• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM

FUNGSI TEKONG DALAM PENGELOLAN SUMBER DAYA ALAM

3.4. Perlengkapan dan Peralatan Tekong

Beberapa jenis alat tangkap yang dipergunakan oleh Tekong suatu kapal di perairan laut Kota Sibolga adalah: Alat tangkap sejenis pukat harimau atau jaringan ikan pengganti pukat harimau, jaringan Trawl yang ada di Sibolga beragam jenis dan namanya. Karena setelah munculnya Keppres No.39/1980, maka pukat harimau atau Trawl sepertinya hilang dari peredaran dan untuk tetap meningkatkan produksi yang sebesar-besarnya karena merupakan salah satu sumber devisa Negara, maka muncullah jenis alat tangkap (Dinas Perikanan Dan Kelautan Sibolga, 2007).

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

Usaha pemerintahan dalam pemanfaatan sumber daya perikanan secara optimal, yaitu upaya memodifikasi alat tangkap dengan tujuan untuk penangkapan ikan dasar dan udang yang dapat menggantikan peran alat tangkap Trawl Net yang telah dilarang pengoperasikannya semenjak berlakunya Keppres No.39/1980.

Salah satu alat tangkap yang telah diperkenalkan oleh Balai Pengembangan Penangkapan di Sibolga antara lain hasil modifikasi dari Lampara dasar yang dimaksudkan untuk tujuan penangkapan ikan dasar dan udang. Kontruksi lamparan dasar terbagi atas tiga bagian utama yaitu bagian depan, bagian sayap belakang dan bagian kantong. Masing-masing bagian tersebut mempunyai ukuran dan bahan berbeda. Penggunann tali slambar sebagai penarik jarring juga sangat bervariasi yakni berkisar seratus hingga tiga ratus meter serta tergantung pada daerah kedalaman perairannya, dimana semakin dalam daerah operasinya, semakin panjang tali slambar yang digunakan.

Operasi penangkapan ikan dengan menggunakan lampara dasar ini terbagi dalam tiga tahapan kerja:

1. Penurunan jaring dengan membentangkan kedua sayap kedalam air. 2. penarikan atau penyapuan, yakni dengan melakukan penarikan kedua

ujung sayap dengan tali slambar dari buritan.

3. pengangkatan dan pelepasan atau pengambilan hasil tangkapan yaitu pengangkatan jaring dari buritan kapal kemudian dilakukan pengangkatan jaring keatas buritan kapal kemudian dilakukan pelepasan dan pengambilan ikan maupun udang yang mengarah ke letak dan posisi jaring ke air.

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

Hasil tangkapan yang diperoleh dari lamparan dasar ini dalam satu trip selama 3-5 hari sekitar 1,5 ton untuk jenis ikan dan 400 kg untuk jenis udang. Berbagai jenis ikan yang diperoleh seprti ikan gembung, ikan tongkol, ikan tenggiri, ikan selar dan ikan pelagis. Jenis udang yang diperoleh dari jenis alat tangkap ini seperti udang putih, udang halus, udang galah dang udang tiger.

3.4.1. Pukat Ikan atau PI

Pukat ikan adalah alat ikan sejenis pukat harimau yang ada di Sibolga. Penangkapan ikan ini adalah termasuk salah satu boat yang paling modern dilengkapi dengan kekuatan mesin lebih dari 6 peston atau 200 PK. Alat tangkap kapal ini dikenal dengan nama fish net, tetapi alat tangkap ini oleh nelayan sekitar lebih dikenal dengan sebutan “pukat teri” yakni untuk menangkap jenis ikan teri. Fish net juga merupakan alat tangkap udang halus serta ikan pelagis kecil.

Jaring pukat teri atau fish net ini sangat halus, ukuranya satu mata jaring adalah satu inchi dan lebar jaring satu inchi. Pada alat ini ada perlengkapan yang dinamakan katrol yang berfungsi untuk menarik jaring dan menebar jaring. Cara mempergunakan alat ini adalah dengan menebar jaring ke laut, tetapai dua anak buah kapal harus turun ke laut untuk membantu penyebaran jaring dengan baik. Jaring tersebut kemudian diangkat namun keadaan boat tetap berjalan.

Biasanya jaring tersebut membentuk semacam kubah yang tertungkup. Pada jaring boat juga terdapat bandulan-bandulan sebagai alat pemberat agar jaring tidak terapung.

Metode penangkapan ini pada tahun-tahun terakhir ini selain menggunakan rumpon juga menggunakan cahaya lampu sebagai alat Bantu penangkapan. Khususnya cahaya bulan mempunyai pengaruh terhadap hasil

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

tangkapan untuk jenis alat tangkap fish net yang menggunakan cahaya bantu. Hal ini disebabkan pada saat gelap bulan, hasil tangkapan lebih baik disbandingkan dengan hasil tangkapan pada saat terang bulan. Jumlah anak buah kapal setiap kapal PI adalah 10-15 orang.

3.4.2. Pukat Langgar atau Purse Seine

Purse Seine atau lebih dikenal dengan pukat langgar berkisar 150-200 PK. Dari segi ukuran, mata jaring pada Purse Seine berskala 9-3 inchi. Dan lebar pada ujung mata jaringnya 1-0,5 inchi, terdapat katrol pembantu dan alat deteksi.

Jumlah anak buah kapal pada pukat langgar ini berjumlah 8 orang, lama berlayarnya Purse Seine ada 3-5 hari dengan hasil tangkapan yang didapatkan 1 ton jenis ikan dan 200 kg untuk jenis udang. Jenis ikan yang dihasilkan dari jenis alat tangkap ini adalah ikan selar, ikan tenggiri, ikan pelagis. Sedangkan jenis udang adalah udang putih, udang halus, udang krosok, udang kelong dan udang tiger.

3.4.3. Pukat Cincin atau Pukat Tongkol

Untuk alat tangkap ini ada sekitar 8 orang nelayan untuk mengoperasikannya. Pukat cincin dari segi jaring yang umumnya berbentuk empat persegi panjang, tanpa kantong yang diguakan untuk menangkap ikan permukaan (ikan pelagis). Cara operasionalnya adalah dengan cara melingkarkan jaring sehingga mengurung gerombolan ikan, setelah ikan terkurung maka bagian bawah jaring tersebut ditutup dengan menarik tali yang dipasang disepanjang bagian bawah jaring melalui cincin. Pukat cincin berbobot > 60-120 GT, berkekuatan 600-1000 PK dengan jumlah anggota maksimal 30 orang. Untuk satu

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

kali berlayar pukat cincin menmpuh 10 hari bahkan sampai sebulan baru kembali kedarat.

Pengoperasian mencakup malam dan siang hari, saat malam nelayan menggunakan lampu rangsangan, sedangkan pada siang hari nelayan selalu memantau gerombolan ikan yang kadang-kadang timbul permukaan baik dengan cara manual ataupun dengan cara alat bantu deteksi dan alat fish fender. Hasil tangkapan pukat cincin adalah kelompok ikan pelagis besar dan kecil seperti ikan tongkol, tuna sisik, aso-aso, gembung. Dari hasil tangkapannya pukat cincin biasanya disebut oleh nelayan Sibolga pada umumnya adalah Pukat Tongkol.

3.4.5. Bagan Terapung / Bagan Pancang

Bagan terapung hampir sama dengan bagan pancang yang dimana perbedaannya adalah bagan terapung menggunakan sampan besar dengan alat tangkap yang dipasang di bagian kiri dan kanannya yang dilengkapi lampu pijar dengan berkuatan sampai dengan kekuatan 50.000 Watt. Alat tangkap ini sering betrok dengan nelayan bagan pancang, karena tidak jarang bagan terpung ini melabuh jaring di pintu dekat bagan pancang.

3.4.6. Bubu

Bubu merupakan alat tangkap ynag terbuat dari bambu berbentuk balok dan diletakkan di tepian tangkahan. Biasanya nelayan melihat isi bubu sekali sehari. bubu juga menggunakan ikan sebagai umpan.

Selain jenis alat penangkap ikan laut yang ada diatas ini, ada jenis alat penangkap ikan laut menurut jenisnya terdiri dari : 102 Pukat Cicin, Jaring Ingsang Hanyut 64 buah, Jaring Ingsang Tetap 61 buah, Trammel Nest 26 buah,

Erwin J.V Nababan : Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), 2009.

Bagan Apung 74 buah, Bagan Tancap 25 buah, Bagan Serok 18 buah, Rawai Tetap 5 buah, Pancing lainnya 141 buah dan perangkap 392 buah.

Sedangkan perahu penangkap ikan laut yang ada di Kota Sibolga sebagian besar merupakan kapal motor yaitu sebanyak 586 kapal motor, dengan perahu tempel 136 buah, dan perahu tanpa motor 27 buah.

Dokumen terkait