• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil belajar siswa baik berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, menjawab soal ataupun mengerjakan tugas. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksudkan lebih kepada hasil menjawab soal-soal atau menyelesaikan tugas.

4. Metode role play (bermain peran)

Metode role play adalah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung ke dalam masalah-masalah sosial yang dipelajari melalui kegiatan-kegiatan drama untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam pembelajaran.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penggunaan metode role play dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode role play dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode role play dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, seperti diuraikan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai gambaran pengetahuan tentang metode role play.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya dalam

pembelajaran IPS yang meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013 menggunakan metode role play.

b. Bagi siswa, dengan adanya penggunaan metode role play, siswa dapat lebih berminat dalam belajar karena metode role play dapat mendekatkan siswa dengan keadaan yang sebenarnya sehingga lebih aktif dalam belajar. Akibat dari itu siswa dapat memahami materi pelajaran lebih mudah yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi guru, dengan adanya penggunaan metode role play, guru mendapatkan umpan balik guna perbaikan dan peningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu guru juga dapat mengevaluasi guna melihat kekuatan dan kelemahan penggunaan metode role play dalam kaitannya dengan minat belajar siswa.

d. Bagi sekolah, dengan adanya penggunaan metode role play yang dikaitkan dengan minat belajar siswa, pihak sekolah mendapatkan masukan yang sangat berharga guna kepentingan manajemen sekolah. Pihak sekolah akan dapat melihat efektivitas pembelajaran dengan menggunakan metode role play, sehingga menjadi suatu pemikiran untuk meneruskan dan mengembangkannya pada mata pelajaran lain.

11 BAB II LANDASAN TEORI

Di dalam bab ini, diuraikan landasan teori yang akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Pembahasan tentang teori terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka 1. Minat

a. Pengertian Minat

Menurut Winkel (2004:212), minat adalah “kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu”. Sedangkan menurut Slameto (2010:180), minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, makin besar minat”.

Berdasarkan pendapat Winkel (2004) dan Slameto (2010) di atas dapat disimpulkan bahwa cara pandang mereka terhadap pengertian minat sama, yaitu pengertian minat adalah sama-sama suatu rasa suka yang kuat dan tertarik terhadap sesuatu, sebagai contoh merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu.

b. Ciri-ciri minat

Slameto (2010:180) menyatakan “suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut”. Sedangkan menurut Winkel (2004:212), ciri-ciri minat cenderung merasa tertarik dan senang pada materi atau topik yang sedang dipelajarinya.

Berdasarkan pendapat Slameto (2010) dan Winkel (2004) di atas dapat disimpulkan bahwa cara pandang mereka tentang ciri-ciri minat berbeda, menurut Slameto “siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut”, sedangkan menurut Winkel “ciri-ciri minat cenderung merasa tertarik dan senang pada materi atau topik yang sedang dipelajarinya”.

Berdasarkan beberapa ciri yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri minat, yaitu rasa ketertarikan dan rasa ingin tahu yang begitu besar terhadap suatu topik atau materi, sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh terhadap materi yang sedang dipelajari tersebut, dengan perhatian itu maka siswa akan lebih giat mempelajari materi

tersebut, sehingga siswa akan berusaha penuh untuk memahami pelajaran, jika siswa mengalami kesulitan siswa akan berusaha untuk bertanya atau mengutarakan pendapatnya kepada guru, semua ini akan membantu siswa untuk mendengarkan pendapat teman saat berdiskusi, dan memberikan tanggapan terhadap ide yang dimiliki siswa yang lain.

c. Meningkatkan minat siswa

Tanner & Tanner (dalam Slameto, 2010:181), menyarankan agar guru berusaha membentuk minat-minat yang baru dalam diri siswa, yaitu dengan menghubungkan suatu materi dengan materi yang lalu, dan memberikan gambaran mengenai kegunaan untuk masa depan. Guru dapat membujuk siswa agar melakukan sesuatu, namun guru harus bertindak bijaksana dalam penggunaan insentif, dimana guru harus mampu memberikan penghargaan kepada siswa saat bekerja dengan baik atau memperbaiki pekerjaan, jangan sampai guru menghukum siswa saat siswa mendapatkan hasil kerja yang kurang baik.

Menurut Slameto (2010:180), cara paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah “dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada”. Contoh, jika siswa suka terhadap belanja, maka guru dapat menceritakan sedikit mengenai belanja, kemudian sedikit demi sedikit mengarahkan siswa

pada materi yang sesungguhnya, yaitu “mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan” dalam IPS.

Kedua ahli di atas memiliki pendapat yang berbeda tentang cara meningkatkan minat siswa. Tanner & Tanner (dalam Slameto, 2010:181), menyarankan agar guru berusaha membentuk minat-minat yang baru dalam diri siswa, sedangkan menurut Slameto (2010:180) cara paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa guru harus dapat membangkitkan minat-minat yang telah ada dalam diri siswa, jika minat itu belum ada guru dapat memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan ruang gerak kepada siswa untuk belajar mandiri. Guru harus bersikap baik terhadap siswa, jangan pernah memberikan hukuman kepada siswa jika siswa mendapatkan nilai yang buruk. Pemberian hadiah kepada siswa juga dapat digunakan untuk menumbuhkan minat siswa jika siswa mampu mengerjakan tugas dengan baik.

d. Indikator Minat

Menurut Slameto (2010:180), suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.

Selain itu, Djamarah (2008:166-167) mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui :

1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya

2) Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan

3) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus) Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa sama-sama dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan aktivitas yang mereka senangi, ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan perhatian yang mereka berikan. Dengan demikian, indikator minat yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah :

1) Perhatian dalam pembelajaran 2) Kemauan untuk mengembangkan diri 3) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 4) Ekspresi perasaan senang

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Suryasubrata (dalam Uno dan Mohammad, 2012:138), “belajar suatu proses menghasilkan perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan dan pengalaman baru ke arah yang lebih baik”.

Dari pengertian belajar menurut kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa cara pandang mereka terhadap belajar sama, yaitu belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang didapat dari orang lain maupun lingkungan sekitarnya sebagai hasil pengalaman yang dapat membawa pada kondisi kehidupan yang lebih baik dan bermakna.

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut Aqid (2010:48), belajar mempunyai karakteristik tertentu antara lain yaitu :

1) Belajar harus memungkinkan perubahan tingkah laku diri individu yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek

pengetahuan (kognitif), aspek sikap atau nilai (afektif), serta keterampilan (psikomotorik)

2) Belajar merupakan buah dari pengalaman yang terjadi karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan.

3) Hasil belajar/perubahan sikap relatif tetap diperoleh melalui pengalaman atau latihan.

Pembelajaran IPS ini akan menggunakan ketiga ciri di atas. Diharapkan perubahan yang akan terjadi pada setiap peserta didik meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pembelajaran ini juga akan menggunakan pengalaman peserta didik sehari-hari.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar menurut Suryabarata (2004:233-237) meliputi :

1) Faktor yang berasal dari luar diri pelajar a) Faktor-faktor non sosial

Faktor non sosial yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar seperti faktor cuaca, keadaan udara, suhu, letak sekolah. Karena keadaan tersebut sangat menentukan aktifitas belajar sebagai contoh jika keadaan udara di

lingkungan panas maka akan mengurangi konsentrasi siswa dalam belajar.

b) Faktor-faktor sosial

Kehadiran orang lain saat belajar dapat menggangu konsentrasi belajar, inilah sebuah contoh faktor sosial yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar.

2) Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar a) Faktor-faktor fisiologis

Faktor fisiologis ini meliputi keadaan tubuh yang segar atau tidak, penyakit tubuh, gangguan panca indra. Keadaan tubuh yang segar, sehat secara tidak langsung akan memudahkan siswa dalam melakukan aktifitas belajar. b) Faktor-faktor psikologis

Adanya kesadaran akan kebutuhan belajar, rasa ingin tahu, adanya keinginan untuk maju,adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan. Faktor-faktor tersebut muncul dari dalam individu masing-masing.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang meliputi faktor dari luar individu (faktor non sosial, faktor sosial) dan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri (faktor fisiologis, faktor psikologis). Hal ini sangat berkaitan dengan masalah penelitian,

sebab pembelajaran menggunakan metode role play ini sangat memerlukan keadaan cuaca, udara, suhu dan letak sekolah yang nyaman sehingga siswa dapat berkonsentrasi dalam belajar (faktor non sosial). Selain itu, dalam penelitian ini juga menghadirkan orang lain yang membantu jalannya penelitian, sehingga akan mempengaruhi aktifitas belajar siswa (faktor sosial). Faktor keadaan tubuh dari setiap siswa juga sangat mempengaruhi lancar dan tidaknya kegiatan belajar, jika siswa sehat maka siswa akan lebih mudah dalam melakukan kegiatan simulasi/role play (faktor fisiologis). Untuk memperlancar jalannya pembelajaran menggunakan metode role play ini kesadaran akan kebutuhan belajar, rasa ingin tahu dan adanya keinginan untuk maju juga sangat diperlukan (faktor psikologis). Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut di atas sangatlah berhubungan kuat pada hasil belajar setiap individu sebab faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap individu selama proses belajar.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Zaenal Arifin (dalam Krisdianto 2011: 8) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan, ketrampilan, sikap seseorang dalam menyelasaikan suatu hal. Sedangkan menurut Gagne (dalam Baharudin, 2002:18), prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil

belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas.

Dari pendapat kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa cara pandang mereka terhadap prestasi belajar sama, yaitu prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada pengertian prestasi belajar sebagai hasil dari siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi dalam setiap siklus penelitian.

Dokumen terkait