• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Kewenangan Fiskus Untuk Melakukan Verifikasi Dalam

1. Verifikasi berdasarkan Peraturan Walikota Medan

Sistem dan prosedur penelitian Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB (SSPD BPHTB) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Perwal Kota Medan No.

24 tahun 2011 huruf c adalah prosedur verifikasi yang dilakukan SKPKD atas kebenaran dan kelengkapan SSPD BPHTB dan dokumen pendukungnya.

Penelitian/verifikasi atas bukti pembayaran yang berupa Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD), yang dilakukan oleh petugas dinas yang berwenang, antara lain untuk meneliti kebenaran atas nilai yang digunakan untuk menghitung BPHTB.90Berdasarkan ketentuan undang-undang, bahwa yang menjadi dasar perhitungan BPHTB adalah nilai transaksi.Yang menjadi persoalan adalah ketika dihadapan PPAT dapat saja pihak-pihak mengaku bahwa nilai transaksinya tidak sesuai dengan kenyataan, dalam arti lebih rendah dari yang sebenarnya, dengan maksud agar pajak atau BPHTB nya

90Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2002, hlm. 121-122.

ringan. Dalam hal terjadi demikian, maka pada saat dilakukan validasi ini, ada kemungkinan nilai transaksinya harus dirubah dan disesuaikan dan dengan sendirinya terjadi kurang bayar, karena nilai yang digunakan menghitung BPHTB oleh wajib pajak tidak sesuai menurut penilaian petugas yang berwenang meneliti.91

Verifikasi lapangan atas pembayaran BPHTB atas pembelian tanah dan bangunan di Kota Medan merupakan tahapan dalam proses kegiatan administrasi. Tujuan kegiatan ini untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, menatausahaan, dan meneliti kebenaran penghitungan BPHTB terutang dari (NPOP/NJOP), NPOPTKP, tarif, pengenaan atas objek tertentu, BPHTB terutang /yang harus dibayar. Proses tersebut masuk ke dalam pendataan objek dan subjek PBB dilaksanakan oleh DPPKAD yang selalu diikuti dengan kegiatan penilaian.

Adanya kewajiban untuk melakukan verifikasi BPHTB mengakibatkan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang bertugas dan berwenang membuat akta, juga menghadapi kendala-kendala dalam menjalankan tugas dan kewenangannya tersebut. Sehingga menghambat pelayanan yang diberikan oleh PPAT kepada kliennya, yang mengakibatkan terlambatnya proses peralihan hak atas tanah yang seharusnya bisa lebih cepat dan selesai dalam waktu relatif lebih singkat. Proses verifikasi BPHTB untuk menentukan nilai transaksi suatu perbuatan hukum jual beli hak atas tanah dan atau bangunan oleh pemerintah Kota Medan pada dasarnya sah menurut undang-undang, akan tetapi menyalahi esensi dari suatu perjanjian jual beli. Perbuatan hukum jual

91Ibid

beli pada dasarnya adalah kesepakatan para pihak. Adanya verifikasi mengenai Nilai Jual Objek Pajak BPHTB seolah-olah membuat perjanjian jual beli tersebut dibuat bukan karena adanya kesepakatan para pihak dalam menentukan nilai jual tanah akan tetapi karena paksaan dari pemerintah daerah92

Sistem dan prosedur pemungutan BPHTB mencakup seluruh rangkaian proses yang harus dilakukan dalam menerima, menatausahakan, dan melaporkan penerimaan bea perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.

Sistem dan prosedur pemungutan BPHTB, antara lain :93

1) Pengurusan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Sistem dan prosedur pengurusan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah prosedur penyiapan rancangan akta pemindahan hak atas tanah dan/atau bangunan sekaligus rancangan Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB (SSPD BPHTB).

2) Pembayaran BPHTB Sistem dan prosedur pembayaran BPHTB adalah prosedur pembayaran pajak terutang yang di lakukan oleh Wajib Pajak dengan menggunakan SSPD BPHTB.

3) Penelitian Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB (SSPD BPHTB) Sistem dan prosedur penelitian Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB (SSPD BPHTB) adalah perosedur verifikasi yang dilakukan SKPKD atas kebenaran dan kelengkapan SSPD BPHTB dan dokumen pendukungnya. Penelitian

92Hasil wawancara dengan Sukma Hartati, selaku notaris di Kota Medan, tanggal 18 Agustus 2018

93 Peraturan Walikota Medan Nomor 24 Tahun 2011 Pasal 2 tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

meliputi penelitian kebenaran informasi yang tercantum dalam SSPD BPHTB dan kelengkapan dokumen pendukung SSPD BPHTB. Jika diperlukan, penelitian disertai dengan pemeriksaan lapangan.94

4) Pendaftaran Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Sistem dan prosedur pendaftaran Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah prosedur pendaftaran akta ke Kepala Kantor Bidang Pertanahan dan penerbitan akta oleh PPAT.

5) Pelaporan BPHTB Sistem dan prosedur pelaporan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah prosedur pelaporan realisasi penerimaan BPHTB dan akta pemindahan hak.

6) Penagihan Sistem dan prosedur penagihan adalah prosedur penetapan Surat Tagihan, Surat Keterangan Pajak Daerah Kurang (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT) dan Surat Tagihan yang di lakukan oleh SKPKD.

7) Pengurangan Sistem dan prosedur pengurangan adalah prosedur penerapan persetujuan/penolakan atas pengajuan pengurangan BPHTB yang diajukan oleh Wajib Pajak.

Berdasarkan skema pembayaran BPHTB di atas dapat diilustrasikan dengan sebuah transaksi jual beli tanah dan/atau bangunan. Transaksi jual beli tanah dan/atau bangunan ini terjadi bermula dari adanya kesepakan kedua belah pihak antara pihak penjual dan pihak pembeli. Kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan jual beli dengan objek tanah dan/atau bangunan dengan ketentuan harga dan lain sebagainya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Kedua belah pihak ini untuk melaksanakan kesepakatan pemindahan hak atas tanah dan/atau bangunan ini membutukan akta otentik yang disebut sebagai Akta Jual Beli (AJB). Akta tersebut dapat dibuat oleh seorang PPAT.

AJB merupakan dokumen yang membuktikan adanya peralihan hak atas tanah dari pemilik sebagai penjual kepada pembeli sebagai pemilik baru.

Pada prinsipnya jual beli tanah bersifat terang dan tunai, yaitu kedua belah pihak melakukan transaksi jual beli dengan pembayaran yang telah dibayar lunas dihadapan PPAT. AJB dapat ditandatangani oleh kedua belah pihak apabila telah dilakukan cek bersih dan telah melunasi pajak-pajaknya. Pajak tersebut terdiri atas PPh dan BPHTB. PPh dikenakan kepada penjual dan BPHTB dikenakan kepada pembeli. BPTHB harus dibayarkan terlebih dahulu dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB. Pembuatan SSPD BPHTB diisi sesuai dengan perhitungan BPTHB atas nilai transaksi jual beli yang dilakukan. Setelah SSPD BPHTB dibuat maka SSPD ini harus diverifikasi terlebih dahulu di kantor pertanahan oleh pejabat yang berwenang.

Penelitian oleh pejabat tersebut akan dituangkan dalam bentuk cap dinas dan tanda tangan pada blanko SSPD yang menandakan telah dilakukan penelitian.

Atas dasar tersebut maka wajib pajak dapat melakukan pembayaran BPHTB.

Praktek dilapangan yang terjadi di Medan untuk melakukan pembayaran BPHTB ini harus menempuh proses penelitian oleh pejabat yang berwenang dikantor pertanahan untuk mendapat approval-nya. Tanda tangan dan cap dinas merupakan tanda bahwa telah dilakukan penelitian dan dapat dilakukan penyetoran BPTHB, sehingga dapat membuat AJB tersebut.95

Sesuai dengan Pasal 96 ayat (2) UU PDRD bahwa Setiap Wajib Pajak wajib membayar Pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah tidak semata-mata untuk keperluan pemerintah di satu pihak, tetapi demi kepentingan rakyat banyak karena pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah tanpa adanya kontraprestasi langsung kepada masyarakat secara individual dan tidak memandang jumlah yang diberikan masyarakat kepada pemerintah. Pemungutan pajak yang dilakukan pemerintah, dilaksanakan sedemikian rupa agar tidak merugikan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan syarat-syarat yang khusus untuk melakukannya agar seimbang antara masyarakat dan pemerintah sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.96

95 Hasil wawancara dengan Sukma Hartati, selaku notaris di Kota Medan, tanggal 18 Agustus 2018

96Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, Perpajakan Indonesia (Pembahasan Sesuai Dengan Ketentuan Pelaksanaan Perundang-Undangan Perpajakan), Jakarta; Salemba Empat, 1999, hlm 46.

Pemungutan BPHTB di Kota Medan diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan memuat bahwa Sistem dan Prosedur pemungutan BPHTB diatur dengan Peraturan Walikota Medan No. 9 tahun 2011 untuk melaksanakan Perda Kota Medan Nomor 1 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan tersebut.

2. Kewenangan Fiskus Untuk Melakukan Verifikasi Dalam Pemungutan