• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian

Dalam dokumen DOKUMEN DRAFT OUTLINE BUSINESS CASE (Halaman 52-58)

a. Badan Usaha sebagai Penyelenggara

Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian dilaksanakan oleh badan usaha, baik secara sendiri maupun melalui kerja sama.21 Sebelum memperoleh izin sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian, Badan Usaha KPBU harus terlebih dahulu ditetapkan sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian oleh Walikota Batam.22 Namun demikian, dengan adanya berlakunya Perpres No. 97/2014 yang menyatakan bahwa perizinan dan non perizinan yang menjadi urusan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau di Kawasan Ekonomi Khusus diselenggarakan oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Administrator Kawasan Ekonomi Khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka kewenangan Walikota Batam tersebut dapat dilimpahkan kepada BP Batam. Namun demikian,

16 Pasal 139 PP No. 56/2009

17 Pasal 68 UU No. 23/2007 jo. Pasal 141 PP No. 56/2009

18 Pasal 171 PP No. 56/2009

19 Pasal 172 PP No. 56/2009

20 Pasal 173 PP No. 56/2009

21 Pasal 23 UU No. 23/2007

22 Menimbang bahwa jalur monorel hanya akan berada dalam wilayah Kota Batam, maka pejabat yang berwenang menetapkan suatu badan usaha sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian adalah Walikota Batam. Namun demikian, apabila jalur monorel nantinya akan melewati beberapa kota/kabupaten, maka kewenangan penetapannya beralih kepada Gubernur Kepulauan Riau.

pelimpahan izin ini harus dilakukan berdasarkan pendelegasian wewenang dari Walikota Batam kepada BP Batam.23

Setelah ditetapkan sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian umum, Badan Usaha KPBU akan memperoleh hak untuk menyelenggarakan prasarana perkeretaapian umum sebagaimana akan dicantumkan dalam perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum antara BP Batam dan Badan Usaha KPBU.24 Jangka waktu perjanjian ini ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara BP Batam dan Badan Usaha KPBU berdasarkan dana investasi dan keuntungan yang wajar.25

Perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum wajib sekurang-kurangnya memuat:26

i. Lingkup penyelenggaraan;

ii. Jagka waktu hak penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum;

iii. Hak dan kewajiban termasuk risiko yang harus dipikul para pihak, yang didasarkan pada prinsip pengalokasian risiko secara efisien dan seimbang;

iv. Standar kinerja pelayanan serta prosedur penanganan keluhan masyarakat; v. Sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi ketentuan perjanjian

penyelenggaraan; vi. Penyelesaian sengketa;

vii. Pemutusan atau pengakhiran perjanjian penyelenggaraan; viii. Fasilitas penunjang prasaran perkeretaapian;

ix. Keadaan memaksa (force majeure); dan

x. Ketentuan mengenai penyerahan prasarana perkeretaapian dan fasilitasnya pada akhir masa hak penyelenggaraan.

Dalam kaitannya dengan Proyek ini, Perjanjian KPBU dapat dianggap sebagai perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum sebagaimana diasebutkan di atas sepanjang dalam Perjanjian KPBU menyebutkan secara jelas terkait dengan penetapan Badan Usaha KPBU sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian oleh BP Batam, termasuk seluruh ketentuan minimum yang harus dimuat dalam perjanjian sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

b. Perizinan yang Diperlukan

Untuk menjadi penyelenggara prasarana perkeretaapian, Badan Usaha KPBU harus didirikan secara khusus untuk bergerak dalam bidang penyelenggaraan prasarana perkeretaapian dan wajib untuk memiliki:27

1) Izin Usaha

i. Pihak yang Berwenang

Berdasarkan PP No. 56/2009 izin usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian diberikan oleh Walikota Batam dalam hal jaringan jalur perkeretaapian tersebut berada dalam wilayah Kota Batam.28 Namun demikian, dengan berlakunya Perpres No. 97/2014 maka kewenangan

23 Pelimpahan kewenangan ini akan mempermudah proses pemberian izin penyelenggaraan prasarana dan sarana perkeretaapian umum bagi Badan Usaha KPBU. Bentuk pelimpahan kewenangan ini harus berupa peraturan walikota tentang pendelegasian kewenangan penetapan dan pemberian perizinan penyelenggaraan perkeretaapian umum di wilayah Kota Batam kepada BP Batam.

24 Pasal 307 PP No. 56/2009

25 Pasal 308 PP No. 56/2009

26 Pasal 310 PP No. 56/2009

27 Pasal 305 PP No. 56/2009

pemberian izin di wilayah Kota Batam sebagai daerah KPBPB dilimpahkan kepada BP Batam.29

ii. Jangka Waktu Izin

Izin usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) tahun untuk setiap perpanjangan.

iii. Persyaratan

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian adalah sebagai berikut:30

 Akte pendirian badan hukum Indonesia;  Nomor Pokok Wajib Pajak;

 Surat keterangan domisili perusahaan;  Rencana kerja;

 Kemampuan keuangan;

 Surat penetapan sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian umum;

 Perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian; dan  Sumber daya manusia.

iv. Kewajiban

Setelah memperoleh izin usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian, Badan Usaha KPBU wajib melaksanakan kegiatan berikut:31

 Perencanaan teknis;  AMDAL atau UKL-UPL;  Pengadaan tanah; dan

 Mengajukan izin pembangunan prasarana perkeretaapianumum sebelum memulai pelaksanaan pembangunan fisik.

Kegiatan tersebut harus sudah selesai paling lama 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya izin usaha. Dalam hal waktu 3 (tiga) tahun telah terlampaui dan Badan Usaha KPBU belum menyelesaikan kewajibannya di atas dan tidak ada permohonan untuk memperpanjang penyelesaian kegiatan, maka izin usaha dapat dicabut.

Namun demikian, pencabutan izin usaha karena keterlambatan penyampaian perencanaan teknis hanya dapat dikenakan apabila telah ada pemberitahuan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dengan jangka waktu tunggu selama 1 (satu) bulan untuk setiap pemberitahuan.

2) Izin Pembangunan

i. Pihak yang Berwenang

29 Pasal 13 Perpres No. 97/2014 menyatakan bahwa Perizinan dan Non perizinan yang menjadi urusan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau di Kawasan Ekonomi Khusus diselenggarakan oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Administrator Kawasan Ekonomi Khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, pelimpahan izin ini harus dilakukan berdasarkan pendelegasian wewenang dari pejabat terkait tersebut kepada Badan Pengusahaan KPBPB.

30 Pasal 313 PP No. 56/2009

Izin pembangunan prasarana perkeretaapian diberikan oleh BP Batam dalam hal jaringan jalur perkeretaapian tersebut berada dalam wilayah Kota Batam 32 , berdasarkan rekomendasi dari Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dan disetujui oleh Menteri Perhubungan.33

ii. Jangka Waktu Izin

Izin pembangunan prasarana perkeretaapian diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun untuk setiap perpanjangan.34

iii. Persyaratan

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin pembangunan prasarana perkeretaapian adalah sebagai berikut:35

 Rancang bangun yang dibuat berdasarkan perhitungan;  Gambar teknis;

 Data lapangan;  Jadwal pelaksanaan;

 Spesifikasi teknis yang kemudian harus disahkan oleh Menteri Perhubungan;

 AMDAL atau UKL-UPL;  Metode pelaksanaan;  Izin Mendirikan Bangunan;

 Izin lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

 Telah membebaskan tanah sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari total tanah yang dibutuhkan.

iv. Kewajiban

Setelah memperoleh izin pembangunan prasarana perkeretaapian, Badan Usaha KPBU wajib:36

 Menaati peraturan perundang-undangan dibidang perkeretaapian;  Menaati peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan

dengan pembangunan prasarana perkeretaapian;

 Bertanggung jawab terhadap dampak yang timbul selama pelaksanaan pembangunan prasarana perkeretaapian;

 Melaksanakan kewajiban yang tertuang dalam perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian;

 Melaksanakan pekerjaan pembangunan prasarana perkeretaapian sesuai dengan rencana teknik; dan

 Melaporkan kegiatan pembangunan prasarana perkeretaapian secara berkala kepada Walikota Batam.

3) Izin Operasi

i. Pihak yang Berwenang

32 Dengan asumsi bahwa telah ada pendelegasian kewenangan pemberian izin penyelenggaraan perkeretaapian umum di Kota Batam kepada BP Batam.

33 Pasal 325 PP NO. 56/2009

34 Pasal 321 ayat (5) PP No. 56/2009

35 Pasal 321 PP No. 56/2009

Izin operasi prasarana perkeretaapian diberikan oleh BP Batam dalam hal jaringan jalur perkeretaapian tersebut berada dalam wilayah Kota Batam37, berdasarkan rekomendasi dari Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dan disetujui oleh Menteri Perhubungan.38

ii. Jangka Waktu Izin

Izin operasi prasarana perkeretaapian berlaku sesuai dengan batas pemberian konsesi yang diatur dalam perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian.39

iii. Persyaratan

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin operasi prasarana perkeretaapian adalah sebagai berikut:40

 Prasarana perkeretaapian yang telah dibangun telah sesuai dengan persyaratan kelaikan teknis dan operasional prasarana perkeretaapian dan telah lulus uji pertama;

 Memiliki sistem dan prosedur pengoperasian prasarana perkeretaapian;

 Tersedianya petugas atau tenaga perawatan, pemeriksaan, dan pengoperasian prasarana perkeretaapian yang memiliki sertifikat kecakapan; dan

 Memiliki peralatan untuk perawatan prasarana perkeretaapian. iv. Kewajiban

Setelah memperoleh izin operasi prasarana perkeretaapian, Badan Usaha KPBU wajib:41

 Mengoperasikan prasarana perkeretaapian;

 Menaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan dibidang perkeretaapian dan pelestarian fungsi lingkungan hidup;

 Menaati peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan pengoperasian prasarana perkeretaapian yang bersangkutan;

 Melaporkan kegiatan operasional prasarana perkeretaapian secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali kepada pemberi izin; dan

 Mendapatkan persetujuan Menteri Perhubungan apabila akan melaksanakan pembangunan prasarana/fasilitas lain yang bersinggungan atau berpotongan dengan prasarana perkeretaapian. Sementara itu, dalam hal Badan Usaha KPBU akan bergerak dalam bidang penyelenggaraan sarana perkeretaapian, maka Badan Usaha KPBU harus didirikan secara khusus sebagai penyelenggara sarana perkeretaapian dan wajib memiliki:

1) Izin Usaha

i. Pihak yang Berwenang

Izin usaha penyelenggara sarana perkeretaapian diberikan oleh Menteri Perhubungan.42

37Dengan asumsi bahwa telah ada pendelegasian kewenangan pemberian izin penyelenggaraan perkeretaapian umum di Kota Batam kepada BP Batam.

38 Pasal 330 PP NO. 56/2009

39 Pasal 330 ayat (2) PP No. 56/2009

40 Pasal 331 PP No. 56/2009

ii. Jangka Waktu Izin

Izin usaha penyelenggara sarana perkeretaapian berlaku selama Badan Usaha KPBU masih menjalankan usaha sarana perkeretaapian.

iii. Persyaratan

Izin usaha penyelenggara sarana perkeretaapian diterbitkan setelah memenuhi persyaratan berikut:43

 Memiiki akte pendirian badan hukum Indonesia;  Memiliki NPWP;

 Memiliki surat keterangan domisili perusahaan;

 Membuat surat pernyataan kesanggupan untuk memiliki paling sedikit 2 (dua) rangkaian kereta api;

 Mempunyai rencana kerja; dan

 Memiliki perjanjian kerja sama dengan penyelenggara prasarana perkeretaapian dalam hal Badan Usaha KPBU hanya sebagai penyelenggara sarana perkeretaapian umum.

iv. Kewajiban

Dalam hal Badan Usaha KPBU telah mendapatkan izin penyelenggara sarana perkeretaapian, maka Badan Usaha KPBU wajib:44

 Memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam izin usaha penyelenggara sarana perkeretaapian;

 Memiliki izin operasi paling lama 2 (dua) tahun sejak izin usaha diterbitkan;  Melaporkan perubahan kepemilikan perusahaan atau domisili perusahaan

apabila terjadi perubahan;

 Melaporkan kegiatan usahanya setiap tahun kepada kepada Menteri Perhubungan; dan

 Sebelum memperoleh izin operasi penyelenggara sarana perkeretaapian, Badan Usaha KPBU wajib mempersiapkan spesifikasi teknis sarana perkeretaapian, studi kelayakan, dan pengadaan sarana perkeretaapian. 2) Izin Operasi

i. Pihak yang Berwenang

Izin operasi sarana perkeretaapian diberikan oleh BP Batam.45 ii. Jangka Waktu Izin

Izin operasi sarana perkeretaapian berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk setiap kali paling lama 5 (lima) tahun.

iii. Persyaratan

Izin operasi sarana perkeretaapian diterbitkan setelah memenuhi persyaratan berikut:46

 Memiiki studi kelayakan;

 Memiliki paling sedikit 2 (dua) rangkaian kereta api sesuai dengan spesifikasi teknis sarana perkeretaapian;

42 Pasal 338 PP No. 56/2009

43 Pasal 339 PP No. 56/2009

44 Pasal 341 jo. Pasal 342 ayat (2) PP No. 56/2009

45 Dengan asumsi bahwa telah ada pendelegasian kewenangan pemberian izin penyelenggaraan perkeretaapian umum di Kota Batam kepada BP Batam.

 Sarana perkeretaapian yang akan dioperasikan telah lulus uji pertama yang dinyatakan dengan sertifikat uji pertama;

 Tersedianya awak sarana perkeretaapian, tenaga perawatan, dan tenaga pemeriksa sarana perkeretaapian yang memiliki sertifikat kecakapan;  Memiliki sistem dan prosedur pengoperasian, pemeriksaan, dan

perawatan sarana perkeretaapian; dan

 Menguasai fasilitas perawatan sarana perkeretaapian. iv. Kewajiban

Dalam hal Badan Usaha KPBU telah mendapatkan izin operasi sarana perkeretaapian, maka Badan Usaha KPBU wajib:47

 Mengoperasikan sarana perkeretaapian;

 Menaati peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian;  Menaati peraturan perundang-undangan di bidang pelestarian fungsi

lingkungan hidup;

 Bertanggung jawab atas pengoperasian sarana perkeretaapian; dan  Melaporkan kegiatan operasional sarana perkeretaapian secara berkala

kepada Walikota Batam.

6. Tarif dan Mekanisme Penyesuaiannya

Dalam dokumen DOKUMEN DRAFT OUTLINE BUSINESS CASE (Halaman 52-58)