• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

D. Pengujian

2. Pengujian Model Struktural (Inner Model)

Model struktural adalah model yang mendeskripsikan hubungan yang linear dan memiliki kausalitas antar variabel laten (Tedjo et al., 2017).

Menurut Rifai (2015), pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi (p-value) dan R-square (R2) dari model penelitian. Nilai R2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.16 R-square (R2)

No Variabel R2

1 Kepuasan Kerja 0,011

2 Organizational Citizenship Behavior 0,254 Sumber: Pengolahan data dengan WarpPLS 7.0

Dari tabel 5.17 di atas dapat diketahui bahwa nilai R2 variabel kepuasan kerja sebesar 0,011 hal ini menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat dijelaskan sebesar 1,1% oleh WLB dan stres kerja sedangkan sisanya 98,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari variabel dalam penelitian ini.

Begitupun, nilai R2 variabel OCB dapat dijelaskan sebesar 25,4% oleh WLB dan stres kerja sedangkan sisanya 74,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari variabel dalam penelitian ini.

3. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji pengaruh langsung variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) terhadap dependen (Y) yang dimediasi oleh variabel mediasi (Z). Maka, untuk dapat mengetahui apakah suatu hipotesis ditolak atau diterima dapat dilihat dari nilai koefisien jalur (path coefficient) dan tingkat signifikansi (p-value).

Tingkat signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini 0,05 (5%).

3.1 Uji Hipotesis 1

Tabel 5.17 Hasil Path Coeffisien dan P-value

Variabel Path

Coeffisien

p-value Status

WLB → Kepuasan Kerja -0,209 0,006 Signifikan

Sumber: Pengolahan data dengan WarpPLS 7.0 3.1.1 Hipotesis

H0 : work-life balance tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan di CV. Budi Jaya Abadi.

Ha : work-life balance berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan di CV. Budi Jaya Abadi.

3.1.2 Dasar Pengambilan Keputusan

p-value ≤ 0,05 (α = 5%) maka H0 ditolak, Ha diterima P-value > 0,05 (α = 5%) maka H0 diterima, Ha ditolak 3.1.3 Keputusan

P-value WLB terhadap kepuasan kerja adalah 0,006. Akan tetapi, karena nilai path coeffisien negatif maka H0 tetap diterima.

3.1.4 Penjelasan

Karena WLB tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja maka semakin tinggi WLB tidak mempengaruhi tinggi rendahnya kepuasan kerja pada karyawan di CV. Budi Jaya Abadi.

3.2 Uji Hipotesis 2

Tabel 5.18 Hasil Path Coeffisien dan P-value

Variabel Path

Coeffisien

p-value Status

Stres Kerja → Kepuasan Kerja -0,233 0,003 Signifikan Sumber: Pengolahan data dengan WarpPLS 7.0

3.2.1 Hipotesis

H0 : stres kerja tidak berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja karyawan di CV. Budi Jaya Abadi.

Ha : stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja karyawan di CV. Budi Jaya Abadi.

3.2.2 Dasar Pengambilan Keputusan

p-value ≤ 0,05 (α = 5%) maka H0 ditolak, Ha diterima P-value > 0,05 (α = 5%) maka H0 diterima, Ha ditolak 3.2.3 Keputusan

P-value stres kerja terhadap kepuasan kerja adalah 0,003.

Artinya, p-value ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.2.4 Penjelasan

Berdasarkan p-value, stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Artinya, semakin tinggi stres kerja yang dialami karyawan semakin rendah kepuasan kerja.

3.3 Uji Hipotesis 3

Tabel 5.19 Hasil Path Coeffisien dan P-value

Variabel Path

Coeffisien

p-value Status

Kepuasan Kerja → OCB 0,451 <0,001 Signifikan Sumber: Pengolahan data dengan WarpPLS 7.0

3.3.1 Hipotesis

H0 : kepuasan kerja tidak berpengaruh positif terhadap organizational citizenship behavior karyawan di CV.

Budi Jaya Abadi.

Ha : kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap organizational citizenship behavior karyawan di CV.

Budi Jaya Abadi.

3.3.2 Dasar Pengambilan Keputusan

p-value ≤ 0,05 (α = 5%) maka H0 ditolak, Ha diterima P-value > 0,05 (α = 5%) maka H0 diterima, Ha ditolak 3.3.3 Keputusan

P-value kepuasan kerja terhadap OCB adalah <0,001. Artinya, p-value ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.3.4 Penjelasan

Berdasarkan p-value, kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap OCB. Artinya, semakin tinggi kepuasan dalam bekerja maka semakin tinggi pula perilaku kewargaan organisasi.

3.4 Uji Hipotesis Mediasi

Persyaratan efek mediasi yang harus diperhatikan menurut Solihin dan Ratmono (2013) dalam Kentjana dan Nainggolan (2018) adalah:

 Koefisien jalur c (model direct effect sebelum dimasukkan variabel mediasi/moderasi) harus signifikan.

 Koefisien jalur a (koefisien jalur dari variabel prediktor atau

independen ke variabel mediasi) dan b (koefisien jalur dari variabel mediasi ke variabel kriterion atau dependen) harus signifikan setelah dimasukkan variabel mediasi ke dalam model.

Apabila, pengaruh langsung antara pengaruh variabel independen

terhadap variabel mediasi tidak signifikan maka tidak terdapat pengaruh mediasi variabel tersebut.

Pengambilan kesimpulan efek mediasi, adalah:

a. Jika koefisien jalur antarvariabel independen (WLB dan stres kerja) dan variabel dependen (OCB) dari direct effect ke indirect effect tidak berubah dan tetap signifikan, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang artinya hipotesis mediasi tidak didukung.

b. Jika koefisien jalur antarvariabel independen (WLB dan stres kerja) dan variabel dependen (OCB) dari direct effect ke indirect effect nilainya turun tapi tetap signifikan, maka H0 ditolak dan Ha

diterima dengan mediasi sebagian (partial mediation).

c. Jika koefisien jalur antarvariabel independen (WLB dan stres kerja) dan variabel dependen (OCB) dari direct effect ke indirect effect nilainya turun dan menjadi tidak signifikan, maka H0

ditolak dan Ha diterima dengan mediasi penuh (full mediation).

Adapun, pengujian hipotesis dengan efek mediasi adalah sebagai berikut:

3.4.1 Pengaruh Langsung (direct effect)

Melakukan estimasi direct effect antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y), yakni dalam penelitian ini pengaruh WLB dan stres kerja terhadap OCB. Berikut ini tabel estimasi direct effect:

Tabel 5.20 Hasil Estimasi direct effect

Variabel Path Coeffisien p-value Status

WLB → OCB -0,114 0,090 Tidak Signifikan

Stres Kerja → OCB 0,123 0,074 Tidak Signifikan

Sumber: Pengolahan data dengan WarpPLS 7.0 3.4.2 Pengaruh Tidak Langsung (indirect effect)

Melakukan estimasi indirect effect antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) melalui variabel mediasi (Z).

Maka, indirect effect dalam penelitian ini ialah pengaruh antara WLB dan stres kerja terhadap OCB yang dimediasi oleh kepuasan kerja. Berikut ini tabel estimasi indirect effect:

Tabel 5.21 Hasil Estimasi indirect effect

Variabel Path

Coeffisien

p-value Status

WLB → OCB -0,094 0,059 Tidak Signifikan

Stres Kerja → OCB -0,105 0,041 Tidak Signifikan Sumber: Pengolahan data dengan WarpPLS 7.0

3.4.3 Uji Hipotesis 4 a) Hipotesis:

H0 : work-life balance tidak berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior yang dimediasi oleh kepuasan kerja karyawan di CV. Budi Jaya Abadi.

Ha : work-life balance berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior yang dimediasi oleh kepuasan kerja karyawan di CV. Budi Jaya Abadi.

b) Menerima atau menolak:

Karena direct effect antara WLB tidak signifikan terhadap OCB sebelum dimediasi oleh kepuasan kerja, yaitu dengan p-value sebesar 0,090 (di atas nilai 0,05) maka penelitian untuk hipotesis ini tidak dapat dilanjutkan karena tidak memenuhi syarat pengujian mediasi maka Ho diterima dan Ha ditolak.

3.4.4 Uji Hipotesis 5 a) Hipotesis:

H0 : stres kerja tidak berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior yang dimediasi oleh kepuasan kerja karyawan di CV. Budi Jaya Abadi.

Ha : stres kerja berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior yang dimediasi oleh kepuasan kerja karyawan di CV. Budi Jaya Abadi.

b) Menerima atau menolak:

Karena direct effect antara stres kerja tidak signifikan terhadap OCB dengan nilai p-value sebesar 0,074 (di atas nilai 0,05) maka penelitian untuk hipotesis ini juga tidak dapat dilanjutkan karena tidak memenuhi syarat pengujian mediasi maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Dengan demikian, maka hipotesis ke 4 dan ke 5 tidak dapat dilanjutkan ke tahap pengujian model mediasi dengan VAF (variance

accounted for) berdasarkan ketentuan pengujian mediasi yang telah diutarakan sebelumnya.

Dokumen terkait