• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Seksual Remaja Autisme

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Autisme

2. Remaja dan Masalah Seksualitas

2.2. Perilaku Seksual Remaja Autisme

Perubahan fisik yang terjadi pada seseorang yang menginjak usia remaja merupakan titik awal munculnya perilaku seksual. Perubahan perubahan hormonal berpengaruh langsung pada keadaan perasaan individu dan meningkatnya hasrat seksual remaja. Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku seksual tertentu.

Adapun yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri.112

Penyandang autisme bukannya makhluk aseksual yang tidak mungkin menunjukkan perilaku seksual. Bentuk perilaku seksual yang paling terlihat

111

Wawancara dengan informan DS dan PR dilakukan pada 16 Mei 2011 pukul 16.00 WIB di rumah informan.

112

adalah munculnya ketertarikan pada lawan jenis. Ketertarikan tersebut diekspresikan dengan cara cara yang berbeda. Berikut ini merupakan ekspresi VR yang menunjukkan ketertarikannya dengan lawan jenis :

perempuan, dia bilang bagus, waktu saya tanya, bagus bajunya atau bagus itunya? dia hanya tertawa. Ngerti sebetulnya, saya tau dia ngerti, tapi ya itu masih belum terlalu seperti itu. Paling seneng ya itu tadi, fotoin artis. Lha foto itu satu HP isinya bisa foto cewek semua. Dan itu dia umpetin sekali. Dulu juga gambar gambar cewek dipotongin sama dia, disimpen, dimasukkin ke plastik, diumpetin sama dia. Ntar kalo dia pengen liat lagi, dia buka. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Karena anak anak seperti itu kan memang kesenangannya ganti ganti terus. Kalau

113

Ekspresi lainnya juga ditunjukkan oleh DT. Ketika DT tertarik dengan seorang wanita, ekspresinya memang lebih jelas terlihat karena DT tidak mengalami gangguan bicara. Misalnya saat DT tertarik dengan salah satu mahasiswa magang, dia sering mengirim sms, menelepon, atau sekedar menanyakan kabar wanita tersebut kepada guru.

Di luar sampel yang dipilih, ekspresi ketertarikan yang kurang wajar juga tampak pada perilaku salah satu siswa. PQ selalu tertarik dengan wanita yang memakai baju hitam. Ekspresi ketertarikannya biasanya ditunjukkan dengan meletakkan kedua tangannya ke dada sambil senyum-senyum kemudian mendekati wanita tersebut.

113

Pada saat penyandang autisme beranjak remaja, aktivitas seksual yang berorientasi pada orang lain juga muncul, tapi biasanya terbatas pada menyentuh, berpegangan tangan, dan berciuman.114 Aktivitas seksual ini terlihat pada saat pelajaran musik, VR pernah mencium bibir salah satu murid. Pada kesempatan yang lain, LS mengelus - elus lengan PQ pada saat pelajaran pramuka. Contoh lainnya seperti yang diceritakan oleh salah satu guru :

belai rambutnya, kemudian pundak, dipegang. Apakah ini sedang mencari perhatian atau

dengan u 115

Selain orientasi seksual pada orang, penyandang autisme juga cenderung mengekspresikan kebutuhan seksualnya dengan memegang organ seksual. Perilaku seksual lainnya yang melibatkan organ seksual, diceritakan oleh Ibu Arum sebagai berikut :

atau mungkin karena melihat cewek cewek yang berbaju renang. Kalau VR seperti itu. Kadang kalau dia mendengarkan lagu yang dia sukai, dia juga menggesek gesekkan organ seksualnya di lantai. Terus perilaku ingin mencium, memeluk. Dulu pertama kali aku di sini, dia ingin memeluk terus mencium. Kalau sama cewek yang baru dikenal biasanya dia memang berani, tapi kalau sudah tahu itu gurunya dan ditegasi dia

e 116

114

-Functioning Male Adoslescent and Young 260

115

Wawancara dengan Informan Agung Tri Yulianto dilakukan pada 11 April 2011 pukul 12.53 WIB di Ruang II SLA Fredofios

116

Wawancara dengan Informan Dessi Amalia Arumsari dilakukan pada 20 Juni 2011 pukul 11.33 WIB di SLA Fredofios

Pada kasus lain, beberapa siswa yang dulu pernah sekolah di SLA Fredofios juga menunjukkan perilaku seksual yang berbeda - beda. Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Bapak Agung :

onani lah kalo laki laki. Kemudian cium cium, pegang pegang alat alat genital. Kalau dalam agama Islam kan pegang aurat. Gejala gejala seksual itu mengarah pada organ organ seksualnya. Yang pernah saya lihat itu KN. KN itu pernah onani. Dia mencari waktu luang biasanya karena kalau pas pelajaran tidak bisa. Jadi ceritanya dia selalu tidur, misalnya di ruang 4. Dulu kan ada matras, kemudian tidur-tiduran terus bermain main, seperti itu. Nanti semua orang yang ada di sini enggak boleh masuk. Kalau pas dia kebelet biasanya kita di suruh keluar, jadi

117

Kaitanya dengan seksualitas dan keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, penyandang Asperger atau penyandang autisme berkemampuan tinggi biasanya lebih berpotensi mengalami frustasi karena keinginannya untuk menjalin hubungan dengan orang lain tidak didukung dengan kemampuan sosial untuk mengembangkan hubungan yang tepat.118 Pada kasus DT, ketertarikannya dengan seorang mahasiswa magang bahkan sudah sampai pada tahap keinginan untuk menikah. Berikut merupakan percakapan antara DT dengan observer :

DT : Apakah Mbak Ari pernah ketemu X? Obs : Enggak. DT kangen ya?

117

Wawancara dengan Informan Agung Tri Yulianto dilakukan pada 11 April 2011 pukul 12.53 WIB di Ruang II SLA Fredofios

118

ressing the Sexuality and Sex Education of Individuals

Journal Education and Treatment of Children, No. 3 Vol. 31

DT : Iya, kangen Obs : X cantik ya DT?

DT : Iya, tapi sebentar lagi mau nikah Obs : Siapa yang mau nikah?

DT : DT sama X 119

Sebagai seorang penyandang Asperger, tingkat pemahaman DT memang cukup bagus. Memasuki masa pubertas, rasa ingin tahu DT tentang pernikahan dan hal hal yang mengarah pada hubungan seksual semakin besar. Baik di sekolah maupun di rumah, DT sering menanyakan hal hal yang menjurus ke arah hubungan suami istri, seperti kegunaan obat kuat, pengertian ejakulasi dini, dan pertanyaan apakah telanjang diperbolehkan. Menurut penuturan dari orangtuanya, saat DT berusia 17 tahun, dia meminta supaya diperbolehkan menonton film dewasa. Hal ini terjadi karena sebelumnya orang tua selalu melarang DT menonton film dewasa karena film tersebut diperuntukkan untuk orang yang sudah berusia 17 tahun. Gambaran seperti ini juga terlihat pada saat mengikuti pelajaran Agama :

DT : (Berbicara sendiri) Aurat itu artinya boleh dilihat MK : Enggak DT, enggak boleh

DT : (Berbicara sendiri kemudian bertanya pada observer)

Apa Mbak Ari? Aurat itu kok enggak boleh dilihat ya? Obs : Iya enggak boleh. Kalau yang boleh dilihat apa aja DT? DT : Baju

Obs : Kalau yang enggak boleh dilihat apa ya kira kira? DT : (Suara pelan)

119

Percakapan antara Observer dan DT dilakukan pada tanggal 16 Juni 2011 seusai pelajaran berenang.

Obs : Berarti kalau LS buka buka baju gitu harusnya enggak boleh ya? DT : Iya

Obs : DT suka buka buka perut enggak di depan umum? DT : Enggak.

Obs : Malu ya DT? DT :

DN : Kalau di film, anak anak SMA suka pakai rok yang mini mini. DT : Bukan, kalau film dewasa sih enggak boleh ditiru ya?

DN : Aku kan enggak apa apa nonton film dewasa, aku kan sudah dewasa. DT : Ada yang serem, macem macem.

Obs : Kalau mbaknya yang buka aurat, DT pernah nonton emangnya? DT : Iya, sedikit. Mbaknya kan tidur, Mbaknya pelukan, terus laki-lakinya

buka baju perempuan.

DT : Mbak Ari..Mbak Ari..kalau malam, kok enggak pakai baju ya, pakai selimut kalau tidur malam. Kenapa ya?

Obs : karena aurat kan enggak boleh dilihat. DT : Soalnya panas ya?

Obs :

DT : 120

Selain faktor perkembangan fisik, munculnya perilaku seksual pada remaja autisme juga dipengaruhi oleh paparan media, seperti televisi, majalah, koran, dan internet. VR misalnya, senang memandangi gambar wanita cantik yang ada di cover majalah. Berdasarkan informasi dari orang tua, baru baru ini ia juga mulai membuka web web yang berisi wanita seksi di internet.

Memasuki usia remaja, pubertas dan seksualitas memang menjadi topik yang sering dibicarakan. Apalagi, kebanyakan kasus menunjukkan bahwa

120 Percakapan berlangsung pada saat pembahasan materi aurat pada pelajaran Agama yang

penyandang autisme mengembangkan perilaku yang tidak seharusnya karena ketidakmampuan mereka memahami norma dan aturan sosial serta ketidakmampuan mereka berkomunikasi dengan efektif dan membentuk hubungan timbal balik. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ibu Arum :

erkadang meletup letup, dorongan seks juga ada. Kalau kita kan bisa menahan ya, sembunyi sembunyi, tapi anak anak ini kan enggak bisa, mereka lebih vulgar. Contohnya VR, suka pegang pegang alat kelamin. Saraf sarafnya kan memang sedang terangsang jadi terasa ya, dia sendiri mungkin tidak mengerti sebenarnya kenapa, tapi mungkin pada waktu dipegang merasa enak, gitu kan? Sedangkan dia tidak tahu kalau perbuatan tersebut tidak

121

Konsep malu, nilai nilai, dan norma sosial merupakan hal yang terlalu abstrak bagi mereka sehingga sulit untuk dimengerti. Oleh karena itu, orangtua dan guru, perlu memberikan mereka pemahaman ini melalui pendidikan seksual. Pendidikan seksual tidak harus terbatas pada hal hal yang berkaitan dengan hubungan seksual saja tetapi mencakup pengenalan organ seksual, tentang kebersihan diri, kesopanan, mana yang boleh dilakukan di tempat umum mana yang tidak, dan lain sebagainya.