• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase Capaian Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Langsa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.8 Persentase Capaian Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Langsa

dengan program SPSS versi 22 dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Hasil uji statistik capaian pengelolaan obat

Frekuensi Persen Persen Valid

Persen Kumulatif Valid Tidak

sesuai

11 47,8 47,8 47,8

Sesuai 12 52,2 52,2 100,0

Total 23 100,0 100,0

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa evaluasi pengelolaan obat di instalasi farmasi RSUD Langsa sudah memenuhi standar yang ada dalam penelitian ini sebesar 52,2%, yang berarti bahwa nilai yang diperoleh cenderung masih rendah sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan dalam tahapan pengelolaan obat guna mencapai pengelolaan obat yang efektif dan efisien sesuai standar yang telah ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

98 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa capaian pengelolaan obat di instalasi farmasi RSUD Langsa sudah memenuhi standar sebesar 52,2% dengan hasil parameter sebagai berikut:

a. pemilihan obat di instalasi farmasi RSUD Langsa sudah memenuhi standar terhadap kesesuaian item obat yang tersedia dengan formularium nasional yaitu sebesar 88, 37%.

b. perencanaan dan pengadaan di instalasi farmasi RSUD Langsa yaitu indikator frekuensi pengadaan item obat per tahun rata-rata masih tergolong dalam kategori rendah (<12 kali/tahun) dan 7 item obat dalam kategori sedang (12-24 kali/tahun) .

c. distribusi obat di instalasi farmasi RSUD Langsa belum sepenuhnya memenuhi standar indikator yang ditetapkan. Indikator yang telah memenuhi standar adalah ketepatan data jumlah obat pada kartu stok (100%) dan tingkat ketersediaan obat yaitu selama 13 bulan 12 hari, sedangkan indikator yang belum memenuhi standar adalah persentase nilai obat kadaluarsa sebesar 2,64% dan persentase stok mati sebesar 3,24%.

d. penggunaan obat yang diresepkan di Instalasi Farmasi RSUD Langsa belum sepenuhnya memenuhi standar. Indikator yang telah memenuhi standar meliputi persentase peresepan antibiotika di rawat jalan (10,66%); persentase peresepan injeksi di rawat jalan (3,59%); rata-rata kecepatan pelayanan resep non racikan (47 menit); persentase obat yang dapat diserahkan (99,87% di

Universitas Sumatera Utara

99

rawat inap dan 96,44% di rawat jalan) dan persentase obat yang dilabeli dengan lengkap (100%), sedangkan indikator yang belum memenuhi standar meliputi jumlah item obat per lembar resep; persentase obat dengan nama generik; persentase peresepan obat antibiotika di rawat inap; persentase peresepan injeksi di rawat inap; persentase obat yang diresepkan sesuai formularium rumah sakit; rerata kecepatan pelayanan resep non racikan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk:

a. melakukan penelitian lanjutan terkait faktor penyebab perbedaan hasil dengan estimasi WHO.

b. melakukan penelitian terkait dengan parameter lainnya.

c. melakukan strategi perbaikan terhadap permasalahan yang ada dalam pengelolaan obat.

d. melakukan penilaian pre dan post strategi perbaikan yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

100

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y. (2007). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta:

Universitas Indonesia. Halaman 76.

Aritonang, J. (2017). Analisis Formularium RSUD Cimacan Tahun 2017. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 3 Nomor 2. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Halaman 89.

Aryani, F., Anggraini D., dan Yani, N.P. (2014). Evaluasi Mutu Pelayanan Kefarmasian Kategori Waktu Tunggu Pelayanan Resep di Depo Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Pekanbaru:

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau. Halaman 4-9.

Atif, M., Muhammad, R., Muhammad A., Mubeen N., Salma A., dan Kashaf N.

(2016). Assessment Of Core Drug Use Indicators Using WHO/INRUD Methodology At Primary Healthcare Centers In Bahawalpur, Pakistan.

BMC Health Service Reasearch Volume 16 Nomor 684. Bahawalpur:

Department of Pharmacy The Islamia University of Bahawalpur. Halaman 2-9.

Chaira, S., Erizal, Z., dan Trisfa, A. (2016). Evaluasi Pengelolaan Obat pada Puskesmas di Kota Pariaman. Jurnal Sains Farmasi dan Klinis Volume 3 Nomor 1. Padang: Ikatan Apoteker Indonesia. Halaman 40.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Pedoman Supervisi Dan Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik Dan Perbekalan Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal pelayanan Kefarmasian dan Alat kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 8-15.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Pedoman Supervisi dan Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 2nd ed. Jakarta: Ditjen Yanfar dan Alkes Direktorat Bina Obat dan Perbekalan Kesehatan.

Halaman 50-59.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pelatihan Pengelolaan Obat Di Kabupaten/Kota. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Departemen RI bekerjasama dengan JICA. Halaman 30-69.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Rumah Sakit Direktorat Jendral Bima Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI bekerjasama dengan Japan International Coorperation Agency. Halaman 23-60.

Universitas Sumatera Utara

101

Dianingati, R.S., dan Septimawanto, D.P. (2013). Analisis Kesesuaian Resep Untuk Pasien Jaminan Kesehatan Nasional dengan Indikator Peresepan WHO 1993 pada Instalasi Farmasi Rawat Jalan di RSUD Ungaran Periode Januari-Juni 2014, Majalah Farmaseutik Volume 11 Nomor 3.

Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Halaman 363-370.

Djatmiko, M., dan Eny, R. (2008). Evaluasi Sistem Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2007. Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Volume 5 Nomor 2. Semarang: Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim. Halaman 39-40.

Dyahariesti, N., dan Richa, Y. (2019). Evaluasi Keefektifan Penggelolaan Obat di Rumah Sakit. Media Farmasi Indonesia Volume 14 Nomor 1. Semarang:

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo. Halaman 1489-1490.

Fakhriadi, A., Marchaban, dan Pudjaningsih, D. (2011). Analisis pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Temanggung Tahun 2006, 2007, dan 2008. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi UGM Volume 1 Nomor 2. Yogyakarta: Pascasarjana Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Halaman 94-96.

Farida, H., Herawati, MM Hapsari, Harsoyo N., dan Hardian. (2008). Penggunaan Antibiotik Secara Bijak Untuk Mengurangi Resistensi Antibiotik, Studi Intervensi di Bagian Kesehatan Anak RS Dr. Kariadi. Sari Pediatri Volume 10 Nomor 1. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro. Halaman 39.

Fera, J. P., dan Fatimawati. (2017). Analisis Manajemen Penyimpanan dan Pendistribusian Obat di Instalasi Farmasi Chasan Boesoire Ternate.

Ternate: Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. Halaman 33-49.

Hamsidi, R., Adryan, F., dan Nasyrah, M. (2015). Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat ditinjau dari Indikator Peresepan World Health Organization (WHO) Pasien Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam Periode Januari-Juni 2015 di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Pharmauho Volume 1 Nomor 2. Kendari: Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo. Halaman 17-18.

Ihsan, S., Sry, A. A., dan Mohammad, S. 2014. Evaluasi Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014. Majalah Farmasi, Sains dan Kesehatan Pharmauho Volume 1 Nomor 2. Kendari: Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo. Halaman 24.

Indriawati, C. S. (2001). Analisis Pengelolaan Obat di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Halaman 17-38.

Universitas Sumatera Utara

102

Kasmawati, H., Sabarudin, dan Siti, A. J. (2018). Evaluasi Ketersediaan Obat pada Era JKN-BPJS Kesehatan di RSUD Kota Kendari Tahun 2015.

Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Volume 4 Nomor 2. Kendari:

Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo. Halaman 61.

Kardela,W., Retnosari, A., dan Sudibyo, S. (2014). Perbandingan Penggunaan Obat Rasional Berdasarkan Indikator WHO di Puskesmas Kecamatan antara Kota Depok dan Jakarta Selatan. Jurnal Kefarmasian Indonesia Volume 4 Nomor 2. Jakarta: Pascasarjana Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Halaman 91-102.

Kemenkes RI. (2016). Keputusan Direktur Jenderal Pelyanan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/2630/2016. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI. Halaman 48.

Kemenkes RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Halaman 4-50.

Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 15-41.

Kemenkes RI. (2008). Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI. Halaman 18.

Kemenkes RI. (2018). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2018 tentang Penyusunan Dan Penerapan Formularium Nasional Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 12 dan 29.

Khoiriyah, Shahnaz, D., dan Keri, L. (2018). Review Artikel: Kajian Farmakoekonomi Yang Mendasari Pemilihan Pengobatan di Indonesia.

Jurnal Farmaka Volume 16 Nomor 3. Sumedang: Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Halaman 134-140.

Lilihata, R. N. (2011). Analisis Manajemen Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Masohi Kabupaten Maluku Tengah. Tesis.

Yogyakarta: Fakultas Farmasi. Universitas Gadjah Mada. Halaman 28.

Maftuhah, A., dan Susilo, R. (2016). Waktu Tunggu Pelayanan Resep Rawat Jalan di Depo Farmasi RSUD Gunung Jati Kota Cirebon Tahun 2016.

Cirebon: Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon. Halaman 43-44.

Malinggas, N.E.R., Soleman, J., dan T, P. (2015). Analysis of Logistics Management Drugs In Pharmacy Installation District General Hospital

Universitas Sumatera Utara

103

Dr. Sam Ratulangi Tondano. JIKMU Volume 5 Nomor 2b. Ternate:

Universitas Sam Ratulangi. Halaman 448-460.

Mahalli, A.A. El. (2012). WHO/INRUD Drug Prescribing Indicators at Primary Health Care Centres In Eastern Province, Saudi Arabia. Eastern Mediterranean Health Journal Volume 18 Nomor 11. Saudi Arabia:

University of Dammam. Halaman: 1091-1094.

Mahdiyani, U., Chairun, W., dan Dwi, E. (2018). Evaluasi Pengelolaan Obat Tahap Perencanaan dan Pengadaan di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang Tahun 2015-2016. JMPF Volume 8 Nomor 1. Yogyakarta:

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Halaman 21.

Megawati, L.H., dan Dolly, I. (2015). Penurunan Waktu Tunggu Pelayanan Obat Rawat Jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Baptis Batu. Jurnal Kedokteran Brawijaya Volume 28 Nomor 2. Malang: Universitas Brawijaya Malang. Halaman 163-168.

Negara, K. S. (2014). Analisis Implementasi Kebijakan Penggunaan Antibiotika Rasional Untuk Mencegah Resistensi Antibiotika di RSUP Sanglah Denpasar: Studi Kasus Infeksi Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus. Jurnal Adminstrasi Kebijakan Kesehatan Volume I Nomor 1. Bali:

Prima Medical Hospital Bali. Halaman 42-48.

Oktaviani, N., Gunawan, P., dan Y, K. (2018). Evaluasi Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB Tahun 2017.

Jurnal Farmasi Indonesia Volume 15 Nomor 2. Surakarta: Universitas Setia Budi Surakarta. Halaman 135- 147.

Palupiningtyas, R. (2014). Analisis Sistem Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya Tangerang Tahun 2014. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Halaman 87.

Pudjaningsih, D. (1996). Pengembangan Indikator Efisiensi Pengelolaan Obat di Farmasi RS. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran. Halaman 40.

Purwidyaningrum, I., Lukman, H., dan Sri, W. P. (2012). Evaluasi Efisiensi Distribusi Obat Rawat Inap Di Instalasi Farmasi RSUD Tarakan Jakarta Pusat. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. Solo: Universitas Muhammadiyah Solo. Halaman 10-12.

Pramukantoro, G. E., dan Sunarti. (2018). Evaluasi Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2015. Jurnal Farmasi Indonesia Volume 15 Nomor 2. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi. Halaman 54.

Pratiwi, A. A., dan Rano, K. S. (2014). Analisis Peresepan Obat Anak Usia 2–5 Tahun di Kota Bandung Tahun 2012. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia

Universitas Sumatera Utara

104

Volume 3 Nomor 1. Sumedang: Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.

Halaman 18-23.

Presiden RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia. Halaman 12-20.

Probandari, A. (2007). Cost Effectiveness Analysis dalam penentuan kebijakan kesehatan: Sekedar Konsep atau Aplikatif. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 10 Nomor 3. Jawa Tengah: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Halaman 104-107.

Puspita, Marlia, M., Ade, M.U., dan Robby, C.P. (2018). Waktu Tunggu Pelayanan Resep BPJS Rawat Jalan di Instalasi Farmasi RSIA Anugrah Medical Center Metro. Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 Nomor 2.

Lampung: Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Malahayati.

Halaman 93.

Purwanto, H., Indriati, dan Taufiq, R. (2015).Faktor Penyebab Waktu Tunggu Lama di Pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Blambangan.

Jurnal Kedokteran Brawijaya Volume 28 Nomor 2. Malang: Universitas Brawijaya. Halaman 159-163.

Razak, A., Gunawan, P., dan Muji, H. (2012). Analisis Efisiensi Pengelolaan ObatPada Tahap Distribusi DanPenggunaan Di Puskesmas. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi Volume 2 Nomor 3. Surakarta:

Fakultas Farmasi Univeritas Setia Budi Surakarta. Halaman 189-193.

Satrianegara, Muhammad, F., Emmi, B., dan Guswani. (2018). Analisis Pengelolaan Manajemen Logistik Obat Di Instalasi Farmasi Rsud Lanto Daeng Pasewang Kabupaten Jeneponto. Public Health Science Journal Volume 10 Nomor 1. Makassar: Al-Sihah. Halaman 45.

Satibi. (2014). Manajemen Obat di Rumah Sakit. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Halaman 21-70.

Suciati, S., dan Wiku, B. B. A. (2006). Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 9 Nomor 1. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Halaman 19.

Sudarmono, C.A., Achmad, P., dan Riswaka, S. (2011). Analisis Penggunaan Obat pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman Periode Oktober 2008. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Volume 6 Nomor 1. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Halaman 24.

Surahman, E., Esther, M., dan Endah, I. K. (2008). Evaluasi Penggunaan Sediaan Farmasi Intravena Untuk Penyakit Infeksi Pada Salah Satu Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung. Majalah Ilmu Kefarmasian Volume 5 Nomor 1.

Jatinangor: Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. Halaman 21-39.

Universitas Sumatera Utara

105

Susanto, A. K., Gayatri, C., dan Widya, A. L. (2017). Evaluasi Penyimpanan dan Pendistribusian Obat di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi Volume 6 Nomor 4. Manado: Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi. Halaman 92.

Sudjaswadi, R., dan Azimah, M. (2010). Observasi Peresepan Antibiotika untuk Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Swasta Selangor, Malaysia Periode Oktober Sampai Desember 2004. Majalah Farmaseutik Volume 6 Nomor 2. Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM. Halaman 7-10.

Seto, S., Nita, Y., dan Triana, L. (2004). Manajemen Farmasi. Surabaya:

Airlangga University Press. Halaman 34.

Usaid. (2013). Procurement Performance Indicators Guide Using Procurement Performance Indicators to Strengthen the Procurement Process for Public Health CommoditieS. US: Deliver Project. Halaman 205.

Wayunah, E. N., dan Sigit, M. (2013). Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus Memengaruhi Kejadian Plebitis Dan Kenyamanan Pasien. Jurnal Keperawatan Indonesia Volume 16 Nomor 2. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Halaman 128-137.

World Health Organization. (1993). How toInvestigate Drug Use in Health Facilities, Selected Drugh Use Indicator. Geneva: WHO. Halaman 46-52.

Winda, S. (2018). Formularium Nasional (FORNAS) dane-Catalogue Obat Sebagai Upaya Pencegahan Korupsi dalam Tata Kelola Obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jakarta: Integritas. Halaman 190 dan 192.

Wijaya, H. 2012. Analisis Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit Bidang Farmasi Di Instalasi Farmasi RS Tugu Ibu Tahun 2012. Tesis. Depok: Universitas Indonesia. Halaman 108-114.

Yimenu, D. K., Abdurazak, E., Endilik, E., dan Wagaye, A. (2019). Assessment of Antibiotic Prescribing Patterns at Outpatient Pharmacy Using World Health Organization Prescribing Indicators. Journal of Primary Care &

Community Health Volume 10 Nomor 1-8. Ethiopia: University of Gondar.

Halaman 2.

Yuliastuti, F., Achmad, P., dan Riswaka, S. (2013). Analisis Penggunaan Obat Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Yogyakarta Periode April 2009. Jurnal Ilmu FarmasiVolume 10 Nomor 2.

Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Halaman 107-110.

Yunita, F., Imran, dan Mudatsir. (2016). Manajemen Pengelolaan Obat-Obatan Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Banda Aceh Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 16 Nomor 2. Banda Aceh: Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Halaman 84.

Universitas Sumatera Utara

106

Quick, J.D., Rankin, J.R., Laing, R.O., O’Connor, R.W., Hogerzeil, H.V., Dukes, M.N.G., dan Garnett, A. (1997). Managing Drug Supply, 2nd Ed.

Management Sciences for Health. USA: Kumarian Press. Halaman 46-52.

Quick, J.D., Rankin, J.R., Laing, R.O., O’Connor, R.W., Hogerzeil, H.V., Dukes, M.N.G., dan Garnett, A. (2012). Managing Drug Supply, 3rd Ed.Management Sciences for Health. USA: Kumarian Press. Halaman 51-62.

Universitas Sumatera Utara

107

Lampiran 1. Kondisi Ruangan Dan Fasilitas Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Langsa Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

menyatu dengan sistem pelayanan Rumah Sakit

2 Dipisahkan antara fasilitas penyelenggaraan manajemen, pelayanan langsung pada pasien, peracikan dan produksi

3 Adanya pengaturan suhu √

4 Adanya ventilasi udara yang baik √ 5 Adanya pengaturan pencahayaan √ 6 Adanya pengaturan kelembaban √ 7 Terdapat sistem pembuangan

limbah yang baik

√ 8 Adanya perlengkapan dispensing

baik untuk sediaan steril, non steril maupun cair untuk obat luar atau

9 Lemari/rak penyimpanan yang rapi dan terlindung dari debu juga cahaya dan kelembaban berlebihan

10 Gudang penyimpanan dilengkapi dengan palet

√ 11 Terdapat lemari pendingin dan

pendingin ruangan untuk obat termolabil

12 Peralatan untuk penyimpanan obat, penanganan dan pembuangan limbah sitotoksik dan obat berbahaya dibuat secara khusus

13 Terdapat lemari penyimpanan khusus untuk narkotika dan psikotropika

14 Bahan yang mudah terbakar disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda khusus

√ Disimpan didalam

ruangan biasa yang terpisah

Universitas Sumatera Utara

108 Lampiran 1. (lanjutan)

No Variabel Evaluasi

Pelaksanaan di Instalasi Farmasi

RSUD Langsa

Keterangan Ya Tidak

15 Gas medis disimpan dengan posisi tepat

16 Terdapat lokasi penyimpanan

obat emergensi untuk kondisi kegawatdaruratan

17 Tersedia rak/lemari penyimpanan obat

18 Tersedia kartu stok obat untuk

memberi keterangan di rak/lemari penyimpanan

Universitas Sumatera Utara

109

Lampiran 2. Prosedur Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Langsa berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

Variabel Metode Penyimpanan Ya Tidak Keterangan

Menerapkan Sistem FIFO

Menerapkan Sistem FEFO √

Sediaan Farmasi yang penampilan dan penamaan mirip (LASA) tidak ditempatkan bersamaan dan diberi penandaan khusus

Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan

√ Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi

Universitas Sumatera Utara

110 Lampiran 3. Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara

111

Lampiran 4. Surat Keterangan Kelayakan Etik (Ethical Clearance)

Universitas Sumatera Utara

112

Lampiran 5. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)

Universitas Sumatera Utara

113 Lampiran 5. (lanjutan)

Universitas Sumatera Utara

114 Lampiran 5. (lanjutan)

Universitas Sumatera Utara

115 Lampiran 5. (lanjutan)

Universitas Sumatera Utara

116 Lampiran 6. Data Stok Mati Obat Tahun 2018

Nama Obat Pengeluaran Terakhir

Clonidin Tab 01-Sep-18

Ferriprox 500 04-Apr-18

Nystatin Tab Feb-18

Pro TB Tab Sep-18

Tanapress 10 Mg Mei-18

Tanapress 5 Mg Mar-18

Ferriprox 500 Apr-18

Plasbumin 5% 50 Ml Jul-18

Superhoid Supp Jul-18

Cyanocobalamin Inj Mei-18

Cefuroxime Inj Des-17

Norages Mei-18

Uresix Inj Mar-18

Bupivacain Spinal Mar-18

Cendo Lubricen Des-17

Cendo Tobro Sep-17

Nerilon Agust-18

Aminovel 600 2017

Aminofusin Hepar 2017

Eas Primer Apr-18

Nimodipin Apr-18

Tutofusin Mar-18

Wida HSD per 2017

Wida Kdn 2 Mar-18

Pct Drop Mar-18

Vectrin Syr 2017

Universitas Sumatera Utara

117

Lampiran 7. Data Obat Kadaluarsa di IFRSUD Langsa Tahun 2018

NO NAMA OBAT SATUAN JUMLAH HARGA TOTAL TANGGAL

118

119

120 Lampiran 7. (lanjutan)

NO NAMA OBAT SATUAN JUMLAH

HARGA TOTAL TANGGAL ED 5 Dex 10% Botol 2 Rp 7.500 Rp 15.000 01/06/2018 6 Eas Primer Btl 6 Rp 52.999 Rp 317.994 01/07/2018 7 Levofloxacin Botol 1 Rp 26.879 Rp 26.879 01/01/2018 8

Levofloxacin

infus bag 10 Rp 40.000 Rp 400.000 Januari 2018 9 Nimodipin Botol 17 Rp 154.275 Rp 2.622.675 01/09/2018

10 Nimodipin botol 7 Rp 154.275 Rp 1.079.925 01/09/2018

11

Plasbumin 5%

50ml botol 2 Rp 302.048 Rp 604.095 Januari 2018 12 Ringer Lactat Botol 3 Rp 7.150 Rp 21.450 01/07/2018

13 Tutofusin Bag 3 Rp 39.327 Rp 117.981 01/10/2018

14 Wida HSD Botol 11 Rp 10.825 Rp 119.075 01/10/2018 15 Wida KDN2 Botol 29 Rp 16.335 Rp 473.715 01/11/2018 16 Wida KN 1 Botol 1 Rp 11.011 Rp 11.011 01/08/2018 17

Wida Dex 5% +

1/2 NS Btl 9 Rp 10.625 Rp 95.625 01/11/2018 OBAT LUAR

1 Amoxilin Sirup Botol 3579 Rp 1.919 Rp 6.868.101 16/10/2018 2 Azitromicyn syr Botol 91 Rp 31.669 Rp 2.881.879 01/07/2018

3 Azomax Btl 2 Rp 97.900 Rp 195.800 01/06/2018

4 Endostein syr botol 14 Rp 30.800 Rp 431.200 Februari2018 5 Paracetamol Drop 5 Rp 5.980 Rp 29.900 01/08/2018 6 Vectrin Botol 2 Rp 31.680 Rp 63.360 01/11/2018

TOTAL 83.793.366

Universitas Sumatera Utara

121

Lampiran 8. Data Tingkat Ketersediaan Obat di IFRSUD Langsa Bulan Sisa Stok per Bulan

Januari Rp 2.005.122.838

Februari Rp 3.001.208.787

Maret Rp 1.950.905.684

April Rp 2.119.396.268

Mei Rp 2.288.023.330

Juni Rp 2.017.854.525

Juli Rp 2.129.104.944

Agustus Rp 1.979.205.500

September Rp 2.534.424.682

Oktober Rp 2.834.199.575

November Rp 2.906.377.167

Desember Rp 3.172.427.510

Jumlah Total Rp 28.938.250.810

Rata pemakaian per bulan Rp 2.411.520.901

Universitas Sumatera Utara

122

Lampiran 9. Data Pengadaan Item Obat per Tahun Nama Obat Total Pengadaan

Metil Prednisolon 4 Mg 24

Clopidogrel 75 Mg 22

Cefadroxil 14

Natrium Diklofenak 50 Mg 14

Metil Prednisolon Inj 14

Amlodipin 10 Mg 12

Cotrimoksazol 480 Mg 8

HCT 25 Mg 8

Levofloksasin 500 Mg 8

Alprazolam 1 Mg 8

123 Lampiran 9. (lanjutan)

Nama Obat Total Pengadaan

Aqua Pro Injeksi 6

Metoklopramid 10 Mg 5

Nefrofer 5

Vicillin SX 1500 5

Manitol 20% 500 Ml 5

Karbivent Peripheral 1440 Ml 5

Acyclovir 400 Mg 4

124 Lampiran 9. (lanjutan)

Nama Obat Total Pengadaan

Aminofusin L600 4

Hidrokortison Krim 2,5% 3

Levocin Eye Drop 3

Cendo Vitrolenta 3

Tarivid Otic 3

Onbreezhaler 300 Mcg 3

Aminofilin Inj 3

125 Lampiran 9. (lanjutan)

Nama Obat Total Pengadaan Glyceril Guaiacolat 100 Mg 2

Itraconazol 100 Mg 2

Kloramfenikol 500 Mg 1

Bisakodil 5 Mg 1

126 Lampiran 9. (lanjutan)

Nama Obat Total Pengadaan

Molasma 1

Propylthiouracil 100 Mg 1

Spasmolit 1

Trihexypenidil 2 Mg 1

Urief 1

127 Lampiran 9. (lanjutan)

Nama Obat Total Pengadaan

Humalog Mix 1

Universitas Sumatera Utara

128

Lampiran 10. Hasil Uji Statistik Jumlah Item Obat per Lembar Resep Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jlhitemrajal *

jlhitemranap 344 100,0% 0 0,0% 344 100,0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 95,289a 90 ,331

Likelihood Ratio 97,105 90 ,286

Linear-by-Linear

Association ,652 1 ,419

N of Valid Cases 344

a. 82 cells (74,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,00.

Universitas Sumatera Utara

129

Lampiran 11. Hasil Uji Stastistik Persentase Obat dengan Nama Generik Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

persentasenamagenerikr ajal *

persentasenamagenerikr anap

344 100,0% 0 0,0% 344 100,0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig.

(2-sided) Pearson Chi-Square 441,138a 483 ,914

Likelihood Ratio 304,040 483 1,000

Linear-by-Linear

Association ,422 1 ,516

N of Valid Cases 344

a. 515 cells (97,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,00.

Universitas Sumatera Utara

130

Lampiran 12. Persentase Peresepan Obat Antibiotika Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

persentaseantibiotika rajal *

persentaseantibiotika ranap

344 100,0% 0 0,0% 344 100,0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,345a 1 ,557

Continuity Correctionb ,170 1 ,680

Likelihood Ratio ,344 1 ,558

Fisher's Exact Test ,603 ,339

Linear-by-Linear

Association ,344 1 ,558

N of Valid Cases 344

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,32.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara

131 Lampiran 13. Persentase Peresepan Injeksi

Chi-Square Tests

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,32.

b. Computed only for a 2x2 table

Chi-Square Tests

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,84.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara

132

Lampiran 14. Persentase Obat Yang Diresepkan Sesuai Formularium Rumah Sakit

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

persentaseobatforkitraja l *

persentaseobatforkitran ap

344 100,0% 0 0,0% 344 100,0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig.

(2-sided) Pearson Chi-Square 200,363a 132 ,000

Likelihood Ratio 93,461 132 ,995

Linear-by-Linear

Association ,001 1 ,977

N of Valid Cases 344

a. 146 cells (93,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,01.

Universitas Sumatera Utara

133

Lampiran 15. Persentase Obat Yang Dapat Diserahkan Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

persentaseobatdiserahk anrajal *

persentaseobatdiserahk anranap

344 100,0% 0 0,0% 344 100,0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square ,334a 16 1,000

Likelihood Ratio ,617 16 1,000

Linear-by-Linear

Association ,263 1 ,608

N of Valid Cases 344

a. 22 cells (81,5%) have expected count less than 5. The

a. 22 cells (81,5%) have expected count less than 5. The