• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

E. TELAAH PUSTAKA

3. Pers Sebagai Komunikasi Massa

Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia juga mengalami perkembangan cukup pesat. Tidak hanya melalui komunikasi antarpersonal yang hanya melibatkan orang-orang terbatas, tetapi komunikasi yang menjadi sebuah kebutuhan manusia juga dilakukan dengan melibatkan orang banyak (heterogen), atau yang lebih dikenal dengan komunikasi massa.

De Fleur dan McQuails mendefinisikan komunikasi massa sebagai: “Suatu proses melalui komunikator dengan menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus- menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai cara”.38

Definisi lain datang dari Little John, yang menulis:

“Komunikasi massa adalah suatu proses dengan mana organisasi- organisasi media memproduksi dan mentransmisikan pesan- pesan kepada publik yang besar, melalui proses dimana pesan- pesan itu dicari, digunakan, dimengerti, dan dipengaruhi oleh audience”.39

Pusat dari studi komunikasi massa ialah media. Organisasi media mendistribusikan berbagai pesan, untuk mempengaruhi dan merefleksikan kultur masyarakat, dan mereka injeksi informasi secara stimulan keleluasaan audiens yang heterogen, membuat media menjadi alat dari salah satu kekuatan institusi kemasyarakatan.40 Media yang digunakan dalam

38

Mursito BM. 2006. Op.Cit. Hal 3

39

Ibid.

40

commit to user

19

komunikasi massa lebih dikenal dengan istilah media massa atau istilah lain disebut dengan nama pers.

Pers mengandung dua arti, dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, pers hanya menunjuk kepada media cetak berkala: surat kabar, tabloid, dan majalah. Sedangkan dalam arti luas, pers bukan hanya menunjuk pada media cetak berkala melainkan juga mencakup medai elektronik auditif dan media elektronik audiovisual berkala yakni radio, televisi, film, dan media on line internet.41

Secara yuridis formal, seperti dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) UU Pokok Pers No. 40 / 1999, definisi Pers adalah:

“Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia”.42

Pers memiliki lima fungsi utama yang berlaku universal. Disebut universal karena kelima fungsi tersebut dapat ditemukan pada setiap negara di dunia yang menganut paham demokrasi, yakni:43

a. Informasi (to inform)

Pers memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya. Setiap informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteria dasar: aktual, akurat, faktual,

41

AS Haris Sumadiria. 2006. Op.Cit. Hal 31

42

Mursito BM. 2006. Op.Cit. Hal 2-3

43

commit to user

20

menarik atau penting, benar, lengkap-utuh, jelas-jernih, jujur-adil, berimbang, bermanfaat, dan etis.

b. Edukasi (to educate)

Sebagai sebuah lembaga kemasyarakatan pers juga memiliki tugas mendidik. Sebagai lembaga ekonomi, pers memang dituntut berorientasi komersial untuk memperoleh keuntungan finansial. Namun orientasi dan misi komersial itu, sama sekali tidak boleh mengurangi, apalagi meniadakan fungsi dan tanggung jawab sosial pers. Pers harus mau dan memerankan dirinya sebagai guru bangsa. Wilbur Schramm dalam Men, Messages and Media (1973) mengatakan bahwa pers adalah watcher, teacher, and forum (pengamat, guru, dan forum).

c. Koreksi (to influence)

Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dalam kerangka ini pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif agar kekuasan mereka tidak menjadi korup dan absolut. Negara yang menganut paham demokrasi menempatkan pers sebagai sebuah lembaga pengawas pemerintah dan masyarakat (watchdog function). Dengan fungsi kontrol sosial tersebut pers menjadi institusi sosial yang tidak pernah tidur dan juga memiliki sikap independen atau menjaga jarak yang sama terhadap semua kelompok dan organisasi yang ada.

commit to user

21 d. Rekreasi (to entertain)

Pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana rekreasi yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat. e. Mediasi (to mediate)

Pers juga harus bisa menjadi penghubung atau faslitator. Dengan fungsi ini, pers mampu menghubungkan tempat satu dengan tempat yang lain, peristiwa satu dengan peristiwa yang lain, ataupun orang yang satu dengan orang yang lain pada saat yang sama. McLuhan dalam bukunya Understanding Media (1966) mengatakan bahwa pers adalah perpanjangan dan perluasan manusia (the extented of man). Dalam tugasnya sebagai media yang melakukan kegiatan di bidang jurnalistik, maka pers harus menggunakan prinsip-prinsip jurnalisme dalam pemberitaannya. Bill Kovach dan Tom Rosential dalam bukunya The Elements of Jurnalism menjelaskan 9 prinsip jurnalisme sebagai berikut:44

a. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran

Jurnalisme tidak sekedar mengejar kebenaran dalam arti filosofis/absolut. Melainkan kebenaran funsional yang mana dapat diterapkan secara praktis. Untuk itu, sebuah laporan berita harus adil, terpercaya, berlaku untuk saat ini, dan menjadi bahan untuk investigasi lanjutan.

b. Loyalitas pertama jurnalisme kepada warga

44

Disarikan dari buku Bill Kovach dan Tom Rosential. 2004. Elemen-Elemen Jurnalisme. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi

commit to user

22

Media harus dapat mengatakan dan menjamin kepada audiensnya bahwa liputan yang dilakukan tidak diarahkan demi kepentingan kawan dan pemasang iklan. Komitmen utama adalah untuk melayani publik.

c. Inti jurnalisme adalah disiplin dalam verifikasi.

Untuk melakukan verifikasi, wartawan harus menerapkan metode yang obyektif sebelum menyampaikan fakta ke dalam berita.

d. Wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang diliput.

Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan jiwa dan pemikiran wartawan.

e. Menjadi pemantau yang bebas terhadap kekuasaan dan menyuarakan kaum tak bersuara.

Prinsip ini menekankan pentingnya peran penjagaan (watchdog). Pers tidak boleh menjadi corong kekuasaan. Selain itu, tugas pers adalah memperjuangkan kamu minoritas yang sering kali terabaikan.

f. Jurnalisme sebagai forum publik

Diskusi publik dapat melayani masyarakat dengan baik bila mereka mendapatkan informasi berdasarkan fakta. Bukan atas dasar prasangka atau dugaan-dugaan.

g. Menarik dan relevan

Jurnalisme harus dapat menyeimbangkan antara apa yang diinginkan publik dengan apa yang mereka tidak harapkan, tetapi sesungguhnya mereka butuhkan.

commit to user

23

h. Menjadikan berita proporsional dan komprehensif

Berita tidak boleh menghilangkan sesuatu yang penting, serta tidak menggelembungkan fakta demi sensasi.

i. Wartawan bertanggung jawab pada nurani

Wartawan harus memiliki tanggung jawab modal dalam melaporkan berita. Diantaranya menjalankan kode etik.