• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV UPAYA YANG DIBERIKAN UNTUK MENGATASI KASUS

A. Penyebab Dan Efek Aborsi

Aborsi (abortus) adalah sesuatu yang tidak ingin kita pikirkan kecuali bila hal tesebut mengenai kita atau orang lain yang dekat dengan kita. Dan ada situasi-situasi tertentu di mana abortus menjadi jalan satu-satunya yang perlu dipertimbangkan, bahkan walaupun membencinya.

Dewasa ini, tidak lagi diperdebatkan apakah hal ini dapat atau tidak boleh dilakukan. Legal maupun tidak legal, abortus sudah berlangsung cukup lama dan

akan terus berlangsung pada setiap kehidupan manusia.

Masa remaja sebenarnya msa dimana seseorang kesulitan untuk memilih jati dirinya sendiri, seseorang tersebut kerap kali merasa dirinya labil dan sulit untuk mengambil sebuah keputusan, hal tersebut biasa ddisebut dnegan labilnya kehidupan para remaja.

Bahkan menurut beberapa penelitian kasuus kehamilan di luar nikha ini meningkat sebanyak 29,8 % dan sebagian besar remaja tersebut sayangnya menggunkan fasilitas aborsi untuk menggugurkan kandungannya.

Aborsi sendiri biasanya di dalam dunia medis dilakukan karena suatu alasan kuat, misalnya saja ada indikasi kematian ibu atau anak, atau adanya penyakit yang bisa mengancam nyawa pasien, sehingga dilakukanlah proses aborsi untuk menyelamatkan sang ibu, namun sayangnya hal tersebut malah

dimanfaatkan oleh pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan melakukan aborsi karena sebuah “kecelakaan” di kalangan remaja.

Beberapa penyebab aborsi dikalangan remaja adalah sebagai berikut:34

1. Faktor ekonomi

Fakor ekonomi biasanya sangat berkaitan erat dengan perilaku dan juga tingkah lau seseorang, dan kemungkinan besar juga bisa terjadi pada seseorang yang akan melakukan aborsi, kaena takut dan dihimpit oleh keadaan ekonomi yang kurang, sehingga orang tersebut merasa tidak yakin untuk bisa membesarkan anak yang dikandungnya, sehingga terjadilah tindakan aborsi ini, yang sebenarnya sangat dilarang oleh agama dan juga Negara

2. Faktor sosial

Faktor sosial ini biasanya berkaitan dengan kausus aborsi dimana orang tersebut hamil di luar nikah, perilaku aborsi ini memang dipandang sebagai perbuata tercela, hal tersebut juga tidak lepas dari masyarakat yang memang sudah memandang hal tersebut, bahkan kasus pada remaja yang melakukan seks bebas ini menjadi menilai bahwa aborsi bisa dilakukan sebagai jalan keluar dari perbuatannya tersebut. aborsi juga termasuk ke dalam sesuatu penyimpangan sosial.

34https://dosenpsikologi.com/faktor-penyebab-aborsi-dalam-remaja , diakses pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 20.00 WIB

3. Malu dengan keluarga dan tetangga

Perilaku seks bebas dikalangan remaja ini memnag sangat meprihatinkan, sehingga terjadinya hamil di luar nikah menjadi sebuah keadaan yang sulit untuk dilepaskan dari peilaku tersebut.

Orang yang sudah terlanjur hamil biasanya akan merasa malu dengan keluarga dan tetangga di sekitarnya karena mereka menganggap hal tersebut adalah sebuah aib yang sulit dihilangkan, sehingga jalan yang ditempuh adalah dengan aborsi.

4. Takut janin tertular penyakit

Ada kasusu juga seorang ibu yang mengidap suatu penyakit, ataupun bisa saja dari keuda pasangan yang memiliki penyakit, Karena takut sang janin tertular oleh penyakit tersebut sehingga memutuskan untuk melakukan aborsi atau menggugurkan kandungan, padahal hal tersbeut belum tentu juga tepat.

5. Takut membahayakan kesehatan

Aborsi memang selalu dipandang sebagai hal yang salah, namun kegiatan ini bisa dilakukan atas ijin dokter secara resmi jika ada hal-hal yang memang tidak bisa dicari jalan keluar dan harus melakukan hal tersebut demi kesehatan ibu, contohnya saja sebuah kehamilan yang terganggu, sehingga jika tidak dilakukan pengguguran akan sangat mengancam nyawa ibu.

6. Diagnosis kelainan janin

Adanya diagnosis dari dokter yang bisa menganggu perkembangan janin saat bayi dilahirkan pun bisa menjadi salah stau factor yang menyebabkan aborsi

harus dilakukan, mislanya saja karena ibu memiliki penyakit kelamin menular, biasanya penyakit ini timbul dari gaya hidup berganti- ganti pasangan.

7. Tidak menginginkan anak

Faktor lainnya dari seringnya remaja melakukan abosi adalah karena takut sekolahnya terganggu, hal ini juga dikarenakan dari hubungan seks bebas yang seringkali terjadi pada kalangan remaja, sehingga menyebbakan dirinya hamil, karena biasanya jika para remaja hamil dan merasa takut dikeluarkan dari sekolah sehingga akan menganggu studi nya.

8. Aib keluarga

Aib keluarga memang menjadi factor paling besar diantara kasus aborsi ini, karena merasa malu dan takut mencemarkan nama baik keluarga sehingga para remaja ini tidak segan untuk melakukan aborsi. hal ini juga akan sangat berpengaruh pada dampak psikologi akibat seks bebas.

9. Dipaksa pasangan

Kehidupan seks bebas di kalangan remaja ini memang sudah sangat memprihatinkan, salah satunya lagi jika tejadi pada pasangan yang belum resmi, jika kecelakaan atau kehamilan terjadi, tidak jarang pasangan prianya pun seringkali meminta kekasih atau pasangannya untuk menggugurkan kandungannya. Sehingga hal ini dikarenakan adanya untsur paksaan dari pasangan.

10. Belum siap menjadi orang tua

Karena usia yang masih sangat dini, memang terkadang mengharuskan seorang wnaita yang maish berada di bawah umur untuk melakukan aborsi pada janin yang dikandungnya, hal ini jugalah yang membuat mereka belum sanggup menjadi orang tua pada usia remaja, sehingga hal yang seharusnya dilarang malah dilakukan. untuk itu lah pentingnya peran orang tua dalam perkembangan remaja

11. Korban perkosaan

Diantara beberapa kasus aborsi pada remaja, ada juga salah satu factor yang memprihatinkan salah satunya pada remaja korban perkosaan, karena tidak tahu siapa yang harus bertanggung jawab sehingga tidak heran pada kasus ini mengharuskan remaja tersebut harus melakukan aborsi untuk menyelamatkan masa depannya.

12. Tidak memiliki biaya untuk merawat anak

Meskipun tidak ada alasan apapun yang menghalalkan perilaku aborsi namun masih saja ada alsan para remaja tersebut yang membuat kegiatan yang salah ini dilakukan, salah satunya karena tidak memiliki biaya untuk melahirkan atau untuk merawat anaknya, sehingga mau tidak mau kegiatan aborsi pun akhirnya dilakukan.

13. Kurangnya rasa tanggung jawab

Masa remaja bukanlah masa yang seharusnya memikirkan soal anak atau kehidupan rumah tangga, sehingga alasan ini lah yang dijaidkan para pelaku aborsi ini untuk melakukan kegiatan salah tersebut, salah satunya adalah dengan

kurangnya rasa tanggung jawab dari kedua pasangan, atau bisa juga dari pihak pria yang tidak mau bertanggung jawab akan perbuatannya.

Dari beberapa faktor yang sudah dibahas diatas, meang harus lebih diperhatikan peran orang tua dalam melakukan pembinaan remaja. sebagai orang tua agar lebih memperhatikan anak-anak anda yang masih remaja, dan memberikan pendidikan seksual sejak dini, penguatan kehidupan agama pun akan sangat penting sehingga nantinya anak mengerti benar dan salah dalam kehidupan dan juga mengenai dampak psikologis orang yang melakukan aborsi.

Aborsi yang diakukan dapat menimbulkan efek yang sangat merugikan bahkan membahayakan bagi remaja wanita. Pada kasus aborsi terdapat efek dari aborsi. Efek aborsi di bagi menjadi 2 yaitu :35

1) Efek Jangka Pendek a. Rasasakit yang intens b. Terjadi kebocoran uterus c. Pendarahan yang banyak d. Infeksi

e. Bagian bayi yang tertinggal di dalam f. Shock/Koma

g. Merusak organ tubuh lain h. Kematian

2) Efek Jangka Panjang a. Tidak dapat hamil kembali b. Keguguran Kandungan c. Kehamilan Tubal d. Kelahiran Prematur

e. Gejala peradangan di bagian pelvis f. Hysterectom

35Agniafirdaus, Efek, Dampak Dan Resiko Aborsi, diakses dari

https://keperawatanreligionagniauliya12.wordpress.com/2013/05/20/efek-dampak-dan-resiko-aborsi/, diakses pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 20.00 WIB

1. Resiko aborsi

Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis berikut merupakan resiko kesehatan dan resiko gangguan psikologis pada wanita yang melakukan aborsi.36

a. Resiko kesehatan

1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat.

2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.

4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).

5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.

6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).

7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).

8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).

9. Kanker hati (Liver Cancer).

10. Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.

11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).

36Loc.Cit.

12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).

13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) b. Resiko psikologis

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

Gejala ini dikenal dalam dun ia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome”

(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:

1. Kehilangan harga diri (82%) 2. Berteriak-teriak histeris (51%)

3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%) 4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)

5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%) 6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

2. Dampak Aborsi

Dampak yang dapat ditimbulkan akibat aborsi antara lain:37

(1) timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.

37Loc.Cit.

(2) Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat.

Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek.

(3) Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim.

(4) Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah

3. Sudut Pandang Masyarakat Terhadap Aborsi

Aborsi dipandang sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan etika budaya ketimuran, karena budaya timur masih memegang kuat agamanya.

Saat ini, masalah aborsi, dan, karenanya, masalah anti-aborsi menjadi sangat penting terutama untuk berkembang dengan baik, masyarakat pasca-indu stri. Jelas bahwa ini bukan masalah individu lagi tapi benar-benar masalah sosial karena tidak hanya menyangkut kesehatan perempuan tetapi juga menghasilkan dampak serius terhadap situasi demografis di seluruh negeri dan pada suasana psikologis dalam masyarakat pada umumnya dan dalam keluarga pada khususnya.

Tradisional, aborsi adalah titik argumen serius bagi dan melawan fenomena ini di sebagian besar masyarakat. Sebagai aturan, sebagian besar dari masyarakat adalah melawan aborsi tapi pada kondisi tertentu bahkan konservatif setuju bahwa aborsi

mungkin diperlukan atau bahkan tak terelakkan. Lagi pula, masyarakat harus sangat berhati-hati mengatasi masalah cuaca untuk mendukung atau menolak sepenuhnya ide-ide aborsi tapi pada saat yang sama perempuan harus memiliki pilihan dan kesempatan untuk aborsi.38

Pertama-tama, akan sangat penting untuk merujuk kepada beberapa data statistik yang membuktikan bahwa aborsi tidak dapat dilarang pointblank, khususnya di negara berkembang dengan baik. Tapi perlu untuk menggaris bawahi bahwa aborsi bukanlah masalah perempuan hanya itu masalah seluruh masyarakat. Untuk membuktikan pernyataan ini akan cukup untuk menyebutkan bahwa lebih dari 1000 serangan kekerasan terhadap klinik aborsi dan dokter berkomitmen 1977-1991 dan banyak serangan tetap tidak dilaporkan (Grimes, 1991). Jadi, itu berarti bahwa kelompok-kelompok sosial yang pasti sudah siap untuk mempertahankan kepercayaan mereka antiaborsi bahkan oleh pelanggaran hukum.39

Pada saat yang sama, aborsi dapat menyebabkan masalah dalam keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat. Faktanya adalah bahwa sangat penting bagi seorang wanita untuk memiliki suasana yang mendukung dari bagian dari kerabat terdekat, yakni suami dan orangtua. Spesialis sangat merekomendasikan mengambil keputusan aborsi oleh kedua pasangan yang dapat membuat keluarga kuat sedangkan perselisihan dapat mengakibatkan perceraian. Tetapi juga penting

38Arnita,Aborsi Dalam Berbagai Aspek Pandangan, diakses dari http://artiasofftiyani.blogspot.com/2013/12/makalah-aborsi-dalam-berbagai-aspek.html, pada 26 Agustus 2018 pukul 15.00 WIB

39Loc.Cit.

bahwa perempuan tidak dapat dipaksa untuk aborsi juga. Jadi peran keluarga dalam mengambil keputusan tidak kurang penting dibandingkan pengaruh masyarakat atau keyakinan pribadi.

Dengan mempertimbangkan semua tersebut di atas, perlu untuk mengatakan bahwa aborsi, menjadi fenomena sosial, memiliki banyak lawan serta pendukung tetapi hanya sebagian kecil yang cukup radikal dan siap untuk menyangkal titik pandang yang berlawanan. Sebagian besar siap untuk menerima aborsi walaupun dalam kondisi tertentu. Ini berarti bahwa aborsi harus disahkan tetapi pada saat yang sama harus diatur secara ketat agar tidak membahayakan kesehatan wanita atau anak-anak mereka dalam kasus-kasus ketika aborsi mungkin yang dapat dihindari.

Dokumen terkait