DALAM PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL DALAM KONSELING
B. MENDENGARKAN PESAN VERBAL
2) Pesan-pesan Verbal Afektif
Pesan afektif dikomukasikasikan kepada kita baik secara verbal maupun nonverbal. Dengan memahami pesan-pesan afektif dan kemudian memberikan tanggapan kepadanya, dengan begitu tenaga pengembangan masyarakat tidak hanya
menerima emosi-emosi anggota masyarakat tetapi juga
memohon ijin kepada anggota masyarakat untuk
menyampaikan pengalaman dan perasaannya sendiri
terhadap hal tertentu. Sedangkan perasaan itu sendiri dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori: marah, sedih, takut, dan bahagia.
Tabel 9 Perilaku Peran dan Tanggapan Verbal Sesuai Tahapan Konseling
Tahapan Perilaku Peran Tanggapan
Verbal M e n d en g a rk a n R e sp o n si f Hubungan Menyertai Menjelaskan Memberitahu/menggambarkan Probing/menyelidik Mendukung/menentramkan (hati) Sedikit tanggapan verbal Menyusun kata Probing Merefleksi Menjelaskan Memeriksa Menggambarkan Strategi (Pelaksanaan) Menyertai Memberitahu/menggambarkan Probing/menyelidik Mendukung/menentramkan (hati) Memotivasi/menentukan Mengevaluasi/menganalisis Mengatasi persoalan Probing Memeriksa Menjelaskan maksud Mempertentangkan Menggambarkan Menyimpulkan
Dalam bagian berikut akan dikemukakan mengenai keterampilan dan sikap-sikap penting yang harus diperhatikan dalam melakukan assessment. Berikut beberapa
keterampilan berwawancara yang dapat mendukung
kelengkapan fase pengumpulan data dan asesmen dari wawancara:
Gerakan-gerakan tubuh (attending behavior).
Kontak mata (eye contact), badan menghadap ke depan, diasumsikan posisi tubuh yang santai dengan tangan dan kaki yang tidak menyilang menunjukkan adanya perhatian, ketertarikan, dan keinginan untuk mendengarkan.
Dorongan minimal (minimal encouragement).
Anggukkan kepala, “Emh-he”, “hmm”, “yaa”, “lalu, bagaimana ...”, dan ”saya paham” semuanya mengindikasikan adanya perhatian tehadap apa yang sedang dikatakan serta adanya hasrat untuk mendengarkan lebih detail lagi; ini
merupakan tanggapan balasan dan penguatan atas
pernyataan klien.
Pemantulan (Reflecting).
Pemantulan merupakan pengulangan terhadap apa yang dikatakan oleh anggota masyarakatsebagai suatu rangsangan untuk meneruskan bicaranya. Pemantulan yang selektif terhadap segmen-segmen penting dari perkataan anggota
masyarakatadalah sangat membantu. Jika anggota
masyarakatberkata “Dia bertingkah yang membuatku marah dan saya biarkan ia begitu,” tanggapannya mungkin “Anda marah ketika ia bertindak begitu”. Catatan bahwa kalimat “biarkan ia bertindak begitu” bukan pantulannya.
Pernyataan (baru) (Paraphrasing).
Suatu uraian baru yang terpilih terhadap komunikasi anggota masyarakat menunjukkan bahwa pewawancara tidak hanya mendengarkan saja tetapi memahami kliennya. Pernyataan
baru memancing umpan balik dan konfirmasi anggota masyarakatatau koreksinya. Penyimpulan (baca mengurai kembali) berjalan melewati perefleksian terhadap formulasi baru dari pernyataan anggota masyarakatsesuai dengan pemahaman pewawancara.
Peringkasan (Summarizing).
Sebuah rekapitulasi atau laporan singkat dari suatu unit terbatas dari wawancara menyarankan apakah sudah cukup memenuhi atau mesti ditambahkan lagi, hal pokok apa saja yang telah sesuai dengan tujuan wawancara. Peringkasan memberikan arahan dan menyediakan proses rujukan yang sah.
Hening (Silence).
Menggunakan secara bijak dan tepat keheningan mendorong terwawancara untuk membagi bersama dan memberinya kesempatan untuk berbuat sesuatu selanjutnya. Keheningan memberi waktu terwawancara untuk memilih isi untuk
menceritakan dan mengatur pemikirannya untuk
mengungkapkannya.
Klarifikasi (clarification)
Klarifikasi membantu anggota masyarakatmemperoleh kejelasan spesifik dan persepsi sasaran akan situasinya. Klarifikasi membantu anggota masyarakatmenstrukturisasi kembali pandangannya terhadap suatu situasi sehingga
diperhitungkan menjadi diketahui. Klarifikasi memunculkan pertanyaan mengenai pros and cons kemungkinan perbedaan pendekatan menanggapi situasi klien.
Penentangan (confrontation)
Dalam penentangan, pewawancara akan meminta perhatian anggota masyarakatterhadap ketidaksesuaian antara apa yang ia katakan dan berkaitan dengan perilaku nonverbalnya, antara omongan verbal dan tindakan berikutnya, antara ekspresi nilai dan perilaku. Pewawancara memancing anggota masyarakatmencoba untuk menjelaskan alasan perbedaan
tersebut. Dengan bantuan pewawancara anggota
masyarakatmencontohkan ketidaksesuaian dalam rangka menentukan mana yang benar dan dengan demikian mengurangi konflik internal dalam dirinya. Penentangan sebaiknya bukan merupakan tantangan atau intimidasi dalam tekanan suaranya; ketidaksesuai semestinya dibuat seolah seperti sebuah teka-teki yang mesti dipecahkan dan yang
kepentingannya untuk membantu terwawancara
menjelaskannya. Ketidaksesuaian sebaiknya dihantarkan dengan rincian khusus dan dengan saran-saran yang pewawancara ungkapkan berdasarkan permohonan anggota masyarakatuntuk memahami anggota masyarakatsecara lebih baik.
Interpretasi (interpretation)
Oleh karena penentangan (confrontation) berhubungan dengan
data yang memerlukan penjelasan, interpretasi
mengupayakan hipotesis bagi pertimbangan terwawancara. Tenaga pengembangan masyarakat menganalisa informasi
bersama klien; menempatkannya dalam istilah/ tatar/ aras yang berhubungan dengan teori, pengalaman profesional, dan pengetahuan umum mengenai permasalahan klien; dan dengan demikian formulasi sebuah hipotesis mengenai situasi tertentu yang mungkin memerlukan cara lain memahaminya.
Oleh karena klarifikasi memunculkan elemen-elemen diskusi dalam tingkat kesadaran tertentu bagi klien, interpretasi mengupayakan pertimbangan sebuah persepsi yang mungkin anggota masyarakattidak benar-benar sadari. Interpretasi memerlukan apa yang terwawancara ketahui dan sebuah kesimpulan tambahan. Sebuah interpretasi adalah penawaran tentatif, seperti “Saya ingin jika ...,” “Bisa saja
terjadi seandainya ...,” memberikan anggota
masyarakatkebebasan untuk menerima, menolak, atau memodifikasi interpretasi.
Informasi, saran dan nasihat (information, suggestion and
advice)
Berikan informasi seperlunya kepada anggota
masyarakatsesuai dengan dosis (kemampuan) mereka mengolah dan memahami bahasa yang mereka pakai serta daya serap yang membantu anggota masyarakatdalam menghadapi situasinya. Saran berkaitan dengan kegiatan penting terhadap sejumlah faktor atau pemikiran yang relevan yang mungkin dapat membantu anggota masyarakatuntuk mempertimbangkannya. Saran bukan berarti menunjukkan andil pendekatan pewawancara tetapi sedikit menumbuhkan suatu kemungkinan kepada anggota masyarakatuntuk mempertimbangkan segala kemungkinan. Nasihat adalah jelas-jelas sebagai intervensi pemberian petunjuk,
menindikasikan bahwa pewawancara berfikir sebaiknya anggota masyarakat melakukan perubahan terhadap situasi. Dalam nasihat, pewawancara menyatakan diri dimana ia berdiri dan apa yang sebaiknya anggota masyarakatlakukan. Terdapat banyak elemen “sebaiknya” dalam nasihat dari pada “saran”.
Nasihat dan saran mempunyai atau meunculkan imej negatif diantara sejumlah tenaga pengembangan masyarakat, yang meyakini bahwa intervensi tersebut merefleksikan contoh dari kekuatan dan pengendalian yang mengganggu otonomi klien. Bagaimanapun, anggota masyarakatbiasanya datang pada suatu wawancara dengan anggapan logis bahwa tenaga pengembangan masyarakat mempunyai pengalaman yang banyak bersama anggota masyarakatyang mempunyai permasalahan yang sama dan bahwa ia mengetahui apa dapat dan tidak dapat dilakukan (Maluccio, 1979). Namun begitu, secara empiris nasihat terbukti bermanfaat bagi intervensi pewawancara (Videka-Sherman, 1988).
C. SIKAP-SIKAP ESENSIAL SEBUAH PERTOLONGAN