• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik parametrik t-test, yaitu independent sample t-test.

Tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor kecenderungan kenakalan remaja sebelum perlakuan dengan rata-rata skor sesudah perlakuan dengan cara melihat hasil melalui nilai t-test. Apabila nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel, berarti ada perbedaan skor sebelum perlakuan dengan sesudah perlakuan (Latipun, 2002). Rumus analisis t-test ini adalah:

(Latipun, 2002)

commit to user

Keterangan:

M1 = Rata-rata skor kelompok 1 M2 = Rata-rata skor kelompok 2 SS1 = sum of square kelompok 1 SS2 = sum of square kelompok 2 n1 = Jumlah subjek pada kelompok 1 n2 = Jumlah subjek pada kelompok 2

Perhitungan selengkapnya akan dilakukan dengan bantuan komputer program statistik SPSS for MS Windows version 16.

Analisis deskriptif diperoleh dari melihat hasil skor skala kecenderungan kenakalan remaja, sharing, worksheet, observasi, dan lembar evaluasi yang diisi oleh subjek selama proses pelatihan. Lembar evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pelatihan asertivitas memiliki pengaruh dan bermanfaat dalam mengurangi kecenderungan kenakalan remaja. Analisis deskriptif tersebut hanya dipergunakan untuk melengkapi dan mendukung data.

commit to user

84 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Tempat Penelitian

Persiapan penelitian diawali dengan menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Penentuan tempat penelitian ini disesuaikan dengan populasi yang sebelumnya telah ditetapkan oleh penulis sehingga penelitian mengenai pengaruh pemberian pelatihan asertivitas terhadap kecenderungan kenakalan remaja pada siswa kelas X yang dilaksanakan di SMK Bhinneka Karya.

SMK Bhinneka Karya (BK) adalah nama sebuah sekolah swasta kejuruan yang berdiri pada tanggal 1 Agustus 1960, terletak di Jl. Letjen. Suprapto. No. 34 RT 04 RW 12 Banjarsari, Surakarta dengan nomor NDS 4203350001. SMK BK Surakarta dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan diasuh oleh 61 guru yang terdiri atas guru PNS, guru tetap yayasan, dan guru tidak tetap. Sekolah ini terdiri atas 3 jurusan yang masing-masing terakreditasi B, yaitu jurusan teknik ketenagalistrikan, teknik pemesinan, dan teknik mekanik otomatif.

SMK BK memiliki visi yaitu menjadikan Sekolah Bhinneka Karya Surakarta sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan yang unggul serta potensial bertaraf nasional. Misi SMK BK yaitu:

1. Membimbing siswa untuk menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, kreatif, produktif, dan potensial.

2. Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan profesional.

commit to user

3. Menghasilkan tamatan yang profesional.

4. Menciptakan sistem pembelajaran yang berwawasan nasional.

Penelitian ini menggunakan responden penelitian siswa kelas X berjumlah 133 siswa laki-laki. Adapun seluruh siswa tersebut terbagi dalam 4 kelas dengan rincian sebagai berikut :

1. Kelas X Teknik Mesin B : 34 siswa laki-laki, 2. Kelas X Teknik Mesin D : 35 siswa laki-laki, 3. Kelas X Teknik Otomotif C : 36 siswa laki-laki, 4. Kelas X Teknik Mesin A : 28 siswa laki-laki.

2. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi meliputi segala urusan perijinan yang diajukan pada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. Permohonan ijin tersebut di antaranya peneliti meminta surat pengantar dari Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan nomor surat 821/UN27.06.7.1/TU/2010 yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SMK Bhinneka Karya Surakarta. Setelah mendapat surat pengantar dari Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta kemudian penulis mengajukan permohonan kepada pihak SMK Bhinneka Karya Surakarta, setelah mendapatkan ijin dari pihak sekolah peneliti mengadakan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.

commit to user

3. Persiapan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Jensen (dalam Sarwono, 1985) dan Hurlock (1973). Aspek-aspek tersebut yaitu keinginan untuk melakukan tindakan yang menimbulkan korban materi, keinginan untuk menyakiti diri sendiri dan orang lain, kemauan untuk melakukan tindakan yang tidak terkendali, serta keinginan melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja dalam penelitian ini terdiri atas 30 aitem favorable dan 30 aitem unfavorable. Menurut Azwar (2009), suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favorable dan unfavorable dalam jumlah yang kurang lebih seimbang, sehingga pernyataan yang disajikan tidak semua positif atau negatif yang akan berkesan bahwa isi skala yang bersangkutan seluruhnya mendukung atau tidak mendukung objek sikap.

Variasi pernyataan favorable dan unfavorable akan membuat responden memikirkan lebih hati-hati terhadap isi pernyataan sebelum memberikan respons, sehingga stereotip responden dalam menjawab dapat dihindari.

Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja pada penelitian ini merupakan skala Likert dengan empat pilihan jawaban yaitu: Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Pilihan jawaban ragu-ragu ditiadakan, karena menurut Azwar (2009) pilihan jawaban netral atau ragu-ragu merupakan jawaban yang tidak menentukan pendapat. Dengan adanya pilihan jawaban ragu-ragu akan menimbulkan kecenderungan subjek untuk memilih

commit to user

jawaban tersebut, sehingga data mengenai perbedaan di antara responden menjadi kurang informatif.

Distribusi Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja sebelum uji-coba sebagai berikut:

Tabel 5

Distribusi Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja Sebelum Uji-Coba

NO Aspek Indikator No aitem Frek %

5. Cenderung berkata kasar dan membantah perintah orang

6. Cenderung merusak fasilitas umum.

5. Keinginan untuk kabur dari sekolah (membolos) maupun

1. Keinginan untuk berkelahi atau melakukan tawuran.

3. Keinginan untuk merokok dan NAPZA (Narkotika, Alkohol,

commit to user

4. Persiapan Eksperimen

Eksperimen dalam penelitian ini menggunakan pelatihan asertivitas sebagai perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Pelatihan asertivitas dilakukan oleh satu trainer dan lima co-trainer. Sebelumnya, peneliti melakukan briefing mengenai materi dan pelaksanaan pelatihan. Hal ini dilakukan untuk memberikan penjelasan materi dan detail pelatihan baik kepada trainer maupun co-trainer.

Selanjutnya peneliti menginformasikan kepada pihak sekolah mengenai hasil screening tentang siswa yang dikenai penelitian serta siswa yang berada dalam kelompok eksperimen dan kontrol. Peneliti kemudian menentukan waktu dan tempat pelatihan dengan seijin pihak sekolah. Pihak sekolah yang menginformasikan kepada siswa kelompok eksperimen untuk mengikuti pelatihan asertivitas.

Setelah peneliti mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam Pelatihan Ketrampilan Asertivitas. Alat-alat tersebut antara lain :

a. Satu unit laptop dan LCD

Laptop dan LCD pada penelitian ini digunakan untuk menayangkan slide pelatihan dan memutar video pelatihan.

b. Satu unit sound system

Sound system pada penelitian ini digunakan untuk memperdengarkan musik dan pendukung dalam pemutaran video pada subyek pelatihan.

commit to user

c. Modul pelatihan

Modul pelatihan pada penelitian ini terdiri atas modul pelatihan pertemuan I dan modul pelatihan pertemuan II berupa makalah asertivitas. Modul pelatihan dapat dilihat secara lengkap pada lampiran D.

d. Slide pelatihan

Slide pelatihan dibuat untuk membantu peserta memahami materi yang disampaikan oleh fasilitator. Slide pelatihan meliputi opening, sesi I, sesi II, sesi III, dan clossing.

e. Lembar observasi

Lembar observasi dibuat untuk membantu peneliti dalam mengamati tingkah laku, ekspresi, dan partisipasi subyek peserta pelatihan. Lembar observasi dapat dilihat selengkapnya pada lampiran E.

f. Evaluasi proses dan hasil

Peneliti mempersiapkan lembar evaluasi proses untuk diisi sesuai dengan keadaan dan perasaan yang dialami subyek sesungguhnya pada setiap pertemuan pelatihan. Peneliti juga mempersiapkan lembar evaluasi hasil yang terdiri atas lembar evaluasi materi dan hasil untuk diisi subyek setelah selesai mengikuti pelatihan dan menjalani kehidupannya sehari-hari. Evaluasi pelatihan dapat dilihat secara lengkap pada lampiran E.

g. Alat Tulis

Alat tulis berupa bolpoin dan kertas dipergunakan oleh subyek untuk mengisi worksheet, lembar evaluasi pelatihan, dan mencatat materi pelatihan.

commit to user

5. Pelaksanaan Uji-Coba

a. Uji-Coba Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja

Pengujian Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja dilakukan kepada 69 siswa kelas X SMK Bhinneka Karya Surakarta yang terdiri atas 34 siswa kelas X Teknik Mesin B dan 35 siswa kelas X Teknik Mesin D. Siswa yang digunakan untuk pengujian skala ini tidak diikutsertakan sebagai subyek yang dikenai screening dan pretest. Siswa untuk uji-coba adalah siswa-siswa yang memiliki ciri-ciri tertentu yang merupakan karakteristik populasi, kemudian dipilih secara acak sebagai responden uji-coba Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja.

Pengambilan data untuk uji coba Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2011 mulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 10.20 WIB di SMK Bhinneka Karya Surakarta. Prosedur pelaksanaannya adalah sebelumnya peneliti menginformasikan kepada pihak sekolah bahwa peneliti akan melakukan uji coba Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja dan meminta jadwal pasti pelaksanaan kepada pihak sekolah.

Pihak sekolah hanya mengijinkan dua kelas yang akan digunakan sebagai uji coba Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja yaitu siswa kelas X Teknik Mesin B dan X Teknik Mesin D. Setelah pihak sekolah meminta ijin kepada guru yang bersangkutan pada kelas tersebut untuk menyebarkan skala, maka peneliti menginformasikan maksud dan tujuan penyebaran skala kepada siswa, kemudian meminta siswa untuk mengisi skala tersebut.

commit to user

Pelaksanaan uji-coba Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan di dua ruangan secara bersamaan, yaitu kelas X Teknik Mesin B dan X Teknik Mesin D pada saat mata pelajaran berlangsung. Pengisian skala pada kelas X Teknik Mesin B dipandu oleh peneliti sedangkan pengisian skala pada kelas X Teknik Mesin D dipandu oleh asisten peneliti. Setelah pengambilan data, kemudian dilakukan penskoran dan analisis guna pengujian validitas dan reliabilitas.

b. Uji-Coba Modul Pelatihan

Pengujian dengan uji-coba modul pelatihan kepada responden yang memiliki karakteristik sama dengan subyek penelitian. Uji-coba dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2011 di ruang OSIS SMK Bhinneka Karya Surakarta.

Responden uji-coba modul pelatihan sebanyak 5 anak yang merupakan siswa kelas X SMK Bhinneka Karya Surakarta. Prosedur uji coba modul pelatihan meliputi pembagian modul pelatihan kepada tiap-tiap responden untuk dibaca dan fasilitator menyampaikan materi secara sekilas, kemudian responden diminta untuk mengisi lembar evaluasi materi pelatihan.

Hasil analisis evaluasi materi uji-coba modul dapat dilihat secara lengkap pada tabel berikut :

Tabel 6

Nilai Tes Evaluasi Materi Uji-Coba Modul

Responden Nilai

1 90

2 80

3 80

4 100

5 90

Rata-rata 88

commit to user

Pada tabel nilai tes evaluasi materi uji-coba modul tampak bahwa nilai tertinggi yang diperoleh oleh responden adalah 100 dan nilai terendah adalah 80. Rata-rata nilai tes evaluasi materi uji-coba modul adalah 88, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden telah memahami isi materi yang diberikan oleh pelatih.

Tabel 7

Nilai Pemahaman Materi Uji-Coba Modul

Responden Nilai

1 100

2 100

3 100

4 100

5 100

Rata-rata 100

Pada tabel nilai pemahaman materi uji-coba modul menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh oleh responden adalah 100 dan nilai terendah adalah 100. Rata-rata nilai tes evaluasi materi uji-coba modul adalah 100, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh responden dapat memahami materi dalam modul. Setelah uji-coba modul selesai, peneliti membagikan selembar kertas kecil kepada peserta agar peserta memberikan saran dan kritik terhadap pelaksanaan uji-coba modul.

Beberapa pesan yang disampaikan oleh peserta di antaranya yaitu materi yang diberikan menarik, mudah dipahami, membuat ingin maju, tempat latihan kurang mendukung, pengajar sebaiknya memberikan pertanyaan yang lebih variatif, slide presentasi kurang menarik karena kurang gambar, dan sebaiknya disertai musik-musik agar peserta lebih semangat.

commit to user

Selain evaluasi dari peserta, peneliti juga menganalisis penilaian dari dosen, trainer, dan mahasiswa sebagai professional judgement. Hasil penilaian validasi yang diberikan oleh dosen, trainer, dan mahasiswa memiliki fokus penilaian pada ketepatan modul asertivitas bila digunakan untuk mengurangi kecenderungan kenakalan remaja. Hasil penilaian validasi modul asertivitas secara kuantitatif dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8

Hasil Penilaian Modul Asertivitas

Reviewer Keterangan Nilai

1 Dosen 75

2 Trainer 87

3 Mahasiswa 89

JUMLAH 251

RATA-RATA JUMLAH 83,67

Keterangan : I---I---I---I---I 1 25 50 75 100

Sama sekali Sedikit Cukup Sebagian besar Sepenuhnya tidak tepat tepat tepat tepat tepat

Pada tabel Nilai Penilaian Kuantitatif Modul Asertivitas tampak bahwa nilai tertinggi yang diberikan reviewer yaitu 89 dan nilai terendah 75.

Berdasarkan hasil penilaian secara kuantitatif tersebut, diperoleh rata-rata nilai validasi modul asertivitas adalah 83,67, sehingga dapat disimpulkan reviewer menilai bahwa modul asertivitas tepat digunakan untuk menurunkan tingkat kecenderungan kenakalan remaja.

Selain penilaian secara kualitatif, reviewer juga memberikan penilaian secara deskriptif (kualitatif) mengenai kekuatan dan kelemahan yang

commit to user

terdapat pada modul asertivitas. Penilaian secara deskriptif (kualitatif) tersebut disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 9

Hasil Penilaian Kualitatif Pelatihan Asertivitas

Reviewer Kekuatan/ Keunggulan Kelemahan / Kekurangan 1 Secara umum materi sudah baik dapat tercapai. Tampilan modul yang diberikan kepada peserta sudah menarik dengan desain yang baik.

Meskipun sudah terdapat contoh dan latihan yang

Dari penilaian secara deskriptif (kualitatif) tersebut dapat dikatakan modul asertivitas dapat digunakan untuk mengurangi tingkat kecenderungan kenakalan remaja pada kelas X, tetapi masih ada yang perlu diperbaiki khususnya dalam hal materi yang lebih simpel dan power point yang lebih menarik, serta dukungan musik untuk menambah semangat peserta. Oleh

commit to user

karena itu, peneliti melakukan perbaikan dalam modul asertivitas agar lebih simpel dan mudah dimengerti oleh siswa.

6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Sebelum pengujian validitas dan reliabilitas, dilakukan terlebih dahulu penskoran skala Kecenderungan Kenakalan Remaja. Penskoran pada aitem favorable skala yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat skor 1, Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 2, Sesuai (S) mendapat skor 3, dan Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 4, dan sebaliknya untuk aitem yang bersifat unfavorable.

Setelah dilakukan penskoran skala Kecenderungan Kenakalan Remaja, maka diperoleh skor setiap subyek. Dari hasil penskoran tersebut kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas skala. Untuk mempermudah penghitungan peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan skala psikologis agar menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2009). Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi content validity dan contruct validity. Content validity melalui review professional judgment oleh pembimbing sebagai pihak yang berkompeten, sehingga penampilan tes lebih meyakinkan dan memenuhi kesan mampu mengungkap atribut yang hendak diukur.

Skala dalam penelitian ini diuji daya beda aitemnya dengan menggunakan teknik korelasi corrected item-total dengan bantuan program SPSS for MS

commit to user

Windows versi 16.0. Uji daya beda aitem akan menentukan aitem yang gugur dan valid. Jumlah aitem yang diuji daya bedanya berjumlah 60 aitem. Hasil uji tersebut memiliki indeks korelasi berkisar 0,011 sampai dengan 0,616. Peneliti menggunakan nilai 0,30 sebagai batas nilai validitas minimal. Hal ini disebabkan menurut Azwar (2009) aitem dengan nilai aitem < 0,30 dapat p.

Aitem yang valid berjumlah 47 aitem dari 60 aitem yang diujicobakan dengan kisaran nilai 0,311 sampai dengan 0,616. Aitem yang valid tersebut adalah 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, dan 60. Sedangkan aitem yang gugur berjumlah 13 yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 17, 20, 31, 34, 40, 44, 49, dan 59. Distribusi aitem skala kecerdasan emosi yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel berikut:

commit to user

Tabel 10

Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Kenakalan untuk Penelitian

NO Aspek Indikator

commit to user

b. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas pada Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja, kemudian dilakukan uji reliabilitas pada aitem yang valid. Pengujian reliabilitas diperlukan untuk mengetahui konsistensi atau keterpercayaan skala psikologis, agar didapat skala psikologis yang konsisten dari waktu ke waktu (Azwar, 2009). Uji reliabilitas tersebut menggunakan teknik analisis Cronbach, dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0 for windows. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.915 60

Dari penghitungan reliabilitas Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,915. Perhitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Koefisien reliabilitas dianggap memuaskan apabila koefisiennya mendekati 0,900 (Azwar, 2003).

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dinyatakan koefisien reliabilitas dari Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja tersebut adalah baik. Selain itu, bisa dinyatakan pula bahwa Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja tersebut reliabel dan selanjutnya dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

7. Penyusunan Alat Ukur

Tahap selanjutnya setelah pengujian validitas dan reliabilitas adalah mempersiapkan aitem-aitem yang valid, kemudian didistribusi ulang untuk

commit to user

mengambil data penelitian. Distribusi ulang skala yang digunakan untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 12

Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Kenakalan untuk Penelitian

NO Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable Aitem %

1 Keinginan untuk nomor baru setelah validitas dan reliabilitas.

commit to user

B. Pelaksanaan Penelitian 1. Pelaksanaan Pengambilan Data Pretest

Pelaksanaan pengambilan data pretest dilakukan bersamaan dengan pengambilan data screening. Hal ini dilakukan karena alat yang digunakan untuk pengambilan data sama yaitu Skala Kecenderungan Kenakalan Remaja, sehingga untuk menghindari terjadinya carry over effect yang mungkin terjadi jika dilakukan pengambilan data terpisah antara pretest dan screening, maka pretest dan screening dilakukan dengan satu kali pengambilan data.

Pretest dan screening dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2011 di ruang kelas X Teknik Mesin A dan kelas X Teknik Otomotif C SMK Bhinneka Karya Surakarta. Prosedur pelaksanaannya adalah peneliti menginformasikan pada sekolah bahwa peneliti akan melaksanakan pretest dan screening pada tanggal yang ditentukan serta menginformasikan bahwa hanya siswa kelas X Teknik Mesin A dan X kelas Teknik Otomotif C yang mengikuti kegiatan ini, kemudian pihak sekolah yang menginformasikan kepada siswa dan guru kelas.

Pada hari pelaksanaan, peneliti dibantu oleh asisten peneliti serta didampingi oleh guru untuk menyebarkan skala pretest.

Kegiatan pretest dan screening ini dimulai pukul 11.00 WIB sampai pukul 11.20 WIB dan diikuti oleh 28 siswa kelas X Teknik Mesin A dan 36 siswa kelas X Teknik Otomotif C. Pengambilan data pada siswa kelas X Teknik Mesin A dan kelas X Teknik Otomotif C dilakukan bersamaan. Peneliti memandu pelaksanaan kegiatan di kelas X Teknik Mesin A, sedangkan asisten

commit to user

peneliti memandu pelaksanaan kegiatan di kelas X Teknik Otomotif C.

Tabulasi data hasil screening dapat dilihat pada lampiran F.

Setelah pengambilan data, peneliti mendapatkan skor kecenderungan kenakalan remaja seluruh subyek, kemudian skor tersebut dikategorikan dalam tiga kategori (Azwar, 2009), yaitu :

Rendah : X < ( - 1,0 )

Sedang : ( - 1,0 ) X < ( + 1,0 ) Tinggi : ( - 1,0 ) X

Pada penelitian ini, skor kecenderungan kenakalan seluruh subyek menunjukkan berada pada kategori sedang dan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan tingkat kecenderungan kenakalan subyek, maka berdasarkan screening subyek dengan kecenderungan kenakalan kategori sedang yang digunakan dalam penelitian ini. Distribusi pretest dapat dilihat secara lengkap pada lampiran F.

2. Penentuan Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Bhinneka Karya Surakarta yang berjumlah 20 siswa. Jumlah tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 orang siswa dari kelas X Teknik Mesin A sebagai kelompok eksperimen dan 10 orang siswa dari kelas X Teknik Otomotif C sebagai kelompok kontrol. Berikut adalah pembagian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol :

commit to user

Tabel 13

Subyek Kelompok Kontrol (KK)

Kode Subyek Skor Tingkat Kelas Jenis Kelamin

KK1 96 Sedang XTOC L

Setelah ditentukan subyek pada tiap-tiap kelompok, kemudian dilakukan matching sesuai dengan skor kecenderungan kenakalan pretest sehingga diperoleh 10 pasangan subyek.

3. Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen dengan memberikan perlakuan berupa pelatihan asertivitas kepada kelompok eksperimen. Pemberian perlakuan ini hanya

commit to user

dilaksanakan selama dua pertemuan yang dilaksanakan dalam dua hari berturut-turut pada tanggal 21 dan 22 Oktober 2011 dengan waktu 180 225 menit di setiap pertemuan. Pada saat pelaksanaan pemberian perlakuan, peneliti dibantu oleh 1 orang trainer dan 5 mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Jadwal pelaksanaan eksperimen dapat dilihat pada Lampiran A. Sedangkan modul Pelatihan Asertivitas dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran D. Penjelasan mengenai pemberian perlakuan pada tiap pertemuan sebagai berikut :

a. Pertemuan Pertama

Pemberian perlakuan pelatihan asertivitas pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2011 di ruang I SMK Bhinneka Karya Surakarta.

Rangkaian kegiatan ini berlangsung selama 180 menit, yaitu mulai pukul 07.40 WIB dan berakhir pada pukul 10.40 WIB. Siswa yang hadir pada pertemuan ini sebanyak 10 orang siswa kelas X Teknik Mesin A, yang merupakan jumlah keseluruhan subjek dalam kelompok eksperimen. Rangkaian kegiatan ini meliputi beberapa sesi yaitu:

1) Pembukaan

Pada sesi ini, pelatihan dibuka dengan menampilkan slide selamat datang dalam pelatihan asertivitas kepada seluruh peserta. Peneliti memulai pertemuan pertama dengan salam dan memperkenalkan diri serta memberikan penjelasan mengenai tujuan pelatihan ini, yaitu memberikan pengetahuan dan melatih peserta suatu bentuk keterampilan sosial yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, peneliti membagikan

commit to user

lembar kesediaan yang bertujuan sebagai kontrak atau perjanjian agar peserta bersedia untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan selama dua hari dan bersedia memberikan usaha terbaik agar sesuai dengan tujuan pelatihan.

Peneliti memperkenalkan MC (Master Ceremony), para co-trainer kepada peserta dan langsung menyerahkan rangkaian kegiatan hari pertama kepada MC. Kemudian, MC memulai kegiatan hari pertama dengan ice

breaking - Hal ini dimaksudkan untuk

mencairkan suasana, menghancurkan rintangan psikologis, sosial, dan usia serta untuk lebih mengangkrabkan suasana sehingga siswa dapat mengikuti pelatihan dengan nyaman dan leluasa.

MC membagikan kertas emosi dengan tujuan agar siswa dapat melepaskan segala beban pikiran yang sedang mengganggunya, sehingga dapat berkonsentrasi ketika pelatihan dimulai. Sembari menunggu trainer dan melihat

belajar, yaitu berupa kesepakatan yang ditawarkan kepada peserta agar pelatihan dapat berlangsung dengan baik. Kontrak belajar tersebut di antaranya hal-hal yang dapat mendukung dan menghambat pelatihan.

2) Self Awareness

Sesi pertama diserahkan kepada trainer dengan permulaan perkenalan berupa nama dan hobi tiap-tiap peserta, dilanjutkan dengan memberikan

Sesi pertama diserahkan kepada trainer dengan permulaan perkenalan berupa nama dan hobi tiap-tiap peserta, dilanjutkan dengan memberikan