• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Hijabers Community

Dalam dokumen Hijab Ers (Halaman 103-107)

3. METODOLOGI PENELITIAN

5.4 Tujuan Hijabers Community

Setiap kelompok sosial pasti memiliki tujuan. Tujuan kelompok bukan hanya sekedar gabungan dari tujuan-tujuan personal anggotanya, melainkan mengarah pada kedudukan yang diinginkan oleh kelompok. Tujuan kelompok terletak pada pemikiran para anggotanya dan hidup bersama proses mental lainnya termasuk kebutuhan personal harapan personal dan tujuan personal. (Mills, 1967). Begitupun dengan Hijabers Community, kelompok ini memiliki dua tujuan utama, yaitu : (1) mengubah konstruksi citra mengenai muslimah berjilbab, (2) syiar dengan menarik para muslimah muda yang belum berjilbab menjadi berjilbab.

Tujuan pertama, mengubah konstruksi citra masyarakat terhadap muslimah jilbab dilatarbelakangi oleh kondisi para muslimah berjilbab di Indonesia yang mana sebagai negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam namun ternyata musimah berjilbab masih dipandang sebelah mata. Muslimah berjilbab dianggap kuno, tidak gaul dan tidak bisa gaya. Selain itu, juga adanya pandangan bahwa bila menggunakan jilbab maka akan sulit mencari pekerjaan. Hal tersebut membuat para muslimah, terutama muslimah muda ragu untuk menggunakan jilbab karena khawatir sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Konstruksi citra mengenai jilbab yang ada dalam masyarakat tersebut membuat para muslimah muda berpikir kembali untuk menggunakan jilbab. Oleh karena itu

banyak muslimah memutuskan untuk menggunakan jilbab disaat mereka sudah menikah atau disaat usia mereka sudah tua.

Menurut informan JN para muslimah muda yang berjilbab di perkotaan seperti Jakarta tidak memiliki role model atau figur yang menjadi panutan yang memperjuangkan citra mereka. Role model bagi muslimah yang ada saat ini contohnya yaitu ustadzah, lebih tertuju pada segmen usia “ibu-ibu” yaitu 30 tahun keatas. Oleh karena itu Hijabers Community ingin memberikan inspirasi bagi para muslimah muda yang telah berjilbab ataupun muslimah muda yang belum agar tertarik untuk menggunakan jilbab. Melalui gaya berbusana dan gaya berjilbab, kegiatan yang diselenggarakan, serta menonjolkan pekerjaan para komitenya dapat tergambarkan Hijabers Community yaitu untuk mengubah konstruksi citra negatif terhadap muslimah berjilbab. Tujuan untuk mengubah konstruksi citra muslimah berjilbab tersebut terkait dengan tujuan Hijabers Community yang yang kedua, yaitu membuat lebih banyak orang tertarik berjilbab.

Informan JN menjelaskan alasan pemilihan gaya berbusana dan berjilbab komite Hijabers Community yang modis. Kecenderungan mengikuti perkembangan trend fashion ini dapat mengubah citra kaku bahkan negatif tentang jilbab, bahkan penggunanya para muslimah. Melalui tampilan model jilbab inipun bisa menarik minat perempuan muda Islam untuk menggunakan jilbab:

“kan kalo orang pake jilbab selama ini menjadi salah satu yang keinginan aku dalam komunitas ini membuat orang gak lagi melihat orang yang pake jilbab itu kuno, kampungan, norak..bajunya ya gimana gitu..yang bikin orang-orang takut buat pake jilbab karena suka ada kayak pemikiran-pemikiran seperti itu... pengennya sih komunitas ini ..ehmmm tadi tuh pengennya ada nilai syiarnya dari orang-orang yang tadinya niat gak pake jilbab jadi pake jilbab, itu sih secara umumnya. Aku pengennya, sekarang tuh bukan lagi zamannya orang melihat cewe-cewe berjilbab itu kuno itu sih sebenernya, pengen cewe-cewe berjilbab ini disetarakan dengan cewe-cewe biasa yang gak berjilbab”

( Informan JN, 6 Juli 2011 pkl 13.30 WIB)

Selain itu, informan NH juga menjelaskan bahwa Hijabers Community juga ingin “membidik” muslimah muda yang memiliki latar belakang agama yang kurang kuat namun punya keinginan untuk berjilbab dan belajar tentang Islam. Menurut NH para muslimah muda dengan latar belakang agama yang kurang

91

kuat saat mereka ingin menggunakan jilbab, kendala yang mereka hadapi adalah khawatir tidak dapat diterima oleh teman-teman sepergaulannya atau lingkungan sosialnya:

“jadi gini ya HC itu lebih untuk orang orang yang..gini deh gak semua orang kan gak dateng dari background Islam yang kuat, mungkin ada yang orangtuanya emang Islamnya yang ngajarin agama atau nyuruh pake jilbab, tapi gimana sih orang orang yang background Islamnya gak kuat? mungkin dari dulu dia Islam tapi gak pernah belajar tentang Islam trus suatu hari pengen mengenal Islam tapi gak tau caranya kayak dia ngerasa sendirian contoh ni di pergaulan sekarang misalnya orangtuanya Islamnya gak kuat gak ngajarin anaknya jadi anaknya gaul, clubbing atau apalah tapi tiba tiba ketemu orang atau dateng ke event tentang islam kayak oh ini ya Islam aku jadi pengen tau dan pengen deh pake jilbab, tapi nanti gimana temen-temen gue??”

( Informan NH, 26 Juni 2011 pkl 13.39 WIB)

Oleh karena itu Hijabers Community ingin membantu para muslimah muda dengan kondisi seperti itu dengan cara menawarkan gaya berjilbab dan berbusana yang modis dan sesuai trend fashion yang ada. Menurut NH hal tersebut dapat membantu mereka merasa nyaman untuk bergaul, karena setelah menggunakan jilbab perubahan dari segi penampilan tidak terlalu ekstrim dari penampilannya sebelum berjilbab. Oleh karena itu mereka tetap bisa bergaya sehingga merasa percaya diri serta tidak kaku untuk bergaul dengan lingkungan sosialnya. Setelah menggunakan jilbab, diharapkan para muslimah muda tersebut terus berusaha untuk mempelajari Islam lebih mendalam. Berikut pernyataan informan NH :

“ jadi HC pengen bikin ini loh bisa jadi jalan buat mereka, itu sih dari segi pakaian yang fashion atau gaya jaman sekarang mungkin dengan kita kasi option seperti ini orang jadi oh gapapa kok ini tetep modis pake jilbab gitu jadi kayak yaudah pake aja dulu. Nah dari situ mungkin jalannya belum selesai tergantung orangnya gimana memupuk ilmunya, akhirnya kayak kita cuma ngasi step pertama nih pengen menarik orang yang backgroundnya gak kuat, jadi kita bisa lebih menarik mereka, kalo orang orang yang udah nutup banget terus kita suruh masuk kan akan ngerasa kurang nyaman gitu kan bukan hidup mereka, jadi buat mereka yang tadi akan lebih mudah jadi nanti kedepannya mereka pengen lebih mengenal Islam insyaAllah yang kita harapkan juga perubahan bertahap juga , yang tadinya pake leging jadi gapake lg,pake celana trus jadi pake rok mungkin yang dia bisa ajarin ke grup lain atau mencari ilmu lain lagi deh gak cuma dari HC kan cuma bagian dari aktivitasnya dia kan masih bisa cari ilmu dari grup yang lainnya atau siapa..”

Informan JN menegaskan bahwa HC berupaya memberikan inspirasi kepada muslimah muda untuk berjilbab melalui gaya berjilbab dan berbusana

fashionable merupakan salah satu bentuk syiar dari Hijabers Community . Secara

tidak langsung ia ingin menggunakan fashion sebagai alat/media untuk berdakwah, walaupun demikian Informan JN tidak ingin Hijabers Community dianggap sebagai komunitas dakwah melainkan hanya sebatas komunitas untuk

sharing dan wadah silaturahmi.

Dalam upaya menyebarluaskan makna jilbab dan pemakaiannya,

Hijabers Community berupaya melalui berbagai kegiatan dengan menonjolkan image komitenya yang memiliki profesi beragam. Salah satu kegiatan yang

dilakukan adalah Hijab class yang bertujuan memberikan panduan kreasi gaya berjilbab serta fashion show. Melalui kelas ini juga diberikan gambaran gaya berbusana muslim yang modis serta trendy (mengikuti perkembangan fashion terkini. Berikut pernyataan informan JN :

“ mungkin juga terealisasi lewat event event kita juga kan kayak, hijab class itukan kayak ide baru biar orang interesting sama dengan model berjilbab yang baru nih terus kita rencananya juga itu bagian dari girlstalk kayak makeup class kalo berkerudung bisa tetep cantik..cara berbusana..event fashion show apapun yang sifatnya development bagi wanita yang modern ya muslimahh yang ngikutin perkembangan zaman kita pengen bantuin bareng-bareng..tapi ya tadi kita gak mau dibilang wadah syiar tapi emang yah kita sama sama belajar kalo akhirnya jadinya syiar ya gapapa. Tapi ya sejak komunitas ini ada banyak yang pengen pake kerudung, bukannya kita gimana ya tapi pada semangat ya kita senenglah pahala buat kita”

(Informan JN, 5 Juni 2011 pkl 13:40 WIB)

Keragaman profesi para komite Hijabers Community baik itu desainer, penyanyi, dokter gigi, pengusaha, Ibu Rumah Tangga guru, mahasiswa, PNS, karyawan swasta serta make up artist juga menjadi informasi yang dikedepankan pada publik luas guna mengkonstruksikan citra Hijabers Community bahwa penggunaan jilbab tidak akan membatasi ruang gerak muslimah, baik dalam konteks pergaulan maupun berkarya sesuai yang perempuan cita-citakan. Citra yang dikonstruksikan oleh Hijabers Community tersebut dimaksudkan untuk mengubah pandangan masyarakat tentang muslimah atau perempuan berjilbab

93

yang cenderung masih dikonotasikan sempit pergaulannya, „kuno‟, bahkan sulit mencari pekerjaan. Berikut pernyataan informan JN:

“nah itu tadi yang aku bilang orang ngeliat kita wow karena look diluar,kan kalo orang mau pake jilbab suka takut mikir nanti gaya gue gimana ya, rambut gue gimana ya kayak pede gak ya gue masih bisa gaya gak sih gue kayak itu yang pertama jadi kendala orang mau pake jilbab, jadi mikir nanti kalo gue pake jilbab gue jadi kuper lagi gak gaul lagi gak asik lagi. Tapi justru kita mau nunjukin kalo kita aja berjilbab tapi tetep bisa gaya dan bisa doing something yang kita mau .jadi mungkin itu yang menarik dari dalam kita ya emang punya pekerjaan yang beda-beda pas kebeneran ada si dian pelangi,ada ina yang penyanyi... ”

(Informan JN, 5 Juni 2011 pkl 13:45 WIB) Dari paparan JN diatas, pada dasarnya dua tujuan yang ingin dicapai

Hijabers Community saling terkait, yaitu: (1) mengubah konstruksi citra tentang

muslimah berjilbab, dan (2) menarik atau merangkut perempuan muda yang belum berjilbab untuk menggunakan . Dengan demikian, Hijabers Community berusaha mengubah konstruksi citra tentang muslimah berjilbab melalui gaya/mode berjilbab yang ditunjukkan atau direpresentasikan melalui berbagai kegiatannya, serta profil para komite melalui keragaman profesinya. Hal ini selain mempromosikan makna jilbab, juga berupaya menumbuhkan kesadaran dan minat untuk mengenakan jilbab sesuai dengan perintah atau ajaran Islam bagi seorang muslimah.

Dalam dokumen Hijab Ers (Halaman 103-107)