• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM

E. Peran Pemerintah Kota

E. 3. Perikanan, Tren Global dan Industi Perikanan

Prospek investasi suatu sektor Riil bias dilihat dari sisi permintaan dan penawaran. Begitulah halnya dengan sektor perikanan yang di Indonesia kini berada dibawah satu depertemen yakni Deperteman Kelautan dan Perikanan. Permintaan ikan dalam beberapa dekada dalam terakhir terus bertambah naik . hal

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

itu bias dilihat dari kecenderungan masyarakat yang menempatkan produk-produk perikanan sebagai komsumsi sehari-hari (Pemko Sibolga,2007, 80).

Di Sibolga, ikan terus meningkat setiap tahun dari 35.254 ton per tahun dalam tahun 1996, menjadi 37.692 ton pada tahun 1997, 38.490 ton pada tahun 1998,40.414 ton tahun 1999, 42.081 ton tahun 2003. berdasarkan perhitungan perkapita berarti terjadi peningkatan cukup mencolok dalam lima tahun belakangan yakni22,88 kg perkapita tahun 1996, 23,61 kg perkapita tahun 1997, dan tahun 2000 menjadi 25.98 kg perkapita. Angkatan yang terakhir ini memperlihatkan bahwa Sibolga sudah mendekati standart kebutuhan komsumsi ikan nasional yang ditetapkan sebesar 26.5 kg perkapita pertahun (Pemko Sibolga,2007, 80).

Ikan-ikan asal Kota Sibolga ini, selain memenuhi kebutuhan lokal juga melayani kebutuhan daerah-daerah sekitar. Ikan-ikan laut asal Sibolga bahkan sudah merambat sampai Medan, Riau, Jakarta sertaq di eksper ke Malaysia dan Sigapura, melalui pelabuhan Dumai.

Sementara secara nasional, Indonesia setiap tahun harus mengekspor paling sedikit 50.000 ton ikan karang ke Hongkong, Cina, dan Taiwan untuk mencukupi permintaan berbagai jenis ikan terutama ikan kakap, kerapu, lobster, cumi-cumi direstoran Negara-negara tersebut.

Peningkatan permintaan akan produk ikan biasanya berhubungan pula dengan peningakatan jumlah penduduk dan kesadaran global dan arti penting produk perikanan sebagai makan sehat serta dapat meningkatkan kecerdasan dan vatalitas kehidupan manusia.

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

Selain jaminan mutu untuk meningkatkan derajat kesejahtraan, era globalisasi ternyata juga akan menuntut penyediaan makanan yang dapat diterima secara internasional, tanpa memandang umur, kawarganegaraan dan agama. Dalam hal ini, hasil perikanan merupakan komoditas yang paling diandalkan untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut dibandingkan dengan bahan pangan protein hewani lainnya ( Pemko Sibolga, 2007, 82).

Dengan asumsi pertumbuhan sektor perikanan terhadap PDB sebesar 6% pertahun dalm kurun waktu 1999-2003 (Proyek RAPBN) maka, diprediksikan sektor perikanan memiliki masah depan yang cerah. Ada cukup alasan untuk optimis yakni:

1. Elastis permintaan pasar dalam negeri terhadap produk perikanan memiliki koevisien relatif besar, yakni 1,4 yang brerarti jika terjadi flukuasi harga ditingkat pasar dalam harga ditingkat pasar dalam negeri terhadap produk-produk perikanan, maka produk-produk tersebut dengan cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

2. Dari aspek efisiensi, sektor perikan relatif lebih efisien dibandingkan dengan sektor pertanian, dengan demikian investasi usaha disektor perikanan akan memberikan jaminan efisiensi yang relatif lebih baik dan lebik aman.

3. Dalam pengembangan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, eksintensi tenaga kerja sebagai factor produksi menjadi penting. Bila investasi disektor perikanan berkembang pesat dalam waktu tersebut, maka peluang lapangan kerja terbuka cukup besar setiap tahunnya.

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

4. Ekspor komoditass perikanan Indonesia dalam kurun waktu 1994-1998 mengalami pertumbuhan yang cukup besar.

Konstribusi sektor perikanan terhadap Produk Domertik Bruto (PDB) cukup signivikan dan tidak mempengaruhi oleh krisis ekonomi maupun moneter.

Hasil pengolahan ikan dikota Sibolga masih terbatas pada industri berskala rumah tangga yang meliputi pengolahan ikan kering dan perebusan untuk menjadi ikan pindang yang semuanya dilakukan secara sederhana oleh nelayan setempat .

Ikan jenis yang dikeringkan umumnya adalah ikan teri, tembang, ikan gembung, ekor kuning dan lain-lain. Dari jumlah produksi perikanan laut yang dihasilkan para nelayan pada tahun 2000 sebesar 42.081 ton pertahun , sebagian besar dikomsumsi dalam bentuk segar, sebaliknya dikeringkan atau direbus atau dipindang.

Dengan demikian salah satu yang sangat potensi untuk mendukung industri bahari di Kota Sibolga adalah perlunya pembangunan industri tepung ikan. Para nelayan dapat mengelola secara berdayaguna dari semua hasil penangkapan.

Dari segi kegunaan, tepung ikan memiliki berbagai manfaat ganda tidak hanya menyelamatkan produk laut, tetapi juga menjadi ajang kesenambungan produksi darat seperti produk holtikultura dan pengembangan ternak.

Singkatnya sehubungan dengan pengenbangan industri pengolahan ikan, terbuka peluang upaya menggalakkan budaya agro industri perikanan yang meliputi:

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

1. Penggalakan budaya pengolahan hasil dikawasan kota Sibolga yang sudah ditetapkan sebagai salah satu kota sentra pendaratan ikan dipantai barat Sumatra utara. Teknologi mendasar dan tidak perlu dikuasai adalah pengeringan dan perebusan.

2. tingkat yang dicapai dari usaha pengolahan ikan diparkirakan mencapai 75 persen dan perputarannya begitu cepat.

3. terbuka peluang untuk industri pengolahan ikan menjadi tepung untuk jenis ikan teri merupakan sebuah potensi yang layak dikembangkan untuk menangkap peluang meraih devisa.

4. dengan teknologi yang cukup sederhana, terbuka peluang industri pellet ikan yang dibutuhkan untuk pakan ikan darat .

5. sudah cukup dikenal bahwa industri olahan berbahan baku ikan menghasilkan minyak ikan dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan dalam dunia kosmetik dan medis. (Pemko Sibolga,2007, 91).

Peremajaan atau modernisasi armada penangkapan ikan, pengadaan dan pengembangan berbagai fasilitas pendukung seperti TPI, pelabuhan perikanan, pabrik es, gunung es, serta industri pengolahan bahkan sampai kehadiran penjual bahan bakar serta petugas sampah dan keamanan orang yang berkoordinasi, akan merupakan sebuah gerbong besar yang memberi citra pada Sibolga , tidak hanya dikenal dengan Teluk Tapian Nauli yang memang indah, nauli, tapi juga dikenal sebagai “kota ikan” , “kota Bahari”. Adanya industri bahari Sibolga sekaligus juga merupakan usaha ekspor non migas yang untuk bertahun-tahun memandang masih sangat perlu dikembangkan.

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

E. 4. Pariwisata

Memang beruntung kota Sibolga punya objek wisata alam berupa keindahan kota Sibolga dengan deretan pulau serta pemandangan laut yang ada di depatnya. Kawasan ini juga merupakan titik sentral bagi wisatawan yang ingin mengunjungi pulau nias dan selanjutnya meneruskan perjalan menuju Sumatera Barat. Sebagai titik sentral wisatawan di pantai Barat Sumatera Utara, Kota Sibolga juga mempunyai daya tarik bagi wisatawan baik dari segi sejarah, budaya, keindahan, alam, pantai, taman laut, maupun makan khas dari daerah ini.

Langsung atau tidak langsung, kunjungan wisatawan ke daerah ini telah membawa dampak ikatan bagi pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti pembangunan rumah penginapan atau hotel serta restaurant dan pusat-pusat perbelanjaan.

Kini di Sibolga terdapat sebanyak 26 buah hotel, 24 hotel non bintang (terdiri dari 469 kamar dan 815 tempat tidur). Dan 2 buah hotel berbintang dengan jumlah kamar seluruhnya 125 kamar dan 226 tempat tidur.

Keigatan kepariwisataan msih akan terus bergerak naik bersamaan dengan makin mudahnya transportasi, serta perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah setempat yang telah menempatkan pariwisata sebagai salah satu kegiatan unggulan untuk mendatangi devisa bagi pemerintah kota. Begitu objek kunjungan akan lebih bervariasi dengan sudah terinventarsikan objek-objek peninggalan zaman jepang berupa benteng-benteng yang layak dijadikan perjalan sejarah yang mengasyikkan.

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

keindahan alam tepi pantai, pesona yang dipancarkan sederetan pulau yang ada di kawasan seperti pulau Poncan Gadang atau Pulau Panjang, itulah daya tarik utama pariwisata kota Sibolga.

Bagi mereka yang mengandrungi sisi-sisi kehidupan masyarakat dan kebudayaan pesisir, kota Sibolga menawarkan sebuah nuansa khas dari perkawinan adat pesisir, Batak dan Minangkabau. Dan bagi meraka yang ingin menelusuri tapak-tapak sejarah masa lampau tentang keangkuhan Belanda,kepongahan Ingris dan kekejaman Jepang. Kota Bahari itu adalah tempat paling tepat.

Sibolga sendiri adalah kota perjuangan, Romantika perjuangan masa lalu terasa begitu kental di daerah ini yang terpatri antara lain, dalam tugu peringatan Bonan Dolok. Tugu bersejarah ini menggambarkan keberanian putera Sibolga, Mareden Panggabean (kini jendral purn TNI dan mantan petinggi militer) yang bersama-sama kawannya dengan gagah berani berhasil menghancurleburkan tentara musuh sekitar tahun 1948-1949 (Pemko Sibolga, 2007, 62).

Perpaduan keindahan laut dan pulau, pesona alam serta keunikan masyarakat dan kebudayaan pesisir, merupakan daya tarik wisata yang layak diolah dan dikembangkan dalam rangka menghasilkan devisa, menambah pundit-pundi keuangan daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan kota.

Dokumen terkait