• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Munculnya rubrik “Nasionalisme di Tapal Batas” di harian Kompas edisi 10 Agustus 2009 sampai dengan 21 Agustus 2009, yang menjadi kajian dalam penelitian ini menunjukkan kecenderungan Kompas, sebagai Komunikator, mempunyai perhatian khusus terhadap permasalahan di tapal batas Indonesia. Dengan memanfaatkan momentum kemerdekaan, Kompas melontarkan wacana nasionalisme melalui pemberitaan-pemberitaan yang menyorot keadaan-keadaan di tapal batas Indonesia.

Hasil analisis dalam penelitian ini mendapati adanya wacana yang digambarkan Kompas terkait nasionalisme yaitu: rasa nasionalisme di daerah- daerah perbatasan Indonesia yang kian terkikis dan terancam hilang sebagai bagian dari keutuhan bangsa Indonesia. Hal tersebut dikarenakan demokrasi dan keadailan sosial sebagai cara untuk mewujudkan dan menjaga rasa nasionalisme, minim atau bahkan belum dirasakan masyarakat perbatasan Indonesia.

Persoalan-persolaan yang dialami wilayah perbatasan sebagai wujud belum adanya demokrasi dan keadilan sosial tersebut di antaranya: daerah tapal batas Indonesia yang dituntut mandiri tanpa kehadiran serius dari negara; stigmatisasi dan ketakutan yang dirasakan masyarakat di daerah tapal batas Indonesia; kondisi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat di tapal batas Indonesia;

commit to user

172

potensi daerah yang masih minim perhatian negara; dan pembangunan prasarana, sarana, dan infrastruktur publik yang masih minim.

Melalui wacana tersebut Kompas ingin menyampaikan pesan kepada pemerintah yang memiliki posisi ideal dalam mewujudkan nasionalisme secara utuh di Indonesia, tak terkecuali di wilayah perbatasan. Kompas menyampaikan bahwa tugas negara dalam mewujudkan nasionalisme yang utuh dan menyeluruh masih berat, hal itu ditandai dengan berbagai persoalan yang terjadi di tapal batas Indonesia dan belum ada penyelesaian yang nyata.

Sebagai media yang lekat dengan humanisme, Kompas menyajikan pemberitaan-pemberitaan terkait kondisi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan yang masih memprihatinkan. Kompas secara intens memunculkan berita-berita terkait persoalan tersebut. Melalui pemberitaan- pemberitaan tersebut, Kompas telah melaksanakan prinsip-prinsip jurnalisme dan fungsi pers sebagai kontrol sosial dan tanggung jawab sosial. Dengan begitu, baik pemerintah maupun masyarakat luas akan memperoleh informasi dan bahan diskusi sehingga bisa memberikan kontribusi nyata dalam menyelesaikan persoalan yang ada, dalam hal ini persoalan-persoalan di wilayah perbatasan Indonesia.

B. SARAN

Penelitian ini hanya berfokus dari penafsiran level teks pada rubrik “Nasionalisme di Tapal Batas” di harian Kompas dengan menerapkan metode analasis wacana model van Dijk. Dalam analisisnya, peneliti menemukan

commit to user

173

berbagai wacana terkait persoalan di wilayah perbatasan yang perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat. Dari hasil analisis yang telah disimpulkan di atas, maka peneliti memiliki beberapa saran. Pertama, penelitian ini hanya sebatas meneliti dari level teks sehingga banyak unsur subyektifitas dari peneliti. Orang lain sangat dimungkinkan mempunyai penafsiran dan interpretasi yang berbeda dalam memhami teks ini. Oleh karena itu, bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa, dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) yang melihat penekanan konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Kedua, adanya visi, misi, dan kebijakan lain sebagai pijakan dasar sebuah media, menjadikan media tersebut mengusung wacana tertentu terkait berita yang disajikan. Oleh karena itu hendaknya media tetap berpegang teguh pada kaidah jurnalistik sehingga pemberitaan yang disajikan berimbang dan tetap faktual. Ketiga, berbagai persoalan di tapal batas yang belum mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat luas seperti yang diberitakan oleh Kompas hendaknya menjadi pertimbangan bagi pemerintah bersama masyarakat untuk lebih memperhatikan dan ikut andil menyelesaikan persoalan-persoalan di daerah tapal batas Indonesia.

commit to user

174

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alex Sobur. 2006. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Anderson, Benedict. 2008. Imagined Communities Komunitas-Komunitas Terbayang (alih bahasa Omi Intan Naomi). Yogyakarta: INSIST Press. AS Haris Sumadiria. 2006. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature

Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Badri Yatim. 1999. Seokarno, Islam, dan Nasionalisme. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Brown, Gillian dan George Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.

Dance Palit dkk (ed.). 1999. Dinamika Nasionalisme Indonesia. Salatiga: Yayasan Bina Darma (YBD).

Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Eriyanto. 2005. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.

FX Koesworo dkk. 1994. Di Balik Kuli Tinta. Surakarta: Sebelas Maret Unibersity Press dan Yayasan Pusataka Nusantara.

Ibnu Hamad. 2010. Komunikasi Sebagai Wacana, Jakarta: LaToFi.

Kovach, Bill dan Tom Rosential. 2004. Elemen-Elemen Jurnalisme. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi.

Mursito BM. 2006. Memahami Institusi Media Sebuah Pengantar. Surakarta: Lindu Pustaka dan SPIKOM.

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkiS.

Septian Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

commit to user

175

Sugiyanto. 2004. Analisis Statistik Sosial. Malang: Bayumedia Publishing.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sularto (ed.). 2001. Humanisme dan Kebebasan Pers: Menyambut 70 Tahun Jakob Oetama. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Suryo Sakti Hadiwijoyo. 2009. Batas Wilayah Negara Indonesia Dimensi, Permasalahan, dan Strategi Penanganan Sebuah Tinjauan Empiris dan Yuridis. Yogyakarta: Gaya Media.

Tim. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Yakob Utama. 1987. Perspektif Pers Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Jurnal

Coe, Kevin dan Rico Neumann. 2011. Finding Foreigners in American National Identity: Presidential Discourse, People, and the International Community. International Journal of Communication 5 (2011), 819–840. Murray, John. 2011. Nationalism, Patriotism, and New Subjects of Ideological

Hegemony. Journal of Philosophy: A Cross Disciplinary Inquiry 6.14 (2011): 30+. Gale Education, Religion and Humanities Lite Package.

Skripsi:

Muhammad Syofri Kurniawan. 2006. Representasi Visi Surat Kabar Dalam Foto Jurnalistik: Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat Kabar Harian Kompas dalam Foto Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

Laporan Magang:

Bagus Sandi Tratama, 2007. Penyusunan Berita dalam Aktivitas Jurnalisme di Harian Umum Kompas Biro Jawa Tengah. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

Makalah:

Ibnu Hamad. Perkembangan Analisis Wacana dalam Ilmu Komunikasi: Sebuah Telaah Ringkas. Universitas Indonesia.