• Tidak ada hasil yang ditemukan

(PARTISIPATIF) PROYEK SWAKELOLA DI LINGKUNGAN PEKERJAAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

D. Perlindungan Represif terhadap Debitur dalam Praktek Pelaksanaan Upah Borong (Partisipatif) Proyek Swakelola

Dalam suatu kontrak yang telah disepakati oleh para pihak, maka tidak menutup kemungkinan terjadinya perselisihan/sengketa dalam perjalanan pekerjaan yang telah diperjanjikan antara para pihak. Sengketa yang terjadi dapat karena perbuatan yang

346

Hasil Wawancara dengan Bapak FL selaku Kepala Dinas Lama Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang pada hari Rabu tanggal 26 Mei 2016 Pukul 21:15 WIB.

347

Hasil Wawancara dengan Bapak FL selaku Kepala Dinas Lama Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang pada hari Rabu tanggal 26 Mei 2016 Pukul 21:15 WIB.

disengaja maupun tidak disengaja. Sengketa timbul berawal dari situasi dan kondisi yang menjadikan pihak yang satu merasa dirugikan oleh pihak yang lain. 348

Sengketa dalam pengertian sehari-hari adalah suatu keadaan di mana pihak-pihak yang melakukan perniagaan mempunyai masalah, yaitu menghendaki pihak lain untuk berbuat atau tidak dibuat sesuatu, tetapi pihak lainnya menolak.349

Jika dihubungkan antara sengketa hukum dengan kontrak, maka pengertian sengketa hukum kontrak adalah suatu kondisi terjadinya ketidaksepakatan atau perbedaan pendapat di antara para pihak yang membuat kontrak mengenai hukum dan fakta terkait dengan tidak dipenuhinya hak atau tidak dilaksanakannya kewajiban yang ditentukan dalam kontrak dan/atau berubahan isi (prestasi) yang ditentukan dalam kontrak dan/atau pemutusan hubungan hukum kontraktual yang dilakukan oleh satu pihak tanpa persetujuan dari pihak lainnya.

Sengketa pada umumnya merupakan ketidakserasian antara pribadi-pribadi atau kelompok- kelompok yang mengadakan hubungan, karena hak satu diantara dua pihak terganggu atau langgar.

Penyelesaian sengketa dilakukan dengan cara Litigasi dan Non Litigasi. Litigasi dilakukan dengan cara melalui proses ke Pengadilan sedangkan Non Litigasi dilakukan dengan cara :

1. Negoisasi/Musyawarah

348

Suyud Margono, Perlembagaan Alternative Dispute Resolution (ADR) Dalam Aspek dan Pelaksanaan Arbitrase di Indonesia, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2001), hlm 21

349

Komar Kantaatmadja, Beberapa Masalah Dalam Penerapan ADR di Indonesia Dalam Prospek dan Pelaksanaan Arbitrase di Indonesia, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2001), hlm 37

2. Mediasi 3. Konsiliasi 4. Penilaian ahli.350

Terkait hal yang terjadi dalam perjanjian upah borong antara pihak pemberi kerja dengan pemborong mengalami adanya tidak dipenuhinya hak pemborong oleh pemberi kerja sehingga menyebabkan terjadinya perselisihan kedua belah pihak. Perselisihan yang terjadi antara para pihak dilalui melalui tahap musyawarah mufakat, mediasi dan pengadilan.

Hal pertama yang dilakukan oleh pihak pemborong dengan melakukan musyawarah dan mufakat. Musyawarah yang dilakukan adalah proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan bersama atau mufakat dimana mufakat sendiri dilakukan dengan adanya kesepakatan yang dihasilkan setelah melakukan proses pembahasan dan perundingan bersama, sehingga musyawarah mufakat merupakan proses untuk membahas persoalan secara bersama demi mencapai kesepakatan bersama.

Dalam hal terjadinya masalah proyek Swakelola di Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang, pihak penggugat selaku pihak swasta yang selama ini ikut dalam melakukan kegiatan proyek Swakelola yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang menuntut haknya dalam hal pembayaran untuk segera dibayar oleh Dinas Pekerjaan Umum, namun halnya pihak

350

Lihat Pasal 94 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Pemerintah tidak menanggapi hal tersebut, sehingga pihak penggugat melakukan upaya musyawarah mufakat ke pihak Pemerintah terlebih dahulu sebelum pihak penggugat melakukan gugatan ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, maka pihak penggugat melakukan musyawarah mufakat kepada pihak Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan mengumpulkan semua para rekanan yang bermain proyek Swakelola tersebut.

Setelah terkumpulnya para rekanan/pemborong yang bermain proyek Swakelola, maka pihak rekanan berdiskusi sesama pihak rekanan/pemborong untuk melakukan upaya musyawarah mufakat terlebih dahulu ke Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang. Selama proses musyawarah mufakat dilakukan pihak rekanan/pemborong melakukan upaya musyawarah mufakat ke pihak Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang tidak menemukan titik terang dari hasil pertemuan tersebut dengan alasan pihak Dinas terkait tidak mau membayar hasil prestasi yang mereka kerjakan selama ini dikarenakan adanya masalah trauma351

351

Yang dimaksud dengan masalah trauma disini adalah masalah yang dialami Kepala Dinas yang lama Bapak FL terkena kasus Korupsi. Jadi jika Kepala Dinas baru melakukan tugasnya untuk membayarkan maka Kepala Dinas Bapak DLT akan bernasib sama dengan Bapak FL disebabkan tidak adanya satu pedoman atau aturan yang dimiliki Bapak DLT untuk melakukan pembayaran. Hasil wawancara dengan Kuasa Hukum Penggugat Bapak Afrizon pada tanggal 17 Juni 2016 Pukul 20:50 WIB.

dan tidak adanya anggaran yang tersedia sehingga jika ingin membayar maka anggaran untuk melakukan pembayaran tersebut harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam RABPD 2015 agar bisa dibayarkan, namun kenyataannya pihak Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang tidak melakukan itikad baik dalam hal pembayaran

ini sehingga pihak penggugat mencari lain untuk melakukan upaya mendapatkan hak mereka sebagai pihak pemborong proyek.

Cara lain yang ditempuh oleh para rekanan/pemborong proyek yaitu melakukan suatu tindakan berupa unjuk rasa ke Dinas Pekerjaan Umum. Akibat dari unjuk rasa yang dilakukan pihak rekanan/pemborong proyek diketahui oleh pihak DPRD, sehingga pihak DPRD memanggil pihak-pihak terkait yang ada dalam masalah ini untuk melakukan mediasi secara langsung dihadapan pihak DPRD. Namun dari hasil mediasi tersebut tidak menemukan titik terang/hasil dikarenakan Dinas Pekerjaan Umum memiliki pendapat lain berupa harus dilakukan suatu audit dari BPK.352

Dengan upaya musyawarah dan mufakat serta unjuk rasa tidak menemukan titik terang bagi para rekanan/pemborong maka para rekanan/pemborong dengan di dampingi kuasa hukum mereka Bapak Afrizon melakukan gugatan ke Pengadilan

BPK melakukan tugasnya untuk audit baik secara fisik maupun administrasi. BPK mulai melakukan audit terhadap 697 paket proyek Swakelola, secara administrasi hasil auditan dari BPK berupa 697 paket proyek Swakelola merupakan aset bagi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang, namun itu bisa dikatakan aset Pemerintah Daerah jika Pemerintah Daerah melakukan pembayaran terhadap masalah ini dan untuk melakukan audit fisik, BPK akan melakukan pengujian kembali untuk menentukan kebenaran nilainya yang sama atau tidak sebabyang dilakukan BPK hanya mengaudit secara administrasi saja bukan dilakukan secara keseluruhan.

352

Hasil wawancara dengan Kuasa Hukum Penggugat Bapak Afrizon pada tanggal 17 Juni 2016 Pukul 20:50 WIB

Negeri Lubuk Pakam dengan dasar gugatan yang mereka ajukan adalah gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH).

Dasar kuasa hukum dari penggugat mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum didasari karena tidak adanya itikad baik dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang untuk memasukkan anggaran tersebut ke dalam RAPBD, disebabkan mereka tidak mau memasukkan karena tidak diketahui adanya satu aturan hukum untuk melakukannya sehingga terjadinya pelanggaran hukum yang mereka buat.353Dalam melakukan gugatan ke Pengadilan, penggugat menggugat pihak Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang berupa tidak bisa dibayarnya hutang konstruksi Swakelola senilai Rp. 175.188.165.510 (seratus tujuh puluh lima miliar seratus delapan puluh delapan juta seratus enam puluh lima ribu lima ratus sepuluh rupiah) dengan pengerjaan yang telah mereka kerjakan para pemborong antara bulan Oktober s/d 30 Desember 2014.354

Dalam fakta perbuatan melawan hukum yang dilakukan adanya suatu keberatan yang diterima oleh Penggugat akibat tidak dimasukkannya hutang konstruksi tersebut kedalam P-APBD Deli Serdang TA. 2015. Padahal dari segi ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD T.A 2014-2015 yang pada prinsipnya hutang yang belum dibayar dapat di Anggarkan

353

Hasil wawancara dengan Kuasa Hukum Penggugat Bapak Afrizon pada tanggal 17 Juni 2016 Pukul 20:50 WIB.

354

Gugatan yang diajukan Penggugat ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan diwakili Kuasa Hukum Bapak Afrizon.

ke dalam P-APBD tahun berikutnya.355

“Dalam hal pemerintah daerah mempunyai kewajiban kepada pihak ketiga terkait dengan pekerjaan yang telah selesai pada tahun anggaran sebelumnya, maka harus dianggarkan kembali pada akun belanja dalam APBD Tahun Anggaran 2015 sesuai kode rekening berkenaan. Tata cara penganggaran dimaksud terlebih dahulu melakukan perubahan atas peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2015, dan diberitahukan kepada Pimpinan DPRD untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015”.

Dengan melihat dari Uraian Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Tahun Anggaran 2015 bagian V (lima) hal-hal khusus lainnya angka 20 menyatakan :

356

Berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Nomor 4 Tahun 2014 tentang APBD Tahun 2015 menyatakan bahwa jumlah Anggaran belanja Dinas Pekerjaan Umum senilai Rp. 503.335.111.686 (lima ratus tiga miliar tiga ratus tiga puluh lima juta seratus sebelas juta enam ratus delapan puluh enam ribu rupiah), sedangkan pekerjaan konstruksi yang dilelang atas 94 paket dengan total berjumlah Rp. 266.018.830.000 (dua ratus enam puluh enam miliar delapan belas juta delapan ratus tiga puluh ribu rupiah). 357

Dengan posisi ini, maka anggaran Dinas Pekerjaan Umum masih bersisa dana sekitar Rp. 237.316.181.686 (dua ratus tiga puluh tujuh miliar tiga ratus enam belas juta seratus delapan satu ribu enam ratus delapan puluh enam rupiah). Bahwa dengan sisa anggaran tersebut masih bisa untuk membayar belanja rutin Dinas Pekerjaan

355

Hasil wawancara dengan Kuasa Hukum Penggugat Bapak Afrizon pada tanggal 17 Juni 2016 Pukul 20:50 WIB.

356

LihatPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.

357

Gugatan yang diajukan Penggugat ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan diwakili Kuasa Hukum Bapak Afrizon.

Umum terhadap penggugat dan membayar hutang konstruksi Swakelola, sehinggasecara hukum hutang Swakelola pantas dimasukkan/atau ditampung pada P- APBD Deli Serdang T.A 2015.358

Dengan fakta dan kenyataan ini bahwa sikap yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum tidak memasukkan/menampung hutang konstruksi Swakelola sebagai kewajiban pihak ketiga dalam P-APBD T.A 2015 yang merupakan tindakan perbuatan melawan hukum yang sangat bertentangan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah T.A 2015.

Dengan masalah yang dialami pihak penggugat mengalami kerugian, baik kerugian materil maupun kerugian inmateril. Kerugian materil berupa hutang Swakelola atas 697 kegiatan konstruksi senilai Rp. 175.188.165.510 (seratus tujuh puluh lima miliar seratus delapan puluh delapan juta seratus enam puluh lima ribu lima ratus sepuluh rupiah), (biaya pengurusan pengembalian objek perkara, biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya akomodasi, perlengkapan, biaya penelusuran dokumen, verifikasi dokumen dan administrasi dalam kurun 1 (satu) tahun senilai Rp. 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)) dan biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa profesional hukum senilai Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah). Sedangkan untuk kerugian Inmateril yaitu harkat dan martabat serta harga diri mereka karena merasa diremehkan tergugat yang tidak mengindahkan hak-hak

358

Gugatan yang diajukan Penggugat ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan diwakili Kuasa Hukum Bapak Afrizon.

atas 697 paket pekerjaan konstruksi yang tidak dibayar oleh tergugat. Walaupun kerugian Inmateril yang dialami penggugat sulit diukur besarnya dengan uang, maka memohon kepada majelis Hakim untuk menetapkan kerugian Inmateril dari penggugat dengan harga yang layak senilai Rp. 100.000.000.000 (seratus miliar rupiah).359

Dengan diajukan gugatan ini ke Pengadilan oleh Penggugat. Penggugat berharap setelah adanya putusan dari Pengadilan Negeri ini bisa menjadi acuan bagi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang untuk memasukkan anggaran ke dalam RABPD tahun berikutnya untuk dapat melakukan pembayaran hutang konstruksi mereka kepada pihak rekanan/pemborong.

359

Gugatan yang diajukan Penggugat ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan diwakili Kuasa Hukum Bapak Afrizon.

BAB V