• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, dengan kegiatan Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

3) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, dengan kegiatan Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak

a. Advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan

b. Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2)

c. Peningkatan Kapasitas dan Jaringan Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Anak

3) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, dengan kegiatan Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan.

Sekretariat Daerah Bagian Kesejahteraan Rakyat

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, dengan kegiatan:

a. Advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan

b. Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang berperan dalam pemberdayaan perempuan dan anak

A.11.3 Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan sebesar Rp183.636.000,00, dan terealisasi sebesar Rp181.106.000,00 atau 98,62%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir)

Adapun capaian realisasi anggaran program dan kegiatan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai berikut:

Tabel 4.11.2

Capaian Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2010 dan Tahun 2011

NO. URAIAN Capaian

2010

Target 2011

Realisasi

2011 %

1. Persentase partisipasi perempuan di

lembaga pemerintah (%) 5,36 5,38 6,87 127,70

2. Rasio KDRT (%) 0,02 0,02 0,04 50,00

3. Persentase tenaga kerja di bawah

umur (%) 0,97 1,72 0,727 236,59

4. Partisipasi angkatan kerja

perempuan (%) 33,70 25,50 27,76 108,86

5. Penyelesaian pengaduan

perlindungan perempuan dan anak

dari tindak kekerasan (%) 0,013 0,015 0,009 60,00 Sumber: Badan KB dan Pembedayaan Perempuan, 2011

1) Sosialisasi sekaligus pelatihan sebanyak 57 orang kader BKB untuk meningkatkan pemahaman tentang kesetaraan gender pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dan telah dilakukan advokasi dan fasilitasi bagi 50 kader yang ada di masyarakat yang diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pengarusutamaan gender.

2) Terbentuknya Pusat Pelayanan Terpadu (P2TP2A) di kecamatan dengan tersedianya sumber daya manusia yang menangani masalah tersebut, yang diharapkan dapat membantu semua kegiatan yang terkait dengan pemberdayaan perempuan dan anak.

3) Penanganan permasalahan terkait dengan pemberdayaan perempuan antara lain kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), trafficking dan korban pemerkosaan. Permasalahan yang timbul di tahun 2011 sebanyak 116 kasus terdiri atas kekerasan terhadap anak sebanyak 26 kasus, pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap anak sebanyak 29 kasus, kekerasan terhadap perempuan sebanyak 61 kasus, yang apabila dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 32,94 %

4) Kegiatan Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2A) melalui sosialisasi UU. Nomor 32 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan penanganan korban KDRT di 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Suruh, Tengaran, Bandungan, Ungaran Timur dengan peserta tokoh masyarakat, tokoh agama, tim penggerak PKK untuk masing masing kecamatan 50 peserta. 5) Untuk mendukung Kabupaten Semarang menuju kabupaten layak anak telah

dibentuk pengurus forum anak tingkat kecamatan.

A.11.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ada beberapa hal yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Masih banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan yang tidak tertangani secara baik, antara lain hak perlindungan hukum terhadap korban kekerasan.

2) Tingkat pendidikan perempuan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan individu dan masyarakat , semakin tinggi tingkat pendididkan masyarakat semakin baik kualitas sumberdaya manusianya.

3) Lemahnya jaringan Pemberdayaan Perempuan dan Kelembagaannya. 4) Belum adanya persepsi yang sama tentang Pengarusutamaan gender.

5) Masih lemahnya perlindungan perempuan dan anak, terkait dengan kurangnya sosialisasi serta dukungan dan kepedulian masyarakat.

6) Kurangnya informasi implementasi kebijakan serta lemahnya data pelaksanaan pembangunan yang berperspektif gender.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah: 1) Membentuk Tim Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak

(P2TP2A) di tingkat kecamatan untuk menangani kasus yang ada di lapangan. 2) Meningkatkan koordinasi dalam mendukung terwujudnya Kabupaten Semarang

3) Memperluas jaringan dan pemahaman tentang gender dan KDRT ditingkat kecamatan melalui vocal point.

4) Sosialisasi yang berkelanjutan kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

5) Peningkatan peran perempuan dalam setiap program dan kegiatan yang ada di SKPD.

A.12 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera A.12.1 Kondisi Umum

Penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran terwujudnya Norma Keluarga Kecil yang Berkualitas dan Sejahtera.

Dari hasil pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2011 urusan wajib urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah menurunkan angka kelahiran. Hasil pendataan tahun 2011 yang dilakukan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan tercatat jumlah penduduk di Kabupaten Semarang adalah 942.429 jiwa, terdiri dari 468.304 jiwa laki-laki dan 474.125 jiwa perempuan. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) 191.447, peserta KB aktif 159.482 peserta sedangkan jumlah peserta KB baru mengalami kenaikan dari 26.842 akseptor tahun 2010 menjadi 27.277 akseptor pada tahun 2011. Total Fertility Rate (TFR) tahun 2010 sebesar 2,01% dan pada tahun 2011 menjadi 1,99 % atau mengalami penurunan sebesar 0,02 %, sedangkan jumlah rata-rata anak per keluarga 3,34 % atau lebih rendah dari target tahun 2011 sebesar 3,40 %

Pada tahun 2011 di Kabupaten Semarang terdapat 278.819 KK terdiri dari pra KS berjumlah 70.299 KK sedangkan di tahun 2010 keluarga pra sejahtera sebesar 76.190 atau terjadi penurunan sebesar 5.891 KK atau sebesar 7,73 %. Keluarga Sejahtera I berjumlah 51.682 KK, Keluarga Sejahtera II 71.951 KK Keluarga Sejahtera III 80.418 KK Keluarga Sejahtera III plus 4.469 KK berdasarkan hasil pendataan tersebut terlihat bahwa 25,21% dari jumlah KK yang ada masih memerlukan penanganan tersendiri, sesuai dengan kewenangan menangani masalah kemiskinan.

Tabel 4.12.1

Data Capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2010 dan Target Tahun 2011

NO. URAIAN Capaian 2010 Target 2011

1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 3,42 3,40

2. Keluarga Pra KS 27,84 27,00

A.12.2 Program dan Kegiatan

Program dan kegiatan dalam penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2011 dilaksanakan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan adalah sebagai berikut:

1) Program Keluarga Berencana, dengan kegiatan :

a. Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin

b. Pelayanan KIE

c. Promosi Pelayanan KHIBA d. Pembinaan Keluarga Berencana

e. Pengadaan Sarana mobilitas tim KB Keliling

2) Program Kesehatan Reproduksi Remaja, dengan kegiatan : a. Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) b. Memperkuat Dukungan Dan Partisipasi Masyarakat

3) Program Pelayanan Kontrasepsi, dengan kegiatan Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB

4) Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR Yang Mandiri, dengan kegiatan Fasilitasi Pembentukan Kelompok Peduli KB 5) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR,

dengan kegiatan :

a. Pendirian Pusat Pelayanan Informasi Dan Konseling KRR

b. Fasilitasi forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah

6) Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, dengan kegiatan Pengumpulan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak

A.12.3 Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan sebesar Rp1.369.137.000,00, dan terealisasi sebesar Rp1.323.653.000,00 atau 96,68%. (Rincian realisasi program dan

Adapun capaian realisasi anggaran program dan kegiatan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sebagai berikut:

Tabel 4.12.2

Data Capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2010 dan Tahun 2011

NO. URAIAN Capaian

2010

Target 2011

Realisasi

2011 %

1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 3,42 3,40 3,40 101,80

2. Keluarga Pra KS 27,84 27,00 25,21 107,10

3. Keluarga KS1 16,43 15,00 18,54 123,60

4. Cakupan peserta KB aktif 81,76 81,00 83,29 102,83

Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan , 2011

1) Berdasarkan hasil pendataan sampai dengan Desember 2011 jumlah peserta aktif KB adalah sebanyak 159.462 atau 83,29% dari Pasangan Usia Subur (PUS) sejumlah 191.447. Realisasi peserta aktif 2011 sebesar 83,29% yang apabila dibandingkan tahun 2010 yaitu 83,62 terjadi penurunan 0,33%. Penurunan tersebut disebabkan adanya keinginan peserta untuk hamil dan tidak dihitung lagi sebagai pasangan usia subur karena telah memasuki masa menopause.

Tabel 4.12.3

Jumlah Peserta Aktif Keluarga Berencana Sampai dengan Tahun 2011

No Peserta KB Aktif

2010 2011

+(-)

Real Target Real %

1 IUD 19.120 19.539 18.693 95,67 (427) 2 MOW 8.252 8.683 7.925 91,27 (327) 3 MOP 2.128 2.182 1.775 81,35 (353) 4 KONDOM 997 1.128 1.123 99,56 126 5 IMPLAN 24.530 25.822 24.301 94,11 (229) 6 SUNTIK 87.371 92.949 90.933 97,83 3.562 7 PIL 16.057 17.057 14.712 86,37 (1.345) Jumlah PA 158.465 167.360 159.462 997 Jumlah PUS 190.577 191.447 870 % PA/PUS 83,15 83,29 0,14

2) Menurunnya jumlah keluarga Pra Sejahtera Kabupaten Semarang tahun 2011 menjadi 70.299 KK atau 25,21 % dari total KK yaitu 278.819, dibandingkan tahun 2010 sebesar 78.190 KK atau 32,16% dari total KK.

Tabel 4.12.4

Tahapan Keluarga Sejahtera Tahun 2010 - 2011

No Uraian

2010 2011 +/(-)

Real Target Real % Real

1 Keluarga Pra Sejahtera 76.190 70.299 70.299 100 (5.891) 2 Keluarga Sejahtera I 44.961 51.682 51.682 100 6.721 Sumber :Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan, 2011

A.12.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ada beberapa hal yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Terbatasnya alat kontrasepsi KB masih tergantung dari Pusat

2) Belum optimalnya penangganan pasca Pelayanan KB kegagalan dan komplikasi akibat kegagalan pemasangan alat kontrasepsi

3) Masih adanya pandangan masyarakat “Banyak anak banyak rejeki“ sehingga menghambat program KB di lapangan

4) Masih rendahnya pengetahuan remaja akan pentingnya Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).

5) Belum tersosialisasinya SOP di tataran petugas lapangan 6) Terbatasnya penyuluh KB dilapangan

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah: 1) Mendorong peserta KB menjadi peserta KB Mandiri

2) Meningkatkan kualitas pelayanan melalui tim jaga mutu dalam memberikan pembinaan tenaga pelayanan medis di klinik Keluarga Berencana

3) Terus menerus melakukan kampanye program melalui Media KIE dan Advokasi melalui perubahan paradigma bahwa KB bukan merupakan keinginan melainkan kebutuhan masyarakat

4) Perlunya peningkatan jumlah konselor dan konselor sebaya dalam melakukan penanganan masalah KRR melalui pelatihan konselor sebaya

5) Dilakukan sosialisasi dan diseminasi tentang SOP pada petugas lapangan maupun klinik dalam masalah pelayanan KB.

6) Pembentukan forum bersama dengan tokoh lintas agama mengenai Program KB didaerah.

7) Pemanfaatan Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) melalui Jambore IMP dan Optimalisasi peran Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan Sub PPKBD.

A.13 Urusan Sosial A.13.1 Kondisi Umum

Penyelenggaraan urusan Sosial ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi masyarakat. Permasalahan kesejahteraan sosial dapat dilihat dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Dalam menanggulangi masalah sosial, pada tahun 2011 sasaran pembangunan sosial dititikberatkan pada peningkatan kesadaran dan tanggungjawab masyarakat dalam penanganan PMKS, dan meningkatnya pelayanan sosial bagi PMKS.

Pada tahun 2011 terdapat peningkatan pelayanan bagi PMKS yang dapat dilihat dari meningkatnya Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) yang ditangani yaitu 40 orang pada tahun 2010 menjadi 100 orang pada tahun 2011, sedangkan untuk penyandang cacat yang ditangani adalah 380 orang pada tahun 2010 menjadi 621 orang pada tahun 2011. Untuk lanjut usia terlantar juga terjadi peningkatan pelayanan yaitu 159 orang pada tahun 2010 menjadi 318 orang pada tahun 2011. Penanganan PMKS tersebut melalui pendidikan dan praktek belajar, maupun pelatihan ketrampilan berusaha, serta pelaksanaan Konsultasi, Informasi dan Edukasi (KIE) konseling.

A.13.2 Program dan Kegiatan

Program dan kegiatan urusan Sosial pada Tahun 2011 yang dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Sekretariat Daerah Bagian Kesejahteraan Rakyat adalah :

Dinas, Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)