• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Komunikasi Ditinjau Dari Perspektif Teori Johari Window

E. Kajian Pustaka

4. Proses Komunikasi Ditinjau Dari Perspektif Teori Johari Window

Komunikator merupakan pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Dalam komunikasi pendidikan seksual, yang berperan sebagai komunikator adalah guru.

Untuk mencapai komunikasi efektif, seorang komunikator harus terampil berkomunikasi dan juga kaya ide serta penuh daya kreativitas. Selain itu salah satu hal penting yang juga harus diketahui oleh komunikator adalah informasi mengenai dirinya sendiri. Dia harus mengetahui lebih awal tentang kesiapan dirinya, pesan yang ingin disampaikan, media yang akan digunakan, hambatan yang mungkin ditemui, serta khalayak yang akan menerima pesannya.47

Untuk memahami diri sendiri, Joseph Luft dan Harrington Ingham memperkenalkan sebuah konsep yang dikenal dengan nama Jendela Johari

(Johari Window), sebuah kaca jendela yang terdiri atas empat bagian, yakni : wilayah terbuka (open area), wilayah buta (blind area), wilayah tersembunyi

(hidden area), dan wilayah tak dikenal (unknown area).48

47 Hafied Cangara. Op.Cit. hlm 81-82

48

Gambar 1.3

Empat Kuadran dalam Jendela Johari

Pada pokoknya model ini menawarkan suatu cara melihat suatu kesalingbergantungan hubungan intrapersonal dan hubungan interpersonal. Siapa anda dan bagaimana anda mempersepsikan diri sendiri dan orang lain akan mempengaruhi komunikasi dan tanggapan anda terhadap komunikasi orang lain. Ukuran setiap kuadran atau kaca ditentukan oleh semua aspek diri, meliputi informasi, perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui diri sendiri dan orang lain.49

Wilayah terbuka (open area), mencerminkan keterbukaan anda pada dunia secara umum. Ini berarti semua informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan, dan sebagainya diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Wilayah terbuka ini makin melebar jika kita dapat memahami orang

49

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss. Op.Cit. hlm. 13

Open area Blind area Hidden area Unknown area

lain, begitu pun sebaliknya. Jika wilayah terbuka ini makin mengecil berarti komunikasi kita cenderung tertutup.

Wilayah buta (blind area), berisikan informasi tentang diri kita yang diketahui orang lain tetapi kita sendiri tidak mengetahuinya. Sebagian orang mempunyai daerah buta yang luas dan tampaknya tidak menyadari berbagai kekeliruan yang dibuatnya. Menurut Joseph Luft dan Harrington, wilayah ini dapat dikurangi dengan bercermin pada nilai, norma, dan hukum yang diikuti oleh orang lain.

Wilayah tersembunyi (hidden area), mengandung semua hal yang anda ketahui tentang diri sendiri dan tentang orang lain tetapi anda simpan hanya untuk anda sendiri. Ini adalah daerah tempat anda merahasiakan segala sesuatu tentang diri sendiri dan orang lain. Ada dua konsep yang erat hubungannya dengan wilayah tersembunyi, yakni over disclose dan under disclose. Over disclose ialah sikap terlalu banyak mengungkapkan sesuatu, sehingga hal hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan. Sedangkan under disclose ialah sikap terlalu menyembunyikan sesuatu yang seharusnya dikemukakan.

Wilayah tak dikenal (unknown area), mewakili segala sesuatu tentang diri anda yang belum pernah ditelusuri, oleh anda atau orang lain. Ini adalah informasi yang tenggelam di alam bawah sadar atau sesuatu yang luput dari perhatian.

Keempat kuadran Jendela Johari ini saling bergantung : suatu perubahan dalam sebuah kuadran akan mempengaruhi kuadran lainnya. Makin luas wilayah terbuka, makin terbuka kita pada orang lain, makin akrab hubungan kita dengan orang lain. Pengertian yang sama tentang lambang-lambang, persepsi yang cermat tentang petunjuk petunjuk verbal dan nonverbal. Pendeknya, komunikasi interpersonal yang efektif terjadi pada wilayah terbuka (open area).

komunikasi terbuka lebih cocok untuk 50

Hampir sama, menurut Joseph A. Devito, komunikasi interpersonal yang efektif dimulai dengan lima kualitas umum yang perlu dipertimbangkan, yaitu:51 a. Keterbukaan

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator harus terbuka pada orang yang diajak berinteraksi. Sebaliknya harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan. Kedua, mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Aspek ketiga, menyangkut kepemilikan perasaan hati dan pikiran. Terbuka dalam arti ini adalah mengakui bahwa perasaan dan

50 Pawit M. Yusup. Op.Cit. hlm. 16

51 Joseph A. Devito, Human Communication : The Basic Course 9th Edition (USA : Pearson

pikiran yang kita lontarkan adalah milik kita dan kita bertanggung jawab atasnya.

b. Empati

Henry Backrack, dalam Devito mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Pengertian empati akan membuat seseorang lebih menyesuaikan komunikasinya. Guru sebagai pendidik bisa memposisikan dirinya sebagai teman yang memahami keterbatasan anak dan menghargai keterbatasan tersebut.

c. Sikap mendukung

Adalah pandangan yang mendukung, membantu bersama-sama. Sebuah bentuk hubungan interpersonal yang efektif adalah sebuah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. d. Sikap positif

Mengacu pada dua aspek komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Orang yang merasa positif mengisyaratkan perasaan ini ke orang lain dan selanjutnya merefleksikan perasaan positif ini. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang positif. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan ketimbang

berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi interaksi.

e. Kesetaraan

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang lebih pandai, lebih kaya, atau lebih cantik. Tidak pernah ada dua orang yang benar benar setara dalam segala hal. Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya harus ada pengakuan diam diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.