A BM In ve sta m a L a p or a n Ta h u n a n 2 0 1 3 3
92
Pendapatan jasa dari Temporary Power dalam Rupiah menyumbangkan 90,5% dari total penjualan dan pendapatan jasa Sewatama di tahun 2013, turun tipis dibandingkan dengan 91,8% di tahun 2012.
Sewatama: Kapasitas Terpasang Generator Pembangkit Tenaga untuk Temporary Power
Sewatama: Installed Capacity for Temporary Power’s
2013 2012 %
(dalam MW ) 1113 1010 10,2- ( in MW)
Sewatama: Produksi listrik dari Temporary Power
Sewatama: Electricity production from Temporary Power
2013 2012 %
(dalam juta KwH) 4642 4279 8,48 (dalam juta KwH)
Didukung oleh total kapasitas terpasang temporary power dari generator pembangkit tenaga sebesar 1.113MW, Sewatama berhasil memproduksi tenaga listrik dari jasa sewa mesin pembangkit tenaga listrik sebesar 4.642 juta KwH di 2013. Hal ini mencerminakan kenaikan sebesar 8,5% dari 4.279 juta KwH di 2012. Lease rate untuk jasa sewa mesin pembangkit tenaga listrik temporary power di tahun 2013 mencapai Rp274,0 per KwH, datar bila dibandingkan dengan Rp273,3 per KwH di 2012.
Bisnis Pillar berfokus pada penyewaan pump set dan
dewatering solution terutama ke industri pertambangan. Pada akkhir tahun 2013 bisnis pumping dan asetnya disinergikan untuk dikelola oleh ABM Investama. Hingga transaksi
diinalisasikan di akhir tahun, bisnis pumping berjalan dengan
sangat baik. Pendapatan, biaya operasi dan perolehan laba dan utilisasinya mencapai target sehingga secara keseluruhan bisnis pumping adalah bisnis yang menguntungkan. Namun Sewatama ingin divisi Pillar hanya fokus pada bisnis yang relevan dengan solusi ketenagalistrikan, terutama terkait
dengan teknologi eisiensi energi dan optimalisasi daya. Pada
akhir tahun 2013, divisi Pillars berhasil mendapatkan beberapa
proyek solusi eisiensi energi dengan melakukan penggantian
peralatan-peralatan yang mengkonsumsi listrik tinggi dengan
peralatan yang lebih eisien.
Di tahun 2013, Sewatama melalui anak perusahaan PT Nagata Bisma Shakti membentuk perusahaan patungan bersama PT Jaya Dinamika Geohidro Energy (JDGE) yaitu PT Nagata Dinamika untuk mengembangkan bisnis solusi kelistrikan jangka panjang (IPP) yang fokus pada pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM). Pada tahun 2013 Nagata Dinamika telah melakukan kesepakatan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gowa untuk mendirikan Pembangkit Tenaga Listrik Mini Hidro (PLTM) berkapasitas 5,2 MW di Kecamatan Bongaya,
Revenue of Temporary Power in Rupiah contributed 90.5% of total sales and services of Sewatama in 2013, slightly decreased compared to 91.8% in 2012.
Backed by temporary power installed capacity of its power generators of 1,113MW, Sewatama managed to generate electricity output from the temporary power engine rental
services of 4,642 million KwH in 2013. This relected an 8.5%
increase from 4,279 million KwH in 2012. Lease rate for temporary power engine rental services in 2013 amounted
IDR274.0 per KwH, lat compared to IDR273.3 per KwH in 2012.
Pillar business focuses on the pump sets leasing and dewatering solutions, primarily to mining industry. At the end of 2013, pumping business and its asssets were synergized to be managed by ABM Investama. Until the transaction was
inalized at the end of the year, pumping business has been very proitable. Achievement of revenue, operating expenses
and income and utilization met targets so that overall pumping is a lucrative business. However Sewatama wanted the Pillar division to focus only on the business solutions that are relevant to the power solutions, mainly related to the energy
eiciency technology and power optimization. At the end of 2013, Pillar division managed to get some energy eiciency
solutions projects to perform the replacement of equipment
that consume high electricity with more eicient equipment.
In 2013, Sewatama through its subsidiary PT Nagata Bisma Shakti established a joint venture with PT Jaya Dinamika Geohidro Energy (JDGE) namely PT Nagata Dinamika to develop long-term energy solution (IPP) business which focuses on mini-hydro power plant (PLTM). In 2013 Nagata Dinamika entered into cooperation agreement with the Government of Gowa Regency to develop Mini Hydro Power Plant (PLTM) with a capacity of 5.2 MW in Bongaya District, Gowa Regency, South Sulawesi. The completion of this PLTM is planned by
A BM In ve sta m a A n n u a l R e p or t 2 0 1 3
93
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pembangunan PLTM ini direncanakan selesai pada tahun 2016. Termasuk PLTM Gowa, Nagata Dinamika telah memperoleh komitmen pembangunan 8 (delapan) proyek PLTM dengan kapasitas total 50 MW. Dengan semakin terasahnya kompetensi Sewatama di bisnis IPP terutama yang memanfaatkan energi baru terbarukan, kontribusi sumber pendapatan di luar bisnis temporary power akan semakin meningkat.
Kontrak baru selama 2013
Divisi/Division Klien/Client Volume/Capacity
TP PLN 50 MW
Indonesia Power 100 MW
PLN PLN
O&M PT. EAS 15 MW PLTU
Pemda boven Digul 2 MW PLTD
Shell, fuel station total 1,5 MW Diesel
PILLAR PUMP AND DEWATERING PT Titan Wijaya -
PT. Bara Dinamika Muda Sukses -
PT. Energi Batu Bara Lestari -
PT. Megah Karya -
PT. Moriss Energi -
PT. Indomining -
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bisnis dan Hasil Operasi Sewa Mesin Pembangkit Tenaga Listrik
Meskipun kondisi pasar sewa mesin pembangkit tenaga listrik temporary power sangat kompetitif, permintaan masih tetap tinggi. Populasi yang meningkat dan pertumbuhan aktivitas ekonomi menciptakan permintaan terus meningkat yang harus dipenuhi oleh PLN.
Jasa sewa mesin pembangkit tenaga listrik dari temporary power merupakan fungsi sederhana dari jumlah tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator pembangkit dan harga yang telah disetujui untuk jasa ini (lease rate) dalam masa kontrak tertentu. Sewatama memiliki berbagai kontrak dengan jangka waktu bulanan sampai dengan tahunan. Oleh karena itu, kapasitas dan ketersediaan generator pembangkit tenaga Sewatama sangat kritikal untuk penjualan dan pendapatan jasanya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas dan ketersediaan dari generator pembangkit tenaga ini mencakup pemeliharaan besar yang terjadwal dan tidak terjadwal serta perbaikan.
C. Strategi Usaha
Strategi utama Sewatama adalah mempertahankan dan menumbuhkan bisnis inti sekaligus mengembangkan peluang- peluang bisnis baru. Sebagian bisnis Sewatama fokus pada sisi
2016. Including PLTM Gowa, Nagata Dinamika has obtained commitments to develop 8 (eight) PLTM projects with a total capacity of 50 MW. With increased competence of Sewatama in the IPP business mainly by utilizing renewable energy, the contribution of its revenue sources apart from temporary power business will increase.
New Contract Won in 2013
B. Factors Afecting Business and Operating Results of
Power Engine Rental Service
Despite a highly competitive environment in the domestic temporary power engine rental market, the demand remained solid. Rising population and growth in economic activities stimulated huge demand for electricity, which PLN until now is struggling to catch up.
Power engine rental service of temporary power is a simple function of amount of power generated by power generator and lease rate for this service for certain contract period. Sewatama has various contracts with periods ranging from monthly to annually. Therefore, capacity and availability of
Sewatama’s power generators are critical for its sales and services revenues. Factors that may afect capacity and
availability of power generators include scheduled and non- scheduled major maintenance and repairs.
C. Business Strategy
Sewatama’s main strategy is to maintain and grow its core
business and develop new business opportunities. Some
A BM In ve sta m a L a p or a n Ta h u n a n 2 0 1 3 3
94
kebutuhan (demand side) seperti yang dilakukan Temporary Power dan O&M. Sedangkan bisnis IPP dan BD fokus pada sisi pasokan (supply side), bagaimana bisa membangkitkan listrik sebanyak-banyaknya. Sedangkan Pillar diarahkan untuk
memastikan eisiensi dari pemakaian listrik tersebut. Dengan
demikian, Sewatama masuk pada dua segmen yang belum banyak dikerjakan kompetitor, yaitu mengelola dua sisi bisnis, sisi pasokan (supply) dan sisi permintaan (demand). Dengan struktur seperti itu, Sewatama diharapkan akan menjadi perusahaan operasional yang solid, tumbuh dan memiliki posisi kuat.
D. Persaingan Usaha
Bisnis Temporary Power menunjukkan tingkat persaingan yang semakin tinggi dengan munculnya nama-nama pemain baru, terutama yang berasal dari luar negeri. Di segment utility, pesaing besar secara nasional yang juga merupakan pemain multinasional adalah: Aggreko, APR Energy, APAC Energy dan Max Power (Navigat Group). Sedangkan untuk skala nasional masih didominasi pemain yang telah ada sebelumnya, yaitu Bima Golden Powerindo, Kaltimex Energy, Arena Maju Bersama, Adiquatro Elektrindo Perkasa, Prastiwahyu dan Kertabumi Teknindo. Sejalan dengan strategi mempertahankan dan menumbuhkan bisnis inti, Sewatama akan mempertahankan pangsa pasar yang saat ini masih menguasai sekitar 45% di sektor utility.
Sedangkan untuk sektor Non-Utility swasta non-PLN, banyak pemain yang beroperasi secara regional. Namun demikian, ada juga yang dapat menjangkau secara nasional. Para pemain Temporary Power untuk Non-Utility di antaranya: Aggreko, Coates Hire, Kertabumi Teknindo, Quality Technic, Hartech, Traknus, Atamora, Permai Jaya, Taneco, Perintis, GG Diesel dan yang lain-lain.
Divisi O&M memiliki dua tantangan yang unik. Pertama adalah usia yang masih relatif muda, menjadikan divisi ini belum terlalu dikenal kehandalannya di masyarakat dan kalangan pebisnis Indonesia, dan kedua adalah sifat pebisnis yang terbentuk selama ini, yaitu menggunakan jasa OEM (Original Equipment Manufacturer).
Karakteristik kompetisi yang terjadi di bisnis O&M secara umum juga dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu segmen Utility untuk PLN maupun IPP dan juga segmen Non-Utility yang terdiri dari bisnis Industrial dan Ritel. Pemain besar O&M di segmen Utility adalah perusahaan-perusahaan juga milik PLN seperti PT PJB Services dan PT Indonesia Power. Sedangkan O&M untuk pembangkit yang dimiliki sendiri oleh IPP swasta termasuk PT TJB Power Services, PT Wika Insan Pertiwi, PT YTL Jawa Timur dan PT IPMOMI. Untuk segmen Industrial dan Ritel, pesaing utama justru datang
the Temporary Power and the O&M. While the IPP and BD’s
businesses focus on the supply side, how to generate power as much as possible. While Pillar is directed to ensure the
eiciency of power usage. Hence, Sewatama entered in two
segments that have not done by many competitors, managing two business sides, the supply side and the demand side. With such structure, Sewatama is expected to be a solid and growing operating company and has a strong position.
D. Business Competition
Temporary Power business shows more intense competition level with the entrance of new players, especially overseas players. In utility segment, domestic large competitors which are also multinational players are: Aggreko, APR Energy, APAC Energy and Max Power (Navigat Group). While the national scale is still dominated by the existing players, namely Bima Golden Powerindo, Kaltimex Energy, Arena Maju Bersama, Adiquatro Elektrindo Perkasa, Prastiwahyu and Kertabumi Teknindo. In line with the strategy to maintain and grow the core business, Sewatama will maintain the current market share, which still controls approximately 45% of utility sector.
As for private Non-Utility non-PLN sector, many players operate regionally. However, some can also cover nationwide. Players in Temporary Power for Non-Utility include: Aggreko, Coates Hire, Kertabumi Teknindo, Quality Technic, Hartech, Traknus, Atamora, Permai Jaya, Taneco, Perintis, GG Diesel and others.
O & M Division has two unique challenges. The irst is a
relatively young age, making this division is not well known for its reliability in Indonesian community and businessmen, and the second is the current nature of businessmen, which is using OEM (Original Equipment Manufacturer) service.
The characteristics of competition in the O&M business in general can be divided into two major parts, namely the Utility segment for PLN and IPP and the Non-Utility segment consisting of the Industrial and the Retail businesses. Major O&M players in the Utility segment are companies owned by PLN such as PT PJB Services and PT Indonesia Power. While the O&M for plants owned by private IPP include PT TJB Power Services, PT Wika Insan Pertiwi, PT YTL Jawa Timur and PT IPMOMI. For the Industrial and Retail segments, main competitors come from companies owning OEM brands,
A BM In ve sta m a A n n u a l R e p or t 2 0 1 3
95
dari perusahaan pemilik merek OEM, di antaranya Wartsila, Doosan, Mitsubishi dan Siemens. Sedangkan perusahaan seperti PT Bhumi Phala Perkasa dan PT Daun Biru Engineering bermain di segmen Industrial.
E. Prospek Usaha
Dengan berbagai regulasi yang menawarkan imbal hasil dan insentif yang menarik, Pemerintah semakin mendorong pihak swasta untuk berinvestasi di sektor pembangkitan listrik. Hal ini menciptakan peluang sangat besar bagi Sewatama untuk memperluas jangkauan bisnis. Sewatama memiliki potensi besar untuk turut mensukseskan program pemerintah melalui private partnership dalam membangun bisnis captive power di Indonesia.
Hingga tahun 2021, berdasarkan RUPTLN PLN 2012-2021, Indonesia masih memerlukan tambahan kapasitas terpasang sebesar 57,2 GW atau rata-rata sekitar 5,7 GW per tahun. Dari sumber yang sama, upaya Pemerintah memenuhi kebutuhan ini melalui “Program Percepatan 10.000 MW” yang dicanangkan sejak tahun 2006 diketahui tertinggal cukup jauh dari jadwal yang direncanakan, karena berbagai kendala struktural dan teknis. Selain itu, PLN masih memegang monopoli dalam distribusi listrik di Indonesia dan masih memiliki sumber daya yang terbatas untuk memperluas jaringannya melalui solusi energi permanen. Kondisi ini merupakan peluang usaha bagi pemain-pemain swasta dalam penyediaan energi melalui solusi temporer di masa yang akan datang.
Peluang usaha di bidang optimalisasi energi di Indonesia yang mencapai 200 TWh di Indonesia dan 297 TWh di ASEAN hingga 2020 di ASEAN, berdasarkan laporan Eurocham 2011 “Market
Potential in Energy Eiciency in Southeast Asia”, menjadikan
bisnis ini memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi di masa mendatang.
Di bidang operasi dan pemeliharaan, Sewatama akan terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan OEM (Original Equipment Manufacturer) sehingga para pelanggan dapat menggunakan jasa yang ditawarkan walaupun tidak mengageni peralatan-peralatan dengan merek tertentu. Ke depan, diharapkan perusahaan-perusahaan pertambangan dan perminyakan akan mengalihdayakan jasa pengoperasian dan pemeliharaan kepada perusahaan yang berpengalaman dalam industri pembangkit tenaga listrik seperti Sewatama.
including Wartsila, Doosan, Mitsubishi and Siemens. While companies such as PT Bhumi Phala Perkasa and PT Daun Biru Engineering involved in the Industrial segment.
E. Business Prospects
With various regulations that ofer attractive returns and
incentives, the Government will encourage the private sector to invest in the power generation sector. This creates huge opportunity for Sewatama to expand its business coverage. Sewatama has great potential to contribute to the success of government programs through private partnership in building the captive power business in Indonesia.
Until 2021, based on the RUPTLN PLN 2012-2021, Indonesia still requires additional installed capacity of 57.2 GW, or an average of approximately 5.7 GW per year. From the same
source, the Government’s eforts to meet this need through
the “10,000 MW Acceleration Program” launched since 2006 is quite far behind schedule, due to various structural and technical constraints. In addition, PLN still holds monopoly in the power distribution in Indonesia and it still has limited resources to expand its network with permanent power solution. This condition is a business opportunity for private players in power provider with temporary solution in the future.
Business opportunities in the power optimization in Indonesia that reaches 200 TWh in Indonesia and 297 TWh in ASEAN by 2020, according to Eurocham report 2011 “Market Potential
in Energy Eiciency in Southeast Asia”, make this business has
high growth potential in the future.
In operation and maintenance, Sewatama will continue to improve business relationship with OEM (Original Equipment
Manufacturer) so that customers can use the ofered services,
although not being an agent of equipment with particular brands. In the future, mining and petroleum companies may outsource the operations and maintenance services to companies that are experienced in power generator industry such as Sewatama.
A BM In ve sta m a L a p or a n Ta h u n a n 2 0 1 3 3