• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV SANKSI ADMINISTRASI PERPAJAKAN YANG DAPAT

C. Sanksi Administrasi Perpajakan Yang Dapat Dikenakan

1. Sanksi Administrasi berupa Denda

Menurut Early Suandy, sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya berupa bunga dan kenaikan.138 Sedangkan Menurut Sony Devani dan Siti Kurnia Rahayu, pengertian sanksi administrasi dapat berupa:

136Diana Halim Koentjoro, Hukum Administrasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, hlm. 4

137 Sri Y Pudyatmoko, Op.Cit, hlm 8

138 Early Suandy, Perencanaan Pajak.Jakarta : Erlangga, 2008, hlm 155.

a. Denda merupakan sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan.

b. Bunga merupakan sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran pajak.

c. Kenaikan adalah sanksi administrasi yang berupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar, terhadap pelanggaran berkaitan dengan kewajiban yang diatur dalam ketentuan material.139

Pengenaan sanksi dalam hukum administrasi adalah langsung dilakukan oleh badan/pejabat pemerintah tanpa harus melalui pengadilan. 140 Sanksi administrasi dalam hukum administrasi yang diterapkan berupa paksaan administrasi, pengosongan secara paksa, bongkar paksa, penggusuran, pengenaan uang paksa dan lain-lain dan sanksi administrasi dalam hukum pajak hanya terbagi atas tiga yaitu berupa sanksi denda, sanksi bunga dan sanksi kenaikan.

Sanksi administrasi dalam pajak bumi dan bangunan adalah sanksi yang berkaitan tidak memenuhi kewajiban undang-undang.141

Jenis-jenis Sanksi Administrasi Perpajakan, antara lain : a. Sanksi administrasi berupa bunga

Sanksi administrasi berupa bunga adalah salah satu jenis sanksi administrasi yang bisa dikenakan kepada wajib pajak tatkala melakukan pelangaran hukum pajak yang terkait dengan pelaksanaan

139Sony Devani dan Siti Kurnia Rahayu, Op.Cit., 168

140 Philipus M. Hadjon dkk, Hukum Administrasi dan Tindak Pidana Korupsi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011, hlm. 8

141 Eny Supriapti dan Setu Setyawan, Perpajakan, Malang: Bayu Media, 2004, hlm. 297

kewajibannya.142Kewajiban wajib pajak yang terkait dengan sanksi administrasi berupa bunga adalah pembayaran secara lunas pajak dalam jangka waktu ditentukan sebagaimana yang tercantum dalam dasar penagihan pajak.143

Sanksi administrasi berupa bunga dapat dibagi menjadi tiga yaitu bunga pembayaran karena melakukan pembayaran pajak tidak pada waktunya, bunga penagihan karena pembayaran pajak yang ditagih dengan surat tagihan, dan bunga ketetapan karena bunga yang dimasukkan dalam surat ketetapan pajak tambahan pokok pajak.144

b. Sanksi administrasi berupa denda

Pengenaan sanksi administrasi berupa denda ini dilakukan oleh pejabat pajak yang bertugas mengola pajak pusat dan pajak daerah dalam rangka menegakkan hukum. Sanksi administrasi berupa denda diterapkan pada pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, dan pajak daerah seperti pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.145

c. Sanksi adminstrasi berupa kenaikan

Pengenaan sanksi administrasi berupa kenaikan hanya tertuju kepada wajib pajak yang tidak membayar lunas jumlah pajak yang terutang. Pada hakikatnya, saksi administrasi berupa kenaikan bertujuan agar wajib pajak tidak

142 Muhammad Djafar Saidi, Pembaruan Hukum Pajak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014, hlm 15

143 Ibid, hlm 250

144 Mardiasmo, Op.Cit, hlm 41

145 Muhammad Djafar Saidi, Op. Cit, hlm 256

berupaya untuk melakukan penghindaran pembayaran pajak karena dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.146

2. Sanksi pidana

Early Suandy, sanksi pidana Merupakan siksaan atau penderitaan. Sanksi pidana merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi.147

Sanksi pidana dapat berupa hukuman kurungan dan hukuman penjara.

Menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu dalam bukunya Perpajakan Konsep, teori dan Isu adalah sebagai berikut :

Pidana kurungan :

a. Terhukum menjalani hukuman di rumah sendiri, dengan kewajiban melapor kepada yang berwajib.

b. Hukuman kurungan maksimal 1 tahun

c. Terhukum dalam melakukan aktivitas pekerjaan lebih ringan.

d. Tahanan kurungan lebih leluasa dikunjungi sanak saudaranya, bisa melakukan aktivitas lain, misalnya ada alat hiburan, mendengarkan musik, baca buku.

e. Tidak ada pembagian kelas antara pidana yang pernah dilakukan.

f. Pidana kurungan dapat menjadi pengganti hukuman denda.

146 Ibid. hlm 258

147 Early Suandy, Perencanaan Pajak, Loc.Cit

Pidana Penjara :

a. Terhukum dalam menjalani pidana di tempat tertentu, seperti di gedung atau di pulau terpencil.

b. Hukuman batas maksimal seumur hidup atau dihukum mati.

c. Pekerjaan di lembaga pemasyarakatan lebih banyak dan berat.

d. Aktivitasnya sangat terbatas dan diawasi lebih ketat, tidak bisa sewaktu-waktu dikunjungi keluarga, tidak ada hiburan, setiap saat diawasi termasuk hantaran makanan/minuman.

e. Ada pembagian kelas atas tindak pidana yang pernah dilakukan, dari kelas berat sampai kelas ringan, ada remisi bagi terhukum yang berlakuan baik.

f. Tidak dapat dijadikan pengganti hukuman denda.”148

Sanksi pidana pada umumnya diterapkan kepada wajib pajak yang melanggar ketentuan yang dikualifikasikan dan sebab tindak pidana pajak. Sanksi pidana tersebut diterapkan dikarenakan karena adanya unsur kealpaan atau disebut juga dengan unsur kesengajaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi pendapatan negara.149

UU PDRD Pasal 174 ayat (1) mengatakan Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)

148Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu., Op.Cit., hlm 193

149Wirawan B.Ilyas dan Richard Burton, Op.Cit., hlm.65-67

tahun atau pidana denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. 150

Hukum pidana diterapkan karena adanya tindak pelanggaran dan tindak kejahatan. Sehubungan dengan itu, di bidang perpajakan, tindak pelanggaran disebut dengan kealpaan, yaitu tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang mengindahkan kewajiban pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Sedangkan tindak kejahatan adalah tindakan dengan sengaja tidak mengindahkan kewajiban pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.151

Sanksi pidana pada umumnya diterapkan kepada wajib pajak yang melanggar ketentuan yang di kualifikasikan sebagai tindak pidana pajak. Sanksi pidana tersebut diterapkan dikarenakan karena adanya unsur kealpaan atau disebut juga dengan unsur kesengajaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi pendapatan negara. Meski dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tindak pidana di bidang perpajakan tidak dapat dituntut setelah jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terlampaui. Jangka waktu ini dihitung sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya masa pajak, berakhirnya bagian tahun pajak, atau berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan. Penetapan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun ini disesuaikan dengan daluarsa penyimpanan dokumen-dokumen perpajakan yang dijadikan dasar penghitungan jumlah pajak yang terutang, yaitu selama 10 (sepuluh) tahun.

150 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 174 ayat (1) joncto Pasal 32 ayat (1) Perda Kota Medan Nomor 1 tahun 2011

151Soemitro, Rochmat, Pajak Bumi dan Bangunan, Bandung: Eresco, 1989, hlm. 55.

C. Sanksi Administrasi Perpajakan Yang Dapat Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Atas BPHTB Kurang Bayar

Sanksi perpajakan terhadap hasil verifikasi yang lebih besar dari keadaan yang sebenarnya adalah jumlah BPHTB yang terutang menjadi Kurang Bayar dan atas kekurangan bayar tersebut akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dari jumlah BPHTB yang kurang bayar maksimal 24 bulan.

Sedangkan sanksi perpajakan terhadap NPOP hasil verifikasi yang lebih kecil dari keadaan yang sebenarnya adalah jumlah BPHTB yang terutang menjadi lebih bayar, atas kelebihan bayar tersebut harus dikembalikan kepada WP dan apabila pengembaliannya terlambat diberikan, DPPKAD Kota Medan diwajibkan memberikan imbalan bunga sebesar 2% sebulan maksimal 24 bulan.152

Hukum pajak didalamnya mengatur tentang hukum berupa sanksi administrasi yang dapat digunakan oleh pejabat pajak terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-undang Perpajakan. Sanksi administrasi ini dicanangkan sebagai upaya untuk memaksa wajib pajak agar patuh terhadap apa yang menjadi ketentuan-ketentuan terkait dengan pelaksanaan kewajiban di bidang perpajakan. Meski Sanksi administrasi bersifat memaksa wajib pajak untuk tunduk terhadap Undang-undang Perpajakan, namun bukan berarti pejabat pajak dapat bertindak sewenang-wenang terhadap setiap wajib pajak yang melanggar ketentuan tersebut. Pejabat pajak harus menjalankan wewenangnya sesuai dengan apa yang ditugaskan kepadanya, dan

152Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

tidaklah boleh menggunakan jabatannya itu untuk bertindak diluar dari aturan yang ada agar nantinya tidak terjadi perbuatan melanggar hukum pajak yang dilakukan oleh pejabat itu sendiri yang notabene adalah orang yang seharusnya mengayomi wajib pajak untuk taat terhadap peraturan perpajakan.153

Sanksi administrasi ini diperuntukkan bagi mereka para wajib pajak yang melakukan pelanggaran hukum pajak yang bersifat administratif pula. Sanksi semacam ini tidak tertuju pada sanksi fisik wajib pajak, melainkan lebih kepada penambahan jumlah pajak yang terutang karena ada sanksi administrasi yang harus dibayar oleh wajib pajak itu sendiri. Sanksi administrasi terhitung pada saat dikenakan kepada wajib pajak dengan jangka waktu tertentu, sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang perpajakan. Jangka waktu yang ditentukan itu sebagai suatu kepastian hukum yang tidak boleh dilanggar oleh pihak-pihak yang terkait karena adanya legalitas dari negara dalam bentuk Undang-undang. Baik pejabat dan wajib pajak haruslah patuh terhadap ketentuan yang ada dalam undang-undang. Dari hal itu, dapat dikatakan bahwa sanksi administrasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan utang pajak.154

Penerapan sanksi administrasi umumnya dikenakan karena wajib pajak melanggar hal-hal yang bersifat administratif yang diatur dalam undang-undang pajak. Misalnya saja terlambat membayar pajak sesuai batas waktu yang telah ditentukan, wajib pajak salah dalam melakukan perhitungan jumlah pajak yang masih harus dibayar. Tujuan pemberian sanksi bisa dimaknai sebagai suatu cara

153Hamdan Aini, Perpajakan, Cetakan Ketiga, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, hlm. 45.

154 Ibid

menambah penerimaan negara terlebih apabila besaran sanksi yang dikenakan tergolong pada nilai nominal yang cukup besar jumlahnya. Pada Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang pajak daerah dan retribusi daerah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen). Terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan dapat dikenakan sanksi.

1. Sanksi administrasi berupa denda

Sanksi administrasi berupa denda tergolong sanksi yang masih dapat dipenuhi pelaksanaannya karena hanya mengenakan sanksi sejumlah uang kepada Wajib Pajak yang tidak patuh dalam pelaksanaan administrasi perpajakan. Besar kecilnya sanksi administrasi ini sangat bervariasi dan tergantung pada tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban formalnya dalam menyampaikan surat pemberitahuan. Ada beberapa ketentuan tentang sanksi denda hal ini terdapat pada Perda Kota Medan No. 1 tahun 2011, yaitu Pasal 11 ayat (2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar 2%

(dua persen) setiap bulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak.