• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Posisi Keuangan

2. Perkembangan Liabilitas

Tabel berikut ini menggambarkan rincian dari akun-akun liabilitas Perseroan untuk periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 September 2013 31 Desember 2012 2011 2010 Utang usaha Pihak Ketiga 12.256 6.732 11.650 10.863 Pihak Berelasi - - 1.177 2.677

Utang bank jangka pendek 25.964 20.205 15.051 8.701

Utang lain-lain 737 458 603 349

Utang pajak 4.414 2.445 919 713

Biaya yang masih harus dibayar 2.280 3.668 3.688 1.621

Pendapatan diterima di muka 407 707 1.084 335

Bagian jangka pendek dari liabilitas jangka panjang:

Hutang bank 20.903 25.530 29.889 26.036

Liabilitas sewa pembiayaan - - - 287

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 66.962 59.745 64.061 51.581

Liabilitas jangka panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek:

Pinjaman bank 12.437 11.345 28.510 45.724

Uang jaminan 564 518 507 423

Liabilitas pajak tangguhan 14.391 14.743 12.011 7.820

Liabilitas imbalan kerja 4.543 3.567 2.725 2.177

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 31.936 30.174 43.754 56.144

Jumlah Liabilitas 98.898 89.919 107.815 107.725

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012

Jumlah Liabilitas mengalami kenaikan sebesar Rp8.979 juta atau 9,99% menjadi Rp98.898 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp89.919 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan pada Liabilitas Jangka Pendek dan Liabilitas Jangka Panjang.

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek mengalami kenaikan sebesar Rp7.280 juta atau 12,19% menjadi Rp66.962 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp59.745 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan Utang Usaha, Utang Bank, Utang Pajak dan Utang Lain-lain.

Utang Usaha Pihak Ketiga mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp5.524 juta atau 82,06% menjadi Rp12.256 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp6.732 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh terjadinya pembelian suku cadang kepada para pemasok, serta pembelian 5 unit chassis dan karoseri armada bus AKAP yang baru.

Utang Bank Jangka Pendek mengalami kenaikan sebesar Rp5.759 juta atau 28,50% menjadi Rp25.964 juta pada periode yang berakhir pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp20.205 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh penambahan fasilitas pinjaman rekening koran (PRK) dari PT Bank of India Indonesia, Tbk. (d/h PT Bank Swadesi, Tbk.) nomor rekening 3002023066 dengan jumlah maksimum Rp5.000 juta sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 19/2/BOII.JSH/IV/2013 tertanggal 17 April 2013 dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan yang akan berakhir pada tanggal 1 Maret 2014 yang dikenakan bunga sebesar 12,5% per tahun.

Utang Lain-lain mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp279 juta atau 60,92% menjadi Rp737 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp458 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh masih tertundanya pembayaran koperasi karyawan yang mana iuran koperasi dipotong dari penghasilan karyawan.

Utang Pajak mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar Rp2.032 juta atau 83,11% menjadi Rp4.477 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp2.445 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan atas taksiran pajak kini (PPh Ps 29) yang dihitung pada periode 30 September 2013 dan masih bersifat tentatif karena perhitungan pajak kini PPh Ps 29 dihitung pada akhir periode 31 Desember 2013 dan di bayar pada tahun berikutnya.

Biaya yang Masih Harus Dibayar mengalami penurunan signifikan sebesar Rp1.388 juta atau 37,84% menjadi Rp2.280 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp3.668 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh penurunan Utang Gaji yang dibayarkan sebelum berakhirnya periode 30 September 2013 dan pembayaran sewa kantor serta jasa notaris yang pada tanggal 31 Desember masih menjadi Biaya yang masih harus dibayar.

Pendapatan Diterima Dimuka mengalami penurunan signifikan sebesar Rp300 juta atau 42,43% menjadi Rp407 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp707 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, menurunnya jarak waktu antara pemesanan tiket dengan tanggal keberangkatan penumpang serta telah berangkatnya penumpang yang membeli tiket di akhir Desember 2012.

Utang Jangka Panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (bank) mengalami penurunan sebesar Rp4.627 juta atau 18,12% menjadi Rp20.903 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp25.530 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, terutama disebabkan oleh pelunasan Utang Bank kepada PT. Bank Windu Kentjana International, Tbk. sebesar Rp1.958 juta (Installment Loan IV, V dan VII); pembayaran angsuran pokok Utang Bank kepada PT. Bank Mandiri, Tbk. sebesar Rp2.500 Juta (Kredit Investasi Nomor: RCO.JTH/193/PK/KI/2008).

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang mengalami kenaikan Rp1.762 juta atau sebesar 5,84% menjadi Rp31.936 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp30.174 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan Imbalan Kerja Karyawan dan penambahan Hutang Jangka Panjang.

Liabilitas Jangka Panjang – setelah dikurangi bagian jangka pendek (bank) mengalami kenaikan sebesar Rp1.092 juta atau 9,63% menjadi Rp12.437 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp11.345 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh adanya penambahan pinjaman dari dari bank Windu Installment Loan XIII.

Liabilitas Pajak Tangguhan mengalami penurunan sebesar Rp352 juta atau 2,39% menjadi Rp14.391 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp14.743 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh Perseroan

membukukan keuntungan atas pajak tangguhan akibat dari selisih penyusutan fiskal dengan komesil dimana penyusutan diskal lebih besar dibanding komersil.

Liabilitas Imbalan Kerja mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp976 juta atau 27,36% menjadi Rp4.543 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp3.567 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh masa kerja karyawan yang bertambah sehingga menaikkan cadangan imbalan kerja.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011

Jumlah Liabilitas mengalami penurunan sebesar Rp17.896 juta atau 16,60% menjadi Rp89,919 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp107.815 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh penurunan pada menurunnya Utang Bank, baik pada Liabilitas Jangka Pendek maupun pada Liabilitas Jangka Panjang.

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek mengalami penurunan sebesar Rp4.316 juta atau 6,74% menjadi Rp59.745 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp64.061 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh pelunasan utang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp4.359 juta.

Utang Usaha Pihak Ketiga mengalami penurunan signifikan sebesar Rp4.918 juta atau 42,21% menjadi Rp6,732 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp11.650 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh kebijakan Perseroan membayar utang usaha kepada para pemasok dengan jadwal pembayaran atau aging schedule.

Utang Usaha Pihak Berelasi mengalami penurunan signifikan sebesar 100% menjadi nihil pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp1.177 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh pelunasan utang usaha bersifat transaksional terutama berupa pemakaian BBM dan pemakaian aset terhadap Pihak Berelasi.

Utang Bank Jangka Pendek mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp5.154 juta atau 34,24% menjadi Rp20.205 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp15.051 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh penambahan fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari Bank of India (d/h Bank Swadesi dengan jumlah maksimum Rp8.000 juta sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 11/2/BS.JSH/III/2011 tertanggal 21 Maret 2011 yang dikenakan bunga sebesar 12,5% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari Bank Swadesi dan jangka waktu selama 12 bulan yang akan berakhir tanggal 21 Maret 2013. Untuk jumlah fasilitas yang melampaui plafon tersebut, Perseroan wajib membayar bunga sebesar 36% per tahun dan pinjaman yang telah jatuh tempo dalam satu tahun.

Utang Lain-lain mengalami penurunan signifikan sebesar Rp145 juta atau 24,05% menjadi Rp458 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp603 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh sudah disetorkannya sebagian iuran yang dipungut dari para pengemudi kepada Forum Komunikasi Antar Pengemudi Lorena (FKPL) dan dan Forum Komunikasi antar Kondektur Lorena (FKKL), serta menurunnya jumlah utang komisi kepada agen lepas yang belum dibayarkan oleh kantor cabang/perwakilan.

Utang Pajak mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp1.526 juta atau 166,05% menjadi Rp2.445 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp919 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya utang PPh pasal 21 yang belum dibayarkan sebesar Rp339 juta, PPh pasal 29 sebesar Rp362 juta dan Pasal 4(2)

sebesar Rp991 juta untuk pajak sewa tanah dan bangunan yang dipergunakan untuk perkantoran, serta tanah dan bangunan pool Busway TransJakarta di Jl. Raya Hankam, Ceger, Jakarta Timur.

Biaya yang Masih Harus Dibayar mengalami penurunan sebesar Rp20 juta atau 0,54% menjadi Rp3.668 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp3.688 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh penurunan utang bahan bakar dengan membayar kepada SPBU sesuai dengan jatuh pembayaran.

Pendapatan Diterima Di muka mengalami penurunan signifikan sebesar Rp377 juta atau 34,78% menjadi Rp707 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp1.084 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh menurunnya penerimaan uang tiket bus AKAP yang belum diakui sebagai penjualan karena penumpang belum diberangkatkan pada tanggal 31 Desember 2012.

Utang Jangka Pendek yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (bank) mengalami penurunan sebesar Rp4.359 juta atau 14,58% menjadi Rp25,530 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp29,889 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh pembayaran angsuran pokok utang bank.

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang mengalami penurunan signifikan sebesar Rp13.580 juta atau 31,04% menjadi Rp30.174 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp43.754 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh telah dilunasinya sebagian Utang Bank Jangka Panjang, meskipun terjadi kenaikan signifikan pada Liablilitas Pajak Tangguhan dan Liabilitas Imbalan Kerja.

Utang Jangka Panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (bank) mengalami penurunan signifikan sebesar Rp17.165 juta atau 60,21% menjadi Rp11.345 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp28.510 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh pelunasan sebesar Rp22.000 juta yang merupakan bagian dari pinjaman bank kepada Bank Mandiri dalam rangka pembiayaan armada Busway TransJakarta milik Perseroan.

Uang Jaminan mengalami kenaikan sebesar Rp11 juta atau 2,17% menjadi Rp518 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp507 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya uang jaminan kru (pengemudi dan kenek) yang baru diterima bekerja di Perseroan.

Liabilitas Pajak Pangguhan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp2.732 juta atau 22,75% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah perbedaan temporer antara perhitungan laba rugi komersial dengan perhitungan laba rugi pajak.

Liabilitas Imbalan Kerja mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp842 juta atau 30,90% menjadi Rp3.567 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp2.725 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh realisasi pembayaran imbalan kerja lebih kecil dari cadangan biaya imbalan kerja karyawan.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Jumlah Liabilitas mengalami kenaikan sebesar Rp90 juta atau 0,08% menjadi Rp107.815 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp107.725 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh kenaikan signifikan sebesar 24,20% pada Liabilitas Jangka Pendek meskipun di sisi lain terjadi penurunan signifikan sebesar 22,07% pada Liabilitas Jangka Panjang.

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp12.480 juta atau 24,19% menjadi Rp64.061 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp51.581 juta pada tahun yang berakhir tanggal pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh penambahan utang bank berupa kredit rekening koran dari PT. Bank Swadesi, Tbk. Dan meningkatnya bagian jangka pendek dari hutang bank, serta kenaikan signifikan pada Utang Lain-lain, Utang Pajak, Biaya yang Masih Harus Dibayar, serta Pendapatan Diterima Di muka.

Utang Usaha Pihak Ketiga mengalami kenaikan sebesar Rp787 juta atau 7.24% menjadi Rp11.650 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp10.863 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh kenaikan kenaikan pembelian suku cadang yang langsung dipakai.

Utang Usaha Pihak Berelasi mengalami penurunan signifikan Rp1.500 juta atau sebesar 56,03% menjadi Rp1.177 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp2.677 juta pada tahun yang berakhir tanggal pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh menurunnya penerimaan pinjaman modal kerja dari pihak berelasi yang bersifat transaksional terutama berupa pemakaian BBM dan pemakaian aset.

Utang Bank Jangka Pendek mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp6.350 juta atau 72,98% menjadi Rp15.051 juta pada tahun yang berakhir tanggal pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp8.701 juta pada tahun yang berakhir tanggal pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh penambahan Utang Bank berupa Kredit Rekening Koran dari PT. Bank Swadesi, Tbk.sebesar Rp6.500 juta pada tahun 2011 yang dituangkan pada Perjanjian Kredit nomor No.2/2/BS.JSH/III/2011 tanggal 1 Maret 2011. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari Swadesi dan dengan jangka waktu selama 12 bulan sampai dengan tanggal 1 Maret 2012 dan telah diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 1 Maret 2013.

Utang Lain-lain mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp254 juta atau 72,78% menjadi Rp603 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp349 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh kenaikan iuran yang dipungut dari para pengemudi kepada Forum Komunikasi Antar Pengemudi Lorena (FKPL) dan dan Forum Komunikasi antar Kondektur Lorena (FKKL), serta meningkatnya jumlah utang komisi kepada agen lepas yang belum dibayarkan oleh kantor cabang/perwakilan.

Utang Pajak mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp206 juta atau 28,89% menjadi Rp919 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp713 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya utang PPh pasal 21 yang belum dibayarkan sebesar Rp167 juta dan PPh pasal 29 sebesar Rp505 juta untuk pajak sewa tanah dan bangunan yang dipergunakan untuk perkantoran, serta tanah dan bangunan pool Busway TransJakarta di Jl. Raya Hankam, Ceger, Jakarta Timur.

Biaya yang Masih Harus Dibayar mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp2.067 juta atau 127,51% menjadi Rp3.688 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp1.621 juta pada tahun yang berakhir tanggal pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh bertambahnya hutang gaji karyawan akibat keterlambatan pembayaran gaji karyawan bulan Desember 2011 yang dibayarkan pada tanggal 3 Januari 2012 akibat keterlambatan data absensi karyawan dari kantor-kantor cabang.

Pendapatan Diterima Di muka mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp749 juta atau 223,58% menjadi Rp1.084 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp335 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya penerimaan uang tiket bus AKAP yang belum diakui sebagai penjualan karena penumpang belum diberangkatkan pada tanggal 31 Desember 2012.

Bagian Jangka Pendek dari liabilitas jangka panjang (bank) mengalami kenaikan sebesar Rp3.853 juta atau 14,80% menjadi Rp29,889 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp26.036 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh bertambahnya utang bagian jangka pendek dari pinjaman bank yaitu Bank Mandiri sebesar Rp22.000 juta, Bank Windu sebesar Rp7.036 juta, Bank Jasa Jakarta sebesar Rp801 juta, Bank Panin sebesar Rp50 juta.

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang mengalami penurunan signifikan sebesar Rp12.390 juta atau 22,07% menjadi Rp43,754 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp56.144 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh telah dilunasinya sebagian Utang Bank Jangka Panjang, meskipun terjadi kenaikan signifikan pada Liablilitas Pajak Tangguhan dan Liabilitas Imbalan Kerja.

Utang Jangka Panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (bank) mengalami penurunan signifikan sebesar Rp17.214 juta atau 37,65% menjadi Rp28.510 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp45.724 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh pelunasan sebagian pokok Utang Bank pembiayaan Busway TransJakarta kepada PT. Bank Mandiri, Tbk.

Uang Jaminan mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp83 juta atau 19,86% menjadi Rp507 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp423 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya uang jaminan kru (pengemudi dan kenek) yang baru diterima bekerja di Perseroan.

Liabilitas Pajak Tangguhan mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp4.191 juta atau 53,59% menjadi Rp12.011 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp7.820 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah perbedaan temporer antara perhitungan laba rugi komersial dengan perhitungan laba rugi pajak.

Liabilitas Imbalan Kerja mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp548 juta atau 25,17% menjadi Rp2.725 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp2.177 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh realisasi pembayaran imbalan kerja lebih kecil dari cadangan biaya imbalan kerja karyawan.