2 Pengertian Keadilan
B. Pentingnya Keterbukaan dan Keadilan
1. Pentingnya Keterbukaan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sikap keterbukaan harus di- tumbuhkan dalam kehidupan ber- masyarakat, berbangsa, dan ber- negara. Misalnya, keterbukaan dalam iklim politik. Setiap warga negara berhak mengemukakan pen- dapatnya sejauh tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Jika keterbukaan itu dimaksudkan untuk menjunjung tinggi dasar negara kita, keterbukaan ini hendak- nya ditegakkan dalam kesatuan napas dengan semangat falsafah Pancasila dan UUD 1945. Sikap keterbukaan sangat diperlukan dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan bukan kesejahteraan sekelompok orang.
Sumber: semuasosdti.blogspot.com.una.html
▼ Gambar 3.3
Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk berpendapat sejauh tidak bertentangan dengan semangat Pancasila dan UUD 1945.
Pelaksanaan pembangunan nasional harus dilandasi oleh nilai-nilai yang tercermin dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip keadilan sosial yang melandasi pelaksanaan pembangunan nasional di Indonesia sebagai berikut.
a. Asas adil dan merata. Prinsip ini mengandung arti bahwa pembangunan nasional yang diselenggarakan itu pada dasarnya merupakan usaha bersama yang harus merata di semua lapisan masyarakat Indonesia dan di seluruh tanah air. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan berperan dan menikmati hasil- hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan darmabakti yang diberikannya kepada bangsa dan negara.
b. Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam perikehidup- an. Prinsip ini berarti bahwa dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara berbagai kepentingan. Kepentingan tersebut adalah kepentingan dunia dan akhirat, material, serta spiritual.
a. Sikap Terbuka dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sikap terbuka berarti kesediaan untuk menerima hal-hal yang berbeda dengan kondisi dirinya. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sikap terbuka diperlukan terutama dalam hal menjaga keutuhan bangsa, mempererat hubungan toleransi, serta untuk menghindari konflik. Dengan bersikap terbuka, setiap orang mau mengakui dan menerima keberagaman sehingga melahirkan sikap toleran terhadap orang lain.
Dalam kehidupan ber- negara, pemerintah dan pejabat publik juga harus mampu untuk bersikap terbuka dalam meng- atur negara. Jika pemerintah dan pejabat publik mau dan mampu melaksanakan prinsip keterbukaan atau transparansi, kepercayaan rakyat untuk ber- partisipasi dalam membangun bangsa dan negara akan meningkat. Akan lebih baik lagi, jika pemerintah dan pejabat publik mampu mewujudkan pemerintah yang bersih, ke- percayaan masyarakat secara luas tentu saja akan semakin bertambah.
Sebagai upaya mewujudkan sikap terbuka atau transparansi diperlukan kondisi-kondisi sebagai berikut.
Sumber: www primaironline.com
▼ Gambar 3.4
1) Terwujudnya nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa sebagai sumber etika dan moral untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan tercela, serta perbuatan yang ber- tentangan dengan hukum dan hak asasi manusia.
2) Terwujudnya sila Persatuan Indonesia yang merupakan sila ketiga dari Pancasila sebagai landasan untuk mempersatukan bangsa. 3) Terwujudnya penyelenggara negara yang mampu memahami
dan mengelola kemajemukan bangsa secara baik dan adil sehingga dapat terwujud toleransi, kerukunan sosial, kebersamaan, dan kesetaraan berbangsa.
4) Terwujudnya demokrasi yang menjamin hak dan kewajiban masyarakat untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan politik secara bebas dan bertanggung jawab sehingga me- numbuhkan kesadaran untuk memantapkan persatuan bangsa. 5) Pulihnya kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara negara dan antara sesama masyarakat sehingga dapat menjadi landasan untuk kerukunan dalam hidup bernegara.
b. Pentingnya Keterbukaan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan merupakan tuntutan masyarakat, terutama pada era reformasi sekarang ini. Setidaknya ada tiga alasan pentingnya keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan sebagai berikut.
Pertama, kekuasaan pada dasarnya cenderung diselewengkan. Semakin besar kekuasaan, semakin besar pula kemungkinan terjadi penyelewengan. Hal ini karena kekuasaan menjanjikan beragam kemudahan bagi para politisi. Kemudahan-kemudahan tersebut sering mendorong seseorang untuk menyalahgunakan kekuasaannya.
Kedua, dasar penyelenggara- an pemerintahan demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jika hal ini berlangsung dengan baik, pe- nyelenggaraan pemerintahan akan tetap berada dijalur yang benar untuk kesejahteraan rakyat. Keterbukaan dalam pemerintahan demokrasi adalah sesuatu yang dianggap sebuah keharusan. Kontrol masyarakat dalam kehidupan demokratis dalam hal ini sangat diperlukan.
Sumber: www.community.kompas.com
▼ Gambar 3.5
Akses bebas bagi warga negara untuk mengetahui beragam informasi didukung oleh kemajuan teknologi informasi, terutama televisi.
Ketiga, keterbukaan memungkinkan adanya akses bebas bagi warga negara terhadap informasi. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan warga negara memiliki pemahaman yang jernih sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam menciptakan pemerintahan yang konstruktif dan rasional. Akses bebas bagi warga negara untuk mengetahui beragam informasi ini didukung oleh kemajuan teknologi informasi. Melalui layar televisi, peristiwa- peristiwa politik dapat segera di ketahui oleh warga negara. Warga negara pun dapat mengikuti perkembangan politik di negaranya.
Sebuah pemerintahan yang mengedepankan keterbukaan pada dasarnya memiliki beberapa ciri khusus. Sebagaimana yang diungkapkan oleh David Beetham dan Kevin Boyle, ciri-ciri keterbukaan sebagai berikut.
1) Pemerintah menyediakan berbagai informasi mengenai kebijakan yang ditempuhnya. Berbagai informasi itu antara lain kebijakan pemerintah dan pertimbangan yang mendasari kebijakan tersebut, peraturan dan proses pelaksanaan kebijakan itu, serta biaya dan dampak yang mungkin terjadi.
2) Masyarakat dan media massa memiliki kesempatan luas untuk mengetahui isi berbagai dokumen pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui parlemen).
3) Terbukanya sidang pemerintah bagi masyarakat dan media massa. Keterbukaan itu menyangkut sidang eksekutif dan komisi-komisi, maupun notulen hasil rapat.
4) Adanya konsultasi publik yang dilakukan pemerintah secara berencana. Konsultasi publik tersebut menyangkut kepentingan yang dikenakan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyebarluasan informasi dan masukan yang diterima oleh pemerintah serta berbagai pihak.
Meskipun demikian, prinsip mengenai pemerintahan yang terbuka tidak berarti bahwa semua informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan boleh diakses oleh publik. Ada informasi tertentu yang tidak boleh diketahui oleh umum berdasarkan undang-undang. Menurut David Beetham dan Kevin Boyle ada lima informasi yang tidak boleh diketahui publik. Kelima informasi tersebut sebagai berikut. 1) Pertimbangan-pertimbangan kabinet.
2) Nasihat politis yang diberikan kepada menteri.
3) Informasi-informasi yang menyangkut pertahanan nasional, kelangsungan hidup demokrasi, serta keselamatan individu- idividu dan warga masyarakat.
4) Rahasia perdagangan dari perusahaan swasta. 5) Arsip pribadi kecuali sangat dibutuhkan.
Batasan Keterbukaan Pemerintahan di Amerika Serikat
Adabeberapaketentuanyangmembatasiketerbukaanpemerintahandiberbagai negara,salahsatunyadiAmerikaSerikat.MenurutFreedom of Information ActdiAmerika Serikat,ada sembilaninformasiyangbersifatrahasiasebagaiberikut.
1) Mengenaikeamanannasionaldanpolitikluarnegeri,misalnyamengenairencana militer,persenjataan,dataiptektentangkeamanannasional,dandata CIA.
2) Ketentuaninternallembaga.
3) InformasiyangsecarategasdilarangUUuntukdiaksespublik.
4) Informasibisnisyangbersifatsukarela.
5) Memointernalpemerintah.
6) Informasipribadi(personalprivacy).
7) Datayangberkenaandenganpenyidikan.
8) Informasilembagakeuangan.
9) Informasidandatageologissertageofisikmengenaisumbernya.