• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi Indonesia harus menciptakan lebih banyak pekerjaan yang lebih baik. Hal ini akan membutuhkan peningkatan upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, termasuk peningkatan kualitas belanja pemerintah, peningkatan investasi sektor swasta dan perbaikan infrastruktur. Bagian populasi dengan umur “produktif” relatif terhadap yang berusia lebih lanjut di Indonesia berjumlah besar dan akan terus berlanjut hingga 15 tahun ke depan. Keuntungan demografi s ini merupakan kesempatan untuk pertumbuhan dengan produktivitas yang tinggi selama tenaga muda dilengkapi dengan keterampilan yang tepat dan diberikan kesempatan yang sesuai. Walaupun dengan pertumbuhan yang kuat selama satu dekade, kesempatan kerja untuk jabatan dengan kualitas yang lebih baik masih tetap langka bagi penduduk berusia muda yang semakin urban; merintangi kemampuan kontribusi dari pertumbuhan untuk meredam ketidakmerataan yang semakin meningkat. Satu alasan adalah bahwa pergerakan pekerja keluar dari bidang pertanian dan jasa bagi kaum bawah terhenti setelah krisis Asia karena sektor manufaktur Indonesia tidak pernah pulih sepenuhnya. Analisis Bank Dunia menunjukkan bahwa penurunan manufaktur tradisional tidak dapat dicegah dan menunjuk kepada dua sumber utama yang dapat mendorong pemulihan: (i) angkatan buruh yang besar dan kesenjangan upah yang meningkat relatif terhadap China dan para produsen lainnya; dan (ii) potensi akses pasar dengan ekonomi skala produksi dengan pasar Indonesia yang besar dan meningkat dan semakin terpadunya pasar regional. Selain itu, sementara terdapat peningkatan jumlah yang signifi kan dari perempuan yang masuk ke pasar angkatan kerja dibanding laki-laki selama tujuh tahun terakhir, perempuan masih menghadapi lebih rendahnya tingkat partisipasi dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi, dan sebagian besar bekerja sendiri dan menjadi pekerja keluarga tanpa penghasilan dan juga tenaga kerja Indonesia

melalui peningkatan akses terhadap pendidikan bagi kaum miskin. Juga dibutuhkan pembinaan pertumbuhan pada lembaga-lembaga litbang dengan membantu memberikan kebijakan yang mendukung. Selain itu, untuk memfasilitasi fl eksibilitas pasar tenaga kerja dan memberikan pekerjaan yang baik, Bank Dunia akan mendukung fokus Pemerintah dalam meningkatkan jaminan sosial.

Hasil Pro-Pekerjaan. Untuk topik ini, Grup Bank Dunia hendak mendukung hasil-hasil pembangunan yang akan meningkatkan pengaturan dan tata kelola sistem pendidikan secara keseluruhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja guru-guru, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di dalam litbang, dan memfasilitasi transformasi kelembagaan yang dibutuhkan bagi pelaksanaan reformasi asuransi sosial. Ke depan dukungan Bank Dunia hanya akan melalui layanan pengetahuan. IFC sedang berupaya untuk mendukung perusahaan-perusahaan manufaktur yang menghasilkan pekerjaan-pekerjaan berkualitas secara langsung, dan juga bantuan untuk membangun UKM melalui kaitan mata rantai pasokan. Keterlibatan IFC dalam memberikan akses keuangan bagi usaha mikro, kecil dan menengah juga dirancang untuk bermuara kepada penciptaan lapangan kerja.

PENDIDIKAN

Walau dengan peningkatan yang signifi kan pada sejumlah indikator kesehatan dan pendidikan pada beberapa tahun terakhir, Indonesia masih tertinggal di belakang negara-negera tetangga. Peringkat Indonesia pada Indeks Pembangunan Manusia masih rendah (nomor 124 dari 187 negara), hanya sedikit di atas Vietnam tetapi berada di bawah Thailand dan Malaysia. Indonesia berada pada jalur yang tepat dengan banyaknya sasaran Millennium Development Goal yang berkaitan dengan pembangunan manusia, terutama pendidikan. Akses terhadap pendidikan usia dini meningkat dengan pesat, namun jumlah anak berusia 4 hingga 6 tahun yang mendaftar ke sekolah masih hanya berjumlah 47 persen, yang secara khusus penting bagi anak-anak keluarga berpenghasilan rendah. Akses terhadap pendidikan dasar hampir mencapai tingkat yang universal dan kemampuan membaca hampir mencapai 100 persen, sementara kesetaraan gender dalam pendaftaran pendidikan dasar telah berhasil tercapai.

Indonesia telah membuat komitmen yang jelas terhadap pendidikan. UUD telah memandatkan setidaknya 20 persen dari APBN untuk pendidikan telah melipatgandakan belanja secara riil sejak tahun 2002. Hasil terbesar yang dapat dipetik dari peningkatan ini adalah akses dan pemerataan, tetapi akses terhadap pendidikan anak usia dini, tingkat menengah atas dan pendidikan yang lebih tinggi masih tetap rendah terutama bagi keluarga miskin. Kemajuan di dalam akses dan pemerataan telah berjalan dengan cepat. Bagian dari anak berusia 15 tahun dari kuintil konsumsi yang paling miskin yang masih sekolah meningkat dari 60 ke 80 persen antara tahun 2006 dan 2010, tetapi kemudian turun dengan tajam. Pada pendidikan yang lebih tinggi, jumlah partisipasi telah meningkat dari 12 persen pada tahun 2000 menjadi 26 persen, namun hanya kurang dari 4 persen dari anak berumur 19-22 tahun dari 40 persen penduduk yang miskin melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Perbedaan gender bukanlah masalah di dalam akses, walau anak laki-laki memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk putus sekolah pada semua tingkatan dibanding anak perempuan.

Bersama-sama dengan kebutuhan untuk terus meningkatkan kesetaraan, masih terdapat tantangan besar dalam kualitas dan relevansi pendidikan. Hasil realisasi pendidikan dan bagian dari pelajar dengan prestasi yang baik tetaplah sangat rendah menurut standar internasional. Alokasi sumber daya yang buruk merupakan bagian yang penting dari masalah tersebut. Catatan Bank Dunia yang baru tentang Kajian Belanja Pendidikan Pemerintah (Education Public Expenditure Review) mencatat bahwa sebagian besar sumber daya tambahan untuk pendidikan dasar mengalir ke tunjangan sertifi kasi dan penerimaan guru. Rasio murid-guru yang terjadi masih rendah menurut standar internasional dan cukup jauh di bawah tingkat yang dibutuhkan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas. Selain itu, distribusi angkatan pengajar sangatlah tidak efi sien dan tidak merata. Pada saat yang bersamaan, pendanaan pemerintah bagi pendidikan di atas tingkat dasar tidaklah lancar dan dibelanjakan dengan buruk. Terdapat sedikit insentif untuk mendorong pembelanjaan yang efi sien dan manajemen sumber daya manusia dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan pegawai negeri sipil.

Keterlibatan Bank Dunia bertujuan untuk mendukung hasil-hasil pembangunan yang akan meningkatkan kinerja guru-guru dan kapasitas sumber daya manusia di dalam penelitian & pengembangan (litbang). Bank Dunia sangatlah mendukung peningkatan di dalam akses, kesetaraan dan kualitas melalui pendanaan dan layanan pengetahuan. Bank Dunia memberikan layanan pengetahuan bagi program Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan insentif bagi kualitas guru, termasuk pemantauan dampak dan dukungan implementasi Pendidikan yang lebih baik melalui proyek peningkatan guru universal dan reformasi manajemen (Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading

Project/BERMUTU) yang sedang berjalan. Belanda dan Komisi Eropa termasuk ke dalam sejumlah pihak dengan

peran yang penting dalam mendukung pendidikan. Proyek BOS-KITA membantu mendanai program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) milik pemerintah yang memberdayakan pengelola sekolah dan masyarakat setempat melalui pendekatan manajemen berbasis sekolah yang mencakup sekitar 42,5 juta pelajar. Dana Hibah Kapasitas Pendidikan Dasar (Basic Education Capacity Trust Fund/BEC-TF) mendukung program-program dana hibah sekolah dari pemerintah setempat. Untuk pendidikan yang lebih tinggi, Proyek Pendidikan yang Lebih Tinggi (Higher Education Project/IMHERE) dan layanan pengetahuan akan terus memfokuskan dalam membantu Pemerintah Indonesia dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan secara efektif mendorong mekanisme pendukung bagi peningkatan kualitas, relevansi, efi siensi dan kesetaraan.

Dengan Pemerintah Indonesia telah menyatakan preferensinya untuk tidak lagi mencari pembiayaan eksternal bagi pendidikan, keterlibatan Bank Dunia akan berlanjut dengan pemberian dukungan melalui layanan pengetahuan, operasi yang telah berjalan dan penghubungan dengan kegiatan Bank Dunia lainnya. Sebagai contoh, Proyek Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini

(Early Childhood Education and Development Project/ECED), yang menargetkan kalangan masyarakat yang

berpenghasilan lebih rendah melalui skema pengelolaan komunitas yang inovatif, hendak memperkuat hubungan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), yang juga di danai oleh Bank Dunia, untuk meningkatkan kegiatan yang difokuskan kepada kaum miskin dan lemah, termasuk pencegahan HIV- AIDS, nutrisi dan sanitasi. Layanan pengetahuan akan tetap menjadi komponen utama dari dukungan Bank Dunia. Hasil-hasil dari evaluasi yang teliti akan dampak sertifi kasi guru dan pemberian ECED telah dan akan

Hasil-hasil penelitian masih tetap rendah dibanding negara-negara tetangga. Keseluruhan sumber daya yang ditetapkan untuk penelitian dan pengembangan (litbang) di Indonesia tidaklah mencukupi, dan modal sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan keterampilan yang dibutuhkan bagi lapangan kerja baru sulit dijumpai. Alokasi anggaran pemerintah bagi keseluruhan kegiatan litbang sangatlah rendah, diperkirakan hanya berjumlah 0,05 persen dari PDB, jauh lebih rendah dibanding negara-negara tetangga. Pada institut-institut penelitian pemerintah, kurang dari 5 persen staf memiliki gelar Ph.D., dan hanya 15 persen memiliki gelar Magister/Master. Lembaga-lembaga penelitian pemerintah kini melakukan 96 persen fungsi litbang dan rendahnya kinerja mereka adalah faktor utama yang memperlambat tercapainya sistem inovasi yang efi sien. Peningkatan belanja pemerintah untuk litbang tidaklah cukup untuk menjamin keberhasilan, dan belanja pemerintah harus digunakan untuk mendorong investasi swasta.

Bank Dunia hendak mendorong terciptanya lingkungan kebijakan yang mendukung, dan meningkatkan kinerja lembaga-lembaga pemerintah dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Bank Dunia memberikan nasihat untuk meningkatkan kinerja lembaga litbang pemerintah dan kapasitas sumber daya manusia STI, termasuk bantuan teknis bagi reformasi kebijakan untuk menurunkan keterpecahan dan meningkatkan persaingan pendanaan untuk penelitian. Bank Dunia sudah terlibat dalam mendorong perluasan penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan dengan (Sustainable Management of Agricultural Research and Technology Dissemination Project/SMARTD) yang baru disetujui, dan Proyek Riset dan Inovasi dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Research and Innovation in Science &Technology Project/ RISET) yang sedang diusulkan akan mendukung peningkatan di dalam kapasitas sumber daya manusia. Suatu kerangka hasil dengan indikator yang peka akan gender telah disusun bagi SMARTD untuk mencatat dan menangani hal gender yang telah disinggung sebelumnya.

KOTAK 9: HASIL PENDIDIKAN, INSTRUMEN DAN MITRA

Hasil Pembangunan Pro-Pekerjaan: Meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja guru-guru, dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di dalam litbang

Pendanaan/Hibah Pengetahuan dan Pengadaan Mitra Pembangunan

Berjalan: BOS-KITA II BERMUTU IMHERE SMARTD

Investasi IFC pada Sekolah Bonavista Usulan: RISET Dalam pembicaraan: Pelatihan keterampilan untuk transformasi ekonomi

Investasi IFC dalam sektor swasta pemberi layanan pendidikan

Evaluasi dampak sertifi kasi guru

Peran politik dan pengambilan keputusan berdasar bukti: Kasus reformasi guru di Indonesia

PER pendidikan

Kajian program hibah sekolah Indonesia Penilaian kapasitas pemerintah lokal Penelitian video

Proyeksi dan penilaian permintaan keahlian yang akan dibutuhkan

Penelitian pendidikan yang lebih tinggi tentang modalitas pendanaan

Kaitan pendidikan tinggi dan pasar tenaga kerja Penilaian infrastruktur

Akreditasi dan akses terhadap pendidikan yang lebih tinggi TA pada dana pembangunan keterampilan

TA pada rencana pembangunan lima tahun 2015 Pendanaan pemerintah untuk sektor pengetahuan Indonesia

Membangun kapasitas inovasi dalam energi bersih

AusAID, Belanda, USAID