• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pembentukan Hijabers Community

Dalam dokumen Hijab Ers (Halaman 96-101)

3. METODOLOGI PENELITIAN

5.2 Proses Pembentukan Hijabers Community

Terbentuknya Hijabers Community ini melalui beberapa tahap yaitu: tahap sosialisasi, tahap rekrutmen komite, tahap peresmian kelompok dan tahap perkembangan kelompok

5.2.1 Tahap Sosialisasi

Terbentuknya komunitas ini berawal dari grup di BBM (Blackberry Messenger) bernama “Hijabers Community” yang dibuat Informan JN. Grup BBM tersebut dibuat untuk menjalin komunikasi dengan sesama muslimah muda berjilbab. Pada grup BBM tersebut JN meng-invite informan RM, DP, teman-temannya yang berjilbab lainnya serta para muslimah yang hadir pada acara buka bersama. Jaringan komunikasi via BBM tersebut terus bercabang, orang-orang di grup BBM tersebut lalu meng-invite teman-temannya yang lain untuk masuk kedalam grup. Berikut ini pernyataan informan DP :

“jadi waktu itu sama temenku ya ria miranda..sahabat aku banget dari

kuliah waktu itu lagi bulan puasa lagi ada fashion show di plaza indonesia aku punya banyak undangan terus bingung mau diapain aku bilang ke ria miranda terus kepikiran buat ngundang ngundang muslimah yang gak kita kenal aja, oiya yah boleh juga sekalian kita bikin komunitas jilbab karena gagasan itu makanya terus kita publish di blog di twitter

83

dengan bantuan hana dan fifi dari hijabscarf dan mereka juga publish jadi kebantu banget terus kita ngumpul bareng bareng, yang tadinya kita reserved 30 an kursi yang dateng lebih dari itu dan ada beberapa yang masih intens berhubungan jadi kita bikin grup bb yang namanya Hijabers Community..”

( Informan DP, 8 Agustus 2011 pkl 14:15 WIB) Melalui grup BBM tersebut, para muslimah muda saling bersosialisasi dan menjalin komunikasi. Selanjutnya mereka sering melakuakn pertemuan satu hingga dua kali dalam sebulan untuk sekedar ngumpul-ngumpul di rumah salah satu dari mereka atau di mall, menonton fashion show atau menghadiri acara pernikahan. Namun tidak semua muslimah yang menjadi anggota BBM tersebut aktif datang ke acara pertemuan-pertemuan tersebut melainkan hanya 30 orang yang konsisten berpartisipasi dalam acara pertemuan yang mereka adakan. Walaupun awalnya mereka belum begitu saling mengenal satu sama lain karena berasal dari jaringan pertemanan yang berbeda , namun akhirnya menjadi dekat setelah sering berkumpul bersama. Seiring dengan beberapa kali mereka berkumpul, informan JN mengusulkan untuk untuk menjadikan grup ini sebagai komunitas dan yang menjadi komite untuk komunitas ini adalah mereka yang tergabung dalam grup BBM. Menurut Informan JN gagasan yang melatarbelakangi pembuatan komunitas ini agar kegiatan yang mereka adakan lebih bermanfaat:

“jadi terus kita bikin grup hijab, kita kumpulin yuk cewe cewe berjilbab..

ya dikumpulinlah cewe cewe ini tadinya cuma grup BB doang terus kita ketemu terus sering ngumpul dan orang orang sring merhatiin ihhh apa sih ni...itu udah ber 30 dan dari temen ke temen kan, tapi gara gara kita sering ketemu ngumpul bareng segala macem jadi deket terus mikir eh kita doing something yuk darpada begini begini aja nih apa ya sesuatu ya yang manfaat karena respon orang ngeliat kita kumpul wah geng apa sih nih hahaha padahal gak ngerasa geng yaudah kita bikin komunitas aja yuk ya komitenya orang2 yang ada di grup BB tadi.”

( Informan JN, 5 Juni 2011 pkl 13:40)

5.2.2 Tahap Rekrutmen Komite

Pada proses rekrutmen komite, informan JN, RM dan DP selaku penggagas berperan dalam menyeleksi siapa saja yang akan menjadi anggota komite. Komite merupakan sebutan untuk pengurus Hijabers Community. „Kandidat‟ yang dipilih menjadi komite adalah para muslimah yang tergabung

dalam grup BBM serta teman-teman mereka sesama muslimah berjilbab diluar grup BBM yang dianggap memiliki potensi yang menguntungkan bagi komunitas. Menurut informan JN, terdapat beberapa hal yang dipertimbangkan oleh mereka untuk memilih siapa saja yang akan diajak bergabung menjadi komite yaitu kesediaan untuk menjalankan tanggung jawab untuk mengurus dan mengembangkan Hijabers Community yang bersifat sukarela dan tidak dibayar juga konsistensi kehadiran dalam acara pertemuan atau ngumpul-ngumpul dari sejak awal acara buka bersama di Plaza Indonesia. Selain itu hal lain yang menjadi pertimbangan yaitu rekomendasi dari informan DP dan RM mengenai kompetensi yang dimiliki calon komite sehingga dapat dipercaya untuk bergabung.

Muslimah – muslimah yang menjadi komite Hijabers Community merupakan mereka yang sebelumnya sudah tergabung dalam grup BBM

Hijabers Community dan konsisten hadir dalam acara ngumpul-ngumpul. Namun,

dalam proses atau perjalanannya ternyata tidak semua muslimah yang masuk dalam grup BBM tersebut bersedia menjadi komite karena beratnya tanggung jawab yang harus diemban. Konsekuensinya, tidak semua anggota dalam grup BBM yang dibentuk di awal, yakni bulan Agustus tahun 2010. Sejak pembentukan sebagian besar anggota komite berasal dari grup BBM tersebut. Setelah 5 bulan berjalan anggota komite mengalami penambahan satu orang. Hal inipun dilatari oleh adanya anggota komite yang tidak aktif lagi karena kesibukan pribadinya. Penggantian anggota ini dirasakan sebagai kebutuhan karena Hijabers Community kekurangan SDM untuk menangani berbagai kegiatannya. Masuknya anggota komite baru tersebut bernama Indri, lebih atas dasar keinginan yang bersangkutan sendiri untuk bergabung dalam Hijabers

Community. Secara kebetulan, informan RM telah mengenal Indri dan

mengetahui besarnya keinginan Indri untuk bergabung dalam HC. Selain itu , RM juga menilai potensi Indri, sehingga langsung RM merekomendasikan Indri kepada informan JN selaku ketua.

“kalo indri sendiri itu adalah orang yang terakhir masuk komite kita, kita

pilih dia karena ada beberapa orang yang gak aktif di komite diapun

mengakui karena kesibukannya jadi kita harus cepet milih

gantinya..kebetulan waktu itu Indri bilang ke Ria aku mau dong gabung dengan HC dan bantu jadi komite...dan kita liat dia punya passion untuk

85

bantu angkat HC..jadi waktu kita ajak dia memang Ria yang rekomen, yaudah oke.”

(Informan JN, 23 Agustus 2011 pkl 13.00) Sejak bulan Februari tahun 2011, jumlah anggota komite Hijabers

Community mencapai 31 orang. Proses rekrutmen komite Hijabers Community

bersifat tidak terbuka, tetapi lebih melalui jaringan pertemanan yang sudah terbangun, atau jaringan personal mereka. Dengan kata lain, muslimah muda yang dipilih menjadi anggota komite adalah perempuan yang telah memiliki relasi atau jaringan pertemanan dengan informan JN, DP atau RM. Keterbatasan rekrutmen ini terkait dengan sejumlah criteria yang dianggap perlu dipertimbangkan dalam memilih komite. Hal ini mengingat, komite akan bertanggung jawab untuk mengurus serta mengembangkan Hijabers Community.

Berkenaan dengan proses pemilihan anggota komite untuk mengisi posisi dalam struktur kepengurusan, temuan menunjukkan bahwa prosesnya lebih bertumpu pada „penunjukkan‟. Artinya, pengurus dipilih dengan cara saling menunjuk satu sama lain dengan dasar kepercayaan atau keyakinan penilaian anggota komite yang dinilai tepat dan sesuai dengan posisi yang dimaksud. siapa yang cocok dan mampu untuk menempati posisi tersebut serta menjalankan perannya. Pada dasarnya, komite atau pengurus komunitas sudah terbentuk sejak bulan November tahun 2010. Namun demikian, untuk keanggotaan dari komunitas ini belum dirumuskan dan disepakati dengan jelas kriteria, termasuk jumlahnya. Hal ini menyebabkan belum pula adanya kesepakatan mekanisme resmi dalam perekrutan anggota di luar komite HC. Konsekuensinya, hingga dilakukan penelitian (bulan September tahun 2011), Hijabers Community hanya terdiri dari komite dengan 31 anggota komite, dan belum ada anggota yang terdaftar secara resmi.

5.2.3 Tahap Peresmian Komunitas

Pada tanggal 27 November 2010 para anggota komite mengadakan pertemuan dirumah informan AP untuk mulai membicarakan pembentukan

Hijabers Community sebagai komunitas. Saat acara pertemuan tersebut, dilakukan

pembentukan komite serta menyusun struktur kepengurusan inti yang terdiri ketua, wakil, bendahara serta sekretaris Penyusunan struktur kepengurusan

disertai pemilihan komite yang dianggap memiliki kompetensi untuk mengisi posisi tersebut. Setelah itu mereka juga membuat media publikasi untuk Hijabers

Community yaitu berupa akun di social media seperti twitter, facebook dan disusul

dengan pembuatan blog untuk memperkenalkan pada publik bahwa terdapat komunitas bagi muslimah berjilbab serta kegiatan mereka. Menurut informan JN,

Hijabers Community menerima respons besar dari masyarakat sehingga membuat

ia menyadari bahwa komunitas ini harus ditangani lebih serius:

“pembentukan komitenya itu tanggal 27 November dirumahnya Tia.... jujur aja awalnya kita gak pernah nyangka komunitas kita bakal terkenal kayak sekarang ini, wah media banyak yg ngeliput kita..banyak yang

curious sama kita “pengen tau siapa aja kita karena kita sendiri pas awal

bikin komunitas itu pengen ngumpulin temen-temen yang pake jilbab yuk..yaudah that's it! kita ga kepikiran sampe ternyata dalam sehari followers kita sampe 1000 orang, terus kok jadi banyak reaksi positifnya..nah baru deh kayaknya ini harus di handling seriously gitu loh bener-bener bikin yang bener nih. Makanya divisi yang terbentuk sekarang itu juga seiring apa ya kedepannya sembari..apa ya ibaratnya..memperkuat filosofi dan visi misi kita..jadi seiring tuh kita mau jadinya begini-begini..” (Informan JN, 23 Agustus 2011 pkl 12:45 WIB)

Seiring dengan berjalannya Hijabers Community sebagai komunitas mereka mulai merancang arah kegiatan yang akan mereka lakukan kedepannya serta pengembangan struktur kepengurusan dengan membentuk divisi-divisi sesuai kegiatan yang akan mereka lakukan .

Pada awal Hijabers Community terbentuk kegiatan yang dilakukan masih terbatas melibatkan pada anggota komitenya saja, salah satunya seperti mengikuti kelompok studi Islam yang didakan majalah NOOR. Setelah 2 bulan pembentukan Hijabers Community atau pada bulan Januari 2011 barulah mereka mulai membuat kegiatan yang terbuka untuk umum seperti kontes foto bagi muslimah berjilbab serta pencarian model untuk fashion show untuk acara launching Hijabers Community yang terbuka diikuti oleh para muslimah berjilbab di luar komite. Pada 19 Maret 2011, Hijabers Community mengadakan acara launching di Pondok Indah Lestari yang bertujuan untuk memperkenalkan diri kepada publik sebagai komunitas bagi muslimah berjilbab pertama di Indonesia dan menarik para para muslimah muda untuk ikut bergabung dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan Hijabers Community

87

Dalam dokumen Hijab Ers (Halaman 96-101)