• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan

Dalam dokumen buku dasar penyusunan APBN (Halaman 49-55)

Undang-Undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional membagi dokumen perencanaan pembangunan nasional berikut.

Pertama, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP), yaitu dokumen perencanaan yang menjabarkan lebih lanjut dari tujuan pemerintahan negara Indonesia (pembukaan UUD 1945). RPJP berisi visi, misi, dan arah pembangunan nasional. Dokumen perencanaan ini mempunyai rentang waktu 20 (dua puluh) tahun. Saat ini, RPJP yang berlaku adalah RPJP 2005- 2025.

Kedua, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM), yaitu dokumen perencanaan yang menjabarkan visi, misi, dan program presiden untuk periode 5 (lima) tahun yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional. Wujud RPJM berupa peraturan presiden sebagai bentuk legalnya. RPJM berisi strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, kerangka ekonomi makro, dan program kementerian, lintas kementerian, kewilayahan, dan lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam kerangka regulasi dan kerangka anggaran. Dokumen ini juga memuat prioritas pembangunan dan gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Ketiga, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), yaitu dokumen perencanaan yang menjabarkan RPJM. RKP berisi prioritas pembangunan nasional, rencana kerangka ekonomi makro, arah kebijakan fiskal, program kementerian, lintas kementerian, kewilayahan, dan lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam kerangka regulasi dan kerangka anggaran. Dokumen perencanaan ini ditetapkan setiap tahun dalam bentuk peraturan presiden, paling lambat pada pertengahan Mei (APBN t-1).

Di samping ketiga dokumen perencanaan nasional tersebut, ada juga dokumen perencanaan K/L yang mempunyai keterkaitan dengan ketiga dokumen perencanaan pembangunan nasional di atas. Dokumen dimaksud adalah Rencana Strategis Kementerian/lembaga (Renstra K/L) dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L). Penyusunan dokumen Renstra K/L berpedoman pada RPJM dan ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Dokumen ini berisi tiga hal, yaitu: visi-misi K/L; tujuan, strategi, dan kebijakan; serta program dan kegiatan yang bersifat indikatif. Renstra K/L ini nantinya menjadi pedoman dalam penyusunan Renja K/L. Sedangkan penyusunan Renja K/L berpedoman pada Renstra dan mengacu pada RKP. Renja K/L berisi kebijakan K/L dan program-kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah dan/atau yang mendorong partisipasi masyarakat.

Dokumen perencanaan, terutama RKP dan Renja K/L, menjadi pedoman dalam penyusunan anggaran. Secara nasional RKP menjadi pedoman APBN pada tahun yang direncanakan. Sedangkan Renja K/L menjadi pedoman penyusunan RKA-K/L. Keterkaitan perencanaan dan penganggaran dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Keterkaitan Perencanaan dan Penganggaran

Sebagaimana dijelaskan di atas, proses perencanaan tahunan menghasilkan dokumen RKP. Untuk menghasilkan dokumen RKP, ada 2 (dua) kegiatan dilihat dari sisi keterlibatan berbagai pihak. Pertama, kegiatan yang dilaksanakan internal pemerintah untuk menghasilkan RKP usulan pemerintah. Kedua, kegiatan yang melibatkan pihak legislatif untuk menghasilkan RKP hasil kesepakatan pemerintah dan DPR.

Proses perencanaan untuk menghasilkan RKP usulan dimulai sekitar Januari, pada saat presiden memberi arahan dalam berbagai kesempatan (rapat kerja pemerintah, sidang kabinet paripurna, atau sidang rapat koordinasi terbatas). Berdasarkan arahan presiden tersebut, mesin perencanaan di lingkungan pemerintah mulai bergerak, yaitu:

1. Bappenas akan mengevaluasi target-target kerja RPJM berdasarkan:

a. RKP perbaikan sebagai hasil pembahasan dengan DPR (APBN t-1) sebagai benchmark.

b. hasil evaluasi kebijakan program/kegiatan tahun berjalan dari K/L (APBN t-1) sesuai arahan presiden dan prioritas pembangunan nasional.

c. kapasitas fiskal dari Kementerian Keuangan untuk APBN t+1.

2. Bappenas menyampaikan surat edaran Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas tentang Penyusunan Inisiatif Baru. Lebih lanjut mengenai bahasan inisiatif baru dapat dilihat pada Box 2.2.

3. K/L menyampaikan inisiatif baru kepada Bappenas dan Kemenkeu c.q DJA dengan memperhatikan:

Perencanaan dan Penganggaran

20 Tahunan 5 Tahunan Tahunan

Renstra

KL Renja-KL

Pedoma n

RKA-KL RINCIAN APBN

RPJP Nasional RPJM Nasional Pedoman RKP Pedoma n

Pedoma n Dijaba rkan

Pedoman

RAPABN APBN

RPJP Nasional

RPJM

Daerah RKP Daerah RAPBD APBD

Renstra SKPD Renja SKPD SKA-SKPD Rincian APBD UU SPPN UU SPPN P E M E R IN T A H P U S A T P E M E R IN T A H D A E R A H

Pedoman Dijaba rkan Pedoman

Pedoman Diacu

Pedoman Pedoman

a. Arahan Presiden;

b. Hasil evaluasi kebijakan berjalan yang diselaraskan dengan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional; dan

c. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan program dan kegiatan, termasuk mempertimbangkan efisiensi APBN t yang dapat diterapkan untuk APBN t+1.

4. Bappenas melakukan penyelarasan (fine tuning) kapasitas fiskal, baseline, dan inisiatif baru tahap 1.

5. Sidang Kabinet tentang Rancangan Awal RKP dan Pagu Indikatif APBN t+1.

6. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan menyampaikan Rancangan Awal RKP dan Pagu Indikatif APBN t+1 kepada K/L pada minggu ketiga Maret.

7. Pelaksanaan pertemuan tiga pihak (Trilateral Meeting), Musyawarah Perencanaan Pembangunan Propinsi, dan penyampaian Renja K/L.

8. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas).

9. Sidang Kabinet dalam rangka penetapan Rancangan Akhir RKP untuk APBN t+1. 10. Penetapan Peraturan Presiden tentang RKP sekitar bulan Mei.

Tahapan kegiatan dalam proses perencanaan di atas juga melibatkan atau bersinggungan dengan tugas-fungsi Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Anggaran, yaitu pada langkah 3 (tiga), 4 (empat), dan 7 (tujuh). Pada langkah 3 (penyampaian inisiatif baru dari K/L), Ditjen Anggaran melakukan penilaian usulan inisiatif baru bersama dengan Bappenas. Selanjutnya pada langkah 4 (penyelarasan kapasitas fiskal, angka dasar, dan inisitaif baru tahap 1), Ditjen Anggaran menyampaikan kapasitas fiskal kepada Bappenas sebagai dasar penghitungan kebutuhan anggaran pembangunan. Sedangkan pada langkah 7 (pelaksanaan pertemuan tiga pihak), Ditjen Anggaran bersama dengan Bappenas dan K/L mengadakan pertemuan untuk menyepakati beberapa hal dalam kaitannya dengan pendanaan program dan kegiatan K/L: angka dasar, program prioritas nasional, dan program prioritas K/L.

Proses selanjutnya adalah perencanaan untuk menghasilkan RKP hasil kesepakatan dengan DPR. Proses pembahasan RKP ini termasuk Pembicaraan Pendahuluan tentang Rancangan APBN. Penjelasan proses perencanaan pada tahap ini berdasarkan Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang nomor 27 tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta Peraturan DPR RI nomor 1/DPR RI/2009-2010 tentang Tata Tertib DPR RI.

1. Pemerintah menyampaikan Keppres tentang RKP kepada DPR untuk dibahas bersama. 2. Pemerintah menyampaikan pokok-pokok pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN yang

meliputi:

- Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPKF); - Kebijakan Umum dan prioritas Anggaran K/L;

- Rincian unit organisasi, fungsi, program dan kegiatan.

3. Pandangan fraksi-fraksi atas materi yang disampaikan oleh Pemerintah dalam pokok-pokok pembicaraan RAPBN.

4. Tanggapan pemerintah terhadap pandangan Fraksi-fraksi.

5. Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah (Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas) dan Gubernur Bank Indonesia, penyampaian (RKP), KEM dan PPKF dalam RAPBN, serta pembentukan Panja dan Tim Perumus.

6. Rapat kerja Komisi VII dan XI dengan mitra kerjanya, pembahasan asumsi dasar RAPBN. 7. Rapat kerja Komisi I-XI dengan mitra kerjanya membahas Rencana Kerja Kementerian

Lembaga dan RKP Kementerian Lembaga (disampaikan secara tertulis kepada Badan Anggaran untuk disinkronisasi).

8. Rapat Panja-Panja.

9. Rapat internal Badan Anggaran DPR, sinkronisasi hasil Panja-Panja.

10. Rapat kerja komisi dengan mitra kerjanya, menyempurnakan alokasi anggaran menurut fungsi, program, kegiatan K/L sesuai dengan hasil pembahasan Badan Anggaran.

11. Penyampaian hasil sinkronisasi oleh komisi dan mitra kerjanya kepada Badan Anggaran dan Menteri Keuangan untuk bahan penyusunan RUU APBN dan Nota Keuangannya.

12. Rapat Kerja Badan Anggaran dengen Menteri Keuangan, Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Gubernur Bank Indonesia, penyampaian laporan dan pengesahan hasil Panja-Panja.

13. Penyampaian laporan hasil pembahasan tentang RKP dan Pembicaraan Pendahuluan Rancangan APBN di Badan Anggaran.

Gambaran rincian proses perencanaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Sebagai catatan pada kegiatan Raker Komisi dengan K/L mitra kerjanya (minggu ke-4 Agustus- minggu ke-1 September), fokus pembahasan RKA-K/L meliputi indikasi program-kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk alokasi anggarannya dan konsultasi inisiatif baru, bukan pembahasan RKA-K/L secara menyeluruh dan rinci. Pembahasan RKA-K/L secara menyeluruh dan rinci akan dilaksanakan pada bulan September dalam proses penganggaran.

PP Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD

PROSES PEMBAHASAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAN PEMBICARAAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN RAPBN BERDASARKAN UU 17 TAHUN 2003 , UU NO.27 TAHUN 2009 DAN TATIB DPR RI TAHUN 2009

MINGGU I JUNI

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah (Menteri Keuangan & Menteri PPN/Kepala Bappenas) dan

Gubernur Bank Indonesia:

Penyampaian RKP & Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok

Kebijakan Fiskal dalam RAPBN dan pembentukan Panja

(Pasal 158 27/2009,; Pasal 65 dan 66

MINGGU II JUNI Rapat Intern Badan Anggaran DPR RI Penyampaian hasil pembahasan Rapat Kerja/RDP Komisi

dengan Mitra Kerjanya

(Ayat (7) Pasal 152 Tatib DPR RI) 20 MEI ATAU SATU HARI SEBELUMNYA

(JIKA TANGAL TERSEBUT JATUH PADA HARI LIBUR) RAPAT PARIPURNA

Pemerintah menyampaikan pokok-pokok pembicaraan RAPBN yang meliputi:

1. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal; 2. Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran K/L; 3. Rincian unit organisasi, fungsi, program dan kegiatan

(Pasal13 UU 17/2003; Ayat (1)&(2) Pasal 156; Pasal 157 UU 27/2009; Ayat (1), (2), & (3) Pasal 152 Tatib DPR RI)

PERTENGAHAN MEI

Kepres ttg RKP disampaikan kepada DPR untuk dibahas bersama DPR

Ayat (2) Pasal 151 Tatib DPR RI; Pasal 7 PP No 20 Tahun 2004

MINGGU I-II JUNI Raker Komisi I s.d XI Rapat Kerja/Rapat Dengar

Pendapat Komisi-Komisi dgn Mitra Kerjanya: Membahas Rencana Kerja dan Anggaran K/L (disampaikan secara tertulis kepada Badan Anggaran untuk disinkronisasi) Ayat (3) Dan (4) Pasal 157 UU 27/2009;

MINGGU III MEI RAPAT PARIPURNA

Pandangan Fraksi-Fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal dalam RAPBN yang diajukan oleh Pemerintah

(Ayat (4) Pasal 152 Tatib DPR RI)

MINGGU IV MEI RAPAT PARIPURNA

Tanggapan Pemerintah terhadap pandangan Fraksi-Fraksi atas kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal dalam RAPBN yang

diajukan oleh Pemerintah

(Ayat (4) Pasal 152 Tatib DPR RI)

MINGGU IV JUNI Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah

(Menkeu & Menteri PPN/Kepala Bappenas) dan Gubernur Bank Indonesia:

Laporan dan pengesahan hasil panja-panja ttg RKP dan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal

dalam RAPBN

(Ayat (3) Pasal 151 & Ayat (8); Pasal 152 Tatib DPR RI)

MINGGU I JULI

Rapat Kerja/RDP Komisi-Komisi dgn Mitra Kerjanya: menyempurnakan alokasi anggaran menurut fungsi, program, dan kegiatan kementerian/lembaga

sesuai hasil pembahasan Badan Anggaran DPR RI

(Ayat (2) Pasal 96 UU 27/2009; Ayat (2) Pasal 53 Tatib DPR RI)

PALING LAMBAT JULI

RAPAT PARIPURNA :

Penyampaian laporan hasil pembahasan tentang RKP dan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN di Badan Anggaran

(Ayat (9) & (11) Pasal 152 Tatib DPR RI) Penyampaian hasil sinkronisasi oleh komisi-komisi dengan mitra

kerjanya kepada Badan Anggaran dan Menteri Keuangan untuk bahan penyusunan RUU APBN & Nota Keuangannya

(ayat (2) Pasal 96 UU 27/2009; Ayat 53 Tatib DPR RI)

MINGGU II-IV JUNI

Rapat Panja-Panja:

Pembahasan RKP dan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal

(Ayat (8) Pasal 152 Tatib DPR RI)

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Kapasit as fiskal 711,8 981,9 852,5 1.000,1 1.218,1 1.364,6 1.534,0 kebut uhan fiskal 823,0 1.056,9 1.024,7 1.122,3 1.368,8 1.633,4 1.771,3

fiscal gap (111,2) (75,0) (172,2) (122,2) (150,7) (268,8) (237,3) GDP 3.950,9 4.948,7 5.606,2 6.436,3 7.427,1 8.542,6 9.269,6

Dalam dokumen buku dasar penyusunan APBN (Halaman 49-55)

Dokumen terkait