• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PEMINDAHAN SLANG WSD

Dalam dokumen ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre (Halaman 110-116)

1. Sebelum slang WSD dipindahkan ke botol yang baru, slang WSD diklem dulu

dengan klem Kocher atau klem apa saja yang ada.

2. Kemudian slang WSD dikeluarkan/diangkat dari botol yang lama dan

dimasukkan ke dalam botol yang baru yang sudah disiapkan.

3. Setelah ujung slang WSD betul-betul terendam ke dalam cairan di botol (± 1cm

dari dasar botol) baru klem dilemas/dibuka.

4. Slang difiksasi dengan baik menggunakan plester rangkap 2 terhadap botol

agar slang WSD tidak terlepas.

108 L. SOFT TISSUE IFECTION

• Batasan: kelompok penyakit yang melibatkan

1. Kulit (cutan)

2. Jaringan bawah kulit (subcutaneus): fascia atau otot • Dapat terlokalisir ataupun melibatkan daerah yang luas dari tubuh.

Penyebab umum:

1. Staphylococcus aureus (kokus gram-positif bergerombol spt

anggur).

- penyebab plg sering - lebih patogen

2. Streptococcus pyogenes (kokus gram-positif membentuk rantai) –

- lebih progresif.

- dpt menyebabkan kematian bila tidak mendapat pengobatan yg memadai • Predileksi : 1. Ekstremitas bawah, 2. Perineum 3. Dinding abdomen - bersifat: 1. Akut 2. Kronis - terjadi karena:

1. Penyebaran secara hematogen

2. Inokulasi

3. Infeksi post operasi

4. Penularan dari luar

5. Tanda & gejala :

6. Non spesifik : nyeri, bengkak dan edema tnapa disertai demam.

7. Spesifik : nekrosis, bula smp gejala sistemik. “erysipelas”

• Rdg akut kulit dan subkutis krn inf streptokokus. • Kulit; tanda radang akut, bts tegas, cpt meluas.

• Gx: demam menggigil, mual-muntah, nyeri sendi, toksemia. • Dpt mjd: meningitis, pleuritis, peritonitis, artritis

• Terapi: antibiotik. (penicillin)

“folliculitis dan furuncles”

• Radang akut follikel rambut • Infeksi stafilokokus

109

• Predileksi: punggung, leher belakang, aksilla, bokong “cellulitis”

• Radang akut jaringan ikat, biasanya di subkutis yang disertai pernanahan

yg luas

• Infeksi streptokokus • Berawal dr luka kecil • Gx: malaise dan demam

• Tx: antibiotik, debrideman, incisi abses.

“necrotizing fasciitis”

• Peradangan akut fascia

• Gejala: demam, menggigil,gejala sistemik

“Trauma tumpul”

• - jaringan hematome luas (p.darah pecah) • -terjadi penonjolan/krn tertimbun

• -jk tubuh baik-bisa diaspirasi; jika buruk akan terlokalisir dan berkantung,

kemudian menjadi pus

• -tindakan di kuret-hingga kantung juga terlepas-tnd lepas kantung, ada

perdarahan berwarna merah/bukan hitam; jika kantung masih ada, dpt terbentuk lagi, setelah kantung hilang akan terbentuk jaringan bru, sembuh sempurna- tidak dijahit,biarkan terbuka, karena tidak diketahui adakah sisanya, sehingga diharapkan akan keluar sendirinya, serta pembentukan jaringan itu dari dalam

“Prinsip penangan abses”

• insisi

• Perawatan terbuka • Obat sesuai jenisnya

110

dr. Lopo Triyanto, SpB

A. TUMOR PARU, PLEURA DAN MEDIASTINUM

Pendahuluan

• Neoplasma bronki dan paru

berdasar sitologi dan atau histopatologi

• Klasifikasi WHO

• Yang paling sering karsinoma

bronki

• Tumor paru yang tersering

adalah tipe campuran

• Tumor pleura mesotelioma yang

penting dan sering

• Tumor mediastinum ada

bermacam macam Klasifikasi

• Tumor paru dan pleura • I. Tumor paru dan pleura

a. Tumor epitel 1. Papiloma 2. Adenoma

b. Displasia :Karsinoma insitu c. Maligna

1. Karsinoma planoselulair 2. Karsinoma tak terdiff sel

kecil

3. Adenoma karsinoma 4. Karsinoma tak terdiff sel

besar

5. Karsinoma adenoskuamosa 6. Karsinoid

7. Karsinoma dari kelenjar mukosa bronkus

8. Karsinoma adenokistosa 9. Karsinoma

mukoepidermoid

• II. Tumor non epitelial • III. Tumor mesotelial

a. Mesotelioma benigna b. Mesotelioma maligna

• IV. Tumor campuran

a. Benigna b. Maligna ( 1. Karsinosarkoma,2. Blastoma pulmonal,3. Melanoma maligna , 4. limfoma maligna ) • V. Metastasis

• VI. Tumor tidak terklasifikasi • VII. Lesi terkesan tumor

( Hamartoma, lesi

limfoproliferatif, tumorlet, granuloma

eosinofil, hemangioma, pseudotumor inflamatoar,

• Tumor atau lesi berkesan tumor

Mediastinum a. Timoma

b. Tumor Neurogen c. Tumor mesenkimal d. Tumor sel benih e. Tumor endokrin f. linfoma g. Kista coelum h. Kista bronkogen i. Kista enterogen Karsinoma bronki • Epidemiologi

• Belanda kurang lebih di dapat

9000 tiap tahun

8600 meninggal primer krn panyakit ini

Pria 35%, wanita 8% Etiologi /Predisposisi

• Merokok ( 10% kanker paru

tidak merokok), udara kotor termasuk gas buangan ( diesel dan radon.

• Karsinogenesisnya bagaimana?

Patologi

• Carsinoma planoselulair ( 60%),

lokasi sentral, diff buruk, sering metastasis, proses berkembang dari displasi-ca insitu-ca infiltratif.

• Carsinoma tidak terdiff sel kecil

(20 -25% ) 60% lokasi di sentral, asal dari neuroendokrin

111

• Adenokarsinoma (10 -15 % ),

asal sel epitel respiratoar,kel mukus, sel clara atau pneumosit tipe II, tipe asiner di sentral, tipe lain di perifer (

papiler,bronkialveolar ca solid ), cenderung meta di luar torax

• Carsinoma tidak terdiff sel

besar ( 5% ), tipe sel raksasa dan tipe sel jernih

• Carsinoid, Ca adenokistosa, Ca

mukoepidermoid Simtomatologi

• Tumor primer

• Gejala umum: malaise,

anoreksia, bb turun

• Gejala spesifik ditentukan letak

tumor sentral atau perifer

• letak tumor perifer kebanyakan

tidak memberi keluhan

• letak tumor sentral: batuk,

sputum,hemoptoe,dispnoe,pneu monia obstruksi

perluasan:

Diagnostik

• Anamnesa( cari predisposis )

dan pem klinis

• Awal biasanya tidak di dapat

kelainan

• Inspeksi pehatikan sindroma

horner, bendungan kepala laher,sirkulasi kolateral, jari tabuh, benkak kulit lokal, separo thorak bisa tertinggal saat bernafas, suara serak.

• Palpasi cari pembesaran kgb,

hepar.

• Perkusi dan auskultasi pada

kedua paru

• Pemeriksaan penunjang, laborat

darah, sputum.

• Radiologi , fluoroskopi, ct scan,

bronkografi, toroskoskopi

• Pungsi transtorakal,

mediastinoskopi,

mediastinostomi para sternal Penetapan stadium

• Stadium berdasar TNM • Stadium 0 TisNoMo

• Stadium I T1NoMo; T2NoMo • Stadium IIIa

T3NoMo;T3N1Mo;T1N2Mo;T 3N2Mo

• Stadium IIIb semuaT N3Mo;T4

semuaN Mo

• Stadium IV semua T semua N

M1 Terapi

• Tujuan terapi

• 1. kuratif: ankat total atau

pemusnahan tumor

• 2. paliatif: ditujukan ke tumor

dan atau metastasis, dengan tujuan meringankan penderitaan dan memperpanjang hidup

• 3. suportif: di tujukan pada yang

sudah metastasis. Jenis terapi

• Operasi

• Imunoterapi ( BCG,levamisol,

112 hasil tak memuaskan shg

sekarang tak di anjurkan

• Kombinasi • Radioterapi • Kemoterapi

Prognosis

• Tergantung tipe histologik,

perluasan waktu diagnosis,

komorbiditas dan terapi yang telah diberikan.

• Stadium I: ca sel tidak kecil

ketahanan 5 tahun 70%

• Stdium I : ca sel kecil 5 ysr

5-10%.

B. TUMOR PAYUDARA

PENDAHULUAN

Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu yang terbentang dari aksila sampai regio inguinal.

Beberapa hari setelah lahir, pada bayi dapat terjadi pembesaran unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi cairan keruh (mastitis neonatorum), yang disebabkan oleh berkembangnya sistem duktus dan tumbuhnya asinus serta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak langsung olah tingginya kadar estrogen ibu di dalam sirkulasi darah bayi.

1. Anatomi

Normalnya kelenjar payudara rudimenter pada anak-anak dan laki-laki. Pada wanita pertumbuhan mulai saat pubertas.

Kelenjar susu bentuknya bulat, merupakan kelenjar kulit atau apendiks kulit yang terletak di fasia pektoralis. Payudara kiri biasanya lebih besar daripada payudara kanan. Pada bagian lateral atas, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobulus kelenjar, yang menyalurkan ekskresinya ke duktus laktiferus pada papila mamae. Kelenjar lemak memenuhi di antara kelenjar susu dan fasia pektoralis serta di antara kulit dan kelenjar, sehingga kelenjar sulit untuk teraba. Di antara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara.

Papila mamae bentuknya silinder dan letaknya di tengah payudara. Papila mamae dikelilingi oleh areola mamae. Warna kulit areola mamae berkerut dan lebih berpigmen tergantung dari jenis warna kulit individu.

Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran ke kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat rata-rata 50 buah

113

kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakhialis. Saluran limfe dari payudara ke aksila, menyalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, dan berlanjut ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di supraklavikular.

2. Fisiologi

Payudara mengalami perubahan mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, fertilitas dan klimakterium-menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan hormon hipofise telah menyebabkan duktus dan asinus berkembang.

Perubahan semasa masa fertilitas sesuai dengan siklus menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Waktu pemeriksaan payudara yang tepat berdasarkan siklus fisiologis wanita adalah setelah menstruasi, dimana payudara tidak tegang dan nyeri dan mencegah pemeriksaan yang false positif.

Pada kehamilan dan menyusui, payudara menjadi besar karena kelenjar mengalami hipertropi.

Dalam dokumen ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre (Halaman 110-116)