Bab 1 Praktik Akuntansi dan Bisnis
VI. Prinsip dan Konsep Akuntansi
Untuk dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan, manajemen dituntut untuk mencatat dan melaporkan data keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Prinsip dan konsep akuntansi dikembangkan dari riset, praktik akuntansi yang berlaku umum, dan regulasi. Badan otorisasi yang memiliki tanggung jawab utama dalam mengembangkan standar akuntansi di Indonesia adalah Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). DSAK menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan juga Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Saat ini, DSAK mengadopsi standar akuntansi keuangan internasional yang dikembangkan oleh International Accounting Standard Boards (IASB) yang bertujuan untuk mengembangkan daya banding laporan keuangan perusahaan Indonesia di tingkat internasional. IASB adalah penyusun International Financial Reporting Standards (IFRS) atau Internasional Accounting Standards (IAS). Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki wewenang menetapkan standar pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Terdapat dua konsep akuntansi, antara lain adalah:
1. Konsep Entitas Bisnis (Business Entity Concept)
Adalah asumsi dasar akuntansi keuangan karena konsep ini membatasi data ekonomi dalam sistem akuntansi ke data yang berhubungan langsung dengan aktivitas usaha.
Akuntansi tidak bisa digunakan oleh bisnis yang mencampur hartanya dengan harta pemiliknya, sehingga bisnis dipandang sebagai entitas terpisah dari pemilik, kreditur, atau pihak kepentingan lainnya. Bentuk entitas usaha yang umum di Indonesia antara lain adalah perusahaan perseorangan, persekutuan, perseroan, dan koperasi.
2. Konsep Biaya (Cost Concept)
Menurut konsep biaya, jumlah suatu pos laporan keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang meliputi harga beli dan semua biaya sampai pos tersebut siap digunakan.
Sebagai ilustrasi, Alisa Konsultan membeli mesin pada 1 November 2017 seharga Rp.
35.500.000,-, dikenakan ongkos kirim dan fee untuk penginstalan mesin tersebut sebesar Rp. 500.000,-. Berdasarkan konsep biaya, Alisa Konsultan mencatat pembelian mesin pada 1 November 2017 pada harga perolehan sebesar Rp. 36.000.000,-.
Konsep biaya meliputi dua konsep penting akuntansi lainnya, yaitu:
a. Konsep objektivitas, mengharuskan pencatatan dan pelaporan akuntansi didasarkan pada bukti yang objektif.
b. Konsep unit pengukuran, mengharuskan data ekonomi dicatat dalam satuan mata uang.
Rangkuman
· Ada tiga jenis usaha di Indonesia, yaitu jasa, dagang dan manufaktur.
· Akuntansi berperan untuk memberikan informasi bagi pengguna untuk pengambilan keputusan yang tepat.
· Akuntansi (accounting) merupakan sistem yang terdiri atas input berupa transaksi-transaksi, proses yaitu kegiatan untuk merangkum transaksi-transaksi, dan output berupa laporan keuangan.
· Konsep akuntansi telah dijelaskan dalam Al-Qur’an yaitu pada QS. Al – Baqarah ayat 282 tentang prinsip khusus akuntansi Islam.
· Ada lima jenis laporan keuangan, antara lain adalah: Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
· Karakteristik kualitas laporan keuangan antara lain adalah dapat dipahami, relevan, keandalan (reliability), dan dapat dibandingkan.
· Para pemangku kepentingan yang membutuhkan informasi atas laporan keuangan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pihak internal dan eksternal. Pihak internal antara lain adalah manajer dan karyawan, sedangkan pihak eksternal antara lain adalah investor, kreditur, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
· Bidang akuntansi antara lain adalah, akuntansi keuangan, akuntansi biaya, auditing, akuntansi manajemen, akuntansi perpajakan, sistem akuntansi, akuntansi budget, dan akuntansi pemerintahan.
· Profesi di bidang akuntansi terdapat dua jenis, yaitu akuntansi publik dan akuntansi intern.
· Ada dua konsep akuntansi yaitu Konsep Entitas Bisnis (Business Entity Concept) dan Konsep Biaya (Cost Concept)
Soal Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis usaha yang ada di Indonesia!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan akuntansi, serta peran dari akuntansi dalam bisnis!
3. Dalam Islam, akuntansi sudah dijelaskan dalam QS. AL-Baqarah ayah 282. Coba jelaskan pegertian akunansi yang terkandung dalam Surat tersebut!
4. Uraikan bagaimana proses akuntansi itu terbentuk sampai menghasilkan laporan keuangan!
5. Sebutkan dan jelaskan apa saja jenis-jenis laporan keuangan!
6. Laporan keuangan akan memberikan suatu informasi, dimana informasi yang disajikan harus memiliki kualitas sehingga para pemakai (pemangku kepentingan) tidak keliru dalam pengambilan keputusan. Coba jelaskan karakteristik kualitas laporan keuangan!
7. Laporan keuangan digunakan oleh pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan. Coba sebutkan siapa saja pemangku kepentingan tersebut!
8. Sebutkan dan jelaskan profesi-profesi yang ada di bidang akuntansi!
9. Uraikan apa yang dimaksud dengan konsep akuntansi!
Kode Rekening ( Chart of Account )
I. Pengertian
Kode adalah suatu kerangka (framework) yang menggunakan suatu angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap klarifikasi rekening yang sebelumnya telah dibuat. Pengelolaan data akuntansi sangat bergantung pada penggunaan kode untuk mencatat, mengklasifikasikan, menyimpan, dan mengambil data keuangan.
Penyusunan kode rekening sangat penting dan merupakan bagian tak terpisahkan di dalam akuntansi. Manfaat penggunaan kode rekening dalam akuntansi adalah akan mempercepat pencairan rekening yang akan diisi dengan informasi dan proses posting.
II. Syarat Pemberian Kode Rekening
Kode rekening yang disusun dalam akuntansi merupakan tanda atau simbol yang diberikan pada setiap akun. Dalam pemberian kode rekening ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain adalah:
a. Memungkinkan adanya perluasan rekening tanpa harus mengadakan perubahan kode b. Harus mudah diingat
c. Memudahkan bagi pihak yang menggunakan
Bab 2
III. Rekening Berdasarkan Golongan
Ada berbagai macam rekening (akun) di laporan keuangan. Berdasarkan transaksi, rekening-rekening perusahaan digolongkan menjadi dua:
a. Rekening Posisi Keuangan (Rekening Riil)
§ Rekening-rekening yang akan dilaporkan di Laporan Posisi Keuangan
§ Rekening-rekening ini terdiri dari Aset, Kewajiban dan Ekuitas b. Rekening Laba Rugi (Rekening Temporer)
§ Rekening-rekening yang akan dilaporkan di Laporan Laba Rugi
§ Rekening-rekening ini terdiri dari Pendapatan dan Beban
IV. Jenis Pemberian Kode
Ada beberapa jenis dalam pemberian kode rekening di dalam akuntansi. Penggunaan jenis kode rekening di dalam perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda-beda, hal itu tergantung kebutuhan di setiap perusahaan. Jenis-jenis pemberian kode rekening yang biasanya digunakan oleh perusahaan, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Angka Urut
Jenis pemberian kode rekening dengan menggunakan metode angka urut adalah pemberian kode pada tiap rekening dengan diberi kode angka yang berurutan.
Kelemahan dalam menggunakan metode ini adalah jika ada penambahan atau perluasan jumlah rekening, akan mengakibatkan perubahan yang menyeluruh terhadap kode rekening yang mempunyai kode angka yang lebih besar.
Berikut di bawah ini adalah contoh kode rekening dengan menggunakan metode angka urut.
KODE NAMA REKENING
1 Kas Kecil
2 BNI Cabang Gandaria 3 ICMB Cabang Bintaro 8 Piutang Wesel (Wesel Tagih) 9 Piutang Dagang
10 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 11 Piutang Pegawai
12 Piutang PPN (PPN Masukan) 13 Uang Muka Pembelian 14 Beban Dibayar Di Muka
KODE NAMA REKENING 15 Pajak Dibayar Di Muka
16 Persediaan Bahan Baku dan Penolong 17 Persediaan Barang Dalam Proses 18 Persediaan Barang Jadi
19 Perlengkapan (Bahan Habis Pakai) 20 Tanah
30 Hutang Wesel (Wesel Bayar) 31 Hutang Dagang
32 Hutang PPh Karyawan 33 Hutang PPN (PPN Keluaran) 34 Hutang Dividen
35 Hutang Gaji dan Upah 36 Hutang Bunga
37 Hutang Jangka Panjang - Jatuh Tempo 38 Hutang Obligasi
2. Kode Blok
Metode kode blok merupakan penyusunan kode rekening dengan mengelompokkan rekening menjadi beberapa golongan dan setiap golongan disediakan satu blok angka yang berurutan untuk memberi kodenya. Dalam penyusunan kode rekening dengan metode angka blok ini harus disediakan angka cadangan di setiap blok. Hal ini dilakukan agar pada setiap ada penambahan atau perluasan kode rekening tidak akan merubah secara keseluruhan kode rekening.
Berikut di bawah ini adalah contoh kode rekening dengan menggunakan metode kode blok.
06 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 07 Piutang Dagang - Pada Toko A 08 Piutang Dagang - Pada Toko B 09 Piutang Dagang - Pada Toko C 12 Perlengkapan
13 Persediaan Barang Dagangan 14 Beban Dibayar Dimuka 15 Pajak Dibayar Dimuka 21 – 29 Aset Tidak Lancar
21 Tanah
29 Aset Tidak Lancar Lainnya 30 – 39 Liabilitas
30 Hutang Dagang – Kontrol 31 Hutang Dagang - Pada Toko R 32 Hutang Dagang - Pada Toko S 33 Hutang Dagang - Pada Toko T
BLOK NAMA REKENING 34 Hutang Dagang - Pada Toko U
35 Hutang Gaji dan Upah 36 Hutang Bank Jangka Pendek 37 Liabilitas Jangka Panjang 40 – 49 Ekuitas
40 Modal Saham
30 Laba yang Dicadangkan (Laba Ditahan) 50 -59 Pendapatan
Penyusunan kode rekening dengan menggunakan metode kode kelompok yaitu dengan mengkombinasikan dua atau lebih sub kode menjadi satu kode rekening. Metode kode kelompok ini sering digunakan dalam perusahaan karena metode ini mudah dipahami dan jika terjadi penambahan atau perluasan rekening tidak merubah kode rekening secara keseluruhan. Karakteristik metode kode kelompok dalam penyusunan kode rekening, antara lain adalah:
1) Kode rekening dibentuk dengan menggunakan lebih dari satu angka dan dapat dikombinasikan dengan angka dan huruf
2) Jumlah angka atau huruf dalam kode adalah tetap
3) Posisi angka atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu
4) Penambahan atau perluasan rekening dengan memberikan cadangan angka atau huruf ke kanan.
Berikut di bawah ini adalah contoh kode rekening dengan menggunakan metode kode
1 1 2 1 Surat Berharga -Saham Biasa
1 1 2 2 Surat Berharga - Saham Prioritas
1 1 2 3 Surat Berharga - Obligasi
1 1 3 Piutang
1 1 3 1 Piutang Wesel
1 1 3 2 Piutang Dagang
1 1 3 3 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
1 1 4 Persekot
1 1 4 1 Persekot – Pembelian
1 1 4 2 Persekot -Beban Asuransi
1 1 5 Persediaan
1 1 5 1 Persediaan Bahan Baku
1 1 5 2 Persediaan Barang Dalam Proses
1 1 5 3 Persediaan Barang Jadi
1 2 Aset Tidak Lancar
1 2 1 Investasi
1 2 1 1 Investasi Saham
1 2 1 2 Investasi Obligasi
1 2 1 3 Bangunan Dalam Pelaksanaan
1 2 1 4 Piutang Jangka Panjang
1 2 2 Aset Tetap
1 2 2 1 Tanah
1 2 2 2 Gedung
1 2 2 3 Mesin
1 2 3 Akumulasi Depresiasi
1 2 3 1 Akumulasi Depresiasi Gedung
1 2 3 2 Akumulasi Depresiasi Mesin
1 2 4 Aset Tidak Berwujud
1 2 4 1 Goodwill
1 2 4 2 Patent
2 Liabilitas
2 1 Liabilitas Jangka Pendek
2 1 1 Hutang Usaha
2 1 1 1 Hutang Wesel
2 1 1 2 Hutang Dagang
2 1 1 3 Hutang Jk. Panjang Yang Jatuh Tempo
2 1 2 Hutang Pajak
2 2 0 1 Hutang Kredit Investasi
2 2 0 2 Hutang Kredit Eksploitasi
2 2 0 3 Hutang Obligasi
3 Ekuitas
3 0 0 1 Modal Statutair
3 0 0 2 Modal Saham Dalam Portepel
3 0 0 3 Agio Saham
· Kode rekening merupakan suatu kerangka (framework) yang menggunakan suatu angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap klarifikasi rekening yang sebelumnya telah dibuat.
· Manfaat penggunaan kode rekening dalam akuntansi adalah akan mempercepat pencairan rekening yang akan diisi dengan informasi dan proses posting.
· Ada beberapa jenis dalam pemberian kode rekening, antara lain adalah angka urut, kode blok dan kode kelompok.
Soal Latihan
1. Apa yang dimaksud dan kode rekening? Serta sebutkan jenis-jenis dalam pengkodean rekening tersebut!
2. Jelaskan kelemahan menggunakan metode angka urut dalam penyusunan kode rekening!
3. Berikut di bawah ini adalah nama-nama rekening. Silahkan untuk dibuat kode rekening dengan jenis kode kelompok!
Kas Kecil Hutang Lain-lain
Kas Hutang Bank
Bank Mandiri Syariah Hutang Obligasi
BNI Syariah Modal Disetor
CIMB Syariah Laba Ditahan
Piutang Usaha Prive
Piutang Karyawan Pendapatan Jasa
Piutang Lain-lain Pendapatan Lain-lain
Perlengkapan Beban Sewa
Tanah Beban Gaji
Gedung Beban Perlengkapan
Akumulasi Depresiasi Gedung Beban Depresiasi Gedung
Kendaran Beban Depresiasi Kendaraan
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Beban Depresiasi Peralatan
Peralatan Beban Promosi dan Iklan
Akumulasi Depresiasi Peralatan Beban Pemeliharaan dan Perawatan
Goodwill Beban Administrasi dan Umum
Hak Paten Beban Listrik dan Telepon
Hak Cipta Beban Telepon
Biaya Riset dan Pengembangan Beban Bunga
Hutang Usaha Beban Piutang Tak Tertagih
Hutang Gaji Beban Lain-lain
Analisis Transaksi dan Persamaan Akuntansi
I. Pengertian
Transaksi merupakan kejadian ekonomi yang mempengaruhi posisi keuangan entitas dan merupakan awal proses akuntansi. Di dalam melakukan pencatatan akuntansi ada aturan-aturan tertentu yang harus diikuti. Pecatatan dapat dilakukan jika disertai dengan bukti transaksi. Pencatatan di dalam akuntansi selalu menunjukkan keseimbangan, oleh karena itu dalam akuntansi dikenal adanya persamaan akuntansi.
Aset = Liabilitas + Ekuitas Persamaan Akuntansi
Bukti Kas Keluar Bukti Kas Masuk
Memo Nota Faktur
Bab 3
Sumber Pencatatan
II. Sumber Pencatatan
Setiap transaksi yang terjadi di perusahaan memerlukan pencatatan. Pencatatan transaksi meliputi pembuatan dan penerimaan bukti transaksi. Bukti transaksi yang dibuat atau diterima perusahaan berfungsi untuk:
1. Memastikan keabsahan transaksi yang dibuat 2. Menjadi rujukan jika ada masalah di kemudian hari Bukti transaksi dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Bukti transaksi yang dibuat oleh perusahaan dan berlaku dalam perusahaan. Contoh:
bukti penerimaan, pengeluaran barang dan bukti pembayaran gaji.
2. Bukti transaksi yang dibuat oleh perusahaan dan dikirimkan kepada pihak luar perusahaan. Contoh: nota penjualan tunai dan faktur penjualan.
3. Bukti transaksi yang diterima perusahaan dari pihak luar. Contoh: rekening listrik/
telepon dan retribusi sampah.
4. Bukti transaksi yang dibuat oleh perusahaan dan dikirimkan kepada pihak luar perusahaan, kemudian diterima kembali oleh perusahaan. Contoh: bukti order pembelian dan bukti konfirmasi piutang.
Macam-macam bukti pencatatan:
1. Kuitansi, yaitu surat bukti penerimaan uang yang ditandatangani oleh penerima uang dan diberikan kepada yang membayar uang tersebut. Bagian kanan dari lembar kuitansi diberikan kepada pihak yang membayar dan bagian luar yang disebut sus untuk arsip penerimaan uang.
2. Faktur, yaitu bukti pembelian atau penjualan yang dilakukan secara kredit. Bukti transaksi pembelian disebut faktur pembelian, sedangkan bukti transaksi penjualan disebut faktur penjualan.
3. Cek, yaitu surat perintah tertulis pemegang rekening kepada bank, untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada orang yang namanya tertulis dalam surat tersebut.
Cek diterbitkan oleh suatu bank, dan diberikan kepada nasabahnya yang mempunyai simpanan dalam jumlah tertentu di bank tersebut. Jika pengeluaran uang dilakukan dengan cek, struk yang tertinggal dalam buku cek dapat digunakan sebagai bukti transaksi.
4. Bilyet Giro, yaitu surat perintah dari nasabah suatu bank kepada bank yang bersangkutan untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekeningnya ke dalam rekening yang namanya tertulis dalm bilyet giro pada bank yang sama atau pada bank lain.
5. Nota Kontan, yaitu bukti pembelian atau penjualan barang secara tunai. Nota kontan biasanya dibuat rangkap dua. Lembar pertama diberikan kepada pembeli dan lembar salinannya untuk penjual atau perusahaan sebagai bukti penjualan.
6. Bon, yaitu bukti pengambilan, baik uang ataupun barang dengan kewajiban mengembalikan.
7. Nota Kredit, yaitu bukti transaksi yang dibuat oleh penjual tentang penerimaan kembali barang karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan. Nota kredit ini merupakan persetujuan atas adanya nota debit yang diterima dari pembeli untuk barang yang direturnya.
8. Memo, yaitu bukti transaksi yang dibuat untuk kebutuhan intern perusahaan. Misalnya pemakaian perlengkapan dan perintah membayar dari atasan yang berwenang.
9. Bukti Kas Masuk, yaitu bukti transaksi berupa kuintasi atas penerimaan kas. Namun, dapat juga bagian kasir membuatkan bukti transaksi intern perusahaan yang berupa bukti kas masuk sebagai bukti penerimaan uang.
10. Bukti Kas Keluar, yaitu bukti transaksi berupa nota akibat terjadinya pengeluaran kas atas pembelian tunai atau pembayaran utang. Oleh karena itu, bagian kasir akan membuat bukti transaksi intern perusahaan berupa bukti kas keluar sebagai bukti pengeluaran uang.
III. Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi (accounting equation) merupakan hubungan antara aset, liabilitas dan ekuitas. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan bentuk persamaan.
Aset = Liabilitas + Ekuitas II
Aset = Ekuitas Aset = Liabilitas
I
Setiap perubahan atau pengaruh akan menunjukkan perubahan yang berpasangan baik aset, liabilitas maupun ekuitas karena penggunaan sistem pencatatan berpasangan (double entry system). Dengan demikian, pelaksanaan akuntansi menunjukkan keseimbangan.
Pengaruh keuangan tersebut dapat meliputi satu sisi aset atau liabilitas/ekuitas. Jadi, setiap transaksi paling tidak berpengaruh pada dua akun.
IV. Pencatatan Transaksi Keuangan ke Persamaan Akuntansi
Tn. Andi mendirikan perusahaan jasa konsultan keuangan pada tanggal 2 Januari 2017.
Berikut adalah transaksi-transaksi selama bulan Januari 2017:
a. Tn. Andi menyetorkan modal berupa uang tunai sebesar Rp.
15.000.000,-Aset = Ekuitas
Kas = Modal Andi
(a) 15.000.000 = 15.000.000
b. Perusahaan menerima pinjaman dari BNI Syariah sebesar Rp.
15.000.000,- Aset = Hutang + Ekuitas
Kas = Hutang Bank Modal Andi
Saldo Awal 15.000.000 15.000.000
(b) + 15.000.000 = 15.000.000
Saldo Akhir 30.000.000 15.000.000 + 15.000.000
c. Tn. Andi membeli kendaraan untuk kegiatan operasional perusahaan dengan harga Rp.
17.500.000,-Aset = Hutang + Ekuitas
Kas + Kendaraan = Hutang Bank Modal Andi
Saldo Awal 30.000.000 15.000.000
(c) - 17.500.000 + 17.500.000 = 15.000.000
Saldo Akhir 12.500.000 + 17.500.000 15.000.000 + 15.000.000
d. Perusahaan menerima pendapatan atas jasa konsultasi secara tunai sebesar Rp.
1.500.000,- Aset = Hutang + Ekuitas
Kas + Kendaraan = Hutang Bank Modal Andi
Saldo Awal 12.500.000 + 17.500.000 15.000.000 15.000.000
(d) + 1.500.000 = 1.500.000
Saldo Akhir 14.000.000 + 17.500.000 15.000.000 + 16.500.000
e. Dibayar beban gaji karyawan sebesar Rp. 800.000,- bensin sebesar Rp. 100.0000,- dan serba-serbi Rp.
200.000,- Aset = Hutang + Ekuitas
Kas + Kendaraan = Hutang Bank Modal Andi
Saldo Awal 14.000.000 + 17.500.000 15.000.000 16.500.000
(e) - 1.100.000 - 800.000 (gaji)
- 100.000 (bensin)
= - 200.000 (serba-serbi)
Saldo Akhir 12.900.000 + 17.500.000 15.000.000 + 15.400.000
f. Tn. Andi membayar angsuran pinjaman bank sebesar Rp. 1.100.000 yang terdiri atas pokok pinjaman Rp. 1.000.000 dan bunga sebesar Rp. 100.000.
Aset = Hutang + Ekuitas
Kas + Kendaraan = Hutang Bank Modal Andi
Saldo Awal 12.900.000 + 17.500.000 15.000.000 16.500.000
(f) - 1.100.000 - 1.000.000 - 100.000
Saldo Akhir 11.800.000 + 17.500.000 14.000.000 + 15.300.000
g. Dibeli perlengkapan sebesar Rp. 150.000,- secara kredit.
Aset = Hutang + Ekuitas
Kas + Kendaraan + Perlengkapan = Hutang
Bank Modal Andi
Saldo Awal 12.900.000 + 17.500.000 = 15.000.000 16.500.000
(g) - 1.100.000 + 150.000 = - 1.000.000 - 100.000
Saldo Akhir 11.800.000 + 17.500.000 150.000 = 14.000.000 + 15.300.000
h. Tn. Andi mengambil uang untuk kepentingan pribadi (prive) sebesar Rp.
300.000,- Aset = Hutang + Ekuitas
Kas + Kendaraan + Perlengkapan = Hutang
Bank + Hutang
Dagang + Modal Andi Saldo
Awal 11.800.000 + 17.500.000 + 150.000 = 15.000.000 + 150.000 15.300.000
(h) - 300.000 = - 1.000.000 - 300.000
Saldo
Akhir 11.500.000 + 17.500.000 150.000 = 14.000.000 + 150.000 + 15.000.000
i. Perlengkapan yang sudah dipakai selama 1 bulan ini sebesar Rp.
120.000,- Aset = Hutang + Ekuitas
Kas + Kendaraan + Perlengkapan = Hutang
Bank + Hutang
Dagang + Modal Andi Saldo
Awal 11.500.000 + 17.500.000 + 150.000 = 14.000.000 + 150.000 15.000.000
(i) - 120.000 = - 120.000
Saldo
Akhir 11.500.000 + 17.500.000 30.000 = 14.000.000 + 150.000 + 14.880.000
Catatan atas transaksi yang dibuat oleh Kantor Jasa Konsultan Keuangan dapat diikhtisarkan dalam bentuk tabelaris seperti berikut:
Bulan Januari 2017 Kas+ Kendaraan+ Perlengkapan=Hutang Bank+ Hutang Dagang+ Modal Andi (a)+ Rp. 15.000.000=+ Rp. 15.000.000 (b)+ Rp. 15.000.000 =+ Rp. 15.000.000 + Rp. 30.000.000=+ Rp. 15.000.000+ Rp. 15.000.000 (c)- Rp. 17.500.000+ Rp. 17.500.000 = + Rp. 12.500.000+ Rp. 17.500.000=+ Rp. 15.000.000+ Rp. 15.000.000 (d)+ Rp. 1.500.000 = + Rp. 1.500.000(pendapatan) + Rp. 14.000.000+ Rp. 17.500.000=+ Rp. 15.000.000+ Rp. 16.500.000 (e)- Rp. 1.100.000=- Rp. 800.000(gaji) =- Rp. 100.000(bahan bakar) = - Rp. 200.000(serba-serbi) + Rp. 12.900.000+ Rp. 17.500.000=+ Rp. 15.000.000+ Rp. 15.400.000 (f)- Rp. 1.100.000 =- Rp. 1.000.000 - Rp. 100.000(bunga pinjaman) + Rp. 11.800.000+ Rp. 17.500.000=+ Rp. 14.000.000+ Rp. 15.300.000 (g) + Rp. 150.000= + Rp. 150.000 + Rp. 11.800.000+ Rp. 17.500.000+ Rp. 150.000=+ Rp. 14.000.000+ Rp. 150.000+ Rp. 15.300.000 (h)- Rp. 300.000 = - Rp. 300.000 + Rp. 11.500.000+ Rp. 17.500.000+ Rp. 150.000=+ Rp. 14.000.000+ Rp. 150.000+ Rp. 15.000.000 (i) - Rp. 120.000= - Rp. 120.000 + Rp. 11.500.000+ Rp. 17.500.000+ Rp. 30.000=+ Rp. 14.000.000+ Rp. 150.000+ Rp. 14.880.000
V. Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan tentang posisi keuangan perusahaan sebagai hasil dari proses pencatatan dan pengikhtisaran atau penggolongan dari transaksi keuangan selama satu periode pembukuan. Tujuan dari penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Menyelidiki informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para pemakai informasi laporan keuangan tersebut.
2. Memenuhi kebutuhan para pemakai informasi akuntansi.
3. Menunjukkan hal-hal yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan ekonominya.
4. Mempertanggungjawabkan atas sumber daya yang dipercayakan.
Laporan keuangan yang utama bagi sebuah perusahaan antara lain:
1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan sebuah ikhtisar pendapatan dan beban dari suatu entitas pada suatu jangka waktu tertentu. Berdasarkan konsep pengaitan (matching concept) yaitu menandingkan pendapatan dan beban yang terjadi pada periode tersebut. Apabila jumlah pendapatan lebih besar dibandingkan jumlah beban maka selisihnya disebut laba neto (net income atau net profit). Jika jumlah pendapatan lebih kecil dibandingkan jumlah beban maka selisihnya disebut rugi neto (net loss).
Andi Jasa Konsultan Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Januari 2017
Pendapatan Jasa 1.500.000
Beban Usaha
Beban Gaji 800.000
Beban Bensin 100.000
Beban Serba Serbi 200.000
Beban Bunga 100.000
Beban Perlengkapan 120.000
1.320.000
Laba (Rugi) Bersin 180.000
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam modal pemilik dari suatu entitas pada suatu jangka waktu tertentu. Laporan ekuitas menggambarkan naik turunnya aset neto entitas selama periode. Laporan ini dibuat setelah laporan laba rugi karena laba neto atau rugi neto harus dilaporkan di laporan ini. Selanjutnya, jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode akan disajikan di laporan posisi keuangan.
Andi Jasa Konsultan Laporan Perubahan EKuitas
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Januari 2017
Modal Awal 1.500.000
Laba (Rugi) Bersih 800.000
Prive (300.000)
Kenaikan (Penurunan) Ekuitas Pemilik (120.000)
Modal Akhir 14.880.000
3. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Adalah laporan yang menggambarkan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Dalam laporan posisi keuangan selalu menunjukkan adanya keseimbangan antara sisi debit dan kredit. Bentuk laporan posisi keuangan adalah bentuk akun (account form) karena bentuk tersebut mencerminkan bentuk dasar dari persamaan akuntansi.
Bagian aset dari laporan posisi keuangan biasanya menyajikan aset berdasarkan urutan pos yang paling paling cepat untuk dijadikan uang tunai atau digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dilanjutkan aset yang tidak lancar yaitu yang masa penggunaannya lebih dari satu periode akuntansi.
Andi Jasa Konsultan Laporan Posisi Keuangan
30 Januari 2017
Aset Liabilitas
Kas 11.500.000 Hutang Usaha 150.000
Perlengkapan Kantor 30.000 Hutang Bank 14.000.000
Kendaraan 17.500.000 Jumlah Liabilitas 14.150.000
Ekuitas
Modal Tn. Andi 14.880.000
Jumlah Aset 29.030.000 Jumlah Liabilitas
dan Ekuitas 29.030.000
Rangkuman
· Transaksi merupakan kejadian ekonomi yang mempengaruhi posisi keuangan entitas dan merupakan awal proses akuntansi.
· Macam-macam bukti transaksi antara lain adalah kuitansi, faktur, cek, bilyet giro, nota kontan, bon, nota kredit, nota debit, memo, bukti kas masuk, dan bukti kas keluar.
· Pencatatan di dalam akuntansi selalu menunjukkan keseimbangan, oleh karena itu dalam akuntansi dikenal adanya persamaan akuntansi. Persamaan Akuntansi merupakan hubungan antara aset, liabilitas dan ekuitas.
· Penggunaan sistem pencatatan berpasangan (double entry system) mengakibatkan setiap perubahan/pengaruh akan menunjukkan perubahan yang berpasangan baik aset, liabilitas maupun ekuitas.
· Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan tentang posisi keuangan perusahaan sebagai hasil dari proses pencatatan dan pengikhtisaran atau penggolongan dari transaksi keuangan selama satu periode pembukuan.
· Tujuan dari penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Menyelidiki informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para pemakai informasi laporan keuangan tersebut.
b. Memenuhi kebutuhan para pemakai informasi akuntansi.
c. Menunjukkan hal-hal yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan ekonominya.
d. Mempertanggungjawabkan atas sumber daya yang dipercayakan.
· Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah laporan yang menggambarkan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Laporan posisi keuangan dapat berbentuk skontro atau perkiraan (account form) dan bentuk stafel atau laporan (report form).
· Laporan laba rugi merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu.
· Laporan ekuitas menggambarkan naik turunnya aset neto entitas selama periode.
· Laporan arus kas menggambarkan perputaran uang selama periode tertentu. Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan
· Laporan arus kas menggambarkan perputaran uang selama periode tertentu. Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan