informan pedagang dan guru di SMAN 7 Tangerang mengatakan kantin sehat sudah dilaksanakan di kantin, seorang menambahkan meski sudah diadakan namun belum ada peraturan yang menjelaskan. Sementara seorang informan, seorang guru serta seluruh siswa FGD menyatakan kantin sehat belum dengan alasan kantin belum bagus. Sebagian besar yang menyatakan kantin sehat telah dilaksanakan memberi jawaban yang berbeda kapan kantin sehat mulai diadakan, seorang informan menyatakan sejak 2, 5, dan 6 tahun yang lalu, seorang menyatakan sejak tahun 2002, sementara yang satu menyatakan kantin sehat diadakan sejak kepala sekolah sebelumnya, dan seorang tidak tahu sejak kapan kantin sehat diadakan di sekolah tersebut. Hambatan kantin sehat menurut seorang yang mengatakan belum diadakannya kantin sehat adalah biaya, sarana, dan lokasi.

“... terkendala dengan biaya....sarana ... lokasi. ...kemampuan kita untuk menyiapkan itu semua belum ada” (Informan guru SMAN 7 Tangerang)

Semua informan pedagang SMAN 7 Tangerang menyatakan bahwa kantin sehat penting dengan alasan kesehatan, dan semua merasa penerapan program kantin sehat tidak akan menyulitkan, seorang informan menambahkan jika bersama tidak sulit, sementara yang lain karena hanya disuruh menjual makanan sehat tidak susah. Sebagian informan menyatakan hal yang akan menyulitkan dalam kantin sehat adalah kurangnya fasilitas dan bangunan kantin yang katanya akan dibangun lagi namun belum dibangun. Sebagian besar menyatakan peran mereka dalam program kantin sehat jika diadakan sebagai pedagang, sementara seorang informan menyatakan pedagang ikut menjaga kebersihan.

53

Sebagian dari guru merasa kantin sudah cukup dengan terbatasnya fasilitas, karena tidak ada siswa yang keracunan, sementara sebagian lagi merasa kantin harus ditingkatkan dari sisi tempat, pengaturan tempat, dan kebersihan pengelola, dan sebagian besar guru merasa puas dengan pelayanan kantin. Sebagian merasa kantin telah dapat disebut kantin sehat, sementara sebagian merasa kantin belum dapat dikatakan kantin sehat karena tempat, kebersihan, dan fasilitas yang kurang. Jika ada hal yang bertentangan dengan peraturan terjadi di kantin sikap seluruh guru adalah menegur.

Menurut para guru ada siswa yang mengetahui, ada sebagian yang tahu, dan siswa tidak mengetahui tentang makanan sehat dan aman, sebagian guru merasa siswa tahu tentang gizi seimbang dan beragam, namun tidak menerapkannya, sementara menurut seorang guru sebagian siswa mengetahui gizi seimbang dan beragam. Menurut seluruh guru siswa tidak mengetahui tentang cara mengolah makanan yang baik, dan sebagian besar guru mengatakan murid mengetahui tentang kantin sehat.

Menurut para guru mereka berperan dalam kantin sehat sebagai penanggung jawab terhadap sekolah dan pribadi, sebagai fasilitator, motivator, dan ikut menjaga kebersihan kantin, serta secara tidak langsung memberi saran tetang jajanan yang sebaiknya dibeli.

Semua guru tidak pernah mendapat penyuluhan ataupun pelatihan tentang kantin sehat. Menurut sebagian besar guru pengawasan kantin dilakukan dengan manajemen mengingatkan pada pengurus, pengontrolan oleh koperasi dan pihak sekolah, yaitu kepala sekolah dan guru, serta siswa, sementara koperasi mengontrol kebersihan dan kualitas makanan setiap hari, dengan cara ke kantin dan bertanya tentang bahan makanan, tanpa ada waktu tertentu.

“... tempatnya belum terlalu layak...” (Informan guru SMAN 7 Tangerang)

“fasilitasnya tidak sesuai dengan kriteria...” (Informan guru SMAN 7 Tangerang)

4 dari 19 siswa merasa pedagang kantin tidak mengetahui tentang kantin sehat dan setengah diantaranya merasa belum ada penerapan kantin sehat di kantin, sementara 3 siswa yang mengatakan pedagang mengetahui tentang kantin

sehat, juga merasa belum adanya penerapan kantin sehat. Sementara 3 orang siswa tidak mengetahui apakah pedagang mengetahui tentang kantin sehat atau tidak, namun seorang siswa merasa kantin sehat telah diterapkan di kantin sekolah. Lebih dari setengah informan menilai kantin sekolah masih kurang, baik dari kebersihan, tempat, peralatan makan, dan belum adanya kontrol. 5 dari informan merasa tidak puas dengan pelayanan kantin sehat, dengan alasan waktu pembuatan makanan yang kurang cepat. 2 dari 19 informan siswa merasa kantin sekolah telah dapat dikatakan kantin sehat dengan alasan makanan telah baik, dengan menggunakan sayur dan sudah bersih. Sementara 8 dari 19 informan siswa merasa kantin sekolah belum dapat dikatakan kantin sehat, dengan alasan kurang terawat, masih kotor, tempat sampah bau dan dekat dengan tempat makan, dan makanan kurang bergizi.

14 dari 19 siswa pernah mendengar guru membahas tentang jajanan sehat serta menyuruh siswa membawa bekal dari rumah, seorang siswa pernah mendengar teman membahas tentang jajanan sehat, sementara sisanya tidak pernah mendengar guru ataupun teman membahas tentang kantin sehat ataupun jajanan sehat. Lebih dari setengah informan merasa kantin sehat penting sementara sisanya tidak memberi pernyataan. Alasan kantin sehat penting menurut informan adalah untuk menjaga kesehatan, membuat kantin menjadi lebih bagus, karena siswa merasa bergantung kepada makanan, siswa lama di sekolah, dan untuk mengontrol makanan di kantin.

“...masih kurang tempatnya, ... makanannnya kurang memadai, kurang bervariasi ...” (Informan siswa SMAN 7 Tangerang)

“Penting, seharian ... di sekolah ...ada kantin sehat kan makanan lebih ke kontrol...” (Informan siswa SMAN 7 Tangerang)

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 66-71)