BAB III METODE PENELITIAN
E. Instrumen Penelitian
2. Derajat Kepercayaan (Credibility)
Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dan nonkualitatif. Fungsi derajat kepercayaan yaitu, penemuannya dapat dicapai, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan yang sedang diteliti. Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik pemeriksaan, yaitu:
a) Triangulasi
Triangulasi data digunakan sebagai proses memantapkan derajat kepercayaan (kredibilitas/ validitas) dan konsistensi (reliabilitas) data, serta bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data dilapangan. Kegiatan triangulasi dengan sendirinya mencakup proses pengujian hipotesis yang dibangun selama pengumpulan data. Triangulasi bukan bertujuan untuk mencari kebenaran, tetapi meningkatkan pemahaman penelitian terhadap data dan fakta yang dimilikinya.
Hal ini dipertegas oleh Wiersma yang mengemukakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2007: 372). Peneliti menggunakan teknik untuk menguji kredibilitas dalam pengumpulan digabungkan berupa observasi, wawancara dan kuesioner untuk sumber data yang sama. Triangulasi
59 sumber untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Berikut merupakan bagan Triangulasi pengumpulan data penelitian.
Dalam hal ini penulis membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya.
b) Member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Selain itu, agar informasi yang diperoleh data dan yang akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan (Sugiyono, 2014:
129). Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan (Moleong, 2007: 335). ` 3. Transferability
Keteralihan untuk mendeskripsikan secara rinci, jelas, dan sistematis temuan-temuan yang diperoleh di lapangan ke dalam format yang telah disiapkan.
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung ada pengamatan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melaksanakan pengalihan tersebut, seorang peneliti perlu mencari dan mengumpulkan data kejadian dalam konteks yang sama. Sugiyono (2010: 276) mengatakan bahwa transferbilitas merupakan suatu validitas eksternal yang menunjukkan derajat ketepatan atau hasil penelitian yang dapat diterapkan ke populasi dimana sampel diambil.
Dengan penelitian ini, peneliti mendeskripsikan secara jelas temuan-temuan data dan fakta yang diperoleh selama di SD Negeri Deresan dalam bentuk format
Wawancara Kuesioner
Dokumen
Gambar 3.2 Triangulasi dengan teknik pengumpulan data
60 wawancara, observasi, dan dokumentasi. Temuan-temuan ini dipaparkan berdasarkan hasil yang diamati (sesuai dengan faktanya).
F. Teknik Analisis Data
Gunawan (2014: 210) menyatakan bahwa analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.
Setelah mendapatkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data, serta mengolah data dengan menganalisis data, mendeskripsikan data, serta mengambil kesimpulan. Untuk menganalisis data ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, karena data-data yang diperoleh merupakan kumpulan keterangan-keterangan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu melalui dokumentasi, wawancara dan kuesioner.
Miles & Huberman (1992: 19) mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data reduction); (2) paparan data (data display); dan (3) penarikan kesimpulan dan verikasi (conclusion drawing/ verying). Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah pengumpulan data.
1. Reduksi data (Reduction Data)
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Laporan atau data diperoleh dilapangan dituangkan dalam bentuk uraian yang lengkap dan terperinci.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, serta dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2007: 92).
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
61 selanjutnya. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dalam uraian laporan lengkap dan terperinci. Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal penting kemudian dicari tema atau polanya.
Inti dari reduksi data yaitu suatu proses dalam menggabungkan dan menyeragamkan semua bentuk data yang telah diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil wawancara yang dituangkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif, dan didukung oleh dokumen-dokumen, serta foto-foto maupun gambar sejenisnya untuk diadakannya suatu kesimpulan. Penyajian data merupakan suatu proses mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan naratif yang telah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi serta akan memecahkan ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana.
3. Penarikan Kesimpulan (Concluting Drawing)
Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu selama proses pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari pola, tema, hal-hal yang sering timbul dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentatif. Dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi dan wawancara. Penarikan kesimpulan/ verifikasi merupakan tahap terakhir yang menjurus jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam penelitian serta mengungkapkan pertanyaan “what” dan “how” dari temuan penelitian. Berikut adalah gambar dari analisis data dan model interaktif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2007: 189).
62 Gambar mengenai komponen analisis data model Miles dan Huberman diatas menjelaskan bahwa dalam melakukan analisis data kualitatif dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses yang bersamaan tersebut meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Pengumpulan
Data Penyajian Data
(Data Display)
Penarikan Kesimpulan (Verification) Reduksi Data
( Reduction Data)
Gambar 4.3 Analisis Model Interaktif
63 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Nilai Karakter Kedisiplinan melalui muatan PPKn Kelas IV SD Negeri Deresan. Pada persiapan penelitian, peneliti melakukan validasi isi instrumen agar instrumen yang akan digunakan valid, sehingga hasil data yang diharapkan juga valid. Instrumen-instrumen yang divalidasi yaitu kuesioner perencanaan dan pembelajaran karakter kedisiplinan melalui muatan PPKn. Instrumen-instrumen tersebut divalidasi oleh Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yaitu Andreas Erwin P, M.Pd dan Drs.Y.B. Adimassana, M.A. Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2020 di SDN Deresan.
Penelitian ini menggunakan instrumen lembar kuesioner pertanyaan tertutup dan terbuka berjumlah 13 butir pertanyaan. Instrumen yang digunakan oleh peneliti sudah diuji dengan validitas muka dan validitas isi. Validitas muka dan validitas isi dilakukan oleh 4 validator yaitu 2 Dosen PPKn dan 2 guru.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Deresan semester ganjil pada tahun 2019/2020. Kegiatan pertama yang dilakukan peneliti adalah meminta izin Kepala Sekolah SDN Deresan. Selanjutnya peneliti meminta guru kelas 4A dan kelas 4B dalam kegiatan pengisian instrumen. Setelah semua terkumpul, peneliti melakukan kegiatan pengolahan data.
2. Deskripsi Penelitian
Peneliti menggunakan dokumen, wawancara dan kuesioner yang berupa kuesioner terbuka dan tertutup. Pada instrumen yang dibuat oleh peneliti terdiri dari 13 soal yang berupa pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan yang ditulis mencakup Karakter Kedisiplinan kelas IV SDN Deresan. Setiap pertanyaan guru
64 diberikan dua alternatif jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak” dan menjawab pertanyaan terkait karakter kedisiplinan dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Dokumen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Wawancara dan Kuesioner Guru dan Peserta Didik Kelas IVA dan IVB.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis dokumentasi, kuesioner dan wawancara yang telah dilakukan peneliti didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Salah satu pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan dokumentasi. Dokumentasi berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 7 4.1 Hasil Dokumentasi Kegiatan melalui RPP
No Daftar Dokumentasi Kegiatan Keterangan
1 Pendahuluan Literasi Membaca materi
pembelajaran yang berhubungan dengan materi pembelajaran Apersepsi Guru menanyakan kegiatan peserta
65 No Daftar Dokumentasi Kegiatan Keterangan
menanamkan semangat Nasionalisme.
Orientasi Guru menuliskan tujuan pembelajaran
Refleksi Guru melakukan
tanya jawab terkait materi yang telah
66 No Daftar Dokumentasi Kegiatan Keterangan
dipelajari terkait
Berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi guru dan satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP pada hakikatnya disusun dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah proses kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan secara terpadu dan sistematis. Proses pembelajaran merupakan bagian untuk mencapai keberhasilan dalam peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik. Di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdapat kompetensi apa yang dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus di pelajari, bagaimana mempelajari dan bagaimana guru mengetahui peserta didik telah menguasai kompetensi tersebut. Oleh karena itu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dengan sebaik-baiknya agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sistematis, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan membantu guru dalam mengkondisikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Berdasarkan RPP guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Komponen RPP terdiri atas: (1) identitas mata pelajaran yang meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, alokasi waktu; (2) kompetensi inti; (3) kompetensi dasar; (4) indikator pencapaian kompetensi; (5) tujuan pembelajaran; (6) materi ajar; (7) media pembelajaran; (8) langkah – langkah kegiatan yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup (9) lembar kerja peserta didik; (10) penilaian hasil belajar (11) refleksi. Pada tahap –
67 tahap tersebut proses pembelajaran dapat merangsang siswa agar dalam proses pembelajaran di kelas siswa menjadi aktif.
2. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan kuesioner kepada guru dan peserta didik kelas IVA dan IVB SD Negeri Deresan terkait penerapan karakter kedisiplinan dalam proses pembelajaran. Berikut deskripsi hasil kuesioner sebagai berikut:
a. Hasil Analisis Kuesioner guru
1) Perencanaan Pembelajaran terkait Implementasi Pendidikan Karakter Kedisiplinan
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti melalui RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), guru sudah membuat RPP sesuai dengan Berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi guru dan satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP pada hakikatnya disusun dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah proses kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan secara terpadu dan sistematis. Proses pembelajaran merupakan bagian untuk mencapai keberhasilan dalam peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik. Di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdapat kompetensi apa yang dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus di pelajari, bagaimana mempelajari dan bagaimana guru mengetahui peserta didik telah menguasai kompetensi tersebut. Oleh karena itu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dengan sebaik-baiknya agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sistematis, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan membantu guru dalam mengkondisikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
68 (RPP) dengan cara mencantumkan nilai karakter kedisiplinan, mengembangkan RPP disesuaikan dengan mata pelajaran PPKn, menuliskan nilai karakter kedisiplinan yang ada di dalam silabus ke dalam RPP, dicontohkan dalam pembelajaran di kelas dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan RPP guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Komponen RPP terdiri atas: (1) identitas mata pelajaran yang meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, alokasi waktu; (2) kompetensi inti; (3) kompetensi dasar; (4) indikator pencapaian kompetensi; (5) tujuan pembelajaran; (6) materi ajar; (7) media pembelajaran; (8) langkah-langkah kegiatan yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup (9) lembar kerja peserta didik; (10) penilaian hasil belajar (11) refleksi. Pada tahap-tahap tersebut proses pembelajaran dapat merangsang siswa agar dalam proses pembelajaran di kelas siswa menjadi aktif.
2) Pelaksanaan Pembelajaran terkait Implementasi Pendidikan Karakter Kedisiplinan
Berdasarkan hasil analisis data dan dokumentasi-dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu cara guru mengintegrasikan karakter kedisiplinan ke dalam RPP yang telah direncanakan yaitu dengan mengintegrasikan kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup. Cara guru menentukan indikator dan tujuan pembelajaran dengan mencermati KD esensial pada mata pelajaran PPKn. Cara guru menerapkan sikap dan karakter kedisiplinan yaitu dengan mengecek kesiapan diri, mengisi lembar kehadiran, memeriksa kerapihan pakaian, dan posisi tempat duduk.
Cara menerapkan pengelolaan kelas dengan mengintegrasikan karakter kedisiplinan dalam proses pembelajaran yaitu dengan menginformasikan tema yang akan diajarkan. Apersepsi sebelum materi pembelajaran dengan mengaitkan sikap kedisiplinan dalam proses pembelajaran yaitu dengan guru memberi salam dan mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Selain itu guru juga menanyakan kepada
69 peserta didik terkait sikap kedisiplinan dalam kehidupan sehari hari.
Model dan metode yang digunakan untuk mendukung nilai dan karakter kedisiplinan yaitu penilaian proses dan hasil belajar (penilaian sikap), pengamatan sikap. Media pembelajaran yang digunakan untuk mendukung sikap dan karakter kedisiplinan yaitu melalui contoh-contoh sikap film/
cerita yang ditayangkan/ gambar-gambar nilai karakter. Misalnya guru menayangkan film seorang pemulung terkait disiplin waktu karena di dalam film tersebut pemulung tidak bisa membagi waktu kegiatan di luar sekolah dengan kegiatan belajar di rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah sehingga pemulung tersebut tidak mengerjakan tugas. Langkah-langkah yang sesuai dengan model pembelajaran yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Guru mengaitkan isi materi pembelajaran dalam kehidupan sehari hari yaitu dengan menceritakan kehidupannya dalam sehari sehari berkaitan dengan karakter kedisiplinan. Lembar Kerja Peserta Didik yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan mendukung sikap kedisiplinan adalah sesuai dengan materi yang diajarkan, dan diberi opsi untuk mengerjakan sendiri. Cara guru mencatat perkembangan sikap karakter kedisiplinan yaitu dengan mencatat pada buku perkembangan peserta didik pada buku DLPK (Daftar Laporan Pendidikan Kelas). Cara guru memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter kedisiplinan yaitu peserta didik bisa menilai diri sendiri lewat refleksi diri.
Kemudian untuk guru di kelas IV dengan lembar observasi yang bisa digunakan untuk mengamati sikap peserta didik sehari-hari. Kendala yang dihadapi saat mengimplementasikan sikap kedisiplinan yaitu belum ada dukungan dari orang tua untuk bersikap disiplin.
3. Evaluasi
Evaluasi disebut juga penilaian dan pengendalian, bertujuan untuk menjamin kinerja yang dicapai agar sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan (Mulyasa, 2013: 192). Kemudian evaluasi juga berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik, juga dapat digunakan oleh guru sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Lingkungan
70 keluarga menjadi patokan sekolah dalam membentuk kedisiplinan siswa. Apabila siswa berada dilingkungan keluarga disiplin dapat memberi dampak positif dalam diri siswa, dimana ia akan terbawa pada lingkungan yang disiplin. Hambatan yang terjadi di SD Negeri Deresan dalam mengimplementasikan kedisiplinan, seperti siswa memiliki berbagai karakter, dan pola asuh orang tua yang berbeda-beda.
Selanjutnya, anak-anak masih suka bermain saat pembelajaran sehingga guru harus menegur kepada peserta didik dengan tidak bermain saat proses pembelajaran. Selain itu, yang dihadapi guru dalam penanaman kedisplinan belajar siswa yaitu kurangnya kesadaran diri siswa akan pentingnya disiplin belajar, dan siswa belum bisa terfokus. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala dalam membangun disiplin belajar siswa yaitu memberikan pembinaan kepada siswa yang bermasalah dengan kedisiplinan, komunikasi antar warga sekolah.
Pelaksanaan kedisiplinan diterapkan di sekolah bertujuan untuk membiasakan siswa untuk bersikap disiplin dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Guru mempunyai tugas yang sangat besar, bukan hanya mengontrol prilaku kedisiplinan siswa di sekolah akan tetapi lebih dari itu guru harus mengontrol prilaku kedisiplinan siswa selama berada di rumah. Dalam menjalankan kontrol ini seorang guru harus bekerja sama dengan baik pihak orang tua siswa, bentuk kontrol yang dilakukan guru adalah buku catatan kegiatan harian untuk memantau perilaku disiplin siswa selama berada di rumah. Buku catatan ini berfungsi sebagai alat guru untuk memantau kegiatan disiplin siswa selama berada di rumah misalnya, disiplin beribadah, belajar, dan kegiatan lain yang berhubungan tentang kedisiplinan.
b. Hasil Analisis Kuesioner Siswa
1. Pengalaman yang diperoleh siswa ketika pembelajaran pendidikan nilai karakter kedisiplinan
Pengalaman anak-anak terkait sikap kedisiplinan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu kedisiplinan sangat penting, karena disiplin siswa memberikan dampak terhadap proses pendidikan yang diikuti oleh
71 siswa di dalam kelas. Selain itu, dengan adanya kedisiplinan dalam proses pembelajaran maka siswa siap untuk mengikuti peraturan yang ada di sekolah. Cara peserta didik menerapkan karakter kedisiplinan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu dengan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Cara peserta didik menerapkan karakter kedisiplinan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu dengan cara mematuhi tata tertib yang ada di lingkungan sekolah.
2. Manfaat yang diperoleh siswa ketika pembelajaran pendidikan nilai karakter kedisiplinan
Anak-anak menjadi lebih disiplin dengan segala hal yang dilakukan atau dengan segala aturan yang sudah ditentukan. Belajar lebih konsisten, supaya anak mengerti agar waktu sangat berharga, menjadi lebih disiplin dengan segala hal yang dilakukan atau dengan segala aturan yang sudah ditentukan.
3. Pemahaman/ pengetahuan anak-anak terkait karakter kedisiplinan dalam proses pembelajaran di kelas
Memahami tentang nilai karakter kedisiplinan dalam proses pembelajaran di sekolah misalnya tidak terlambat datang ke sekolah, menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan. Pengetahuan yang telah ada sebagai hasil dan proses elemen dasar ini dalam pembelajaran, selalu ingin menemukan sendiri, dan mengembangkan pemahaman baru terkait karakter kedisiplinan.
4. Dorongan untuk menerapkan karakter kedisiplinan
Selalu berusaha untuk menerapkan, mematuhi, dan meningkatkan karakter kedisiplinan terkait aturan yang berlaku di sekolah dalam kehidupan sehari-hari
5. Cara anak-anak menerapkan karakter kedisiplinan dalam proses pembelajaran di kelas?
Dengan cara mematuhi tata tertib yang ada di lingkungan sekolah.
Dengan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
72 berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku di sekolah. Tanamkan pada diri sendiri dengan adanya karakter kedisiplinan agar peserta didik mengetahui aturan-aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
3. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang selanjutnya yaitu wawancara. Untuk mendapat informasi yang sebenarnya maka peneliti melakukan wawancara terkait Implementasi Pendidikan Nilai Karakter Kedisiplinan Melalui Muatan PPKn Kelas IV. Adapun hasil wawancara sebagai berikut:
a. Narasumber I Kepala Sekolah
Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti menemukan beberapa hal terkait Implementasi Pendidikan Nilai Karakter Kedisiplinan kepada siswa kelas IV SD Negeri Deresan. Peneliti menganalisis bentuk implementasi penanaman sikap kedisiplinan dari aspek pemahaman kepala sekolah mengenai program pendidikan karakter, kebijakan sekolah, kegiatan yang mendukung, implementasi kedisplinan di dalam maupun diluar sekolah, hambatan dalam implementasi pendidikan karakter dan solusi yang dilakukan kepala sekolah dan guru dalam menanamkan pendidikan nilai karakter. Berikut penjelasan mengenai upaya Kepala Sekolah dalam menerapkan karakter kedisiplinan di sekolah:
Kebijakan yang dibuat oleh sekolah terkait pendidikan karakter kedisiplinan di dalam visi misi yang ada di SDN Deresan dan sudah mempunyai indikator dari visi tersebut seperti yang dikatakan oleh Kepala Sekolah “di dalam visi misi ada karakter kedisiplinan yaitu terwujudnya budaya disiplin, etika dan tata karma” kemudian untuk misinya meningkatkan kedisiplinan dan mengembangkan nilai etika dan tata karma bagi seluruh warga sekolah mba”.
Kemudian hal yang lain saya dapatkan bahwa kurikulum di SD Negeri Deresan sudah mengaitkan karakter kedisiplinan seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah bahwa “dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-kompenen pendidikan itu
73 sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan dan pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan akivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah mba”.
Dalam penguatan pendidikan karakter di sekolah merujuk pada nilai lima utama yang meliputi (1) religious, (2) nasionalisme; (3) mandiri; (4) gotong royong; (5) integritas kemudian penyelenggaraan pendidikan karakter kepala sekolah mengatakan bahwa “dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam setiap mata pelajaran melalui silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan masyarakat”.
Strategi implementasi PPK di SD Negeri Deresan dilakukan melalui kegiatan
Strategi implementasi PPK di SD Negeri Deresan dilakukan melalui kegiatan