• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV SANKSI ADMINISTRASI PERPAJAKAN YANG DAPAT

C. Sanksi Administrasi Perpajakan Yang Dapat Dikenakan

3. Sanksi Administrasi berupa Kenaikan

Adanya sanksi administrasi berupa bunga dan denda yang dikenakan pada wajib pajak yang mangkir atau melanggar ketentuan aturan hukum pajak agaknya tidak cukup untuk membuat mereka menjadi insan yang taat pada pajak. Dalam hal ini maka sanksi berupa kenaikan diberikan kepada mereka yang melanggarnya.

Sanksi ini ditujukan kepada wajib pajak yang tidak membayar lunas terhadap jumlah pajak yang terutang. Sanksi administrasi berupa kenaikan UU PDRD Pasal 97 ayat (3) mengatakan Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.156

155 Peraturan Daerah Kota Medan No. 1 tahun 2011, Pasal 11 ayat (2)

156 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 97 ayat (2) joncto Pasal 14 ayat (2) Perda Kota Medan Nomor 1 tahun 2011

Sanksi administrasi perpajakan yang dapat dikenakan atas BPHTB kurang bayar oleh wajib pajak di Kota Medan, sesuai Perda Kota Medan Nomor 1 tahun 2011 Pasal 11 ayat (2) yaitu dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak. Dan Pasal 14 ayat (2) yang ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak dan sanksi administrasi berupa kenaikan UU PDRD Pasal 97 ayat (3) mengatakan Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Fiskus tidak berwenang untuk melakukan verifikasi pemungutan BPHTB di Kota Medan, sebelum wajib pajak melakukan pembayaran, karena berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah joncto Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak. Sistem pemungutan BPHTB adalah self assessment system. Dengan demikian Perwal No. 24 tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan BPHTB tidak dapat digunakan untuk melakukan verifikasi BPHTB, karena bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah joncto Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak sebagaimana telah dirubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah.

2. Upaya fiskus dalam menetapkan BPHTB kurang bayar yang tidak sesuai dengan Nilai Perolehan Objek Pajak yang seharusnya di Kota Medan

mempunyai kewenangan melalui jalur penelitian dan pemeriksaan.

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 100 joncto Pasal 14 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 tahun 2011 merupakan kewenangan fiskus dari jalur penelitian. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 97 joncto Pasal 11 Perda Kota Medan Nomor 1 tahun 2011 tentang BPHTB merupakan kewenangan fiskus dari jalur pemeriksaan.

3. Sanksi administrasi perpajakan yang dapat dikenakan terhadap wajib pajak atas BPHTB Kurang Bayar sesuai Perda Kota Medan Nomor 1 tahun 2011 Pasal 11 ayat (2) yaitu dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak. Selanjutnya berdasarkan Pasal 14 ayat (2) yang ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak sedangkan sanksi administrasi berupa kenaikan UU PDRD Pasal 97 ayat (3) mengatakan Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100%

(seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan sebagaimana tersebut di atas maka ada beberapa hal yang penulis sarankan, antara lain :

1. Pemerintah Kota Medan hendaknya merevisi atau mencabut Peraturan Walikota Medan No. 24 Tahun 2011 Tentang Verifikasi, karena bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Jo PP nomor 91 tahun 2010 sebagaimana telah dirubah menjadi PP Nomor 55 tahun 2016.

2. Fiskus yaitu Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah harus memanfaatkan kewenangan yang telah diberikan oleh undang-undang melalui jalur penelitian maupun pemeriksaan, untuk mengenakan BPHTB kurang dibayar. Melalui jalur penelitian produk hukumnya surat tagihan pajak daerah BPHTB (Pasal 100 UU PDRD), sedangkan dari jalur pemeriksaan produk hukumnya yaitu SKPDKB BPHTB (Pasal 96 ayat 5 UU PDRD), dan SKPDKBT BPHTB (Pasal 97 ayat 3 UU PDRD).

3. Fiskus diharapkan memberikan sanksi administrasi berupa denda, bunga dan kenaikan atas BPHTB yang kurang bayar oleh wajib pajak, melalui produk hukum STPD BPHTB, SKPDKB BPHTB, dan SKPDKBT BPHTB.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Aini, Hamdan. Perpajakan, Cetakan Ketiga, Bumi Aksara, Jakarta, 1993.

Ali, Achmad.Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan (Judicialprudence) Termasuk Undang-Undang (Legisprudence) Volume I Pemahaman Awal, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010.

Ananda, Candra Fajri. dkk. Analisa Dampak Pengalihan Pemungutan BPHTB Ke Daerah Terhadap Kondisi Fiskal Daerah, Jakarta: Tim Asistensi Kementerian Keuangan Bidang Desentralisasi Fiskal, 2012

Anastasia, Diana. Perpajakan Indonesia Konsep, Aplikasi dan Pemungutan Praktis. Yogyakarta, Andi, 2009.

Bohari, Pengantar Hukum Pajak. Jakarta: Rajawali,2012.

Brotodiharjo dan R Santoso, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Bandung:Refika Aditama, 2013

Harsono, Boedi. Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, isi dan pelaksanaannya, Hukum tanah Nasional Jilid I, Jakarta: Djambatan, 2007.

HR, Ridwan Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.

Jeddawi, Murtir. Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah (Analisis Kewenangan, Kelembagaan, Managemen Kepegawaian, dan Peraturan Daerah), Yogyakarta: Total Media, 2008.

Ibrahim, Johnny. Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:

Bayumedia Publishing, 2011.

Indroharto. Usaha Memahami Undang-undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku I, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993.

_________. Delegasi Kewenangan Pada Pejabat Administerasi Negara, Jakarta, Mandar Maju, 2004

Judisseno, K Rimsky .Perpajakan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001 Ilyas, Wirawan B Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2003.

Ilyas, Wirawan B dan Richard Burton, Hukum Pajak: Teori, Analisis, dan Perkembangan, Edisi Keenam, Jakarta: Selemba Empat, 2013.

Irwansyah, et.al.Review Pajak Orang Pribadi dan Orang Asing, Yogyakarta:

Salemba Empat, 2010,

Kelsen, Han dan Lars Vinx, Pure Theory of Law, Newgen Imaging System (P) Ltd: Chennai, 2007.

Koentjoro, Diana Halim. Hukum Administrasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.

Mahendra, Oka dan Hasanuddin, Tanah dan Bangunan: Tinjauan dari Segi Yuridis dan Politis, Jakarta: Pustaka Manikgeni, 1997.

Mardiasmo, Perpajakan, edisi revisi, Jakarta: Andi Offset, 2016.

Marzuki, Peter Mahmud. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

ND, Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif

& Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Pudyatmoko, Sri Y. Pengantar Hukum Pajak,Yogyakarta: Andi,2009.

Rahayu, Siti Kurnia. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Saidi, Muhammad Djafar dan Eka M. Djafar, “Kejahatan di Bidang Perpajakan”, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Saidi, Muhammad Djafar. Pembaruan Hukum Pajak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.

Sari, Diana. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung, Refika Adimata, 2013 Setyawan, Setu. Perpajakan Indonesia, UMM Press, 2009.

Siahaan, Marihot Pahala. Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Teori Dan Praktek, Edisi I ,Cet. I, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005.

____________________.Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2013.

Siti, Resmi. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Keenam, Jakarta: Selemba Empat. 2011.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: IU Press, 2014.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan Kelima, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.

Soemitro, Rochmat, Pajak Bumi dan Bangunan, Bandung: Eresco, 1989.

Sony, Devano dan Siti Kurnia Rahayu. Perpajakan, Konsentrasi, Teori dan Isu. Jakarta: Penada Media Group, 2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung:

Alfabeta, 20169

Suandy, Erly. Hukum Pajak, Edisi Ketiga, Jakarta : Salemba Empat, 2005.

___________. Perencanaan Pajak.Jakarta : Erlangga, 2008.

Supramono dan Theresia Woro Damayanti. Perpajakan Indonesia (mekanisme dan perhitungan), Yogyakarta: Andi, 2009

Supriapti, Eny dan Setu Setyawan, Perpajakan, Malang: Bayu Media, 2004.

Sutedi, Adrian. Hukum Pajak dan Retribusi Daerah, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008

SW, Maria. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2002.

Syofyan, Syofrin dan Asyhar Hidayat, Hukum Pajak dan Permasalahannya, Bandung : Refika Aditama, 2009.

Tjahjono dan Husein, Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan.

Jakarta Elex Media Komputindo, 2005,

Thaib, Dahlan. Teori dan Hukum Konstitusi, Jakarta : Grafindo Persada, 2008.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, Perpajakan Indonesia (Pembahasan Sesuai Dengan Ketentuan Pelaksanaan Perundang-Undangan Perpajakan), Jakarta; Salemba Empat, 1999.

____________________________.Perpajakan Indonesia, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

Peraturan Walikota Medan Nomor 24 tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

Jurnal/Artikel/Tesis

Bastari,Sistem Pemungutan BPHTB dalam Seminar BPHTB Pasca Pengalihan Dari Pajak Pusat Menjadi Pajak Daerah di Medan pada tanggal 29 Januari 2013

Fajaruddin.Implikasi Penghapusan Verifikasi BPHTB terhadap Pendapatan daerah. Jurnal Pembangunan Perkotaan, Vol. 4 No. 1, Juni 2016.

Fence Wantu, Mewujukan Kepastian Hukum, Keadilan dan Kemanfaatan Dalam Putusan Hakim di Peradilan Perdata, Jurnal Dinamika Hukum, (Gorontalo) Vol. 12 Nomor 3, September 2012.

Frinan Satria, Perspektif Hukum Perpajakan Terhadap Penagihan Pajak Atas Bphtb Yang Kurang Dibayar Oleh Wajib Pajak Di Medan, Tesis Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2018.

I Wayan Suandi, Penggunaan Wewenang Paksaan Pemerintah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Provinsi Bali, Surabaya: Disertasi Universitas Airlanggar, 2003.

Muhammad Rangga. Analisis Perbandingan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Perumahan Griya Paniki Indah Manado Berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak Dan Petazona Nilai Tanah, Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 3A, November 2017.

Philipus M Hadjon, Tentang Wewenang Pemerintahan (bestuursbevoegheid), Pro Justitia, Tahun XVI Nomor 1 Januari, 1998.

R. Murjiyanto dan Samun Ismaya. Kepastian Nilai Dasar Penghitungan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Jurnal Hukum Ius Quia Iustum No. 3 Vol. 22 Juli 2015.

Wasis Susetio, Disharmoni Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Agraria Lex Jurnalica Volume 10 Nomor 3, Desember 2013.