BAB II KAJIAN TEORI DAN REGULASI
II.2. REGULASI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN
II.2.7. PERIZINAN
Terkait perizinan yang dibutuhkan dalam pengembangan kawasan, diantaranya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No.12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta, dan Peraturan Daerah Kota Bandung No.4 Tahun 2002 tentang Ijin Peruntukan Pembangunan Tanah (IPPT).
Dalam Peraturan Daerah Kota Bandung No.12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta, dijelaskan mengenai SOPD. Definisi Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) merupakan Satuan Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah yang mengatur adanya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), IMB sendiri merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang diberikan kepada setiap orang yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk membangun, memperluas, mengurangi, merawat, dan mengubah bangunan gedung dan bangun bangunan serta bentuk, ukuran, fungsi asal adalah yang ditetapkan dalam IMB awal yang semuanya di masukan ke dalam Keterangan Rencana (KRK) yang merupakan informasi tentang persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang didasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK), Rencana Teknik Ruang Kota (garisan rencana kota) dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan diberlakukan oleh Pemerintah Daerah pada lokasi tertentu. Dengan cara pematokan, Pengukuran dan pemetaan bidang tanah, Peta Situasi, Bangunan gedung, Bangun bangunan, Partisipasi masyarakat dan/atau peran serta masyarakat atau badan. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal.
Fungsi dan ruang lingkup IMB diatur dalam beberapa instrumen diantaranya pertama pemerintahan merupakan sebagai sarana hukum administrasi untuk mengatur, mengarahkan, dan melindungi masyarakat. Kedua sebagai yuridis preventif yang mencegah pemegang izin melakukan pelanggaran persyaratan izin dan/atau peraturan perundang-undangan yang dilakukan dengan mencantumkan norma larangan dan norma perintah yang dilekatkan pada keputusan izin. Ketiga pengendalian yang meliputi ketertiban, keamanan, keteraturan, estetika, kenyamanan dan keberlanjutan tata bangunan serta mencegah, mengatasi dan menanggulangi dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan secara cepat, tepat, serta terkoordinasi dan mengurangi kerugian pada pemerintah, masyarakat, dan pemegang izin. Kempat koordinasi merupakan memadukan dan menyerasikan proses, tindakan, dan substansi perizinan di antara instansi yang berwenang dalam kaitannya dengan bangunandan. Dan kelima pengawasan public yang memberi kesempatan yang sama dan seluas- luasnya kepada masyarakat untuk berperan serta dalam perizinan.
Ruang lingkup izin mendirikan bangunan gedung meliputi membangun baru (bangunan gedung untuk fungsi hunian, bangunan gedung fungsi keagamaan, bangunan gedung fungsi usaha, bangunan gedung fungsi sosial dan budaya, bangunan gedung fungsi khusus, serta bangunan gedung fungsi campuran), mengubah, memperluas/mengurangi dan merawat.
Setiap orang yang akan membangun bangunan gedung dan bangun bangunan wajib memiliki IMB yang diterbitkan oleh Wali Kota yang dapat mendelegasikan kewenangan menerbitkan IMB kepada Kepala SOPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang pelayanan perizinan terpadu, akan tetapi IMB bagi bangunan fungsi khusus diterbitkan oleh Gubernur.
Syarat yang harus di penuhi untuk memperoleh IMB harus memenuhi persyaratan administratif, yuridis, teknis. IMB berlaku selama bangunan masih berdiri dan masih memenuhi ketentuan serta
IMB dinyatakan batal apabila dalam jangka waktu 6 bulan terhitung dari tanggal penetapan belum dimulai kegiatan pembangunannya, kecuali ada pemberitahuan disertai alasan secara tertulis dari pemegang dan terhadap pemegang IMB yang telah melaksanakan kegiatan pembangunan namun tidak menyelesaikan pembangunan sehingga keberadaan bangunan tersebut menimbulkan bahaya bagi pengguna, masyarakat dan/atau lingkungan serta merusak estetika kota dikenakan sanksi administrasi berupa pembongkaran. Setiap pemegang IMB wajib mengajukan permohonan perubahan IMB dalam hal melakukan perubahan bangunan yang melebihi 50% dari bangunan semula untuk lokasi di perumahan dan melebihi 20% (dua puluh perseratus) dari luas bangunan semula di lokasi selain perumahan. Perubahanterdiri atas perubahan fisik bangunan, penambahan fisik bangunan, perluasan lahan dan bangunan dan/atau perubahan fungsi dan pemanfaatan bangunan. Dalam hal terjadi perubahan penggunaan ruang di sekitar lokasi bangunannya setelah diterbitkan IMB, pemilik bangunan tidak wajib mengajukan permohonan perubahan IMB. Apabila ada perubahan status kepemilikan tanah dan/atau bangunan, pemilik bangunan tidak wajib mengajukan perubahan IMB. Dan dalam hal kewajiban tidak dipenuhi oleh pemilik bangunan, Walikota atau pejabat yang ditunjuk mengenakan sanksi administrasi diatur dalam Peraturan Daerah ini.
Kegiatan pendirian bangunan gedung yang tidak diwajibkan memiliki IMB meliputi pelaburan/pengecatan, perawatan biasa meliputi mengganti talang bocor, mengganti genting yang bocor, memasang teralis jendela dan pendirian kandang binatang jinak/ternak dengan volume paling besar 12 m3 dan/atau paling tinggi 3 (tiga) meter serta berada di belakang bangunan utama. Pemberi izin wajib menolak permohonan izin mendirikan bangunan apabila persyaratan tidak lengkap dan/atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Pemerintah Daerah tidak memiliki kemampuan teknis, sarana dan prasarana untuk menjamin keselamatan dan keamanan bangunan gedung; dan bangunan gedung didirikan di lokasi yang dilarang karena tidak sesuai peruntukan dan/atau pemanfaatanya berdasarkan peraturan perundangundangan dan Penolakan izin harus disertai dengan alasan-alasannya secara tertulis.
Penyelenggara wajib menyusun dan menetapkan standar pelayanan perizinan berdasarkan klasifikasi, kategori dan jenis yang diselenggarakan dengan memperhatikan kepentingan pemohon izin. Penyelenggara wajib menerapkan standar pelayananStandar pelayanan perizinan disusun berdasarkan klasifikasi, kategori dan jenis yang meliputi prosedur dan produk layanan perizinan. Penyelenggara pelayanan perizinan mempunyai kewajiban menyelenggarakan pelayanan perizinan yang berkualitas sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan, mengelola pengaduan dari penerima layanan sesuai mekanisme yang berlaku, menyampaikan pertanggungjawaban secara periodik atas penyelenggaraan pelayanan perizinan yang tata caranya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota, memberikan kompensasi kepada penerima layanan apabila tidak mendapatkan pelayanan sesuai standar pelayanan perizinan yang telah ditetapkan, mematuhi ketentuan yang berlaku dalam penyelesaian sengketa pelayanan perizinan, mematuhi peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan tugas dan kewenangannya dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan menetapkan standar pelayanan meliputi penetapan standar persyaratan, standar biaya dan standar waktu dengan masing-masing penyelenggara pelayanan perizinan wajib menginformasikan standar pelayanan perizinan kepada masyarakat.
Dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan perizinan diperlukan peran serta masyarakat dan diwujudkan dalam bentuk kerjasama dan pengawasan masyarakat. Masyarakat berhak mendapatkan akses informasi dan akses partisipasi pada setiap tahapan dan waktu dalam penyelenggaraan perizinan yang meliputi tahapan dan waktu dalam proses pengambilan keputusan pemberian izin, rencana membangun gedung yang diperkiraan berdampak pada tatanan sosial, dan kualitas lingkungan. Akses partisipasi tersebut meliputi pengajuan pengaduan atas keberatan atau pelanggaran perizinan dan/atau kerugian akibat penyelenggaraan bangunan gedung. Serta ketentuan pengajuan pengaduan atas keberatan atau pelanggaran dan/atau kerugian sebagaimana didasarkan pada peraturan perundang-undangan.
Pemberi Izin wajib melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab pemegang izin atas ketentuan dalam izin dan peraturan perundang-undangan di bidang penyelenggaraan bangunan gedung. Pengawasan bertujuan untuk mengetahui, memastikan dan menetapkan tingkat ketaatan pemegang izin atas ketentuan yang ditetapkan dalam izin dan peraturan perundangundangan di bidang yang terkait dengan bangunan gedung meningkatkan ketaatan pemegang izin untuk memenuhi kewajiban dan/atau larangan yang tercantum dalam persyaratan perizinan dan peraturan perundang-undangan dan mencegah pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang izin. Pengawas memiliki tugas melakukan pemantauan, membuat laporan hasil pengawasan; dan melakukan evaluasi.
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi IMB didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian IMB yang bersangkutan. Biaya penyelenggaraan pemberian IMB meliputi biaya pengendalian penyelenggaraan yang meliputi pengecekan, pengukuran lokasi, pemetaan, pemeriksaan, penerbitan dokumen IMB, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari pemberian IMB tersebut dan penetapan struktur dan tarif dasar retribusi yang meliputi biaya pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung.
Pemanfaatan dari penerimaan retribusi IMB diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan IMB dengan Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan retribusi IMB ditetapkan untuk penerbitan dokumen IMB, pengawasan di lapangan, penegakan hokum, penatausahaan dan biaya dampak negatif dari pemberian IMB. Sedangkan untuk alokasi pemanfaatan penerimaan retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pemanfaatan dari penerimaan retribusi penggantian biaya cetak peta diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan cetak peta. Dengan
ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan retribusi penggantian biaya cetak peta meliputi biaya pencetakan dan pengadministrasian.
Walikota berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang retribusi daerah. Wajib retribusi yang diperiksa wajib memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek retribusi yang terutang dan memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau serta memberikan keterangan yang diperlukan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Walikota dapat mendelegasikan kewenangan pengenaan sanksi administrasi kepada Kepala SOPD yang tugas, pokok dan fungsinya di bidang perizinan dengan pendelegasian kewenangan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.serta Sifat Sanksi bersifat alternatif atau kumulatif dimana Sanksi administrasi dapat dikenakan alternatif hanya terhadap jenis sanksi paksaan pemerintahan (bestuursdwang) atau uang paksa (dwangsom). Sedangkan Sanksi Kumulatif dapat dikenakan secara bersamaan diantara jenis-jenis sanksi yang lain yang berada dalam lingkup sanksi administrasi dan/atau dengan sanksi pidana.
Pengenaan sanksi administrasi didasarkan pada kriteria dampak yang ditimbulkan pada lingkungan, ancaman bahaya terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya, ingkat kepatuhan terhadap kewajiban dan perintah sesuai dengan persyaratan IMB dan peraturan perundang-undangan, ketersediaan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan dampak, itikad baik dan kesadaran lingkungan dari penanggung jawab pendiri bangunan; dan pertimbangan faktual lainnya yang didasarkan pada situasi konkrit.
Pengenaan sanksi administrasi berupa pembekuan atau pencabutan IMB dilakukan apabila penanggung jawab pendiri bangunan tidak melaksanakan paksaan pemerintahan. Paksaan pemerintah berupa penghentian sementara kegiatan pembangun pembongkaran, penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran, penghentian sementara seluruh kegiatan; dan/atau tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup. Setiap penanggung jawab pendiri bangunan yang tidak melaksanakan paksaan pemerintah, selain dikenakan sanksi pidana dapat pula dikenakan sanksi denda atas setiap keterlambatan pelaksanaan sanksi paksaan pemerintah.
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka penyelenggaraan pelayanan Izin Mendirikan Bangunan paling lama 5 tahun sejak diundangkan, wajib dilaksanakan oleh SOPD yang tugas pokok dan fungsinya menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perizinan sesuai peraturan perundang-undangan. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.
Terkait Ijin Peruntukan Pembangunan Tanah (IPPT) diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung No.4 Tahun 2002. Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) adalah Ijin Perencanaan dan/atau rekomendasi perencanaan bagi penggunaan tanah yang didasarkan pada Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan/atau Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK) yang diperuntukan untuk keperluan mendirikan bangunan atau bangun-bangunan (tower dan reklame) dan siteplan dengan kewenangan pengendalian Rencana Tata Ruang Kota melalui tindakan korektif/penerapan sanksi dengan memperhatikan rekomendasi, rertribusi, peta situasi dan gambaran pra rencana yang di bayarkan ke pada kas daerah.
Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah terdiri dari Ijin Perencanaan dan rekomendasi Perencanaan. Ijin Perencanaan merupakan salah satu persyaratan administrasi untuk memperoleh Ijin Mendirikan Bangunan dengan instrumen pengendalian rencana kota dan segala ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam ijin perencanaan dimaksudkan sebagai pedoman di dalam pelaksanaan pembangunan fisik sehingga sesuai dengan arahan rencana tehnik ruang Kota.
Setiap orang atau Badan hukum yang mengajukan permohonan memperpanjang masa pemakaian tanah milik/dikuasai Pemerintah Daerah, rencana tapak lahan/site plan dan pemasangan reklame, harus mendapatkan ijin perencanaan terlebih dahulu dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk yang berlaku untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak tanggal ditetapkannya sepanjang pemegang ijin tidak memproses permohonan ijin selanjutnya, serta dapat diperpanjang 1 kali berdasarkan permohonan yang bersangkutan, apabila tidak diperpanjang dinyatakan gugur secara otomatis dan seandainya ingin memperpanjang yang telah gugur maka harus mengajukan permohonan ulang lagi dengan mengajukan permohonan secara tertulis yang ditunjukan kepada Wali Kota sedangkan, bagi perubahan Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) yang sudah disetujui wajib dimohonkan kembali secara tertulis kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dengan persyaratan:
A. Ijin Perencanaan:
a. Salinan Kartu Tanda Penduduk pemohon; b. Salinan surat-surat penguasaan tanah; c. Gambar prarencana bangunan;
d. Salinan tanda lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tahun terakhir; b. Surat Kuasa ( jika menguasakan);
c. Rekomendasi dari instansi terkait;
d. Persyaratan lainnya sesuai ketentuan perijinan. B. Rekomendasi Perencanaan :
a. Salinan Kartu Tanda Penduduk pemohon; b. Salinan surat-surat penguasaan tanah;
c. Salinan tanda lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terakhir;
Permohonan Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) ditolak apabila tidak sesuai dengan RUTRK/RDTRK serta persyaratan yang telah ditentukan atau lokasi yang dimohon dalam keadaan
sengketa serta Walikota dapat mencabut ijin yang telah dikeluarkan apabila terdapat penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Objek retribusi merupakan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk pemberian Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) sedangkan subjekretribusi merupakan orang atau Badan Hukum yang memperoleh Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT). Retribusi ini dikenakan terhadap orang atau Badan Hukum yang akan menggunakan dan memanfaatkan ruang Kota dengan besarnya retribusi ditetapkan berdasarkan fungsi, lokasi, peruntukan, ketinggian tarif dasar fungsi, luas penggunaan ruang, serta biaya pengukuran.
Dalam penentuan besaran retribusi menurut fungsi sebagaimana yang dimaksud, terdapat empat jenis fungsi yang terdiri dari:
1. Fungsi I yang berfungsi dan dipergunakan untuk bangunan sosial seperti tempat peribadatan, tempat pendidikan, rumah sakit, yayasan yatim piatu, tempat praktek dokter, dan tempat bersalin. Dalam penentuan fungsi dipergunakan pula indeks atau multifaktor yang menjelaskan bobot tiap tempat terhadap imbas sosial yang diberikan. Tempat peribadatan dan yayasan yatim piatu memiliki indeks nol yang mengindikasikan bahwa dua tempat tersebut tidak memiliki imbas yang berarti terhadap fungsi sosial sedangkan indeks terbesar diberikan pada Rumah Sakit dengan nilai indeks sebesar 2
2. Fungsi II yang berfungsi dan dipergunakan sebagai bangunan usaha atau dagang atau yang berkaitan dengan kegiatan niaga, seperti rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan), dan bangunan lainnya yang dikategorikan dengan itu. Dalam Fungsi Usaha, indeks terbesar diberikan oleh Pasar Modern yaitu sebesar empat karena kegiatan usaha paling aktif terjadi pada tempat ini. Kemudian hotel bintang, restoran, kafe, dan bioskop memiliki nilai indeks sebesar 3 sedangkan yang lainnya hanya memiliki nilai indeks 2 hingga 2,5.
3. Fungsi III yang berfungsi dan dipergunakan untuk rumah tinggal sesuai dengan tipe rumah dengan indeks terbesar diberikan oleh Apartemen (2,5) dan rumah susun mempunyai indeks (1,0) sedangkan rumah berukuran besar yang berukuran > 300 m2 mempunyai indeks (2,0), perumahan berukuran sedang > 101 – 300 m2 (1,5) dan yang berukuran kecil < 600 – 101 m2 mempunyai indeks (1,0), dan
4. Fungsi ke IV yang berfungsi sebagai Industri memiliki indeks terbesar di berikan oleh industri besar yang berukuran > 10.000m2 yang memiliki indeks (2,5) dan industri sedang < 10.000m2 (2,25) dan untuk pergudangan dan industri kecil < 5.000m2 masing-masing mempunyai indeks (2,0).
Dalam penentuan besaran retribusi menurut lokasi sebagaimana yang dimaksud, dihitung berdasarkan lebar jalan terdiri dari:
a. Lokasi I adalah lokasi dimana persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan yang lebarnya kurang dari atau sama dengan 3m untuk penetuan lokasi berdasarkan fungsi sosial, lokasi I diberi indeks satu (1).
b. Lokasi II adalah lokasi dimana persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan yang lebarnya lebih dari 3 sampai dengan 6m untuk penetuan lokasi berdasarkan fungsi sosial, lokasi I diberi indeks satu (1,5).
c. Lokasi III adalah lokasi dimana persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan yang lebarnya lebih dari 6 sampai dengan 9m untuk penetuan lokasi berdasarkan fungsi sosial, lokasi I diberi indeks satu (2).
d. Lokasi IV adalah lokasi dimana persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan yang lebarnya lebih dari 9 sampai dengan 12m untuk penetuan lokasi berdasarkan fungsi sosial, lokasi I diberi indeks satu (2,5).
e. Lokasi V adalah lokasi dimana persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan yang lebarnya lebih dari 12 sampai dengan 29m untuk penetuan lokasi berdasarkan fungsi sosial, lokasi I diberi indeks satu (3).
f. Lokasi I adalah lokasi dimana persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan yang lebarnya lebih dari 29m untuk penetuan lokasi berdasarkan fungsi sosial, lokasi I diberi indeks satu (3,5).
Yang diperuntukan untuk Peruntukan I adalah bangunan tower atau reklame yang berada di pusat keramaian atau kawasan jarak perdagangan (CDB) yang mempunyai indeks (3), Peruntukan II adalah bangunan tower atau reklame yang berada di daerah/kawasan proteksi yang mempunyai indeks (2) dan Peruntukan III adalah bangunan tower atau reklame yang berada di daerah lainnya di luar peruntukan yang mempunyai indeks (1).
Ketinggian sebagaimana dimaksud Daerah ini adalah Ketinggian I adalah ketinggian rencana bangunan tower atau reklame yang memiliki ketinggian sampai dengan 4m yang mempunyai indeks (1), Ketinggian II adalah ketinggian rencana bangunan tower atau reklame yang memiliki ketinggian lebih dari sampai dengan 10m yang mempunyai indeks (1,5), Ketinggian III adalah ketinggian rencana bangunan tower atau reklame yang memiliki ketinggian sampai dengan 10 sampai dengan 20m mempunyai indeks (2), Ketinggian IV adalah ketinggian rencana bangunan tower atau reklame yang memiliki ketinggian sampai dengan 20 sampai dengan 30m mempunyai indeks (2,5), Ketinggian V adalah ketinggian rencana bangunan tower atau reklame yang memiliki ketinggian sampai dengan 30 sampai dengan 40 meter mempunyai indeks (3) dan ketinggian VI adalah ketinggian rencana bangunan tower atau reklame yang memiliki ketinggian lebih dari 40 meter mempunyai indeks (3,5). Tarif Dasar Fungsi dalam Peraturan Daerah ini terdiri dari pertama Tarif Dasar Fungsi Sosial, yaitu besarnya tarif dasar permeter persegi yang dikenakan pada bangunan yang berfungsi dan dipergunakan untuk bangunan sosial dan bangunan lainnya yang dikategorikan dengan itu dengan dasar tarif (100m2) kedua Tarif Dasar Fungsi Usaha, yaitu besarnya tarif dasar permeter persegi yang dikenakan pada bangunan yang berfungsi dan dipergunakan untuk rumah tinggal dan bangunan lainnya yang dikategorikan dengan itu dengan tarif dasar (200m2), ketiga Tarif Dasar Fungsi Usaha, yaitu besarnya tarif dasar permeter persegi yang dikenakan pada bangunan yang berfungsi dan dipergunakan untuk usaha/dagang dan bangunan lainnya yang dikategorikan dengan itu dengan tarif dasar (300 m2), keempat Tarif Dasar Fungsi Industri, yaitu besarnya tarif dasar
permeter persegi yang dikenakan pada bangunan yang berfungsi dan dipergunakan untuk industri/pabrik dan bangunan lainnya yang dikategorikan dengan itu dengan tarif dasar (400 m2), kelima Tarif Dasar Fungsi Reklame, yaitu besarnya tarif dasar permeter persegi yang dikenakan pada ketinggian reklame yang berfungsi dan dipergunakan untuk keperluan promosi dengan dasar tarif (10.000 m2) dan yang terakhir keenam Tarif Dasar Fungsi Tower, yaitu besarnya tarif dasar permeter ketinggian yang dikenakan pada bangunan yang berfungsi dan dipergunakan untuk keperluan tower dengan dasar tarif (10.000m2). sedangkan untuk keperluan pengajuan siteplan/rencana tapak lahan tarif retribusi yang harus dibayar ditambah harga pertambahan nilai atau betterment cost (bc) sebesar Rp. 100,-/m2/luas persil dan penggantian biaya tata usaha dalam memperoleh Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) ditetapkan sebesar Rp. 10.000,-.
Untuk perhitungan retribusi Besarnya retribusi ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) Peraturan Daerah ini dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :
1. Untuk bangunan satu lantai dan siteplan:
Retribusi = Indeks Fungsi x Indeks Lokasi x Luas Persil x Tarif Dasar Fungsi + Biaya Pengukuran.
2. Untuk bangunan dua lantai keatas:
Retribusi = Indeks Fungsi x Indeks Lokasi x Luas Persil + (Luas Denah -Luas Tapak ) x Tarif Dasar Fungsi + Biaya Pengukuran.
3. Untuk titik tower dan reklame
Retribusi = Indeks Peruntukan x Indeks Ketinggian x Indeks Lokasi x Tarif Dasar Fungsi x Ketinggian Tower/Reklame.
Tata cara perhitungan pemungutan retribusi tida dapat diborongkan dikarenakan retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dan ditetapkan oleh Walikota, sedangkan apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data dari dan atas data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRD Tambahan.
Untuk tata cara pembayaran retribusi pembayaran dilakukan di Kas Daerah atau ditempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan SKRD, SKBD secara jabatan dan SKRD Tambahan dan untuk pembayaran yang dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi daerah tersebut harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam dan harus dilakukan secara tunai dan diberikan tandai bukti pembayaran, sementara Walikota dapat memberikan ijin kepada subjek retribusi untuk mengangsur retribusi yang terhutang dalam kurun waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabka. Semua jenis pembayaran dapat dicatat dalam buku penerimaan dengan ukuran buku tanda bukti pembayaran dan buku penerimaan retribusi ini ditetapkan oleh Walikota.
Tata cara teguran pembayaran retribusi dapat dikeluarkan surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan selambatlambatnya 14