• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

7. Penyusunan Alat Ukur

Tahap selanjutnya setelah pengujian validitas dan reliabilitas adalah mempersiapkan aitem-aitem yang valid, kemudian didistribusi ulang untuk

commit to user

mengambil data penelitian. Distribusi ulang skala yang digunakan untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 12

Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Kenakalan untuk Penelitian

NO Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable Aitem %

1 Keinginan untuk nomor baru setelah validitas dan reliabilitas.

commit to user

B. Pelaksanaan Penelitian 1. Pelaksanaan Pengambilan Data Pretest

Pelaksanaan pengambilan data pretest dilakukan bersamaan dengan pengambilan data screening. Hal ini dilakukan karena alat yang digunakan untuk pengambilan data sama yaitu Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja, sehingga untuk menghindari terjadinya carry over effect yang mungkin terjadi jika dilakukan pengambilan data terpisah antara pretest dan screening, maka pretest dan screening dilakukan dengan satu kali pengambilan data.

Pretest dan screening dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2011 di ruang kelas X Teknik Mesin A dan kelas X Teknik Otomotif C SMK Bhinneka Karya Surakarta. Prosedur pelaksanaannya adalah peneliti menginformasikan pada sekolah bahwa peneliti akan melaksanakan pretest dan screening pada tanggal yang ditentukan serta menginformasikan bahwa hanya siswa kelas X Teknik Mesin A dan X kelas Teknik Otomotif C yang mengikuti kegiatan ini, kemudian pihak sekolah yang menginformasikan kepada siswa dan guru kelas.

Pada hari pelaksanaan, peneliti dibantu oleh asisten peneliti serta didampingi oleh guru untuk menyebarkan skala pretest.

Kegiatan pretest dan screening ini dimulai pukul 11.00 WIB sampai pukul 11.20 WIB dan diikuti oleh 28 siswa kelas X Teknik Mesin A dan 36 siswa kelas X Teknik Otomotif C. Pengambilan data pada siswa kelas X Teknik Mesin A dan kelas X Teknik Otomotif C dilakukan bersamaan. Peneliti memandu pelaksanaan kegiatan di kelas X Teknik Mesin A, sedangkan asisten

commit to user

peneliti memandu pelaksanaan kegiatan di kelas X Teknik Otomotif C.

Tabulasi data hasil screening dapat dilihat pada lampiran F.

Setelah pengambilan data, peneliti mendapatkan skor kecenderungan kenakalan remaja seluruh subyek, kemudian skor tersebut dikategorikan dalam tiga kategori (Azwar, 2009), yaitu :

Rendah : X < ( - 1,0 )

Sedang : ( - 1,0 ) X < ( + 1,0 ) Tinggi : ( - 1,0 ) X

Pada penelitian ini, skor kecenderungan kenakalan seluruh subyek menunjukkan berada pada kategori sedang dan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan tingkat kecenderungan kenakalan subyek, maka berdasarkan screening subyek dengan kecenderungan kenakalan kategori sedang yang digunakan dalam penelitian ini. Distribusi pretest dapat dilihat secara lengkap pada lampiran F.

2. Penentuan Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Bhinneka Karya Surakarta yang berjumlah 20 siswa. Jumlah tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 orang siswa dari kelas X Teknik Mesin A sebagai kelompok eksperimen dan 10 orang siswa dari kelas X Teknik Otomotif C sebagai kelompok kontrol. Berikut adalah pembagian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol :

commit to user

Tabel 13

Subyek Kelompok Kontrol (KK)

Kode Subyek Skor Tingkat Kelas Jenis Kelamin

KK1 96 Sedang XTOC L

Setelah ditentukan subyek pada tiap-tiap kelompok, kemudian dilakukan matching sesuai dengan skor kecenderungan kenakalan pretest sehingga diperoleh 10 pasangan subyek.

3. Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen dengan memberikan perlakuan berupa pelatihan asertivitas kepada kelompok eksperimen. Pemberian perlakuan ini hanya

commit to user

dilaksanakan selama dua pertemuan yang dilaksanakan dalam dua hari berturut-turut pada tanggal 21 dan 22 Oktober 2011 dengan waktu 180 225 menit di setiap pertemuan. Pada saat pelaksanaan pemberian perlakuan, peneliti dibantu oleh 1 orang trainer dan 5 mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Jadwal pelaksanaan eksperimen dapat dilihat pada Lampiran A. Sedangkan modul Pelatihan Asertivitas dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran D. Penjelasan mengenai pemberian perlakuan pada tiap pertemuan sebagai berikut :

a. Pertemuan Pertama

Pemberian perlakuan pelatihan asertivitas pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2011 di ruang I SMK Bhinneka Karya Surakarta.

Rangkaian kegiatan ini berlangsung selama 180 menit, yaitu mulai pukul 07.40 WIB dan berakhir pada pukul 10.40 WIB. Siswa yang hadir pada pertemuan ini sebanyak 10 orang siswa kelas X Teknik Mesin A, yang merupakan jumlah keseluruhan subjek dalam kelompok eksperimen. Rangkaian kegiatan ini meliputi beberapa sesi yaitu:

1) Pembukaan

Pada sesi ini, pelatihan dibuka dengan menampilkan slide selamat datang dalam pelatihan asertivitas kepada seluruh peserta. Peneliti memulai pertemuan pertama dengan salam dan memperkenalkan diri serta memberikan penjelasan mengenai tujuan pelatihan ini, yaitu memberikan pengetahuan dan melatih peserta suatu bentuk keterampilan sosial yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, peneliti membagikan

commit to user

lembar kesediaan yang bertujuan sebagai kontrak atau perjanjian agar peserta bersedia untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan selama dua hari dan bersedia memberikan usaha terbaik agar sesuai dengan tujuan pelatihan.

Peneliti memperkenalkan MC (Master Ceremony), para co-trainer kepada peserta dan langsung menyerahkan rangkaian kegiatan hari pertama kepada MC. Kemudian, MC memulai kegiatan hari pertama dengan ice

breaking - Hal ini dimaksudkan untuk

mencairkan suasana, menghancurkan rintangan psikologis, sosial, dan usia serta untuk lebih mengangkrabkan suasana sehingga siswa dapat mengikuti pelatihan dengan nyaman dan leluasa.

MC membagikan kertas emosi dengan tujuan agar siswa dapat melepaskan segala beban pikiran yang sedang mengganggunya, sehingga dapat berkonsentrasi ketika pelatihan dimulai. Sembari menunggu trainer dan melihat

belajar, yaitu berupa kesepakatan yang ditawarkan kepada peserta agar pelatihan dapat berlangsung dengan baik. Kontrak belajar tersebut di antaranya hal-hal yang dapat mendukung dan menghambat pelatihan.

2) Self Awareness

Sesi pertama diserahkan kepada trainer dengan permulaan perkenalan berupa nama dan hobi tiap-tiap peserta, dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan kepada peserta mengenai pengertian asertivitas. Peserta cukup

commit to user

merespons dengan baik pertanyaan yang diajukan oleh trainer. Trainer memberikan pertanyaan kepada peserta mengenai alasan mereka memilih jurusan di SMK, karena keinginan sendiri atau keinginan orang tua.

Mayoritas peserta menjawab karena keinginan sendiri tanpa ada paksaan

trainer

kurang asertif karena tidak mampu mengungkapkan keinginan dan perasaan yang mengganggunya, sehingga menyiksa diri sendiri akibat gangguan yang berasal dari lingkungan.

Peserta dibagikan selembar worksheet mengenai pernyataan-pernyataan

ersebut dan diberikan waktu yang sangat terbatas. Kemudian trainer memberikan suatu permainan berkaitan dengan worksheet yang telah dikerjakan oleh peserta. Trainer membacakan beberapa pernyataan yang terdapat pada worksheet, kemudian peserta diminta untuk memilih setuju atau tidak setuju. Apabila setuju, maka peserta harus menuju ke tembok sebelah kiri yang terdapat tempelan tulisan setuju dan apabila tidak setuju, maka peserta harus menuju ke tembok sebelah kanan yang terdapat tempelan tulisan tidak setuju.

Peserta diminta untuk memberikan alasan mengenai pilihan mereka untuk setuju atau tidak setuju dari beberapa pernyataan yang diajukan trainer. Setelah 15 pernyataan disampaikan oleh trainer, peserta diminta untuk memberikan penilaian dari skala 1 4 m

commit to user

4), semakin tinggi skor semakin

4) maka semakin ia meyakini jawaban tidak. Dalam waktu yang sudah ditentukan, peserta diminta untuk mengumpulkan worksheet yang telah selesai dikerjakan.

Materi pertama yang diberikan adalah mengenai pengertian asertivitas.

Sebagian peserta antusias dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Peserta cukup berpartisipasi aktif dengan memberikan umpan-balik terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh trainer. Setelah penjelasan mengenai pengertian asertivitas, peserta diminta untuk menghitung angka 1 3 kemudian peserta berkumpul sesuai dengan angka yang sama, misalnya peserta yang mendapat angka 1 berkumpul dengan peserta yang mendapat angka 1 dan seterusnya sehingga terbentuk 3 kelompok. Trainer memberikan pertanyaan mengenai pengertian asertivitas yang telah dijelaskan sebelumnya dan peserta diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut pada selembar kertas secara berkelompok.

Seorang peserta dari setiap kelompok diminta untuk membacakan jawaban tugas yang telah diberikan tersebut di depan peserta yang lain. Pada saat peserta membacakan jawaban, trainer memberikan umpan-balik dengan memberikan kesimpulan dan memastikan bahwa setiap peserta sudah memahami mengenai materi pengertian asertivitas. Setelah seluruh peserta

commit to user

paham, trainer melanjutkan materi mengenai perbedaan agresif, asertif, dan nonasertif.

Trainer memberikan materi secara sekilas dengan memberikan gambaran secara umum pengertian asertif, agresif, dan nonasertif.

Kemudian, trainer dan peserta melakukan diskusi untuk lebih memperdalam mengenai pengertian yang belum dipahami oleh peserta. Setelah peserta cukup paham, setiap peserta diberi secarik kertas yang berisi satu pernyataan mengenai ciri-ciri perilaku asertif, agresif, atau nonasertif.

Peserta diminta untuk menempelkan pernyataan dari kertas yang telah dibagikan tersebut dengan cara menentukan pernyataan tersebut termasuk ciri perilaku asertif, agresif, atau nonasertif. Apabila peserta sudah merasa yakin dengan pilihan perilakunya, maka peserta diminta menempelkan pernyataan tersebut pada tulisan perilaku yang tertempel di dinding. Pilihan perilaku nonasertif berada pada tembok yang berada di sebelah kanan, pilihan perilaku asertif berada pada tembok yang berada di sebelah kiri, sedangkan pilihan perilaku agresif berada pada tembok yang berada di depan peserta.

Setiap peserta berkumpul di tiap-tiap tembok perilaku berdasarkan jawaban yang telah mereka tempel di dinding. Setelah peserta terpisah menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok asertif, agresif, dan nonasertif, peserta diminta untuk mendiskusikan mengenai jawaban yang telah dipilihnya. Trainer memberikan pertanyaan kepada setiap peserta mengenai alasan dan memastikan keyakinan peserta mengenai jawaban yang

commit to user

dipilihnya. Apabila peserta merasa ragu dengan jawaban yang telah dipilihnya, peserta diperbolehkan untuk melepas kembali kertas tersebut dan menempelkannya di tembok perilaku lain yang ia anggap benar.

Apabila peserta sudah merasa yakin dengan pilihan jawaban mereka, maka trainer membuka slide materi mengenai ciri-ciri perilaku asertif, agresif, dan nonasertif. Trainer menjelaskan mengenai materi tersebut dan peserta memperhatikan penjelasan serta mengoreksi jawaban yang telah mereka yakini. Beberapa peserta yang salah memberikan pilihan jawaban langsung meringis dan menjadi pusat perhatian teman-temannya karena ditertawai. Trainer meminta peserta yang memiliki jawaban salah untuk segera melepaskan tempelan sebelumnya dan memindahkannya di jawaban perilaku yang tepat. Kemudian peserta dengan jawaban yang salah tersebut segera berpindah ke kelompok tembok perilaku yang baru.

Trainer melanjutkan materi mengenai penjelasan keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari perilaku asertif, agresif, dan nonasertif. Setelah peserta memahami mengenai penjelasan tersebut, setiap peserta diminta untuk menuliskan pada kertas mengenai pemahaman mereka tentang keuntungan dan kerugian dari ketiga perilaku tersebut.

Sebagai penutup materi pertemuan hari pertama adalah studi kasus kokain. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok kemudian mereka diminta untuk mengerjakan suatu kasus dan berdiskusi untuk memberikan contoh perilaku asertif, agresif, dan nonasertif dari kasus tersebut. Karena waktu yang sangat terbatas untuk persiapan sholat Jumat dan adanya sesi pemotretan untuk

commit to user

kelas X Teknik Mesin A, maka pembahasan mengenai studi kasus dan penjelasan mengenai materi selanjutnya dilaksanakan di pertemuan yang kedua. Setelah peserta selesai mengerjakan studi kasus tersebut, lembar jawaban dikumpulkan kepada trainer.

3) Penutup

Peserta diminta untuk mengisi lembar evaluasi proses dan evaluasi materi yang dipandu oleh peneliti. Selanjutnya peneliti memberikan closing statement untuk memotivasi seluruh peserta agar bersemangat untuk mengikuti pelatihan pada pertemuan kedua.

b. Pertemuan Kedua

Pelatihan asertivitas pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2011 di ruang V SMK Bhinneka Karya Surakarta. Rangkaian kegiatan ini berlangsung selama 225 menit, yaitu mulai pukul 07.30 WIB dan berakhir pada pukul 11.15 WIB. Peserta yang hadir dalam pertemuan kedua sebanyak 10 siswa, sesuai dengan jumlah peserta yang hadir dalam pertemuan pertama.

1) Pembukaan

Pertemuan pertama pelatihan diawali dengan ice breaking dari MC yaitu

Human Line

-Tini-saling berlomba-lomba untuk mengumpulkan poin. Kelompok yang memiliki poin terbanyak akan mendapatkan hadiah. Selanjutnya permainan Human Line dicontohkan terlebih dahulu oleh beberapa co-trainer agar

commit to user

peserta lebih memahami aturan permainan tersebut. Permainan yang terakhir

-Tini-bergandengan tangan. Permainan ini bertujuan untuk membuat peserta tersenyum, tertawa dan menciptakan suasana yang akrab dan nyaman.

2) Self Awareness

Salah satu perwakilan kelompok diminta untuk maju ke depan dan membacakan hasil diskusi di pertemuan 1. Setelah seluruh kelompok membacakan hasil diskusi, trainer segera menanggapi dan memberikan umpan balik mengenai jawaban peserta. Trainer juga memberikan ilustrasi contoh dengan kasus lain dan menentukan kelompok yang memiliki jawaban terbaik. Kemudian trainer memberikan pertanyaan kembali kepada peserta mengenai pengertian asertivitas di pertemuan pertama yang bertujuan untuk menguji pemahaman peserta.

Trainer memberikan materi mengenai komponen asertif dan perbedaan bahasa tubuh antara perilaku asertif, agresif, dan nonasertif. Setelah menjelaskan materi, trainer

peserta diminta untuk maju ke depan secara bergantian dan diberikan waktu 1 menit untuk diamati oleh peserta lain mengenai perilaku yang ditunjukkannya asertif, agresif, ataukah nonasertif. Pendapat dituliskan oleh setiap peserta pada secarik kertas dan dikumpulkan kepada co-trainer.

Co-trainer akan menghitung jumlah skor seluruh peserta terhadap setiap peserta yang maju di depan sehingga akan diperoleh sejumlah angka yang memilih jawaban termasuk dalam perilaku asertif, agresif, atau nonasertif.

commit to user

Semakin banyak skor yang diperoleh dari hasil voting menunjukkan bahwa peserta tersebut mendominasi salah satu dari perilaku asertif, agresif atau nonasertif berdasarkan pendapat seluruh peserta. Setelah peserta mengetahui perilaku yang mendominasi mereka saat ini, trainer membuka diskusi dan meminta peserta untuk dapat mengoreksi kekurangan yang ada di dalam diri masing-masing.

3) Sesi II

Trainer melanjutkan materi mengenai keuntungan yang diperoleh dari perilaku asertif. Setelah itu, dua orang peserta diminta maju ke depan untuk memberikan contoh bahasa tubuh perilaku asertif. Kedua peserta tersebut berhadapan dan memberi contoh salah satu perilaku asertif yaitu menatap mata dan saling berlomba untuk mampu bertahan menatap mata selama 1 menit. Trainer meminta dua peserta lain untuk maju dan memberi contoh perilaku asertif, yaitu menatap mata sambil berjabat tangan. Kedua peserta berlomba untuk mampu bertahan menatap mata dan berjabat tangan selama 1 menit.

Dalam permainan ini trainer tidak menunjuk peserta untuk maju ke depan akan tetapi membiarkan peserta untuk dapat mengajukan diri. Peserta cukup berpartisipasi aktif dan maju ke depan dengan stimulus dari trainer yang mengatakan bahwa ciri-ciri orang yang berperilaku asertif adalah berani untuk mengekspresikan keinginan, misalnya dengan maju ke depan.

Peserta kemudian diminta untuk mengerjakan worksheet, yaitu peserta dibagi menjadi tiga kelompok kemudian diberi tugas untuk membuat suatu

commit to user

percakapan yang menunjukkan perilaku asertif, agresif, atau nonasertif berdasarkan pengalaman peserta dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, sebagai tugas kedua peserta diminta untuk membuat percakapan yang nantinya akan dipraktekkan.

Kepada setiap kelompok dibagikan secarik kertas yang berisi situasi peran perilaku asertif, agresif, atau nonasertif. Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi dan membuat percakapan dari kertas peran perilaku tersebut. Ada tiga macam kertas peran yang masing-masing menunjukkan perilaku asertif, agresif, atau nonasertif yang berarti pula ada tiga kelompok yaitu kelompok asertif, agresif, atau nonasertif.

4) Making and Refusing Requests

Materi sesi III diawali dengan kelanjutan permainan terakhir dari sesi II.

Setelah setiap kelompok menyelesaikan kedua tugas yang telah diberikan, mereka diminta untuk mempraktekkannya di depan kelas secara bergantian.

Kelompok yang lain diminta untuk memperhatikan dan memberi tanggapan terhadap kelompok yang maju di depan. Trainer membuka diskusi dengan menanyakan perilaku yang diperankan oleh peserta yang maju di depan tersebut termasuk perilaku asertif, agresif, atau nonasertif. Sebagian peserta cukup aktif mendengarkan dan memberikan umpan balik dari pertanyaan yang diajukan oleh trainer walaupun ada beberapa peserta yang tidak mendengarkan dengan baik.

Berdasarkan percakapan yang telah dipraktekkan, peserta diminta untuk berdiskusi dan mengoreksi percakapan yang telah dibuat oleh kelompok

commit to user

asertif bahwa harus terdapat empat kata power words untuk berperilaku asertif, yaitu no (tidak), thank you (terima kasih), if (jika), dan when (ketika).

Trainer menjelaskan materi mengenai empat power words yaitu kata-kata yang asertif apabila digunakan dalam konteks yang tepat dapat memiliki pengaruh yang sangat kuat.

Sebelum melanjutkan materi berikutnya, peserta diberikan waktu istirahat selama 15 menit untuk menikmati snack yang disediakan, mendengarkan musik, dan meregangkan tubuh; tetapi setiap peserta diminta untuk tetap berada di dalam ruangan. Setelah waktu istirahat selesai, peserta diminta untuk memindahkan kursi tempat duduk mereka dan membuat formasi melingkar. Peserta dan trainer duduk dalam formasi lingkaran tersebut kemudian trainer menjelaskan suatu permainan tala.

Permainan tala yaitu peserta menepuk lutut teman di sebelahnya secara berurutan sehingga membentuk suatu irama. Apabila tangan kanan yang digunakan untuk menepuk, maka teman di sebelahnya juga harus menepuk dengan tangan kanan. Sebaliknya, apabila menepuk dengan tangan kiri, maka teman di sebelahnya juga harus menepuk dengan tangan kiri.

Permainan tala sangat membutuhkan konsentrasi setiap peserta. Peserta yang salah dalam menepuk irama akan diberikan hukuman, yaitu maju di tengah lingkaran dan mengucapkan janji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan salah yang pernah dilakukannya. Pengucapan janji tersebut harus sesuai dengan bahasa tubuh orang yang asertif, yaitu tegas dan penuh kesungguhan. Pengucapan janji peserta yang dihukum akan dinilai oleh

commit to user

peserta yang lain, apabila pengucapan janji kurang meyakinkan maka peserta tersebut harus mengulangi lagi hingga cukup meyakinkan.

Sesi III dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh trainer I statement How to disagree . Penjelasan materi disertai pula contoh percakapan untuk menolak permintaan atau ajakan negatif dari orang lain.

Trainer memberikan pertanyaan dan berdiskusi untuk memastikan bahwa setiap peserta sudah memahami materi yang telah diberikan. Setelah peserta cukup paham, trainer mengajak peserta untuk melanjutkan permainan tala dengan hukuman yang berbeda.

Dalam permainan tala yang kedua, apabila peserta melakukan kesalahan, maka peserta tersebut akan maju ke tengah lingkaran kemudian diberi pertanyaan atau ajakan negatif dari peserta yang lain. Tugas peserta yang dihukum adalah menjawab pertanyaan tersebut dengan gaya mereka masing-masing. Jawaban tersebut harus sesuai dengan teknik menolak yang akan mereka pergunakan. Sebelum melanjutkan permainan, trainer melontarkan pertanyaan dan berdiskusi dengan peserta mengenai teknik dari jawaban pertanyaan yang digunakan oleh peserta yang dihukum tersebut.

Permainan tala dihentikan ketika semua peserta telah mendapatkan hukuman sehingga setiap peserta telah mampu mempraktekkan teknik menolak yang dapat mereka pergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah permainan tala selesai, trainer melakukan kristalisasi dengan berdiskusi dan memberikan kesimpulan dari seluruh rangkaian kegiatan

commit to user

pelatihan yang telah dilakukan. Sesi ini berjalan cukup lancar karena peserta mendengarkan dan menyimak penjelasan trainer dengan baik.

5) Penutup

Setiap peserta diminta untuk mengisi lembar evaluasi materi dan evaluasi proses pelatihan yang telah disediakan oleh fasilitator. Fasilitator mengucapkan terima kasih dan memohon maaf dengan segala kekurangan yang terjadi selama rangkaian pelatihan berlangsung. Sesi ini ditutup dengan membagikan satu lembar kertas berbentuk daun kepada setiap peserta, kemudian peserta diminta untuk menuliskan saran dan kritik mengenai proses pelatihan; selanjutnya peserta diminta untuk menempelkan lembar tersebut pada kertas yang menempel di dinding.

4. Pelaksanaan Pengambilan Data Posttest

Pengambilan data posttest dilaksanakan pada tanggal 1 Nopember 2011 yaitu 10 hari setelah pemberian perlakuan. Menurut Latipun (2004) untuk mengetahui efek suatu perlakuan dilakukan dengan jalan membandingkan kondisi atau performansi subyek antara kondisi awal dengan kondisi setelah perlakuan, dan untuk menghindari carry over effect antara pengambilan data awal dan setelah perlakuan maka harus diberi interval waktu tertentu.

Berdasarkan teori tersebut, maka peneliti melakukan posttest 15 hari setelah pretest. Hal ini dilakukan dengan alasan menghindari carry over efect antara pretest dengan posttest karena menggunakan alat ukur yang sama yaitu skala kecenderungan kenakalan remaja.

commit to user

Pengambilan posttest dilakukan dengan memberikan skala kecenderungan kenakalan remaja yang valid pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas X SMK Bhinneka Karya Surakarta. Prosedur pelaksanaan posttest dilakukan dengan mengumpulkan kelompok eksperimen pada satu ruangan kosong, kemudian diberikan instruksi untuk pengerjaannya. Setelah itu, peneliti mengumpulkan kelompok kontrol pada ruangan yang sama dan diberikan instruksi yang sama pula dengan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengerjakan skala dalam waktu yang terpisah, karena kelompok kontrol pada hari tersebut masuk sekolah siang, sehingga tidak memungkinkan mengerjakan dalam waktu yang bersamaan.

Distribusi skor posttest ada pada lampiran F.

C. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Kuantitatif

a. Hasil Pretest dan Posttest

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah skor kecenderungan kenakalan remaja antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan skala kecenderungan kenakalan remaja yang diukur sebelum eksperimen (pretest) dan setelah eksperimen (posttest).

Deskripsi hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

commit to user

Perbedaan hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, hasil posttest kelompok kontrol serta kelompok eksperimen pada tiap-tiap pasangan dapat dilihat pada gambar berikut :

commit to user

Gambar 3. Rata-rata Skor Kecenderungan Kenakalan Remaja Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Gambar tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pelatihan asertivitas pada kelompok eksperimen, yaitu terjadi penurunan kecenderungan kenakalan remaja pada kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol pada pengukuran setelah pemberian perlakuan. Selanjutnya dari hasil pretest dan posttest baik pada kelompok eksperimen maupun

Gambar tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pelatihan asertivitas pada kelompok eksperimen, yaitu terjadi penurunan kecenderungan kenakalan remaja pada kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol pada pengukuran setelah pemberian perlakuan. Selanjutnya dari hasil pretest dan posttest baik pada kelompok eksperimen maupun