• Tidak ada hasil yang ditemukan

J. METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA)

3. Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan disusun untuk penelitian yang dilakukan. Data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, penyebaran kuesioner (terlampir) dan wawancara dengan pihak-pihak yang menkonsumsi produk minyak kayu putih tersebut.

Data sekunder diperoleh melalui bahan pustaka, buku-buku, literatur- literatur lainnya yang terkait dalam penelitian ini dan data dari pihak perusahaan. Pengumpulan data menggunakan metode sensus, dimana responden adalah pelanggan Perum Perhutani yang melakukan proses transaksi pembelian minyak kayu putih dalam kurun waktu 1 tahun, terhitung dari tanggal 1 Januari 2008 sampai 31 Desember 2008. Dalam kasus ini metode pengambilan sampel atau contoh tidak digunakan.

39 4. Pengujian Kuesioner

Untuk mendapatkan sebuah instrumen penelitian yang baik atau memenuhi standar, minimal ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu Uji Vadilitas dan Uji Realiabilitas. Kedua uji dilakukan agar kuesioner uang digunakan memang akurat dan layak untuk disebarkan kepada responden. Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan terhadap 20 jawaban responden awal yang telah mengisi kuesioner, dengan metode berikut :

a. Uji Validitas Kuesioner

Menurut Hasan (2002), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang sahih atau valid berarti memiliki validitas yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Sugiono (2003), hasil penelitian yang valid adalah bila terdapat kesamaan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Kuesioner dapat dinyatakan valid jika memilki butir-butir pernyataan yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Apabila ada pernyataan yang tidak berhubungan berarti pernyataan tersebut tidak valid, dan akan diganti atau dihilangkan dengan konsep pernyataan lain yang lebih valid.

Pengujian validitas yang dilakukan terhadap instrumen dalam penelitian ini adalah pengujian dengan metode satu kali pengukuran (one shot method) , menghitung nilai Korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16.0 for Windows. Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain.

40 Rumus Korelasi Product Moment Pearson secara umum adalah :

) ) ( )( ) ( ( X2 X 2 n Y2 Y 2 Y X XY n r            Keterangan : r = koefisien korelasi n = jumlah responden X = variabel bebas

Y = variabel terkait (skor total)

Menurut Umar (1998), nilai r berkisar antara -1 sampai 1 yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut :

1) Jika nilai r > 0 artinya telah terjadi hubungan linier yang positif, yaitu makin besar nilai variabel X (independen), makin besar pula nilai variabel Y (dependen) dan sebaliknya.

2) Jika nilai r < 0 artinya telah terjadi hubungan linier yang negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X (independen), makin besar nilai variabel Y (dependen) dan sebaliknya.

3) Jika nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dengan variabel Y (dependen)

4) Jika nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linier sempurna yang berupa garis lurus.

Sebelum dipakai untuk meramal, (parameter korelasi populasi) terlebih dahulu harus dicari apakah korelasi r yang didapat ada atau tidak. Oleh karena itu, perlu diadakan pengujian hipotesis bahwa H0 = 0 atau tidak berarti (tidak valid), melawan H1 ≠ 0 atau mempiunyai arti (valid).

Untuk pengujian ini digunakan statistik t dengan rumus : t = , dengan dk = n - 2

41 Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika harga mutlak t dari rumus di atas lebih besar daripada harga t yang di dapat dari tabel distribusi t dengan α yang telah dipilih.

b. Uji Reliabilitas Kuisioner

Jika kuisioner telah dinyatakan valid, maka keabsahan kuisioner tersebut diuji keandalannya. Menurut Hasan (2002), Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian sebuah instrumen. Reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur sesuatu yang sama dan membuahkan hasil pengukuran yang relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan reliabel.

Pada penelitian ini, reliabilitas diukur dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika nilai Alpha Cronbach lebih dari 0.7 atau mendekati 1, ini menunjukkan bahwa pengukuran yang kita gunakan reliabel atau jawaban responden cenderung sama walaupun diberikan pada orang dan bentuk pertanyaan berbeda. Peubah yang digunakan adalah peubah yang sama pada uji validitas. Nilai Alpha Cronbach dihitung dengan perangkat lunak SPSS 16.0 for Windows.

Adapun rumus korfisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut (Rangkuti, 2002).

r11 =               

2 2 1 1 t b k k   Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

42

= varians belahan

= varians total

Untuk mendapatkan andal atau tidaknya kuisioner dapat dilihat dari koefisien keterandalannya dengan kriteria sebagai berikut :

α .70 = dapat diandalkan α 0.70 = tidak dapat diandalkan 5. Pengolahan dan Analisis Data

Data kuantitatif yang telah diperoleh selama penelitian, diolah dengan menggunakan software Microsoft Exel dan SPSS version 16.0 for Windows. SPSS merupakan paket program aplikasi komputer untuk menganalisis data statistik terutama untuk ilmu-ilmu sosial. SPSS menyediakan fasilitas analisis yang lebih lengkap dan menyeluruh dibandingkan dengan paket program analisis statistik lainnya.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis tingkat kepentingan (importance) dan tingkat pelaksanaan/kinerja (performance) terhadap atribut. Sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja Produk Minyak Kayu Putih Perum Perhutani dapat diketahui dengan menggunakan metode pengukuran Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index, sebagaimana penjelasan berikut:

a. Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis merupakan suatu teknik untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan (importance) dan tingkat pelaksana/kinerja (performance) yang berguna untuk pengembangan program pemasaran yang efektif. Metode ini digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja kepuasan konsumen (Supranto, 2006).

Tingkat kepentingan yang dimaksud yaitu seberapa penting atribut produk bagi pelanggan atau seberapa besar harapan pelanggan terhadap kinerja atribut. Tingkat kinerja disini berarti aktual atribut yang

43 dirasakan oleh pelanggan atau kinerja yang erat kaitannya dengan penilaian pelanggan.

Atribut-atribut yang digunakan dalam analisis tingkat kepentingan (importance) dan tingkat pelaksana/kinerja (performance) diukur menggunakan Skala Likert. Skala Likert merupakan skala pengukuran ordinal yang terdiri dari lima tingkat dan diberi bobot sesuai dengan tingkatannya. Kelima penilaian tersebut diberikan bobot seperti terlihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Skor penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kerja

Bobot Kepentingan (Y) Kinerja (X)

1 Tidak Penting Tidak Puas

2 Kurang penting Kurang puas

3 Cukup penting Cukup puas

4 Penting Puas

5 Sangat penting Sangat puas

Sumber : (Supranto, 2000)

Penelitian ini memiliki dua peubah yang masing-masing diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana X merupakan tingkat pelaksanaan/kinerja (performance), sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan (importance).

Adapun rumus yang digunakan adalah : Tki =

x100%

Yi

Xi

Keterangan :

Tki = tingkat kesusaian responden Xi = skor penilaian kinerja perusahaan

44 Yi = skor penilaian kepentingan pelanggan

Hasil perhitungan digambarkan dalam diagram kartesius. Masing- masing atribut diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan bobot rata-rata, dimana bobot rata-rata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sedangkan posisi atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh bobot rata-rata tingkat kepentingan responden (Y). Rumus yang digunakan adalah :

Xi = n Xi

dan Yi = n Yi

Keterangan :

Xi = Skor rataan setiap peubah i pada tingkat kinerja.

Yi = Skor rataan setiap peubah i pada tingkat kepentingan.

Xi

= Total skor setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan dari seluruh responden.

Yi = Total skor setiap peubah i pada tingkat kepentingan dari seluruh responden.

n = Total responden.

Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan bobot kinerja dengan bobot kepentingan. Penggunaan diagram kartesius sangat diperlukan dalam penjabaran unsur-unsur tingkat kepentingan dan kepuasan. Diagram Kartesius yang dimaksud adalah diagram yang terdiri dari empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y).

Adapun rumusnya adalah :

X =

k

Xi

n i

1 dan Y =

k

Yi

n i

1 , dimana Keterangan :

X = batas sumbu X (tingkat kinerja) Y = batas sumbu Y (tingkat kepentingan)

45 Konsep yang digunakan dalam analisis ini adalah mengaitkan tingkat kepentingan (importance) atribut produk menurut persepsi responden dengan kinerja (performance) atribut produk menurut persepsi responden. Hubungan antara tingkat kepentingan dengan kinerja yang dirasakan oleh responden dapat diinterpretasikan oleh digaram Importance Performance Analysis. Adapun matriks dari tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Importance Performance Analysis (Rangkuti, 2003).

Keterangan :

a. Kuadran I (Prioritas Utama).

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat kepentingan tinggi, tetapi memiliki tingkat kinerja rendah. Peubah-peubah yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan kinerjanya. Perusahaan harus secara terus menerus melaksanakan perbaikan. HIGH I M P O R T A N C E

LOW PERFORMANCE HIGH

Kuadran I

Kuadran II