• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL

PROSES PEMBENTUKAN KOMPETENSI

Perilaku terbentuk dari latar belakang, kondisi sosial dan informasi yang dimiliki individu, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap keyakinan dalam berperilaku, keyakinan normatif dan keyakinan pengontrol yang ada dalam individu. (Fieshbien dalam Isnaini 2009, hal 195) Dalam seorang individu ketiga keyakinan tersebut berpengaruh dalam proses internalisasi sehingga masing masing individu memiliki derajat yang berbeda. Keyakinann untuk berperilaku ini yang akan menghasilkan sikap dalam berperilaku. Apabila keyakinan bersikap atas dasar sebuah norma maka akan menghasilkan norma subyektif dalam diri individu tentang apa yang pantas dilakukan dan tidak pantas dilakukan. Sedangkan keyakinan terhadap kontrol akan menghasilkan kontrol perilaku individu yang didasarkan pada persepsi orang lain. Oleh karenanya perlu melihat proses yang terjadi dalam diri individu yakni sikap terhadap perilaku, norma subyektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan yang akan menghasilkan niat untuk berperilaku.

Apabila tenaga kerja berkualitas ingin mendapatkan pangsa pasar maka tenaga kerja harus kompeten. Tenaga kerja yang kompeten adalah tenaga kerja yang mempunyai pemahaman terhadap kondisi lingkungan pekerjaannya, mempunyai ketrampilan yang bisa diandalkan serta mempunyai sikap kreatif dan inovatif dalam menghadapi permasalahan. Sehingga dengan demikian akan terbentuk karakter tenaga kerja handal yang mampu memberikan yang terbaik ditempat kerja sehingga dapat bersaing dipasar tenaga kerja internasional baik secara kemampuan maupun penghasilan.

P r o s i d i n g S e m N a s 2 0 1 5 | 103

Teori Fishbein tentang pembentukan kompetensi perlu implementasikan dalam perencanaan ketenagakerjaan sebagai berikut :

1. Dalam membentuk pengetahuan.

Calon tenaga kerja agar dapat memenuhi pasar tenaga kerja profesional yang memenuhi standart kualifikasi tenaga kerja Internasional harus memperoleh informasi yang lengkap dan akurat dari Disnaker. Calon tenaga kerja harus diberikan knowledge atau pemahaman dengan meningkatkan pendidikan calon tenaga kerja, karena pendidikan akan memberikan know dan knowhow. Calon tenaga kerja harus tahu dan mereka memahami dengan benar bagaimana dan selanjutnya harus diperbuat. Oleh karenanya partisipasi calon tenaga kerja dalam perencanaan sangat diperlukan.

Sejalan dengan hal tersebut di atas maka terjadilah pergeseran konsep partisipasi di mana telah terjadi peralihan konsep partisipasi dari sekadar kepedulian terhadap “penerima derma” atau “kaum tersisih” menuju ke suatu kepedulian dengan pelbagi bentuk keikutsertaan warga dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan di berbagai gelanggang kunci yang mempengaruhi kehidupan mereka. Beberapa pengertian konsep partisipasi (Mikkelsen, 2003: 64) tersebut antara lain:

1) Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan.

2) Partisipasi adalah ”pemekaan” pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan.

3) Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang/kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu.

4) Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial.

5) Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri.

6) Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.

Berdasarkan pada konsep partisipasi tersebut di atas, maka partisipasi mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan.

b. Kesetaraan dan Kemitraan. Pada dasarnya setiap orang mempunyai ketrampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk

menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.

c. Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.

d. Kesetaraan Kewenangan. Berbagai pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.

e. Kesetaraan Tanggung Jawab. Berbagai pihak mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.

f. Pemberdayaan. Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain

g. Kerjasama. Diperlukan adanya kerjasama berbagai pihak yang terlibat untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumberdaya manusia. Melihat hubungan di atas, maka partisipasi masyarakat dalam perencanaan ketenagakerjaan yaitu dengan mengembangkan partisipasi didasarkan atau berbasis pada permintaan setempat agar pembangunan yang dilaksanakan nantinya sesuai dengan kondisi masing-masing sektor dan spasial.

2. Dalam meningkatkan Ketrampilan

Ketrampilan calon tenaga kerja harus di sesuaikan dengan kebutuhan dan situasi pasar tenaga kerja., untuk itu maka pelatihan dalam meningkatkan skill dapat menjadi pilihan. Pelatihan seharusnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran instrumental dan pembelajaran komunikatif. Pembelanjaran instrumental di harapkaan calon tenaga kerja memiliki ketrampilan adaptasi terhadap perubahan lingkungan kerja dan memecahkan permasalahan. Sedangkan pembelajaran komunikatif diharapkan calon tenaga kerja memiliki kepekaan terhadap perubahannilai-nilai budaya dan kemampuan berekspresi. Apabila tenaga kerja Indonesia ingin bersaing di tingkat Asean maka calon tenaga kerja perlu di bekali dengan kemampuan berbahasa Asing (Inggris sebagai bahasa Internasional atau bahasa lokal di Asean misalnya bahasa korea, philipina)

Indonesia juga harus memberikan pembekalan pemahaman akan regulasi atau peraturan yang terdapat di berbagai negara di Asean dengan harapan calon tenaga kerja memahami nilai-nilai yang berlaku dalam negara yang di tuju.

P r o s i d i n g S e m N a s 2 0 1 5 | 105

3. Dalam meningkatkan konsep diri dalam berperilaku.

Selama ini disnaker lebih banyak memberika ketrampilan secara teknis, namun ketrampilan mental tidak diperhatikan. Oleh karenanya perlu di rencanakan pemberian ketrampilan mental dengan pembekalan motivasi dan tertanam jiwa semangat pada calon tenaga kerja.Ketrampilan mental inoilah yang akan membentuk kepribadian. Carl Rogers (dalam Fred Luthans, 2006 :228) kepribadian adalah bagaimana seseorang memahami dirinya dan memandang dirinya, juga nagaimana pola ukur karakter dalam dan karakter luar saling berinteraksi yang ditunjukkan dalam sikap. Lebih lanjut dikemukakan bahwa ciri kepribadian yang di sebut memiliki karakteristik “big five”yang akan menimbulkan kepuasan dalam bekerja. Adapun ciri kepribadian “big five” adalah :

a. Kesungguhan yakni dapat diandalkan dalam bekerja, teratur, bekerjakeras, disiplin diri, gigih dan bertanggungjawab.

b. Stabilitas Emosi, bersikap tenang, aman senang dan tidak khawatir

c. Sifat menyenangkan; kooperatif, hangat, perhatian, watak baik, sopan dan dapat dipercaya.

d. Ekstravers; dapat bersosialisasi, terbuka, banyak bicara, suka berteman. e. Terbuka pada Pengalaman; ingintahu, intelek, kreatif, sensitif, fleksibel

dan imajinatif.

Oleh karena itu calon tenaga kerja harus memiliki cici ciri “big five” sehingga memeliki daya saing ketrampilan mental atau kesungguhan yang kuat. Dan oleh karenanya diperlukan perencanaan yang komprehensif dalam memberikan bekal ketrampilan tenaga kerja.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SEKTOR KETENAGAKERJAAN