• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Rantai Pasokan

III. METODE KAJIAN

5) Panen dan pasca panen

4.8 Analisis Kondisi Rantai Pasok di Megamendung

4.8.1 Struktur Rantai Pasokan

Struktur rantai pasok sayuran dataran tinggi di Indonesia memiliki karakteristik rantai yang berbeda-beda. Struktur rantai terdiri dari anggota rantai pasokan, aktivitas rantai pasokan dan pola aliran rantai pasokan.

a. Anggota Rantai Pasok

Anggota rantai pasok yang menjelaskan aliran komoditas mulai dari hulu sampai hilir dijelaskan pada Tabel 30.

Tabel 30. Anggota Rantai Pasok Produk Sayuran Organik di Megamendung

Tingkatan Anggota Proses Aktivitas

Produsen Petani luar

Sayuran organik dari Koperasi, atau Poktan , selanjutnya disortasi oleh pemilik outlet/toko dan pengumpul yang lebih besar.

Kemudian setelah dikemas dijual ke pengolah hilir, atau didistribusikan ke perusahaan agro penghasil sayuran organik yang kapasitasnya lebih besar dan memiliki jaringan pasar lebih luas

Lanjutan Tabel 30.

Tingkatan Anggota Proses Aktivitas

Pengolah

Pembelian Melakukan pembelian dan menikmati hidangan menu berbahan produk sayuran organik

b. Entitas Rantai Pasokan

Entitas rantai pasokan menggambarkan unsur-unsur di dalam rantai pasokan. Unsur-unsur ditinjau dari produk, pasar, stakeholder rantai pasokan dan situasi persaingan. Produk sayuran organik memiliki banyak jenis dan macam sayuran, baik sayuran daun, bunga maupun sayuran buah. Yang membedakan produk sayuran organik berdasarkan mutu dan keseragaman produk. Entitas rantai pasokan terdiri dari produk, pasar, stakeholder.

Penjelasan masing-masing entitas rantai pasokan berikut :

98

1. Produk

Produk sayuran organik di Megamendung, khususnya di Poktan Tunas Tani diklasifikasikan berdasarkan mutunya menjadi dua (2), yaitu A dan B dicantumkan dalam Tabel 31. Mutu A ditujukan untuk supermarket/hypermarket/swalayan dan toko yang menjual gerai produk organik, serta mutu B ditujukan untuk restoran.

Tabel 31. Standar mutu produk Sayuran Organik untuk beberapa produk

Warna hijau tua cerah, tidak banyak berlubang

Hijau cerah, tidak ada bintik hitam dan kuning

Pasar terdiri dari Restoran dan pasar modern/supermarket/swalayan yang membuka gerai produk sayuran organik. Restoran merupakan restoran tertentu saja, seperti restoran Taiwan, restoran Jepang dan restoran Korea yang ada di Jakarta. Sebelum sampai kepada pasar utama tersebut, sebelumnya melibatkan

pengumpul/bandar yang akan menghubungkan produk sehingga sampai ke tujuan utama hingga kepada konsumen.

3. Stakeholder i. Petani/ Poktan

Poktan merupakan gabungan dari beberapa Petani dalam suatu hamparan yang memiliki kesamaan dalam usahatani, dalam hal ini usahatani sayuran organik dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, mencari solusi atas beberapa permasalahan secara bersama pula. Salah satu Poktan yang bergerak di bidang sayuran organik adalah Kelompok Tunas Tani, yang diketuai oleh Bapak H Dede, di desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung.

Dalam Poktan masih banyak peluang yang dapat dikembangkan, antara lain penggabungan dengan Poktan lain yang memiliki karakteristik usaha yang sama atau usaha lain yang mendukung, untuk menjadi Gapoktan.

Usaha yang saling terkait ini ini misalnya ada kelompok peternak sapi, kambing atau ayam dan kelompok tani pengolah hasil pertanian. Antar kelompok dapat saling bekerjasama dalam mendukung rantai pasokan untuk pupuk dan benih sayuran organik. Ketersediaan pupuk kandang adalah salah satu modal utama tercapainya usahatani sayuran organik di Poktan Tunas Tani dan sekitarnya.

Poktan mendapatkan informasi dari pengumpul atau bandar mengenai jumlah permintaan dan pasar sayuran organik. Informasi budidaya dan pengendalian hama dan penyakit khususnya pada sayuran, Petani dapatkan dari PPL maupun dari sesama anggota kelompok. Sebagai pemasok produk sayuran organik, Petani melakukan kegiatan budidaya yang terus menerus dengan sistem tumpangsari.

ii. Bandar/pengumpul

Bandar, atau pengumpul merupakan anggota rantai pasok yang memberikan informasi jumlah permintaan dan informasi pasar lainnya seperti harga dan fluktuasi pasar. Bandar akan menargetkan harga tertentu kepada Petani, umumnya ini sangat merugikan Petani karena harga yang dipatok rendah. Berbeda halnya apabila sudah memiliki kemitraan, ada

100

kerjasama melalui Poktan, meskipun melalui pengumpul namun bisa memperoleh harga yang lebih baik. Hal ini karen ada kontinyuitas dan spesifikasi mutu yang diharapkan. Informasi standar mutu dan spesifikasi produk inilah yang akan menjadi dasar bagi Petani dan kelompok tani untuk berproduksi dengan baik dan benar. Memiliki kalender musim tanam yang baik dan tepat panen, menjadwal anggotanya untuk menanam jenis sayuran tertentu yang ditargetkan dengan tepat sasaran.

iii. Perusahaan agro

Perusahaan agro yang dimaksud adalah perusahaan yang bergerak di bidang usahatani dengan modal yang lebih besar, memiliki jaringan pasar yang lebih luas dan memiliki sertifikasi organik. Karena memiliki jaringan yang luas tentu saja ada beberapa permintaan yang belum terpenuhi semua.

Sehingga masih membuka peluang bagi Petani, atau Poktan untuk memasok beberapa produk sayuran organik dengan mutu dan harga yang ditentukan.

Pola rantai ini dapat berkembang kepada model kemitraan apabila kelompok tani dapat secara kontinyu memenuhi permintaan pasar. Oleh perusahaan agro akan disalurkan kepada supermarket, atau swalayan lainnya yang membuka gerai produk organik.

iv. Bank

Bank dalam hal ini bisa masuk ke dalam anggota rantai pasok, peranannya sebagai tempat menambah modal pinjaman bagi Petani, atau Poktan untuk kelangsungan usahatani organik. Namun pada kesempatan lain bank memiliki peranan sebagai tempat atau sarana untuk transaksi penjualan produk sayuran organik dari bandar/pengumpul maupun perusahaan kepada Petani atau kelompok tani atas pasokan produknya. Bagi beberapa anggota Petani ada yang menerima giro dari pengumpul/bandar, yang selanjutnya dapat ditukarkan pada koperasi kelompok tani sebagai bukti/agunan untuk mencairkan sejumlah dana talangan untuk modal usaha. Selanjutnya dari Koperasi yang akan meneruskannya ke bank terkait. Rantai perputaran uang hasil penjualan sayuran organik ini memang unik dibeberapa kelompok tani.

Namun dinamika seperti itulah yang merupakan peluang untuk dapat dikembangkan menjadi sebuah Koperasi organik yang mandiri.