• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM

E. Peran Pemerintah Kota

E. 2. Sumber Daya Perikanan

Tak dapat dipungkiri bahwa potensi paling menonjol dari kota Sibolga itu adalah kekayaan akan sumber daya perikanan. Kawasan perairan laut yang meliputi seluruh wilayah pantai barat Sumatra ini sejak dulu sudah dikenal sebagai sarang berbagai jenis ikan.

Dikawasan laut Indonesia yang tenang dan terkenal itu berkeliaran ikan-ikan yang terkenal mahal dalam pasaran dunia seperti, Kerapu,Kakap, Tuna, Tenggiri serta berbagai jenis ikan pelagis kecil. Seperti lamuru, tembang,

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

gembung dan layang-layang. Disini hidup pula ikan-ikan domersal udang lobster yang dikenal laku keras dipasaran untuk memenuhi permintaan berbagai rumah makn terkenal di Hongkong, Singapura, Malaysia dan lain-lain.(Pemko Sibolga, 2007, 52)

Akan halnya ikan tuna yang sangat digemari dibeberapa Negara tetangga seperti Australia, Sigapura dan Malaysia itu, sekelompok pengusaha dan peneliti dari negeri Kanguru pernah mengadakan survey mengenai potensi ikan tuna di perairan Sibolga. Kesimpulan menguatkan perairan sibolga sampai pada batas ratusan kilometer kesamudra Indonesia merupakan sarang tuna( Pemko Sibolga, 2007, 52)

Hasil penelitian Pustiblang Oceanologi LIPI pada tahun 1991 bahkan sudah memperkirakan potensi lestari ikan tuna baik di wilayah periran ZEE maupun perairan wilayah mencapai sekitar 32.000 ton per tahun (Pemko Sibolga, 2007, 53)

Lebih mencengangkan lagi adalah hasil pengecekan langsung yang dilakukan sekelompok calon investor dari Malaysia pada tahun 1992. dengan menggunakan sistem deteksi ikan he-toch, mereka mendapat kan ikan tuna dalam ukuran raksasa yang beratnya bisa mencapai 150 kg per ekor. Suatu hal yang sulit ditemukan dilaut manapun. Seperti pengusaha Australia, poriset dari Malaysia itu mengungkapkan jenis ikan tuna di perairan sibolga termasuk yang sangat digemari turis-turis Eropa dan Jepang (Pemko Sibolga, 2007, 58)

Tuna tentu hanya salah satu contoh dari jenis dan keaneka ragaman sumber hayati yang berkeliaran diperairan laut sibolga. Dilihan dari potensi lestari, kawasan ini memang benar-banar menjadi sarang ikan. Menurut hasil

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

penelitian pusat penelitian Oceanologi LIPI bekerjasama dengan Ditjen Perikanan, Depertemen Kelautan dan perikanan pada tahun 2007, potensi lestari perairan pantai barat Sumatra terdiri dari pereiran Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebesar 115. 330 ton per tahun, sementara di perairan laut wilayah sebayak 2002.126 Ton per tahun . dengan demikian potensi lestari pantai barat Sumatra termaksuk ZEE diperkirakan mencapai 317.456 ton per tahun(Pemko Sibolga, 2007, 59)

Tentu luar biasa besar, apalagi dibandingkan dengan produksi hasil perikanan laut kota Sibolga dalm setahun yang memang belum seberapa. Baru” setitik embun” dari begitu besar kekayaan sumber daya kelautan yang meliputi samudra Indonesia pada pantai barat Sumatra uatara itu. Persisnya dari seluruh potensi perairan laut dikawasajbaru sekitar 10 sampai 12 persen atau rata-rata 37.000 per tahun yang tergarap (pemko Sibolga, 2007, 60)

Pada hal menurut perhitungan sebuah hasil penelitian yang dilakukan Badan Perencanaan kota sibolga bekerjasama dengan pengembangan departemen dalam negeri pada tahun 1998-1999. tinggkat produksi yang optimal dipantai barat Sumatra idealnya adalah sebesar 224.831,1 ton per tahun, dan berdasarkan proyek produksi perikanan pantai barat Sumatra Utara, angka itu baru dicapai pada tahun 2016. artinya, pada saat itulah baru akan terjadi keseimbangan antar ketersediaan potensi lestari dengan produksi yang dihasilakan (Pemko Sibolga, 2007, 61)

Ikan adalah kelomompok sumber daya yang dapat diperbaharui. Yang apabila dipanen masih akan tumbuh dalam waktu dan dengan kecepatan tertentu. Dan apabila tidak di eksploitasi, jumlahnya tidak akan bertambah diatas

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

maksimum tertentu. Jadi cukup alasan dan sangat optimis jika Kota Sibolga akhirnya menempatkan usaha perikanan sebagai satu-satunya harapan yang dapat meningkatkan perekonomian di masa depan .

Meski hasil produksi perikanan laut Kota Sibolga belum sebanding dengan potensi yang dimiliki potensi itu, bidang usaha ini tetap menyimpan optimis, baik dilihat dari ketersediaan sumber daya kelautan maupun dari segi tendensi perkembangan produksi yang dicapai nelayan, ikan-ikan hasil tagkapan para nelayan pada umumnya didomonasi jenis ikan merah atau bambangan , kakap, kerapu, lencam. Setahun hasil tangkapan untuk jenis ikan itu mencapai rata-rata 10 ton teri, gembung dan ikan layang bahkan lebih dari itu.

Makin meningkat hasil produksi perikanan dari tahun ketahun dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi diikuti makin meluasnya pasaran akan asal Sibolga, tak terlepas dari makin meningkat jumlah nelayan yang menjadi perikanan sebagai usaha utama, tapi lebih dari itu karena makin banyak pengusaha yang tertarik untuk investasi. Makin modern sarana transportasi dan taknologi penangkapan ikan serta faktor-faktor penunjang lainnya.

Sementara dari segi armada penangkapan ikan, tejadi perubahan yang sangat mencolok yakni menjadi tren pengguna kapal-kapal khusus dengan gross tonasse (GT) yang lebih besar. saat ini tercatat sebabanyak 221 buah kapal penangkap ikan berbobot lebh dari 30 GT beroperasi di perairan laut Sibolga.

Dengan penggunaan kapal khusus penangkap ikan terutama ber-GT lebih besar , wilayah tangkapan menjada lebih luas, daya tangkap besar serta jarak waktu dipersingkat. Besamaan makin luasnya pemakaian alat pengangkutan yang lebih kuat dan lebih cepat, makin berkembang pula alat tangkap yang di pakai,

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

baik dari segi jumlah maupun jenis. Saat ini tercatat sekitar 1000 unit alat tangkap dari berbagai jenis yakni pukat cincin, bagan terpung, bagan tancap, rawai tetap, bubui jaring ingsang .

Pukat cincin merupakan alat tangkap yang paling banyak digunakan dan mendominasi penangkapan ikan dikawasan perairan sibolaga. Alat tangkap ini dioperasikan dengan menggunakan kapal motor dan penebaran serta penarikan jarring dilaksanakan secara mekanis. Beroperasi pada malam hari dan ikan-ikan dapat dipanggil menggunakan sorotan cahaya lampu.

Bubu juga ikut mendominasi pemakaian jenis alat tangkap diperairan sibolga. Bubu adalah alat tangkap berupa penangkap ikan yang dipasang didasar perairan secara berkelompok. Penangkapan ikan dengan alat ini dapat dilaksanakan dengan kapal. Makin besar kapal makin tinggi daya jelajah dan makin besar daya muat bubu.

Hebatnya semua armada alat tangkap ini yang beroperasi telah dilengkapi dengan komputer. Dengan bantuan computer dapat dicatat pada memori posisi letak bubu yang dipasang dilaut. Jarring ingsang, pancing, bagan boat, bagan tancap dan trammel net merupakan alat tangkap yang ikut menyemarahkan kegiatan penangkapan ukan komersial diperairan sibolga (Pemko Sibolga,2007, 62) .

Dokumen terkait