• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS FAKTOR

VI. KEMISKINAN DI WILAYAH DESA

6.1 Faktor Penyebab dan Karakteristik Kemiskinan Desa Berdasarkan Jenis Usaha

6.1.2 Non Pertanian

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terlihat pada Lampiran 3, diketahui bahwa nilai uji KMO sebesar 0.61 dengan nilai signifikansi 0.00. Nilai KMO yang dihasilkan adalah di atas 0.50 dan nilai signifikansinya di bawah 0.05 maka data yang digunakan sudah cukup untuk dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor.

Tabel Total Variance Explained menunjukkan bahwa faktor yang terbentuk sebanyak lima faktor dengan kriteria nilaiCummulative Sums of Square Loadings ≥ 60 persen. Setelah dirotasi, faktor pertama mampu menerangkan keragaman data awal sebesar 18.01 persen, faktor kedua mampu menerangkan sebesar 15.28 persen, faktor ketiga mampu menerangkan sebesar 13.71 persen, faktor keempat mampu menerangkan sebesar 12.69 persen dan faktor kelima mampu menerangkan sebesar 10.43 persen. Kelima faktor ini secara bersama- sama mampu menerangkan keragaman data awal sebesar 70.13 persen.

112

Tabel 26 memperlihatkan bahwa faktor pertama berkorelasi tinggi dengan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas ekonomi dan tenaga medis. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ini berhubungan dengan kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Faktor kedua berkorelasi tinggi dengan indikator rumahtangga rawan bencana dan bukan pengguna listrik, faktor ini berhubungan dengan bencana alam dan sumber penerangan. Faktor ketiga berkorelasi tinggi dengan indikator rumahtangga penerima kartu sehat dan rumahtangga miskin BKKBN, faktor ini berhubungan dengan status kemiskinan rumahtangga. Faktor keempat berkorelasi tinggi dengan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan keterampilan dan buruh tani, faktor ini berhubungan dengan matapencaharian. Faktor kelima berkorelasi tinggi dengan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas perlindungan sosial, faktor ini berhubungan dengan sosial.

Sejalan dengan hasil tersebut, Sahdan (2006) menyatakan bahwa kemiskinan suatu wilayah dipengaruhi oleh terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan disebabkan oleh kesulitan mandapatkan layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi; jarak fasilitas layanan kesehatan yang jauh, biaya perawatan dan pengobatan yang mahal. Selain itu, pemanfaatan rumah sakit masih didominasi oleh golongan mampu, sedang masyarakat miskin cenderung memanfaatkan pelayanan di Puskesmas. Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan disebabkan oleh kesenjangan biaya pendidikan, fasilitas pendidikan yang terbatas, biaya pendidikan yang mahal, kesempatan memperoleh pendidikan yang

terbatas, tingginya beban biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung. Sisi ekonomi menunjukkan bahwa terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha dan perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan perempuan merupakan penyebab kemiskinan suatu wilayah.

Tabel 26. Nilai Beban Faktor yang Telah Dirotasi pada Desa Non Pertanian Faktor

Indikator

1 2 3 4 5

Zscore: Fasilitas Kesehatan 0.77 0.01 0.24 0.15 0.01 Zscore: Fasilitas Pendidikan 0.75 -0.02 -0.25 -0.11 0.17 Zscore: Fasilitas Ekonomi 0.63 0.09 0.29 0.44 -0.23

Zscore: Tenaga Medis 0.58 -0.34 0.16 0.00 0.32

Zscore: Rawan Bencana -0.02 0.83 -0.04 -0.09 0.20 Zscore: Pengguna Listrik -0.05 0.80 -0.05 -0.08 -0.18

Zscore:Kartu Sehat 0.15 0.10 0.82 0.09 -0.22

Zscore: Rumahtangga Miskin 0.01 -0.31 0.76 -0.06 0.29 Zscore: P. Keterampilan 0.18 0.04 0.11 0.75 0.20

Zscore: Buruh Tani 0.09 0.35 0.11 -0.73 -0.05

Zscore: Perlindungan Sosial 0.15 0.03 -0.02 0.21 0.85 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Secara ringkas, jumlah faktor yang terbentuk berdasarkan ke-11 indikator tersebut terdiri atas faktor kesehatan dan pendidikan, faktor bencana alam dan sumber penerangan, faktor status kemiskinan rumahtangga, faktor matapencaharian, serta faktor sosial. Selanjutnya, kelima faktor ini akan dilibatkan dalam analisis gerombol.

Analisis gerombol melalui teknik berhierarki dengan pendekatan metode ward digunakan untuk menentukan desa miskin dan tidak miskin. Hasil pengolahan menunjukkan, dari 69 desa yang memiliki usaha di bidang non pertanian, 25 desa (36.23 persen) diantaranya dikategorikan miskin dan 44 desa (63.77 persen) dikategorikan tidak miskin.

114

Tabel 27. Nilai Rata-Rata Skor Faktor pada Masing-Masing Kelompok di Desa Non Pertanian

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Tabel 27 menunjukkan bahwa kelompok satu dikategorikan sebagai kelompok tidak miskin. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata faktor negatifnya yang lebih banyak dari kelompok dua. Nilai-nilai negatif pada kelompok satu adalah faktor kesehatan, pendidikan dan ekonomi, faktor status kemiskinan rumahtangga dan faktor matapencaharian sedangkan faktor bencana alam dan sumber penerangan dan faktor sosial bernilai positif. Nilai-nilai pada kelompok dua merupakan kebalikan dari kelompok satu, dengan demikian kelompok dua dikategorikan sebagai kelompok miskin.

Secara umum karakteristik desa miskin dan tidak miskin di wilayah non pertanian dapat dilihat pada Tabel 28. Terdapat lima indikator pada kelompok desa tidak miskin yang memiliki nilai di atas nilai totalnya yaitu ketiadaan fasilitas pendidikan, rumahtangga rawan bencana, rumahtangga bukan pengguna listrik, buruh tani dan ketiadaan fasilitas perlindungan sosial. Meskipun digolongkan sebagai kelompok desa tidak miskin namun rata-rata proporsi ketersediaan fasilitas seperti pendidikan dan perlindungan sosial masih tergolong rendah. Selain itu, kerawanan penduduk terhadap bencana alam, akses ke listrik

Faktor Kelompok 1

(Tidak Miskin)

Kelompok 2 (Miskin)

Kesehatan, pendidikan dan ekonomi -0.19 0.33

Bencana alam dan sumber penerangan 0.20 -0.36

Status kemiskinan rumahtangga -0.40 0.70

Matapencaharian -0.16 0.28

Sosial 0.39 -0.68

Jumlah (desa) 44.00 25.00

dan mata pencahariaan penduduk sebagai buruh tani atau petani juga masih tergolong tinggi pada kelompok desa tidak miskin.

Terdapat enam indikator pada kelompok desa miskin yang memiliki nilai di atas nilai totalnya yaitu ketiadaan fasilitas kesehatan, ketiadaan fasilitas ekonomi, ketiadaan tanaga medis, ketiadaan fasilitas perlindungan sosial serta rumahtangga penerima kartu sehat dan rumahtangga miskin BKKBN. Karakteristik desa miskin dan tidak miskin secara spesifik dapat divisualisasikan melalui diagram batang (bar chart).

Tabel 28. Nilai Rata-Rata Indikator dan Total Menurut Status Desa di Desa Non Pertanian

(%)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Gambar 12 menunjukkan karakteristik desa di wilayah non pertanian berdasarkan indikator yang signifikan pada faktor satu. Gambar tersebut menujukkan bahwa pada indikator desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, terdapat 20 desa tidak miskin (45.45 persen) dan 20 desa miskin (80.00 persen) memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Terdapat 19 desa tidak

Status Desa Indikator

Tidak Miskin Miskin Total

Fasilitas Pendidikan 32.39 31.60 32.10 Rawan Bencana 31.19 4.47 21.51 Pengguna Listrik 46.29 34.61 42.06 Buruh Tani 9.77 7.28 8.87 Perlindungan Sosial 80.23 72.20 77.32 Fasilitas Kesehatan 72.04 87.20 77.54 Fasilitas Ekonomi 84.09 98.20 89.20 Tenaga Medis 55.00 63.60 58.12 Kartu Sehat 24.10 46.02 32.04 Rumahtangga Miskin 39.34 53.61 44.51 Pendidikan Keterampilan 91.59 95.80 93.12

116

miskin (43.18 persen) dan 12 desa miskin (48.00 persen) yang memiliki nilai rata- rata di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti pada indikator desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan. Terdapat 15 desa tidak miskin (34.09 persen) dan 22 desa miskin (88.00 persen) yang memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa (total) pada indikator desa yang tidak memiliki fasilitas ekonomi. Sedangkan pada indikator desa yang tidak memiliki tenaga medis, terdapat 22 desa miskin (50.00 persen) dan 18 desa tidak miskin (72.00 persen) yang memiliki nilai di atas rata- rata seluruh desa yang diteliti (total).

Gambar 12. Karakteristik Kemiskinan Desa Non Pertanian Berdasarkan Indikator pada Faktor Satu

Hasil ini mengindikasikan bahwa sebagian besar desa miskin di wilayah non pertanian Kabupaten Pandeglang masih kekurangan fasilitas kesehatan, fasilitas ekonomi dan tenaga medis. Sedangkan untuk desa tidak miskin, masih setengahnya kekurangan tenaga medis.

Gambar 13 menunjukkan karakteristik desa di wilayah non pertanian berdasarkan indikator yang signifikan pada faktor dua. Gambar tersebut

menujukkan bahwa pada indikator rumahtangga penerima kartu sehat, terdapat 12 desa tidak miskin (27.27 persen) dan 19 desa miskin (76.00 persen) memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Sedangkan pada indikator rumahtangga miskin BKKBN, terdapat 12 desa tidak miskin (27.27 persen) dan 14 desa miskin (56.00 persen) yang memiliki nilai rata-rata di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti (total). Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk desa miskin di wilayah non pertanian berstatus miskin dan tidak memiliki kartu sehat.

Gambar 13. Karakteristik Kemiskinan Desa Non Pertanian Berdasarkan Indikator pada Faktor Dua

Gambar 14 menunjukkan karakteristik desa di wilayah non pertanian berdasarkan indikator yang signifikan pada faktor tiga. Gambar tersebut menujukkan bahwa pada indikator desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan keterampilan, terdapat 32 desa tidak miskin (72.73 persen) dan 22 desa miskin (88.00 persen) memiliki nilai di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Sedangkan pada indikator buruh tani, terdapat 20 desa tidak miskin (45.45 persen) dan enam desa miskin (24.00 persen) yang memiliki nilai rata-rata di atas rata-rata

118

seluruh desa yang diteliti (total). Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar desa baik miskin maupun tidak miskin di wilayah non pertanian masih kekurangan fasilitas pendidikan keterampilan.

Gambar 14. Karakteristik Kemiskinan Desa Non Pertanian Berdasarkan Indikator pada Faktor Tiga

Gambar 15. Karakteristik Kemiskinan Desa Non Pertanian Berdasarkan Indikator pada Faktor Empat

Gambar 15 menunjukkan karakteristik desa di wilayah non pertanian berdasarkan indikator yang signifikan pada faktor empat. Gambar tersebut menunjukkan bahwa pada indikator desa yang tidak memiliki fasilitas perlindungan sosial, terdapat 31 desa tidak miskin (70.45 persen) dan 7 desa miskin (28.00 persen) memiliki nilai di atas rata-rata total (seluruh desa yang diteliti). Hasil tersebut menunjukkan sebagian besar desa tidak miskin di wilayah non pertanian masih kekurangan fasilitas perlindungan sosial.

Secara keseluruhan, uraian karakteristik kemiskinan desa di wilayah non pertanian di atas dapat dijabarkan ke dalam beberapa permasalahan diantaranya, pada kelompok desa miskin yaitu: (1) minimnya fasilitas pendidikan keterampilan, (2) minimnya fasilitas kesehatan, (3) minimnya fasilitas ekonomi, (4) tingginya proporsi penduduk miskin, (5) tingginya proporsi penduduk yang menerima kartu sehat dan (6) minimnya tenaga medis. Permasalahan pada kelompok desa tidak miskin yaitu: (1) minimnya fasilitas penddikan keterampilan, (2) minimnya fasilitas perlindungan sosial, dan (3) minimnya tenaga medis.

6.2 Faktor Penyebab dan Karakteristik Kemiskinan Desa Berdasarkan