• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE KAJIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.3 Produksi Sayuran

Kecamatan Megamendung sebagai salah satu sentra pertanian sayuran unggulan di Jawa Barat memiliki luas lahan 2.140 Ha dengan produksi khusus sayuran mencapai 5.106,7 ton. Data akumulasi produksi dapat

dilihat pada Tabel 14. Namun, data tersebut merupakan data sayuran konvensional, karena dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor belum memiliki data khusus sayuran organik. Sayuran yang diproduksi oleh para Petani di Kecamatan Megamendung saat ini masih beragam. Ada produk sayuran yang aman untuk dikonsumsi dan memenuhi standar kesehatan (Prima III), ada yang sudah menggunakan sistem organik pada beberapa kelompok tani, namun belum memiliki sertifikat organik (Prima I).

Selain itu ada perusahaan pembudidaya sayuran organik yang telah bersertifikat organik dan merupakan anak perusahaan asing (Korea) yaitu CV. Sirna Galih Abadi Jaya di desa Sirna Galih. Pertanian Prima III yang diterapkan oleh para Petani merupakan langkah awal dan secara gradual menuju pertanian organik. Penggunaan pestisida dan insektisida merupakan suatu kebutuhan untuk mempertahankan kuantitas produksi dan dosis yang digunakan masih dalam batas normal.

Tabel 14. Luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi tanaman sayuran di Kecamatan Megamendung pada tahun 2011

No Komoditi

52

Lanjutan Tabel 14.

No Komoditi

Luas Tanam (Ha)

Luas panen (Ha)

Produktivitas (Kw/Ha)

Produksi (Kw)

16 Bayam - - - -

17 Labu Siam - - - -

18 Paprika - - - -

Jumlah 671 664 51.067

Pedoman budidaya sayuran yang baik Good Agricultural Practices (GAP) sesuai dengan kondisi Indonesia sebagai panduan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk yang aman dikonsumsi, bermutu dan diproduksi secara ramah lingkungan. Perwujudan penerapan budidaya sayuran yang baik dinyatakan dengan penerbitan nomor registrasi yang diberikan sebagai hasil penilaian kebun atau lahan usaha. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah upaya pengendalian populasi, atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan untuk mencegah dan mengurangi timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Berikut ini disajikan teknik budidaya dari beberapa komoditas sayuran unggulan di Megamendung.

a. Wortel

Gambar 7. Komoditas sayuran Wortel

Wortel (Gambar 7) pada dasarnya adalah tanaman musim dingin. Pada suhu 150C-200C, Wortel dapat tumbuh secara kondusif untuk pengembangan pertumbuhan maksimum, warna terbaik dan bentuk terbaik.

Suhu yang lebih tinggi membantu dalam produksi Wortel yang pendek dan tebal, sedangkan suhu yang lebih rendah menghasilkan Wortel yang lebih panjang dan ramping. Beberapa varietas asli dan varietas eksotis telah diaklimatisasi di beberapa negara agar dapat tahan terhadap panas.

Kelembaban yang diperlukan untuk perkecambahan benih Wortel yang tepat berkisar di tingkat kelembaban 20%, meskipun Wortel dapat berkecambah dalam kondisi cukup kering. Pasokan air harus di jaga terus menerus tersedia untuk menjaga tanah dalam kondisi sukulen. Cuaca kering diikuti oleh cuaca basah kondusif untuk menghasilkan Wortel bermutu tinggi.

Meskipun Wortel dapat tumbuh pada semua jenis tanah, ia tumbuh baik pada tanah, lempung dan gembur. Untuk awal pertumbuhan, tanah lempung berpasir lebih baik, untuk menghasilkan Wortel yang panjang, halus dan akar ramping. Wortel dengan standar mutu tersebut, diinginkan oleh pasar segar dan dihasilkan dari kondisi tanah berdrainase baik. Wortel tumbuh pada tanah berat cenderung lebih kasar daripada yang ditanam di tanah berpasir.

Wortel tidak tumbuh baik pada tanah yang sangat asam. Kondisi pH optimum tanah harus berkisar 6,0-7,0. Benih Wortel yang lambat untuk berkecambah dan tanaman muda sangat halus, sehingga tanah tidak harus memiliki kecenderungan untuk memegang akar tanaman. Persiapan lahan dengan tahapan berikut :

1. Pencangkulan tanah dilakukan hingga kedalaman 40 cm, atau lebih, kemudian dibiarkan kena sinar matahari langsung, tambahkan pupuk kandang 1,5 kg/m2.

2. Buat bedengan dengan tinggi sekitar 15 cm, lebar 100 cm, panjang 10 cm, jarak antar bedengan sekitar 40 cm.

3. Pada bedengan buat beberapa parit dengan lebar 15 cm dan kedalaman 25 cm, serta jarak 40 cm. Isi dengan pupuk kandang sebanyak satu genggam untuk 10 m.

Cara penanaman Wortel adalah :

1. Buat garis memanjang pada barisan yang telah diberi pupuk kandang.

54

2. Taburkan pada alur tersebut biji Wortel yang telah dicampur dengan pupuk kandang, agar penebarannya dapat merata dan tidak berhimpitan tumbuhnya.

3. Tutup kembali biji yang dialur dengan pukan setebal satu (1) cm, lalu tutup dengan jerami, atau daun pisang, dibuka setelah tanaman tumbuh.

4. Pupuk pertama pada saat tanam ditaburkan pada alur memanjang dengan jarak lima (5) cm dari posisi tanam.

Pemeliharaan tanaman Wortel diupayakan sebagai berikut : 1. Penyiraman terus-menerus hingga biji berkecambah.

2. Pengaturan jarak tanam sejauh lima (5) cm dan penyiangan gulma.

3. Pembumbunan pangkal umbi yang kelihatan di permukaan tanah.

4. Tambahkan pemupukan ke dua pada saat tanaman umur 1-1,5 bulan.

Terdiri dari urea 50 kg/ha dan KCl 20 kg/ha, dengan dialur lima (5) cm dari tanaman. Untuk tanaman organik, pemupukan menggunakan pupuk kompos organik

Rekomendasi pupuk untuk Wortel pada tanah mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Rekomendasi pupuk untuk tanaman Wortel

Umur Urea ZA SP36 KCI Target pH

Kg/ha/Musim Tanam 6,5

Perplant 249 311 112 -

4 MST 124 56 -

6 MST 124 56 -

Pengendalian hama penyakit tanaman (HPT) dilakukan bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala adanya serangga atau penyakit. Untuk tindakan preventif disemprotkan pestisida setiap minggu setelah tanam dengan insektisida, dosis sesuai anjuran. Insektisida yang digunakan diantaranya Desis, atau Antrakol.

Panen pada umumnya sekitar umur 3-4 bulan, tergantung varietasnya. Saat panen yang tepat umbi tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Pemanenan dilakukan

secara hati-hati. Sebaiknya tanah digemburkan dahulu lalu umbi dicabut atau dapat juga dengan bantuan garpu. Perlakuan pasca panen sebagai berikut :

1. Setelah dikumpulkan umbi dicuci bersih dengan air yang mengalir, sambil dilakukan seleksi. Kemudian tiriskan diatas para-para hingga kering.

2. Bila tempat penjualan tidak terlalu jauh, umbi diikat dengan daunnya dengan berat sekitar 1,1-1,3 kg.

3. Bila tempat penjualanya jauh, daun dipotong sampai pangkal, deikian juga ujung umbi yang kecil. Dengan tujuan memudahkan dan meringankan saat pengangkutan.

b. Tomat

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas hortikultura yang dapat dikonsumsi sebagai sayur, atau buah segar, maupun dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti saus Tomat. Tomat (Gambar 8) termasuk tanaman semusim berumur 4 (empat) bulan. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh, karena mengandung vitamin C yang berguna sebagai antioksidan dan mineral yang diperlukan untuk kesehatan. Kandungan nilai gizi (per 100 g) adalah 20 kalori, 1 g protein, 0,3 g lemak, 4,2 g karbohidrat dan 5 mg kalsium.

Secara umum Tomat dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi (0-1.250 mdpl). Tomat menghendaki tanah latosol, andosol, aluvial, yang gembur, porus, subur, pH 5,5–6,5 dan curah hujan 750-1.250 mm/tahun serta kelembaban relatif 25%. Suhu udara rataan harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman Tomat 21 0C-28 0C. Teknis budidaya Tomat dapat berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah lain, bergantung kondisi lahan, ketinggian tempat, kondisi agroklimat, kebiasan dan kemampuan Petani bersangkutan, serta pembiayaan yang tersedia.

Produksi Tomat Kecamatan Megamendung pada tahun 2011 mencapai 5.512 ton dengan luas areal 2.403 ha. Desa Megamendung dan Cipayung merupakan daerah utama penghasil Tomat di Kecamatan Megamendung dengan total produksi 1.825 ton dan luas areal 73 ha. Proses produksi Tomat di Kecamatan Megamendung masih tradisional dan belum banyak

56

menggunakan bantuan mesin. Teknik budidaya Tomat terdiri dari beberapa langkah, yaitu :

1) Persiapan lahan

Pilih lahan yang gembur dan subur dengan pengairan yang baik.

Pilih juga lahan yang sebelumnya tidak ditanami dengan Tomat atau tanaman lain yang masih dalam satu famili Solanaceae seperti cabai, terong, tembakau atau kentang untuk memutus siklus organisme pengganggu tanaman (OPT). Tanah diolah sempurna, kemudian dibuat bedengan dengan lebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 20-30 cm pada kedalaman 30 cm.

2) Persemaian

Pilih benih Tomat dari varietas unggul yang telah direkomendasikan. Varietas yang umum digunakan adalah Permata, Safira dan Swadesi. Kebutuhan benih 200-300 g/ha dan populasi 25.000-26.000 tanaman/ha. Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, kemudian masukkan dalam polibag. Masukkan benih satu per satu dalam polibag dan tutup tipis dengan tanah halus. Setelah benih berumur 8-10 hari, pilih bibit yang baik, tegar dan sehat.

3). Teknik Penanaman.

Tanah dicangkul dan dibuat bedeng berukuran dua (2) m, panjang disesuaikan dengan petakan. Tinggi bedeng 30 cm dan jarak antar bedeng 30 cm. Di atas bedeng ditaburi pupuk organik 20 ton/ha, NPK (600 kg/ha), Nitrogen (150 kg/ha), Fosfat (100 kg/ha), Kalium (50 kg/ha). Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 3–4 minggu dengan daun 5-6 helai.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.