• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS TEKS NEWSTICKER

A. Sekilas Tentang “tvOne”

2. Produksi Newsticker “tvOne”

Newsticker merupakan salah satu bagian yang amat penting dari penampilan dan pencitraan sebuah stasiun televisi. Apalagi tvOne adalah televisi berita yang mengedepankan aktualitas, kredibilitas dan akurasi dalam setiap pemberitaannya, termasuk tayangan newsticker.

Mengingat letak dan posisinya yang sangat strategis, maka tidak setiap informasi bisa tampil dalam newsticker. Seorang bayi di Pacitan yang tewas terbenam dalam sumur, misalnya, barangkali layak tayang untuk televisi mengingat rekaman videonya amat dramatis. Tapi, bagi newsticker, yang mengandalkan kekuatan deskriptif bahasa tulis, apakah layak? Apalagi tvOne adalah televisi nasional yang ditonton seluruh Nusantara, tak hanya Pacitan.

Proses pengelolaan newsticker, menurut Aries Margono, Manager Divisi Newsticker & Website, sangat sederhana. Informasi yang masuk dari semua sumber –bisa dimintakan kepada reporter di lapangan, berbagai instansi dan unsur masyarakat yang telepon ke Redaksi atau mengirimkan pesan singkat (sms), media informasi lain dalam dan luar negeri (semisal Kantor Berita Antara maupun CNN) terutama yang berasal dari grup perusahaan (VivaNews atau ANTeve) sendiri— kemudian dilakukan check and recheck terlebih dahulu untuk menjaga

commit to user

akurasi dan kredibilitasnya.

Selanjutnya diseleksi berdasarkan beberapa kriteria, antara lain: aktualitas, kredibilitas, akurasi, ruang lingkup (magnitude) dan penting maupun menarik bagi pemirsa. Setelah tersaring, dilakukan editing (penyuntingan) untuk tata bahasa, dan diksi sesuai rasa bahasa dalam panjang maksimal 55 karakter.

Gambar 3. Tayangan Newsticker off air

(Sumber” Arsip Data Newsticker tvOne)

Dalam proses ini pengelola newsticker melakukan penggolongan tema – Ekonomi, Luar Negeri & Sports, Politik & Hukum, Sosial, Sosial & Daerah, dan Lain-lain— sesuai isi yang terkandung serta penentuan durasi tayang –1 atau 2

commit to user

atau 4 atau 6 jam atau long life— sesuai magnitude maupun kepentingan pemirsa. Selama perjalanan pemberitaan newsticker di tvOne pada tahun 2010, hanya ada sebuah complain pemirsa dalam berita tentang sengketa partai. “Kedua pihak yang bersengketa kami beri kesempatan hak jawab, dengan memuat nama Ketua Partai tersebut dalam newsticker sesuai versi masing-masing. Tapi cukup sebatas itu, karena kami juga tak mau terjebak dalam polemik sengketa mereka yang bisa berkepanjangan,” jelas Aries saat wawancara.

Seusainya, barulah pengelola newsticker mengetikkannya di komputer yang telah di-setting dengan menggunakan format seperti ditampilkan dalam gambar di halaman sebelumnya.

b. Pedoman Penulisan

Tentu tidak setiap peristiwa bisa dimuat dalam newsticker. “Mengingat tvOne adalah media televisi beskala nasional, diperlukan kriteria layak tayang yang diharapkan bisa jadi pedoman bagi jajaran redaksi yang menangani newsticker,” ungkap Aries yang membuat sendiri pedoman penulisan (terlampir) untuk divisi yang dikomandaninya.

Sebuah peristiwa layak tayang, setidaknya memiliki kriteria atau mengandung unsur-unsur: aktual, time concern, baru, memiliki magnitude besar, prestisius, menyangkut tokoh, memiliki kedekatan, pertama kali, misi, menyangkut kepentingan umum, dramatis, unik, relevan dan bermanfaat.

Penjelasannya sebagai berikut: 1) Aktual

commit to user

Merupakan unsur terpenting dari kelayakan berita, apalagi bagi sebuah stasiun televisi berita. Diusahakan kita selalu mengejar aktualitas. Jika ketinggalan bisa disiasati dengan menambahkan perkembangan mutakhir atau langkah ke depan yang akan diambil. Tapi prinsipnya, tetaplah agar newsticker tvOne lebih lekas dibanding televisi lain.

2) Time concern

Mengingat newsticker mengabarkan secara real time, maka unsur time concern jadi amat penting. Apalagi menyangkut berita yang sifatnya temporer, seperti demonstrasi atau aktivitas rapat. Jangan sampai, para pendemo sudah enak beristirahat di rumah, mereka masih melihat info demonstrasi tayang hingga malam di newsticker kita. Demikian pula berita yang harus dicermati atau di-update menit ke menit, jam perjam, harus memperhatikan unsur waktu tersebut.

3) Baru

Setiap berita diutamakan memiliki unsur kebaruan, tidak mengulang. Apalagi menyiarkan peristiwa yang sudah berkali-kali terjadi, akan sangat membosankan. Berkali-kali kita melihat, betapa membosankannya peristiwa kesurupan yang menimpa siswa. Bedanya hanya lokasi kejadian. Atau jika seorang peneliti hanya bicara mengenai masalah varietas padi yang sudah ada, buat apa? Tak ada yang baru.

4) Memiliki magnitude besar

Sebuah berita layak tayang, jika memiliki magnitude besar. Kalau kebanjiran hanya menimpa satu atau dua rumah, apalagi di daerah nun jauh di sana, tentu tidak layak. Kecuali menenggelamkan sekian kecamatan. Magnitude

commit to user

juga terkait dengan dampak sebuah peristiwa, jika besar, tentu amat menarik.

5) Prestisius

Pemirsa tvOne masuk golongan ABC-1, berpenghasilan di atas Rp. 2 juta. Mereka memiliki tingkat intelektual memadai. Karena itu selera beritanya pun beda dan harus terpilih. Berita ekonomi, politik tingkat atas, hukum, white colour crime, merupakan topik yang dapat meningkatkan prestisius.

Berita yang mirip entertainment, tentu tidak menambah prestisius kita, bahkan menjerumuskan. “Ryan akan menikahi Dorce,” tentu tidak layak. Amat sayang jika layar kaca televisi kita dicemari berita murahan seperti itu.

6) Menyangkut tokoh

Ketokohan seseorang, membuat berita. Tentu jika sang tokoh popular itu membuat peristiwa baru, atau memberi pernyataan yang dampaknya sangat luas. Kalau sekadar ‘show’ atau tebar pesona saja atau imbauan ‘klise’ tentu tidak layak diangkat. Kita juga harus hati-hati pada ucapannya, jangan sampai newsticker kita ‘dipakai’ untuk promosi, atau ditunggangi tokoh tersebut untuk kepentingannya.

7) Memiliki kedekatan

Unsur ini biasanya sering diabaikan. Ada kecelakaan bus di Ethiopia, kendati yang meninggal 300 orang. Atau peristiwa banjir yang menenggelamkan hektaran sawah di Zimbabwe, apakah layak? Dari sisi magnitude atau besaran korban, memang layak. Namun apakah memiliki kedekatan dengan pemirsa kita?

Kedekatan bisa terkait dengan kultur, emosi atau menyangkut dengan ruang dan jarak. Menyangkut emosi, bisa diberi contoh: pembongkaran bangunan di sekitar Masjidil Haram cukup menarik, walaupun hanya beberapa bangunan.

commit to user

Tetapi secara emosional, banyak orang Indonesia yang merasa dekat. Apalagi pembongkaran itu terkait dengan perluasan tempat ibadah, misalnya. Bagi orang yang menunaikan ibadah haji maupun baru ‘ingin’ itu bisa mencuri perhatian.

8) Unsur lainnya

Selain unsur yang sudah diulas, ada unsur-unsur lain yang tak kalah pentingnya. Misalnya: pertama kali, unik, dramatis, relevan, menyangkut kepentingan umum, mengandung misi dan bermanfaat.

Betapa pun bagusnya sebuah berita tetapi tidak bermanfaat, buat apa ditampilkan? Demikian pula jika tak relevan atau berita pengulangan yang tak perlu, juga bisa dihindari

Catatan:

Pemirsa tvOne, selain terdiri dari kelas menengah atas, sebagian besar berdomisili (sekitar 60%) di wilayah Jabodetabek. Mengingat anatomi itu, pemilihan topik berita hendaknya juga mempertimbangkan hal-hal tersebut.

Perlu diingatkan kembali untuk berita-berita pasar modal, hendaknya benar-benar memperhatikan time concern. Karena di pasar modal, ada waktu pembukaan pukul 8.00 dan penutupan pukul 16.00 WIB. Demikian pula dengan bursa Wall Street, maupun bursa Asia seperti Hang Seng dan Nikkei, harap benar-benar dicermati betul jadwalnya. Jangan sampai berita IHSG pagi, dipasang molor hingga menjelang pukul 12.00 WIB.

Kemudian dalam membuat skor pertandingan bola, jangan sekali-kali menampilkan skor sementara yang sedang tayang, karena sewaktu-waktu masih bisa berubah. Demikian pula pada tayangan siaran tunda, seperti Liga Inggris, jangan sampai ditampilkan skornya. Tunggulah hingga usai pertandingan.

commit to user

Penyebutan institusi, juga harus dicermati. Janganlah seseorang yang bicara, kebetulan dia anggota DPR, lantas diklaim sebagai suara DPR. Atau seorang tokoh parpol, belum tentu mewakili suara resmi parpol tersebut. Baru bisa disebut mewakili institusi, jika hal tersebut menyangkut keputusan resmi.

Untuk menulis kasus hukum yang belum memiliki kekuatan hukum tetap, junjunglah azas praduga tak bersalah. Pakailah kata ‘diduga.’ Janganlah memberi label atau stigma pada seseorang atau instansi, tanpa ada data akurat. Karena itu, cek dan ricek amat diperlukan.

Hindari memungut berita dari dotcom (media online) tetangga yang akurasinya diragukan. Boleh mengutip dotcom media lain, hanya sekadar sebagai bahan informasi awal. Selanjutnya harus dikonfirmasikan ke reporter yang berada di lapangan, pada Kordinator Liputan, atau telepon langsung ke sumber berita.

Hindari kata singkatan yang tidak popular, atau kata-kata yang dimulai dengan angka pada awal kalimat. Buatlah informasi yang jelas dan terukur. Berita banjir, harus ada data ketinggian. Angka dan data berperan penting, agar tidak disebut ‘asbun.’ Perhatikan pula akurasi yang harus tetap dijaga, karena menyangkut kredibilitas kita (tvOne) secara keseluruhan. Karena itu, jika mengalami keraguan, jangan sungkan bertanya pada senior lkita atau atasan kita.”.

Dokumen terkait