• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Pencegahan Dini Dan Penanggulangan Korban Bencana Alam, dengan kegiatan Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

7) Program Pencegahan Dini Dan Penanggulangan Korban Bencana Alam, dengan kegiatan Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam

Satuan Polisi Pamong Praja

1) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan, dengan kegiatan:

a. Pengendalian Keamanan Lingkungan

b. Pembinaan dan penyuluhan tentang keamanan dan kenyamanan lingkungan 2) Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal,

dengan kegiatan :

a. Pengawasan pengendalian dan evaluasi kegiatan polisi pamong praja b. Pengawasan umum pelaksanaan Perda dan Peraturan Bupati Semarang c. Operasi Yustisi terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan d. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Sekretariat Daerah

 Bagian Humas dan Protokol

Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan, dengan kegiatan Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa

 Bagian Kesejahteraan Rakyat

Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam, dengan kegiatan Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam

A.19.3 Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan (tanpa Belanja Program Umum/Rutin SKPD) sebesar Rp1.441.813.000,00 dan realisasi sebesar Rp1.403.904.000,00 atau 97,61%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir)

Keberhasilan Pembangunan di Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat dilihat lebih rinci dari outcome yang telah dicapai ditahun 2011 adalah sebagai berikut sebagai berikut:

Tabel 4.19.1

Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun 2010 dan Tahun 2011

No URAIAN Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi %

1 Rasio jumlah Polisi Pamong

Praja per 10.000 penduduk % 520,00 60,00 51,00

85,00 2 Jumlah linmas per jumlah

10.000 penduduk % 103,38 103,38 101,43 98,11 3 Rasio Siskamling per jumlah

desa/kelurahan % 13,481 13,481 13,481 100,00

4 Angka kriminalitas kasus 534 550 563 97,69

5 Jumlah demo kegiatan 16 15 11 136,36

6 Kegiatan pembinaan politik

daerah Kegiatan

2 2 2

100,00 7 Kegiatan pembinaan terhadap

LSM, Ormas dan OKP Kegiatan

- 1 1 100,00

8 Cakupan patroli petugas

Satpol PP Kegiatan 444 444 774 174,32 9 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban,

ketentraman dan keindahan) %

52,00 61,00 98,44 161,38 10 Tingkat waktu tanggap daerah

layanan kebakaran wilayah

manajemen kebakaran % 100,00 100,00 100,00 100,00 11 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) % 1,03 1,03 1,014 98,47 12 Cakupan pelayanan bencana

kebakaran % 0,00032 0,00032 0,00032 100,00 13 Forum Kewaspadaan Dini

Masyarakat (FKDM) Kegiatan - 1 1 100

Secara umum semua indikator keberhasilan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat tercapai, beberapa hal yang menyebabkan adanya target yang tidak tercapai antara lain:

1) Rasio jumlah Polisi Pamong Praja tidak memenuhi target, disebabkan selama tahun 2011 tidak ada penambahan personil dan adanya personil Polisi Pamong Praja yang purna tugas (2 orang) dan meninggal (1 orang).

2) Jumlah Linmas menurun karena sudah memasuki usia purna tugas, meninggal dunia dan mendapatkan pekerjaan di tempat lain.

A.19.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang terkait dengan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :

1) Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) pada Kantor Kesbangpol-Linmas menyebabkan kebutuhan untuk melayani masyarakat tidak dapat optimal. Berdasarkan pada PP No. 48 tahun 2005, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan zero growth, dimana apabila Kesbangpol-Linmas membutuhkan pegawai tidak dapat sesegera mungkin dipenuhi. Sementara itu pelayanan kepada masyarakat tetap harus berjalan. Program dan Kegiatan pada Kantor Kesbang , Pol dan Linmas sebagian besar menangani tugas – tugas dilapangan . Namun Kondisi saat ini sampai dengan Desember 2011 Jumlah Pegawai yang ada sebanyak 57 orang, dimana pada tahun 2012 ada 5 orang pegawai yang memasuki BUP . 2) Rendahnya tingkat kesejahteraan pegawai

3) Luasnya wilayah kerja

4) Belum tersedianya sistem data dan informasi yang akurat yang meliputi data – data bencana.

5) Lemahnya kemampuan evaluasi , analisis serta penelitian dan pengembangan 6) Kurangnya sarana dan prasarana untuk penanganan bencana dan

penanggulangannya .

7) Terbatasnya sumber daya aparatur baik dari segi kualitas maupun kuantitas 8) Kurangnya sosialisasi Perda dan peraturan per Undang - undangan lainnya

9) Pembinaan dan pengawasan oleh pelaksana Perda yang belum maksimal

10) Dalam target operasi (TO) Yustisi sasaran yang banyak diketahui penyebabnya adalah beberapa pihak tertentu tidak menghendaki dengan alasan berbagai kepentingan

11) Adanya ego sektoral dari setiap SKPD pengampu Perda Adanya Perda yang masih memuat pidana kurungan 6 bulan, sehingga secara teknis dalam penyidikan kurang bisa berjalan secara efektif dan efisien.

12) Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang Peraturan per Undang - undangan. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, upaya tindak lanjut untuk peningkatan kinerja yang akan datang perlu diupayakan;

1) Peningkatan Sumber daya manusia melaui pendidikan – pendidikan dan pelatihan. 2) Peningkatan sarana dan prasarana kerja.

3) Harmonisasi hubungan antara eksekutif dan legislatif.

4) Terpenuhinya data dan informasi yang akurat tentang kejadian bencana.

5) Mengajukan permintaan sarana dan prasarana untuk penanganan dan penanggulangan bencana

6) Penambahan tenaga penegak Perda yang handal dan terampil

7) Mengintensifkan sosialisasi peraturan daerah dan peraturan per Undang - undangan lainnya

8) Kegiatan pengawasan umum dengan memberikan penjelasan Perda dalam bentuk tegoran lisan/tertulis bila terjadi pelanggaran.

9) Merahasiakan jadwal kegiatan Operasi dan mengintensifkan koordinasi dengan pihak terkait

10) Mengintensifkan koordinasi dengan instansi terkait dalam perencanaan pelaksanaan sampai dengan evaluasi.

11) Usulan untuk merevisi jika itu memungkinkan untuk Perda yang masih memuat pidana kurungan sampai dengan 6 bulan.

A.20 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian A.20.1. Kondisi Umum

Hubungan antara Pemerintah Daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa di antara keduanya memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya bukan hubungan atasan dan bawahan serta tidak saling berhadap-hadapan. Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra kerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai fungsi masing-masing, sehingga antara kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung bukan sebagai lawan atau pesaing.

Di era otonomi daerah sekarang ini, masih banyak Peraturan Perundangan berbentuk Undang – undang belum dapat diaplikasikan di daerah karena masih belum adanya pedoman/aturan pelaksanaannya, seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan Menteri, Instruksi Menteri yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan Peraturan Daerah (Perda) dan tidak adanya sinkronisasi antara Peraturan Perundang-undangan Pusat atau saling bertentangan.

Dalam mewujudkan peningkatan kesadaran hukum kepada masyarakat dan aparatur penyelenggara pemerintahan kegiatan sosialisasi/penyuluhan Peraturan Perundang – undangan atau kegiatan sosialisasi rancangan Peraturan Daerah dalam rangka menampung aspirasi masyarakat demi sempurnanya sebuah Peraturan Daerah sangatlah diperlukan secara terus menerus secara merata, dan saat ini yang telah dilaksanakan sosialisasi/penyuluhan Peraturan Perundang-undangan bekerjasama dengan instansi vertikal, dengan volume kegiatan yang sangat kecil.

Unsur dasar ketujuh (dari unsur lainnya : urusan pemerintahan, kelembagaan, personil, keuangan daerah, perwakilan daerah, pelayanan publik) yang membentuk Pemerintahan Daerah adalah ”Pengawasan”. Argumentasi dari pengawasan itu sendiri adalah adanya kecenderungan penyalahgunaan wewenang sebagaimana adagium dari Lord Acton yang menyatakan bahwa ”power tends to corrupt and absolute power will corrupt absolutely”. (terjemahan bebas: “Kebiasaan korupsi yang sudah membudaya, cenderung sulit diberantas). Untuk mencegah hal tersebut maka elemen pengawasan

internal, efektivitas pengawasan eksternal, pengawasan masyarakat/sosial,

pengawasan legislatif dan juga pengawasan melekat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa fungsi pengawasan yang dilakukan DPRD terhadap Pemerintah Daerah bersifat pengawasan kebijakan dan bukan pengawasan teknis. Disamping pengawasan tersebut pengawasan oleh masyarakat (WASMAS/kontrol sosial) diperlukan dalam mewujudkan peranserta masyarakat guna menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, dan bebas dari korupsi, kolusi serta nepotisme.

Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Bupati adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dan Pemerintahan Desa di Kabupaten Semarang berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah sesuai dengan bidang kewenangannya masing-masing, yang dalam hal ini oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah yaitu Inspektorat Kabupaten Semarang.

Dalam melaksanakan bidang pemerintahan umum Pemerintah Kabupaten Semarang ditunjang oleh sebanyak 19 Kecamatan untuk melaksanakan pelimpahan sebagian wewenang Bupati dalam menangani sebagian urusan otonomi daerah dan tugas umum pemerintah daerah. Pendelegasian sebagian kewenangan Bupati kepada Camat terdiri dari 6 (enam) bidang, antara lain bidang pemerintahan, ekonomi dan pembangunan, pendidikan dan kesehatan, sosial dan kesra, pertanahan, dan pelayanan umum. Dari keenam bidang tersebut terdiri dari 45 (empat puluh lima) jenis kewenangan tersebut kondisi saat ini belum dapat berjalan optimal karena belum di dukung ketersediaan anggaran, sarana dan prasarana serta kualitas dan kuantitas SDM yang memadai.

Jumlah Kelurahan yang ada sampai dengan saat ini terdapat sebanyak 27 Satker Kelurahan. Sebagai ujung tombak pemerintah daerah yang terdekat dengan masyarakat, keberadaan kelurahan memegang peranan yang sangat strategis dalam rangka pelayanan prima pada masyarakat. Disamping peran pokok di atas, Kelurahan juga mengemban tugas melaksanakan delegasi wewenang dari Bupati berdasarkan SK

Bupati Semarang Nomor: 118/0598/2005 tentang pelimpahan sebagian Kewenangan Bupati Semarang Kepada Lurah di Kabupaten Semarang.

Secara umum kondisi personil yang ada di kelurahan saat ini masih sangat kurang, baik dilihat dari sisi kuantitas maupun kualitas. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator masih adanya beberapa kelurahan yang belum mempunyai staf dan masih banyak SDM Aparatrur yang kurang menguasai ketrampilan teknis perkantoran, misal dalam mengoperasikan komputer, dan atau tata kelola kedinasan lainnya.

A.20.2. Program dan Kegiatan

Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Inspektorat, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 19 Kecamatan dan 27 Kelurahan. Program dan kegiatan program yang dilaksanakan berkenaan dengan penyelenggaraan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Sekretariat Daerah

1) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Dialog/audiensi dengan tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan/ anggota

organisasi sosial dan masyarakat

b. Penerimaan kunjungan kerja pejabat negara/departemen/lembaga pemerintah non departemen/luar negeri

c. Rapat koordinasi pejabat pemerintah daerah

d. Kunjungan kerja/inspeksi kepala daerah/wakil kepala daerah

e. Koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah lainnya

f. Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

g. Penyelenggaraan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah bagi Sekda dan Asisten

2) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Peningkatan manajemen aset/ barang daerah b. Peningkatan manajemen investasi daerah c. Revaluasi/ appraisal aset/ barang daerah

d. Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah e. Pembinaan tehnis administrasi pembangunan

f. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

3) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Koordinasi kerjasama permasalahan peraturan perundang-undangan b. Legislasi rancangan peraturan perundang-undangan

c. Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan d. Publikasi peraturan perundang-undangan

e. Kajian peraturan perundang-undangan daerah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru,lebih tinggi dari keserasian antar peraturan perundang-undangan daerah

f. Fasilitasi Pembentukan Kelompok KADARKUM Tingkat Kabupaten Semarang 4) Program Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan

Pendayagunaan Aparatur Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Fasilitasi Pemantapan SOTK Perangkat Daerah

b. Penyediaan Informasi Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan Pendayagunaan Aparatur Daerah

c. Fasilitasi ketatalaksanaan pelayanan publik d. Koordinasi, monitoring dan evaluasi kelembagaan

5) Program Fasilitasi Penyelesaian Perkara Peradilan yang dijabarkan dengan kegiatan Penanganan Kasus Peradilan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

1) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

b. Hearing/Dialog dan Koordinasi dengan Pejabat Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama

c. Rapat-rapat Alat Kelengkapan Dewan d. Rapat-rapat Paripurna

e. Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD Dalam Daerah f. Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD

g. Sosialisasi peraturan perundang-undangan

h. Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pimpinan & Anggota DPRD i. Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD ke Luar Daerah

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

1) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan analisa standar biaya b. Penyusunan Standar Satuan Harga

c. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Koordinasi Pendapatan Daerah

d. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

e. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tentang Perubahan APBD

f. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

g. Penyusunan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah h. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber - sumber Pendapatan Daerah i. Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD

j. Penyelesaian Administrasi Kerugian Daerah (TPTGR) k. Pembinaan dan Pengendalian Pelaksanaan APBD l. Pengelolaan Kas Daerah

m. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan APBD n. Penyusunan Rancangan KUA & PPAS o. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan p. Peningkatan Manajemen Investasi Daerah

2) Program Pengembangan Peningkatan Pendapatan Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

b. Penanganan Tunggakan, Penagihan dan Keberatan Pajak Daerah serta Retribusi Daerah

Badan Kepegawaian Daerah

1) Program Pendidikan Kedinasan (Kepegawaian) yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pendidikan penjenjangan struktural

b. Peningkatan ketrampilan dan profesionalisme

2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pendidikan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah

b. Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah c. Penyelenggaraan Bintek Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional

3) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur yang dijabarkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana pembinaan karir PNS b. Seleksi penerimaan calon PNS

c. Penempatan PNS

d. Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS

e. Pembangunan /pengembangan sistem informasi kepegawaian daerah f. Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi

g. Proses penangganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS h. Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas

i. Penyelenggaraan Sumpah Janji PNS j. Penyusunan formasi PNS Daerah k. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Inspektorat

1) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengandalian Pelaksanan Kebijakan Kepala Daerah yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut:

c. Pengendalian Managemen Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah d. Penanganan kasus pada wilayah pemerintahan dibawahnya e. Inventarisasi temuan Pengawasan

f. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan

g. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif h. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan (Larwasda)

2) Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan b. Pelatihan teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan pedoman pengelolaan keuangan desa b. Fasilitasi Pengelolaan Tanah Kas Desa

c. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kecamatan

Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan Pemerintahan b. Kegiatan Pembangunan

c. Kegiatan Kesejahteraan Sosial/Kemasyarakatan

d. Kegiatan Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban Umum e. Kegiatan Pemberdayaan masyarakat dan desa

Kelurahan

Program Pelayanan Masyarakat Tingkat Kecamatan/Kelurahan yang dijabarkan dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan Pemerintahan b. Kegiatan Pembangunan

A.20.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Program dan kegiatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian seperti diuraikan di atas menggunakan anggaran sebesar Rp18.410.365.500,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp16.398.292.150,00 atau 89,48%.

(Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir)

Capaian target indikator sasaran Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menujukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun 2011. Keberhasilan Pembangunan di Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dapat dilihat dari realisasi tahun 2011 sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

1) Untuk mencapai penyelenggaraan pemerintahan yang baik, salah satu diantaranya adalah reformasi kelembagaan daerah, dengan hasil tersusunnya Peraturan Daerah kegiatan tahun 2010 dan 2011 sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.20.1.

Capaian Bidang Kelembagaan Daerah Tahun 2010 dan 2011

NO URAIAN SATUAN TAHUN

2010 2011

I Pendayagunaan Aparatur Daerah

1. Penyusunan LAKIP Daerah Buku 100 90

2. Penyusunan LAKIP SETDA Buku 25 15

3. Penetapan Kinerja Buku 25 10

4. Evaluasi Persyaratan Jabatan Struktural Buku 125

II Kelembagaan

1. Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Kelembagaan

SKPD 75