• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.1 Pertumbuhan tanaman meranti ( Shorea leprosula)

Pertumbuhan diameter tanaman meranti (Shorea leprosula) pada umur 2 tahun pada sub plot penelitian berkisar antara 0,4 cm sampai 7,16 cm atau rata-rata 2,11 cm, sedangkan pertumbuhan tingginya berkisar antara 0,53 m sampai 7,29 m atau rata-rata 2,9 m. Pertumbuhan diameter dan tinggi tahunan rata-rata (mean annual increment =MAI) masing- masing sebesar 1,06 cm/th dan 1,45 m/th. Sedangkan MAI diameter dan tinggi tanaman Shorea leprosula pada petak penelitian pendukung berumur 11 tahun dan 16 tahun masing- masing sebesar 1,22 cm/th dan 80,91 cm/th serta 1,31 cm/th dan 76,25 cm/th. Data pertumbuhan tanaman Shorea

leprosula pada plot penelitian serta plot penunjang disajikan dalam Tabel 7

sedangkan gambar tanaman Shorea leprosula umur 1 tahun, 11 tahun dan 16 tahun dapat dilihat pada Lampiran 18.

Tabel 7. Data pertumbuhan tanaman Shorea leprosula pada jalur tanam sistem TPTII di PT Gunung Meranti

Dari rangkaian data di atas nampak bahwa MAI mengalami kenaikan sejalan dengan bertambahnya diameter pohon. Berdasarkan hasil penelitian pertumbuhan diameter tegakan tinggal kelompok meranti, diperkirakan kenaikan pertumbuhan diameter ini akan terus berlangsung sampai mencapai diameter 30 cm - 40 cm, kemudian pertumbuhan akan berkurang kembali sehingga membentuk kurva

sigmoid. Pertumbuhan tanaman Shorea leprosula membentuk kurva sigmoid sejalan dengan pernyataan Bukhart (2003) bahwa grafik pertumbuhan diameter tanaman

Data Umur Jumlah Diameter Prosentase Tinggi

tahun (tahun) tanaman hidup (%) Min (cm) Mak (cm) Rata2 (cm) MAI (cm/th) rata2 (m)

2008 0 913 100 0,30 0,67 0,51 0,3

2009 1 819 89,70 0,35 3,55 1,07 1,07 1,6

2010 2 767 84,01 0,40 7,16 2,11 1,06 2,9

2010 11 193 60,62 3,00 28,40 13,40 1,22 8,9

2010 16 121 61,16 12,70 36,31 21,00 1,31 12,2

Sumber: Plot penelitian PT Gunung Meranti

Ket: Tanaman u mur 0, 1 dan 2 tahun berada pada plot penelitian TPTII Tanaman u mur 11 dan 16 tahun berada pada plot penelitian penunjang

menyerupai huruf S (sigmoid) da n Rado nja et al. (2003) juga telah membuktikan fenomena ini untuk tanaman douglas- fir pada beberapa kelas tapak.

Pertumbuhan tanaman Shorea leprosula pada lokasi penelitian masih menunjukkan tingkat yang wajar bila dibandingkan dengan beberapa data pertumbuhan tanaman sejenis di berbagai tempat. Tanaman operasional umur 4 tahun di PT Balikpapan Forest Industries (Kaltim) mempunyai MAI diameter dan tinggi masing- masing sebesar 1,39 cm/th dan 1,43 m/th (PT BFI 2010). Hasil pengukuran Pamoengkas (2006) terhadap tanaman Shorea leprosula di PT. Sari Bumi Kusuma menunjukkan MAI diameter umur 1 tahun sampai 5 tahun masing-masing sebesar 0,96 cm/th; 0,99 cm/th; 1,57 cm/th; 1,09 cm/th dan 1,62 cm/th. Hasil uj i tanaman Shorea leprosula di PT Suka Jaya Makmur (Kalbar) menunjukkan kisaran pertumbuhan sebesar 0,32 cm/th sampai 2,85 cm/th atau rata-rata sebesar 1,88 cm/th untuk diameter dan 0,5 m/th sampai 2,48 m/th atau rata-rata-rata-rata sebesar 1,64 m/th untuk tinggi pohon. Hasil uji spesies di perusahaan ini menunjukkan bahwa Shorea leprosula mempunyai pertumbuhan sebesar 0,29 cm/th sampai 2,85 cm/th atau rata-rata sebesar 1,94 cm/th untuk diameter dan 0,65 m/th sampai 2,75 m/th atau rata-rata sebesar 2,79 m/th untuk tinggi pohon (PT SBK 2010). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan tanaman Shorea

leprosula sangat beragam kecepatannya, tergantung pada lokasi penanaman,

perlakuan silvikultur dan faktor genetik tanaman.

Tanaman meranti (Shorea spp) yang lain juga menunjukkan pertumbuhan diameter yang beragam. MAI diameter tanaman Shorea platyclados di Sumatera Utara sebesar 1,32 cm/th (Ditjen Hut 1980 ). MAI volume tanaman Shorea leprosula, S. ovalis serta S. parvifolia sebesar 10 m/ha/th (Hutan Industri 1958 dalam Manan 1995).

Soekotjo (1995) yang mengutip riap beberapa tanaman Shorea spp di komplek hutan Semengoh (Serawak) menyatakan bahwa Shorea pinanga umur 38 tahun yang ditanam dengan jarak 4,5 m x 4,5 m mempunyai diameter 31,35 cm dengan kisaran riap diameter 0,49 - 1,24 cm/th. Shorea splendica umur 35 tahun yang ditanam dengan jarak 3,6 m x 3,6 m mempunyai diameter 31,62 cm dengan kisaran riap diameter 0,53 - 1,39 cm/ th. Shorea stenoptera umur 34 tahun yang ditanam dengan jarak 3,5 m x 3,6 m mempunyai kisaran riap diameter 0,53 - 1,39 cm/th. Meskipun tidak menyebutkan data kuantitatif, Soekotjo (1995) menyebutkan bahwa pertumbuhan Shorea macrophylla di Kalbar lebih tinggi dibanding di Kalsel

dan sebaliknya Shorea stenoptera di Kalsel tumbuh lebih baik dibanding di Kalbar. Hal ini menunjukkan bahwa jenis yang unggul di suatu tempat belum tentu unggul bila ditanam di tempat lain, karena adanya perbedaan tempat tumbuh baik faktor tanah maupun iklim serta faktor bawaan seperti genetik.

Dengan demikian untuk memprediksi pertumbuhan dan hasil suatu tanaman hendaknya menggunakan hasil penelitian pada daerah yang berdekatan dengan harapan memiliki kondisi tanah dan iklim yang relatif sama. Setiap unit manajemen atau Kesatuan Pemangkuan Hutan Prod uks i (KPHP) hendaknya mempunyai plot penelitian pertumbuhan tanaman dari jenis-jenis tanaman yang akan dikembangkan dalam skala luas, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kecepatan pertumbuhan dan prospek tanaman tersebut.

Dengan mengacu pada fenomena di atas, maka hasil penelitian ini disamping dapat dipergunakan di areal kerja IUPHHK-HA PT Gunung Meranti, juga dapat diterapkan pada wilayah kerja Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tenga h, sebelum ada penelitian yang lebih spesifik di unit manajemen atau KPHP masing- masing.

Kurva pertumbuhan sigmoid serta kurva MAI dan CAI pada tanaman meranti dapat diprediksi menggunaka n pertumbuhan diameter po hon meranti yang terdapat pada plot penelitian hutan bekas tebangan, karena dapat menyajikan data pertumbuhan yang lebih lengkap (Lihat Sub Bab 5.3 Perkembangan Tegakan Tinggal). Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan persamaan pertumbuhan, MAI dan CAI untuk tanaman merant i, yaitu:

a. Pertumbuhan meranti (sigmoid growth): T = -0,007 X2 + 1,9105X – 4,6489 b. Pertumbuhan tahunan rata-rata (MAI): M = -0,0009X2 + 0,0578X + 0,6618 c. Pertumbuhan tahunan berjalan (CAI): C = -0,0026X2 + 0,1193X + 0,5465 Gambar 8 menunjukkan bahwa daur ekonomis pohon meranti tercapai pada tahun ke-35 yang ditanda i de ngan kurva sigmoid mulai mendatar dan terjadi perpotongan kurva MAI dan CAI. Sebelum tahun ke-35 pertumbuhan pohon meranti masih menguntungkan secara signifikans dan setelah tahun ke-35 pertumbuhannya mengalami menurunan secara ekonomis. Pada tahun ke-35, diameter pohon meranti diprediksi telah mencapai 55 c m.

Gambar 8. Kurva sigmoid, MAI dan CAI po hon merant i