• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyiapan Rencana Jalur Monorel

Dalam dokumen DOKUMEN DRAFT OUTLINE BUSINESS CASE (Halaman 80-89)

2. Penyelesaian Klaim Jaminan/ Kewajiban Regres

3.1 Penyiapan Rencana Jalur Monorel

3.1.1 Kesesuaian Rencana Jalur Monorel Dengan RTRW

A Wilayah Administrasi

Secara administrasi, Kota Batam merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau yang secara geografis terletak antara 0°0,25' 29’' - 1°0,15’ 00” Lintang Utara dan 103°0,34’ 35” - 104°0,26’ 04” Bujur Timur. Adapun batas-batas administrasinya sebagai berikut: (lihat Gambar 3.1)

 Sebelah Utara : Selat Singapura;

 Sebelah Selatan: Kecamatan Senayang Kabupaten Bintan;

 Sebelah Timur : Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Bintan;  Sebelah Barat : Kabupaten Karimun dan Moro Kabupaten Karimun.

B Kondisi Kependudukan dan Perekonomian

Menurut catatan statistik penduduk Kota Batam tahun 2011 sebesar 1.145.146 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk 1.102,33 jiwa/km2(asumsi wilayah darat sekitar 1.038,84 km2). Berdasarkan data statistik Batam dalam Angka dari tahun 1998-2011 laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun mencapai 11,36% per tahun. Tabel 3.1 menunjukkan data mengenai pertumbuhan penduduk di Kota Batam pasca krisis tahun 1997. Dari data tersebut diketahui pertumbuhan jumlah penduduk cenderung fluktuatif. Sedangkan pertumbuhan penduduk tiga tahun terakhir, 2009-2011, pertumbuhan penduduk Kota Batam mulai berkurang hingga tinggal 1 digit (sekitar 6-10 % per tahun), dan kemungkinan trend pertumbuhan penduduk ini akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.

Tabel 3.1 Pertumbuhan Penduduk Kota Batam 1998 – 2011

No Tahun Laki Perempuan Jumlah Pertumbuhan

1 1998 154.300 139.400 293.700 2 1999 160.066 176.891 336.957 14,73% 3 2000 210.325 227.033 437.358 29,80% 4 2001 244.184 282.967 527.151 20,53% 5 2002 257.272 292.679 549.951 4,33% 6 2003 268.431 294.230 562.661 2,31% 7 2004 281.807 309.446 591.253 5,08% 8 2005 332.720 353.067 685.787 15,99% 9 2006 347.575 366.385 713.960 4,11% 10 2007 355.692 368.623 724.315 1,45% 11 2008 455.071 444.873 899.944 24,25% 12 2009 506.758 481.797 988.555 9,85% 13 2010 545.189 511.512 1.056.701 6,89% 14 2011 590.821 554.325 1.145.146 8,37% Rata-Rata Pertumbuhan 1998-2011 11.36%

Rata-rata Pertumbuhan 5 Tahun Terakhir (2007-2011) 10,16% Sumber: Kota Batam Dalam Angka (2012) dan http://www.batamkota.go.id

Penduduk Kota Batam yang berjumlah 1.145.146 jiwa yang terdiri atas 590.821 jiwa laki-laki dan 554.325 jiwa perempuan. Dari jumlah penduduk tersebut tersebar di 12 kecamatan dan 64 kelurahan. Hanya penyebarannya tidak merata sehingga mengakibatkan kepadatan penduduk per km2 di setiap daerah bervariasi.

Dalam konteks pembangunan ekonomi wilayah, besaran barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator kemampuan dan kapasitas perekonomian daerah yang bersangkutan. Sedangkan pendapatan perkapita masyarakat dan jumlah penduduk bisa digunakan untuk menggambarkan kekuatan demand-nya. Dengan kata lain PDRB adalah cerminan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Sedangkan tingkat pendapatan dan jumlah penduduk bisa menjadi indikator untuk mengukur daya beli dan tingkat permintaan masyarakatnya.

Dari PDRB ini pula bisa dilihat struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan dominasi perekonomian suatu daerah. Sektor-sektor perekonomian yang digunakan untuk mengenali potensi perekonomian Kota Batam terdiri dari 9 (sembilan) sektor lapangan usaha, yaitu sektor pertanian, pertambangan dan

penggalian, industri dan pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa tampak pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kota Batam (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2009 2010*) 2011**)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 477.878,33 534.638,29 599.955,60

2 Pertambangan dan Penggalian 50.389,17 55.101,35 57.337,00

3 Industri Pengolahan 24.253.904,43 27.812.382,39 30.445.651,54 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 320.416,47 383.926,89 415.236,21

5 Bangunan 1.016.494,35 1.287.652,41 1.494.616,45

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 10.622.143,70 12.551.757,96 14.490.528,41 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.150.008,78 1.282.975,51 1.421.254,34 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa/Perusahaan 2.451.023,22 2.713.620,38 2.936.833,39

9 Jasa - Jasa 626.966,88 695.578,30 763.004,07

PDRB 40.969.225,33 47.297.634,49 52.624.417,00

Sumber: BPS/Batam Dalam Angka 2012 *) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa PDRB Kota Batam tahun 2011 untuk sektor industri merupakan sektor

yang dominan dengan kontribusi sekitar 60,69 % dari total PDRB Kota Batam, kemudian disusul sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sekitar 25,72% dan sektor keuangan sebesar 4,44%.

Tabel 3.3 PDRB Atas Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha di Kota Batam (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2009 2010*) 2011**)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 322.240,39 332.745,68 356.079,36

2 Pertambangan dan Penggalian 38.238,10 38.739,78 39.137,46

3 Industri Pengolahan 16.129.662,84 17.324.054,57 18.285.883,65 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 173.774,18 182.140,89 200.787,68

5 Bangunan 682.024,72 790.775,61 872.755,32

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6.394.181,34 6.970.221,61 7.750.339,04 7 Pengangkutan dan Komunikasi 808.192,93 856.644,77 922.972,50 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa/Perusahaan 1.196.300,23 1.259.686,01 1.337.460,94

9 Jasa - Jasa 335.232,20 352.268,30 365.532,68

PDRB 6.079.846,95 28.107.277,22 30.130.948,64

Sumber: BPS/Batam Dalam Angka 2012 *) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Dua indikator yang dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk di Kota Batam adalah PDRB per kapita dan pendapatan regional per kapita. Pendapatan regional adalah PDRB setelah dikurangi penyusutan barang modal dan pajak tidak langsung neto. PDRB dan pendapatan regional setelah dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan PDRB per kapita serta pendapatan regional per kapita (seperti disampaikan pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5).

Tabel 3.4 PDRB dan Angka Per Kapita Atas Harga Berlaku Kota Batam

No Lapangan Usaha 2009 2010*) 2011**)

1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

No Lapangan Usaha 2009 2010*) 2011**)

2 Penyusutan Barang Modal (Jutaan Rupiah) 8.513.405,02 9.823.718,68 10.940.616,29 3 Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga

Pasar (Jutaan Rupiah) 32.455.820,30 37.473.915,80 41.683.800,71 4 Pajak Tak Langsung Netto (Jutaan Rupiah) 2.326.771,34 2.364.881,72 2.883.818,05 5 Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya

Faktor (Jutaan Rupiah) 29.916.799,90 35.109.034,08 38.799.982,66 6 Jumlah Penduduk Tengah Tahun 885.503,00 944.285,00 992.425,00 7 Per Kapita Produk Domestik Regional Bruto

(Rupiah) 46.266.613,81 50.088.304,37 53.026.089,63

8 Per Kapita Pendapatan Regional (Rupiah) 36.909.167,95 37.180.548,33 39.096.135,88 Sumber: BPS/Batam Dalam Angka 2012

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Tabel 3.5 PDRB dan Angka Per Kapita Atas Harga Konstan Kota Batam

No Lapangan Usaha 2009 2010*) 2011**)

1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

Harga Pasar (Jutaan Rupiah) 26.079.846,95 28.107.277,22 30.130.948,64 2 Penyusutan Barang Modal (Jutaan Rupiah) 4.656.319,26 4.275.116,87 4.597.982,76 3 Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar

Harga Pasar (Jutaan Rupiah) 21.371.178,00 23.832.160,36 25.532.965,87 4 Pajak Tak Langsung Netto (Jutaan Rupiah) 2.074.391,53 1.964.698,68 2.172.441,40 5 Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar

Biaya Faktor (Jutaan Rupiah) 19.296.786,47 21.867.461,68 27.958.507,24 6 Jumlah Penduduk Tengah Tahun 885.503,00 944.285,00 992.425,00 7 Per Kapita Produk Domestik Regional Bruto

(Rupiah) 29.452.014,22 29.765.671,62 30.360.932,70

8 Per Kapita Pendapatan Regional (Rupiah) 21.791.892,82 23.157.692,52 28.171.909,45 Sumber: BPS/Batam Dalam Angka 2012

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Pertumbuhan PDRB dan angka per kapita atas dasar harga berlaku dari tahun 2011 terus mengalami peningkatan. Tahun 2011 PDRB dan angka per kapita Batam atas dasar berlaku sebesar 53,03 juta rupiah. Selama tahun 2009 sampai 2011 PDRB dan angka per Kapita Kota Batam atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan rata-rata sekitar 7,06 %. Sedangkan PDRB dan angka per kapita atas dasar konstan tahun 2009 sampai 2011 hanya meningkat sebesar 1,53 %. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Kota Batam mengalami kenaikan. Kondisi ini juga sangat berpengaruh kesejahteraan penduduk di Kota Batam.

C Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam, Bintan dan Karimun1

C.1 Rencana Struktur Tata Ruang Kota Batam, Bintan dan Karimun

Rencana struktur ruang Kawasan BBK ditetapkan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan pusat kegiatan, meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana, serta meningkatkan fungsi. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) berada di Kota Batam, sedangkan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) berada di Kota Tanjungpinang dan perkotaan Tanjung

Balai Karimun. Rencana struktur ruang Kawasan BBK berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan fungsional.

Sistem pusat kegiatan primer yang ditetapkan di Kota Batam meliputi:

1. Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor dengan fungsi utamapengembangan kawasan industri skala besar dan fungsi pendukung sebagai simpul transportasi, permukiman karyawan, perdagangan dan jasa lokal, ditetapkan di:

- Kawasan Industri Kabil di Kecamatan Nongsa;

- Kawasan Industri Batu Ampar di Kecamatan Batu Ampar;

- Kawasan Industri Muka Kuning di Kecamatan Sei Beduk;

- Kawasan Industri Tanjung Uncang di Kecamatan Batu Aji;

- Kawasan Industri Tanjung Gundap di Kecamatan Sagulung; dan

- Kawasan Industri Lubuk Baja di Kecamatan Lubuk Baja.

2. Pusat kegiatan pariwisata mancanegara dan domestik dengan fungsi utama pengembangan pariwisata dan fungsi pendukung sebagai permukiman dan simpul transportasi penumpang, ditetapkan di:

- Pantai Nongsa di Kecamatan Nongsa;

- Pantai Tanjung Pinggir di Kecamatan Sekupang;

- Kawasan Wisata Jodoh di Kecamatan Lubuk Baja; dan

- Pantai Sembulang di Kecamatan Galang.

3. Pusat kegiatan perdagangan dan jasa dengan fungsi utama perdagangan dan jasa dan fungsi pendukung permukiman, simpul transportasi penumpang, dan wisata belanja, ditetapkan di:

- Kawasan Perdagangan dan Jasa Jodoh di Kecamatan Lubuk Baja;

- Kawasan Perdagangan dan Jasa Nagoya di Kecamatan Lubuk Baja;

- Kawasan Perdagangan dan Jasa Batu Ampar di Kecamatan Batu Ampar; dan

- Kawasan Perdagangan dan Jasa Sagulung di Kecamatan Batu Aji.

4. Pusat kegiatan transportasi yang merupakan simpul transportasi udara dan simpul transportasi laut dengan fungsi utama transportasi dan fungsi pendukung pelayanan perpindahan penumpang dan barang, ditetapkan di:

- Bandar Udara Hang Nadim di Kecamatan Nongsa;

- Pelabuhan Batam berupa Terminal Kabil, Terminal Nongsa di Kecamatan Nongsa, Terminal Batu Ampar di Kecamatan Batu Ampar, dan Terminal Sekupang di Kecamatan Sekupang;

- Pelabuhan Penyeberangan Batam Center di Kecamatan Batam Kota; dan

- kawasan bongkar muat dan alih barang dari satu kapal ke kapal yang lain di sebagian wilayah perairan di Selat Jodoh dan Selat Riau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara dengan fungsi utama pertahanan dan keamanan negara dan fungsi pendukung menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ditetapkan di Tanjung Sengkuang di Kecamatan Batu Ampar dan Pulau Nipa di Kecamatan Belakang Padang.

6. Pusat kegiatan pendidikan dengan fungsi utama pendidikan berkualitas internasional dan fungsi pendukung penyediaan pelayanan perkotaan, ditetapkan di Kecamatan Batam Kota, Kecamatan Nongsa, Kecamatan Batu Aji, Kecamatan Sagulung, Kecamatan Sei Beduk, Kecamatan

Sekupang, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Bengkong, dan Kecamatan Galang.

7. Pusat kegiatan kesehatan dengan fungsi utama kesehatan berkualitas internasional dan fungsi pendukung penyediaan pelayanan perkotaan, ditetapkan di Kecamatan Batam Kota, Kecamatan Nongsa, Kecamatan Batu Aji, Kecamatan Sagulung, Kecamatan Sei Beduk, Kecamatan Sekupang, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Bengkong, dan Kecamatan Galang.

Sistem pusat kegiatan primer yang ditetapkan di Kabupaten Bintan meliputi:

1. Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor dengan fungsi utama pengembangan kawasan industri skala besar dan fungsi pendukung sebagai simpul transportasi, permukiman karyawan, perdagangan dan jasa lokal ditetapkan di:

- Kawasan Industri Galang Batang di Kecamatan Gunung Kijang;

- Kawasan Industri Lobam di Kecamatan Bintan Utara; dan

- Kawasan Industri Maritim Bintan Timur di Kecamatan Bintan Timur;

2. Pusat kegiatan pariwisata mancanegara dan domestik dengan fungsi utama pengembangan pariwisata dan fungsi pendukung sebagai permukiman dan simpul transportasi penumpang ditetapkan di:

- Kawasan Wisata Lagoi di Kecamatan Teluk Sebong;

- Kawasan Wisata Pengujan-Kuala Sempang di Kecamatan Sri Kuala Lobam;

- Kawasan Wisata Trikora di Kecamatan Gunung Kijang; dan

- Kawasan Wisata Sakera di Kecamatan Bintan Utara;

3. Pusat kegiatan perdagangan dan jasa dengan fungsi utama perdagangan dan jasa dan fungsi pendukung permukiman, simpul transportasi penumpang, dan wisata belanja ditetapkan di:

- Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa Bandar Seri Bentan di Kecamatan Teluk Bintan; dan

- Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara; 4. Pusat kegiatan transportasi yang merupakan simpul transportasi udara dan simpul transportasi

laut dengan fungsi utama transportasi dan fungsi pendukung pelayanan perpindahan penumpang dan barang, ditetapkan di:

- Pelabuhan Bandar Sri Udana dan Pelabuhan Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara;

- Pelabuhan Bandar Seri Bentan di Kecamatan Teluk Bintan; dan

- Pelabuhan Kijang di Kecamatan Bintan Timur;

5. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara dengan fungsi utama pertahanan dan keamanan negara dan fungsi pendukung menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ditetapkan di:

- Mentigi di Kecamatan Bintan Utara;

- Gunung Bintan Kecil di Kecamatan Teluk Sebong; dan

- Tanjung Berakit dan Tanjung Sading di Kecamatan Teluk Sebong;

6. Pusat kegiatan kesehatan dengan fungsi utama kesehatan berkualitas internasional dan fungsi pendukung penyediaan pelayanan perkotaan, ditetapkan di:

- Kawasan Perkotaan Tanjung Uban dan Kawasan Seri Kuala Lobam di Kecamatan Bintan Utara.

Sistem pusat kegiatan primer yang ditetapkan di Kota Tanjungpinang meliputi:

1. Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor dengan fungsi utama pengembangan kawasan industri skala besar dan fungsi pendukung sebagai simpul transportasi, permukiman karyawan, perdagangan dan jasa lokal ditetapkan di Kawasan Industri Dompak Seberang di Kecamatan Bukit Bestari;

2. Pusat kegiatan pariwisata mancanegara dan domestik dengan fungsi utama pengembangan pariwisata dan fungsi pendukung sebagai permukiman dan simpul transportasi penumpang ditetapkan di Kawasan Wisata Senggarang dan Kawasan Wisata Pulau Penyengat di Kecamatan Tanjungpinang Kota;

3. Pusat kegiatan perdagangan dan jasa dengan fungsi utama perdagangan dan jasa dan fungsi pendukung permukiman, simpul transportasi penumpang, dan wisata belanja, ditetapkan di Kawasan Perdagangan dan Jasa Senggarang di Kecamatan Tanjungpinang Kota;

4. Pusat kegiatan transportasi yang merupakan simpul transportasi laut dengan fungsi utama transportasi dan fungsi pendukung pelayanan perpindahan penumpang dan barang, ditetapkan di Pelabuhan Batu Sembilan di Kecamatan Tanjungpinang Timur;

5. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara dengan fungsi utama pertahanan dan keamanan negara dan fungsi pendukung menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi pertahanan dan keamanan laut serta udara, ditetapkan di:

- Batu Hitam di Kecamatan Tanjungpinang Barat; dan

- Simpang KM 14 Air Raja di Kecamatan Tanjungpinang Timur;

6. Pusat kegiatan pendidikan dengan fungsi utama pendidikan berkualitas internasional dan fungsi pendukung penyediaan pelayanan perkotaan, ditetapkan di:

- Kawasan Senggarang di Kecamatan Tanjungpinang Kota;

- Pulau Dompak di Kecamatan Bukit Bestari; dan

- Kawasan Batu Sembilan di Kecamatan Tanjungpinang Timur;

7. Pusat kegiatan kesehatan dengan fungsi utama kesehatan berkualitas internasional dan fungsi pendukung penyediaan pelayanan perkotaan, ditetapkan di Kawasan Senggarang di Kecamatan Tanjungpinang Kota;

8. Pusat kegiatan pemerintahan provinsi dengan fungsi utama pemerintahan dan fungsi pendukung penyediaan pelayanan perkotaan,ditetapkan di Pulau Dompak di Kecamatan Bukit Bestari. Sistem pusat kegiatan primer yang ditetapkan di Kabupaten Karimun meliputi:

1. Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor dengan fungsi utama pengembangan kawasan industri skala besar dan fungsi pendukung sebagai simpul transportasi, permukiman karyawan, perdagangan dan jasa lokal ditetapkan di sepanjang garis pesisir di:

- Kawasan Industri Parit Rempak, Kawasan Industri Tanjung Melolo,

- Kawasan Industri Tanjung Penggaru, Kawasan Industri Tanjung Jepun, Kawasan Industri Tanjung Sememal, dan Kawasan Industri Pasir Panjang di Kecamatan Meral; dan

2. Pusat kegiatan pariwisata mancanegara dan domestik dengan fungsi utama pengembangan pariwisata dan fungsi pendukung sebagai permukiman dan simpul transportasi penumpang ditetapkan di:

- Pantai Pongkar di Kecamatan Tebing; dan

- Pantai Pelalawan di Kecamatan Meral;

3. Pusat kegiatan perdagangan dan jasa dengan fungsi utama perdagangan dan jasa dan fungsi pendukung permukiman, simpul transportasi penumpang, dan wisata belanja ditetapkan di Kawasan CBD Tebing sedangkan Kawasan Perdagangan dan Jasa Malarko Barat di Kecamatan Tebing;

4. Pusat kegiatan transportasi yang merupakan simpul transportasi laut dengan fungsi utama transportasi dan fungsi pendukung pelayanan perpindahan penumpang dan barang, ditetapkan di:

- Pelabuhan Tanjung Balai Karimun berupa Terminal Malarko di Kecamatan Tebing;

- Pelabuhan Tanjung Balai Karimun berupa Terminal Parit Rempak di Kecamatan Meral;

- kawasan bongkar muat dan alih barang dari satu kapal ke kapal yang lain di sebagian wilayah perairan di Selat Durian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Pusat kegiatan industri perkapalan dengan fungsi utama pengembangan industri khusus maritim dan fungsi pendukung perumahan karyawan serta simpul transportasi internasional ditetapkan di Kawasan Industri Perkapalan Sembawang di Kecamatan Meral;

6. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara dengan fungsi utama pertahanan dan keamanan negara dan fungsi pendukung menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi pertahanan dan keamanan laut serta udara, ditetapkan di Pulau Karimun Anak di Kecamatan Tebing

7. Pusat kegiatan pendidikan dan pusat kegiatan kesehatan dengan fungsi utama pendidikan serta kesehatan berkualitas internasional dan fungsi pendukung penyediaan pelayanan perkotaan ditetapkan di pusat perkotaan baru di Kecamatan Tebing.

Gambar 3.2 Sistem Pusat Perkotaan

Dalam dokumen DOKUMEN DRAFT OUTLINE BUSINESS CASE (Halaman 80-89)