Coal Production
PT MEDIA DJAYA BERSAMA (MDB)
Perkembangan MDB di tahun 2013 belum mencapai target. Hal ini terjadi karena adanya penyesuaian target penyelesaian proyek infrastruktur yang mundur ke akhir kuartal kedua di 2014 sebagian akibat dari cuaca ekstrim, kendala teknis serta adanya perubahan dalam perhitungan nilai ekonomis proyek terkait kondisi industri dan nilai tukar Dolar Amerika yang
berluktuasi. Hingga akhir 2013 pencapaian pembangunan
infrastruktur untuk proyek di Aceh telah mencapai 80% Selain melengkapi infrastruktur dan membangun hubungan yang lebih baik dengan komunitas setempat, Reswara juga tengah mempersiapkan pembeli produk batubara di Aceh untuk jangka waktu 5-10 tahun yang akan datang.
Selama ini Reswara membidik pasar India sebagai pasar utama bagi batubaranya yang berasal dari Aceh karena kedekatan jarak dibandingkan wilayah lain di Indonesia. India dipilih sebagai pasar utama operasi di Aceh karena biaya pengiriman batubara ke India jauh lebih murah dibandingkan dari Kalimantan. MDB menargetkan untuk memperluas jangkauannya ke pasar selain India.
Anak perusahaan MDB, yaitu MIFA memiliki luas wilayah usaha tambang sebesar 3.134 hektar di Kabupaten Aceh Barat. Bersebelahan dengan wilayah MIFA adalah wilayah usaha tambang BEL seluas 1.495 hektar yang masuk Kabupaten Nagan Raya. Kedua wilayah usaha tambang tersebut terletak di Nanggroe Aceh Darussalam. Pada tahun 2013, MIFA masih dalam tahap proyek pengembangan. Oleh karena itu MIFA masih menggunakan fasilitas-fasilitas umum seperti jalan-jalan dan pelabuhan yang dimiliki oleh Pemerintah lokal untuk menunjang aktivitas operasionalnya. MIFA menargetkan tahap produksi komersial dapat dimulai di bulan Juli 2014. Sementara itu, semua batubara yang ditambang di BEL didedikasikan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap berkapasitas 15 MW, yang dimiliki oleh PT Energi Alam Semesta, anggota dari Grup ABM di bawah PT Sumberdaya Sewatama, yang lokasinya berdekatan dengan tambang BEL.
TIA also owns its port which enables TIAby logistics to operate its own facilities. To complement the facilities, TIA owns its coal laboratory (lab) as well to analyze the quality of its coal.
PT MEDIA DJAYA BERSAMA (MDB)
MDB’s development in 2013 had not achieved its target. This
was due to the adjustment of infrastructure project completion target to the second quarter of 2014 partially on the back of extreme weather, technical problems and adjustments in
project’s economical values calculation considering industrial conditions and USD exchange rate luctuation. Until the end of
2013 the completion of infrastructure development in the Aceh project reached 80%. In addition to completing infrastructure and maintaining better relationship with the neighboring community, Reswara is also preparing customers of coal products in Aceh for the next 5-10 years.
So far, Reswara has been targetting India as the main market of its Aceh coal due to its close proximity compared to other areas in Indonesia. India is selected as the primary market of Aceh operation since the coal delivery costs to India is much cheaper than from Kalimantan. MDB aims at widening its market coverage outside India.
MDB’s subsidiary, MIFA, has a mining area of 3,134 hectares in West Aceh Regency. Adjoined MIFA’s to area is BEL’s mining
area of 1,495 hectares located in the Nagan Raya Regency. Those two mining business areas are located in Nanggroe Aceh Darussalam. In 2013, MIFA was still in development project. Therefore MIFA still used public facilities such as local
government’s road and port to support its operations. MIFA
targets commercial production phase to commence by July
2014. Meanwhile, all of BEL coals are dedicated to a coal-ined
power plant with a of 15 MW capacity owned by PT Energi Alam Semesta, a member of ABM Group under PT Sumberdaya
A BM In ve sta m a L a p or a n Ta h u n a n 2 0 1 3 3
82
Peta MIFA dan BEL
Produksi batubara MIFA di 2013 mencapai 236 ribu ton atau naik lebih dari 7 kali lipat dari volume produksi di tahun 2012 sebesar 30 ribu ton. BEL memproduksi 129 ribu ton batubara di tahun 2013, naik 21,3% dari 107 ribu ton yang dihasilkan di 2012.
Fasilitas
Setelah pertengahan 2014, MDB akan memasuki tahap komersial bertepatan dengan rampungnya semua infrastruktur yang dibutuhkan, termasuk fasilitas pendukung seperti kantor, workshop dan base camp, pabrik pengolahan batubara, crusher dan stockpiles, jalan angkut utama serta overland conveyor belt, fasilitas penanganan batubara dan fasilitas pelabuhan khusus untuk transhipment dan pengiriman batubara.
Dengan memiliki fasilitas sendiri termasuk fasilitas pelabuhan, maka banyak keuntungan yang diperoleh MDB. Diantaranya adalah tidak memiliki ketergantungan pada pihak luar, dapat menentukan sendiri kapasitas (lebar jalan, besar kendaraan, banyaknya muatan kendaraan, dan kapasitas transhipment hingga ke mother vessel) sesuai kebutuhan, dan dapat mengontrol semua proses produksi secara menyeluruh.
MIFA coal production volume reached 236 thousand tons in 2013 or increased by more than 7 times compared to30 thousand tons achieved in 2012. BEL produced 129 thousand tons of coal in 2013, an increased of 21.3% from 107 thousand tons in 2012.
Facilities
After mid 2014, MDB will enter commercial phase concurrently with the completion of required infrastructure, including
supporting facilities such as oice, workshop and base camp,
coal processing factory, crusher and stockpiles, main transport road and overland conveyor belt, coal handling facilities and special port facilities for coal transshipment and shipment.
By having its own facilities including port facilities, MDB has many advantages. Among others are being independent from external parties, capable of determining its own capacity (road width, vehicle size, vehicle loading capacity and transshipment capacity to mother vessel) as required and capable to controlling the overall production processes.
A BM In ve sta m a A n n u a l R e p or t 2 0 1 3
83
G. Prospek UsahaDalam jangka pendek industri batubara masih akan mengalami tekanan berat. Tetapi bagaimanapun batubara masih tetap menjadi komoditas penting dalam pertumbuhan energi domestik maupun regional Asia hingga tahun 2020-2030 yang akan datang.
Permintaan batubara produksi Reswara diperkirakan tetap tinggi di tahun-tahun mendatang, namun pemulihan industri tambang dan harga batubara merupakan isu penting yang akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis Reswara. Harga batubara diyakini akan membaik, walaupun untuk kembali ke harga puncak mungkin akan perlu waktu lebih panjang. Dalam kondisi seperti ini, Reswara harus terus melakukan konsolidasi internal, meningkatkan keunggulan kompetitif dan menerapkan berbagai upaya untuk
meningkatkan eisiensi biaya.
Reswara akan fokus pada akselerasi proyek MDB di Aceh untuk dapat memenuhi target produksi pada pertengahan 2014 sementara TIA telah mencapai tahap kesiapan organisasi dan kestabilan produksi dan diharapkan segera
memacu proitabilitasnya. Selanjutnya Reswara akan fokus
pada penambahan portofolio. Dibutuhkan sedikitnya dua
aset batubara dengan igur kalori yang lebih tinggi agar
dapat meningkatkan pertumbuhan dan menambah sumber pendapatan.
G. Business Prospects
In short-term, coal industry will still be under pressure. Nevertheless coal is still crucial commodity in the domestic and Asian regional energy growth up to 2020-2030.
Demand for Reswara’s coal remain high in the up coming
years, however recovery of mining industry and coal prices is
crucial issue that will signiicantly afect Reswara’s business
development. Coal prices are expected to recover, stil to regain its peak may take a longer time. In such condition, Reswara needs to continue its internal consolidation, enhance its competitive advantages and implement measures to improve
cost eiciency.
Reswara will focus on the acceleration of the MDB project in Aceh to achieve production target by mid 2014 while TIA has reached the phase of steady organization and production
stability and it’s expected to boost its proitability. Subsequently
Reswara will focus on portfolio expansion. At least two more
coal assets with higher caloric igure to increase growth and
A BM In ve sta m a L a p or a n Ta h u n a n 2 0 1 3 3