• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR DOMESTIK YANG MEMPENGARUHI KOMBINASI DIPLOMASI KEBUDAYAAN TRADISIONAL DAN POP

3.1 Kritik-kritik terhadap ODA dalam negeri

3.1.1 Pinjaman Yen

54 Universitas Indonesia BAB 3

FAKTOR-FAKTOR DOMESTIK YANG MEMPENGARUHI KOMBINASI DIPLOMASI KEBUDAYAAN TRADISIONAL DAN POP

JEPANG

Seperti telah dijelaskan di bab sebelumnya, kombinasi diplomasi kebudayaan tradisional dan pop baru mulai diperhatikan oleh pemerintah Jepang sekarang ini. Pada bab ketiga ini, penulis menguraikan faktor-faktor internal yang mempengaruhi diplomasi baru ini. Tiga faktor tersebut, yaitu kritik-kritik terhadap ODA dalam negeri, keadaan ekonomi yang semakin buruk, dan kegiatan lobi content industry.

3.1 Kritik-kritik terhadap ODA dalam negeri

Seperti yang telah dijelaskan di bab kedua, Jepang menggunakan ODA sebagai alat diplomasi ekonomi untuk mendapatkan kepentingan nasional. Walaupun Jepang berhasil menjadi negara donor terbesar di dunia pada tahun 1989, tidak dapat disebutkan bahwa hasil dari ODA selalu baik seperti yang diharapkan oleh pemerintah Jepang sehingga muncullah kritik dari kalangan dalam Jepang sendiri. Untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut, pada tahun 2002, Kementerian Luar Negeri Jepang memperbaharui ODA Charter. Kritik-kritik yang sering muncul adalah mengenai pinjaman Yen, efektivitas dan ketidakjelasan penggunaan dana, serta persyaratan penerima ODA.

3.1.1 Pinjaman Yen

Pinjaman Yen adalah pinjaman dana dengan persyaratan ringan, yaitu berjangka panjang dan berbunga rendah. Pinjaman Yen diperlukan negara berkembang dalam rangka menata pondasi sosial ekonomi mereka yang akan menjadi dasar dari pembangunan.1 Grafik 3.1 di bawah menunjukkan bahwa persentase pinjaman Yen terhadap negara-negara berkembang adalah satu-satunya ciri khas ODA Jepang. Dibandingkan dengan negara-negara Development

1

 

Universitas Indonesia 55

Assistance Committee (DAC)2 lain, persentase bantuan pinjaman cukup tinggi dan bantuan hibah jauh lebih kecil. Dibandingkan Jepang, ada negara yang tidak memberikan bantuan pinjaman, tetapi hanya bantuan hibah, seperti Australia, Kanada, dan Belanda.3

Grafik 3.1

Pembagian ODA oleh anggota DAC (2001)

Sumber: Watanabe dan Miura, ODA: Apa yang dilakukan oleh Jepang (Chukoshuppan, 2003), hal.113(Dalam bahasa Jepang: 渡邊、三浦 ‘ODA(政府開発援助)日本に何ができるか’ (中公新書、2003年)

Dari grafik 3.1, terlihat bahwa hanya Jepang yang memberikan pinjaman besar kepada penerima ODA. Menurut Rix, pembagian ODA Jepang tersebut

2 Development Assistance Committee (DAC) adalah salah satu forum internasional yang unik dari

Organization of Economic Co-operation dan Development (OECD). DAC terdiri dari pemberi

bantuan ekonomi yang terbesar di dunia termasuk 24 negara. Bank Dunia (The World Bank),

International Monetary Fund (IMF) danUnited Nations Development Programme (UNDP)

mengikuti sebagai pemantau.

http://www.oecd.org/document/1/0,3746,en_2649_33721_46662849_1_1_1_1,00.html (diakses pada 2 Mei 2011)

3 http://www.oecd.org/department/0,3355,en_2649_33721_1_1_1_1_1,00.html (diakses pada 2 Mei 2011)

 

Universitas Indonesia dipengaruhi oleh kebudayaan Jepang. Negara-negara maju lain yang ada dalam grafik di atas adalah negara-negara Barat yang memiliki banyak penduduk beragama Kristen. Filosofi mereka berdasarkan filosofi amal. Negara-negara Barat, negara yang memiliki moyoritas penduduk beragama Kristen, cenderung memiliki motivasi bahwa memberikan bantuan ekonomi adalah kewajiban negara maju terhadap negara-negara miskin.4 Akan tetapi, bantuan hibah dari negara-negara Barat sering kali mengundang kritik, salah satu kritik adalah bantuan tersebut mendorong ketergantungan kepada donor sehingga penduduk di negara penerima tidak dapat mandiri. 5

Sebaliknya, ODA Jepang tidak berdasarkan filosofi tersebut. Di sini, ada perbedaan antara Jepang dan negara-negara lain mengenai persepsi bantuan. Sebagai penjelasan mengenai banyaknya pinjaman Yen, Kementerian Luar Negeri Jepang mengumumkan bahwa bantuan Jepang berdasarkan pada filospfi self-help atau mandiri. Jepang meminjamkan dana kepada negara-negara berkembang dengan suku bunga yang rendah. Jepang mementingkan dukungan self-help tersebut agar negara-negara berkembang dapat mandiri dan membangkitkan negaranya sendiri. Jika Jepang meminjamkan dana, negara penerima bantuan akan berupaya untuk menggunakan dana secara efisien. Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, keadaan tersebut akan menjadi motivasi untuk perkembangan mereka.6

Selama ini, banyak pengamat, lembaga-lembaga NGO, para politisi, dan jurnalis Jepang yang mengritik bahwa pinjaman Yen hanya membebani penduduk di negara penerima dan memperburuk keadaan ekonomi setempat. Bagi negara-negara yang belum mampu mengembangankan negara-negaranya sendiri, dana tersebut tidak digunakan secara efektif. Pada dasarnya, pinjaman adalah utang negara. Melalui tied loan (akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab 4), proyek-proyek ODA dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan Jepang sehingga membawa lebih banyak keuntungan bagi ekonomi pihak Jepang. Kebanyakan negara berkembang cenderung memiliki pemerintahan korup sehingga manajemen proyek tidak

4 Rix, op.cit., hal.18

5 Yokota (ed), Penelitian mengenai Sistem dan Keadaan Bantuan Ekonomi oleh Negara-negara

Maju (2008) hal.137

 

Universitas Indonesia 57

dilaksanakan dengan lancar dan adil. Proyek ODA di negara-negara tersebut hanya menguntungkan pihak Jepang dan sebagian kecil orang dari pihak penerima ODA. Pada akhirnya, beban penduduk semakin besar.7

Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, jumlah pinjaman Yen kepada Indonesia dari tahun 1966 sampai tahun 2008 mencapai 4 triliun 39 miliar 250 juta yen. 8 Dengan menggunakan pinjaman Yen, berbagai proyek telah dilaksanakan yang perinciannya dapat dilihat pada grafik 3.2. Lebih dari 60 persen pinjaman digunakan untuk energi karena proyek energi membutuhkan dana yang besar. Grafik 3.3 menunjukkan bantuan hibah. Fungsi bantuan hibah bervariasi, misalnya bantuan kepada pemerintah dan masyarakat umum, transportasi, atau energi. Grafik 3.4 menunjukkan kerja sama teknik yang juga bervariasi. Dibandingkan dengan kedua bantuan pada grafik sebelumnya, jenis proyek pinjaman Yen berskala lebih besar dan lebih bersifat swasta daripada pemerintah.

Grafik 3.2 Pinjaman Yen kepada Indonesia (2003-2005)

7 http://www014.upp.so-net.ne.jp/tor-ks/wol/wol013.htm (diakses pada 18 Mei 2011) 8 http://www.id.emb-japan.go.jp/oda/id/odaprojects_loan.htm (Diakses pada 5 Juni 2011)

 

Universitas Indonesia Grafik 3.3 Bantuan Hibah (2003-2005)

Grafik 3.4 Kerja sama teknik (2003-2005)

Sumber: http://www.id.emb-japan.go.jp/oda/id/datastat_04b.htm (diakses 5 Juni 2011)

3.1.2 Kritik terhadap Ketidakefektivitasan dan Ketidakjelasan penggunaan