• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRAUMA THORAK Pendahuluan:

Dalam dokumen ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre (Halaman 103-110)

CHOLESYSTITIS AKUT

K. TRAUMA THORAK Pendahuluan:

n Trauma dada sering terjadi mendadak dan berakibat fatal

n penyebab 25% dari kematian karena trauma

n 2/3 kematian terjadi saat korban sampai di RS

n Akibat yg terjadi  hipoksia, hipovolemia, gagal jantung

Anatomi thorak:

 Rangka Skelet Thorax – 12 Pasang Costae

 Costae 1-7: melekat di sternum melalui tulang rawan  Costae 8-10: melekat di sternum pada akhir costae 7  Costae 11-12: Tidak ada perlekatan anterior

– Sternum

 Manubrium

– Perlekatan clavicula dan costae 1 – Tonjolan Jugular

 Corpus Sterni

– Arcus Sternal (Angle of Louis)

 Penghubung manubrium dengan corpus

sternum

 Perlekatan mulai dari costae 2  Processus Xiphoideus

– Bagian Distal dari sternum  Skeleton Thorax

– Garis-Garis Topografi Rongga Thorax  Linea Midclavicularis

 Linea axillaris Anterior  Linea Mid-axillaris  Linea axillaris Posterior – Spatium Intercostal

 Arteri, Vena dan Saraf pada batas inferior tiap costae – Thoracic Inlet

 Pintu Masuk Superior Rongga Thorax  Curvatura costae 1

– Thoracic Outlet

101

 Costae 12 dan sambungan Xipho-sternal  Diafragma

– Muscular, struktur berbentuk kubah.

– Yang memisahkan rongga abdomen dan thorax – Melekat pada batas bawah costae terakhir

– Batas superior berada dari costae 4 di anterior dan costae 6 di

posterior

– Otot Respirasi utama

 Bergerak turun selama inspirasi  Bergerak naik selama expirasi  Otot-otot yang berhubungan

– Otot pembentuk bahu – Otot pernafasan

 Diafragma  Otot Intercostal

– Berkontraksi mengangkat costae dan menambah

diameter rongga thorax

– Menambah kedalaman respirasi  Sternocleidomastoideus

– mengangkat costae bagian atas dan sternum  Fisiologi Respirasi

– Perubahan tekanan menyebabkan:  Kembalinya darah ke jantung

 Pemompaan darah ke sirkulasi sistemik – Inhalasi

 Diafragma berkontraksi dan berubah mendatar

 Otot-otot Intercostal berkontraksi dan memperbesar rongga

thorax

 Peningkatan volume Thorax

– tekanan dalam rongga lebih kecil dari tekanan

atmosfer

– Udara masuk ke paru – Exhalasi

 Otot pernafasan relaksasi

 Diafragma & intercostals kembali ke normal

– tekanan dalam rongga lebih besar dari tekanan

atmosfer

– Udara keluar dari paru  Trachea, Bronchus & Paru

– Trachea

 Tabung & didukung oleh tulang rawan – Bronchus

 Kanan & kiri terpisah 3 cm

 Memasuki paru pada Hilus Pulmonar

– Juga tempat masuknya arteri dan vena  Kemudian bercabang-cabang dan berakhir di alveoli

102

– Paru

 kanan = 3 lobus  Kiri = 2 lobus

Pleura

Pleura Visceral Menutupi seluruh paru (melekat pada paru)

Pleura Parietal Melapisi rongga thorak dalam

Rongga Pleural(ruang antara pleura visceral dan parietal) Ruang potensial terisi

material

Jika ada Udara = PNEUMOTHORAX; Darah = HEMOTHORAX

Normal Berisi Cairan Serous (pleural) berfungsi  lubrikasi & memudahkan

expansi paru

 MEDIASTINUM

 Ruang kosong di tengah rongga thorax  Batas-batas

 Lateral: Paru  Inferior: Diafragma  Superior: Thoracic outlet  Struktur Sekitar

 Jantung

 Pembuluh darah besar  Esofagus  Trachea  Saraf – Vagus – Phrenicus  Ductus Thoracicus  Jantung,  Bilik  Katup

 Pembuluh-pembuluh darah besar  Pembuluh darah dalam

 Arteri coronaria  Siklus jantung

 Sistole  Diastole

 Terjadi pengisian arteri koronaria  Pembuluh darah Besar

 Aorta

 Superior Vena Cava  Inferior Vena Cava  Pulmonary Arteries  Pulmonary Veins  Esofagus

 Masuk ke thoracic inlet  Posterior dari trachea

 Keluar lewat esophageal hiatus

103 Trauma tembus

n Trauma tusuk

n Biasanya mengenai jaringan paru

n Haemothorax

n Pneumothorax

n Dpt mengenai jantung, pembuluh darah besar atau esofagus

Trauma tumpul

Dapat berupa:benturan langsung (fraktur costa); deselerasi atau kompresi n Fraktur costae adalah tanda utama terjadinya trauma tumpul dada

n Fraktur scapula, sternum, atau costa pertama menandakan trauma tumpul

yang masif.

Trauma dinding dada: n Fraktur costae

Trauma dada yang plg sering terjadi Nyeri terlokalisir, jejas, krepitasi

Radiologis utk menyingkirkan trauma lain. ABC dan pemberian analgesik

Fraktur costae 1-2, clavicula atau scapula : curiga trauma vascular n Flail chest

Fraktur costa multiple menyebabkan terdapatnya segment yang bergerak berlawanan dgn gerakan respirasi

Disebabkan benturan yg hebat Diagnosis secara klinis

Rx: ABC analgetik bebat tekan

n Pneumothorax terbuka

Defek pada dinding dada menyebabkan terdapatnya hubungan antara ruang pleura dgn udara luar

Paru kolaps dan terjadi pergeseran mediastinum .

“luka dada menghisap”

Rx: abc…penutupan luka…  drain dada

Trauma paru:

n Kontusio paru

n Pneumothorax

n Haemothorax

n Trauma parenchymal

n Trauma trachea dan bronchial pneumomediastinum

104 n Terdapatnya udara di rongga pleura

n Terjadi karena trauma tumpul atau tembus yang merobek pleura parietal

atau visceral

n Tanda unilateral : pegerakan dan suara nafas, perkusi hipersonor

n Konfirmasi dgn radiologis

n Rx: dekompresi

Tension pneumothorak:

n Udara masuk ke rongga pleural dan tidak dapat keluar lagi

n P/c: nyeri dada, dyspnoea

n Dx: - respiratory distress

- deviasi trachea (away) - hilangnya suara nafas - distensi vena-vena leher - hipotension

Gawat darurat bedah

n Rx: dekompresi emergensi sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis

n Pemasangan chest tube atau kanul besar pada sic ke2

n Radiologis utk konfirmasi letak insersi

Haemothorak:

n disebabkan trauma tembus atau trauma tumpul dada

n membutuhkan dekompresi cepat dan penggantian cairan

n mungkin membutuhkan tindakan bedah

n klinis: hipovolaemia: hilangnya suara nafas redup pada perkusi

n radiologis mgkn diartikan sbg kolaps paru

jantung, aorta, diafragma:

n Trauma tumpul pada jantung: kontusio; ruptur ventricular, septal atau

katup

n Tamponade cordis

n Ruptur aorta thorakalis

n Ruptur diafragma

tamponade cordis:

n kumpulan darah di cavum pericardium

n plg sering disebabkan trauma tembus

n shock, jvp, pulsus paradoxus

n trias beck:

105 - suara jantung melemah

- hypotension

n rx: resusitasi cairan (awasi overload) pericardiocentesis

rupture aorta:

n biasanya disebabkan oleh trauma tumpul, dengan mekanisme deselerasi

n ~90% meninggal dalam hitungan menit

n lokasi paling sering pada ligamentum arteriosum

n dx: curiga klinis, radiologis thorax, aortography, contrast ct

n rx: pembedahan …. prognosis buruk

trauma iatrogenic:

n NGT: -melingkar -masuk ke bronchus -pneumothorax

n Chest tubes: - subcutaneous – intraparenchymal - intrafissural

n Iv sentral: - leher - sinus coronarius- pneumothorax

Cara pasang WSD

106 Perlengkapan:

Bahan dan antiseptik : 1. Poviodone Iodone 10 % 2. Kasa steril

3. Sarung tangan steril 4. Duk lubang steril Obat anestesi lokal : 1. Lidocain 1% 10 cc 2. Disposable 10 cc 1 buah Alat-alat dan material :

1. Tangkai pisau + pisau No. 18 2. Klem bengkok 18 cm 1 buah 3. Klem bengkok 16 cm 1 buah 4. Needle Holder + jarum kulit 5. Pinset Chirurgis 2 buah 6. Gunting benang

7. Benang silk 2- 0,50 cm 8. NaCl 10% 1 kolf 9. Plester

10.NGT No. 18 (u/ slang WSD dewasa) 1 buah 11.NGT No. 14 (u/slang WSD anak)1 buah. Posisi:

½ duduk sedikit miring ke arah sehat,

tangan sisi yang sakit diangkat di atas kepala. Persiapan:

Botol WSD

1. Botol cairan NaCl 0,9% dibuatkan lubang memakai gunting (cukup dapat

dilewati pangkal NGT)

2. Isinya dibuang dan disisakan 200 cc

3. Masukkan Poviodone Iodone 10% 20 cc

4. Buatkan agar dapat digantung pada bed pasien

Slang WSD

Slang WSD diberi tanda dengan mengikatkan benang 3-5 cm dari lubang terakhir (tergantung tebal tipisnya dinding toraks penderita)

Teknik:

1. Operator memakai sarung tangan

2. Tindakan a dan antiseptik daerah operasi, thoraks/dada bagian lateral dari

linea axillaris anterior ke arah posterior. Dari kranial ke kaudal/ mulai axilla sampai ke angulus kostarum

3. Observasi sela iga 6-7 linea axillaris media

4. Daerah operasi ditutup duk lubang

5. Lakukan infiltrasi anestesi daerah tersebut dengan radius + 3 cm

107

7. Membuat saluran dengan klem menelusuri permukaan kosta sampai tepi

atasnya, seterusnya tusukan ujung klem tadi untuk menembus m. Interkostalis dan pleura

8. Setelah pleura tembus, klem dibuka untuk melebarkan lubang.

9. Klem dicabut, masukkan jari kelingking (untuk menilai apakah lubang tadi

cukup besar agar NGT dapat masuk) (Prosedur ini tidak dianjurkan pada bayi dan anak)

10. NGT ujungnya dipegang dengan klem bengkok kemudian dimasukkan

melalui lubang tadi hingga masuk rongga pleura

11. Klem dibuka slang WSD didorong sampai batas yang sudah diberi tanda

(jangan ada lubang slang WSD berada di luar rongga pleura) 12. Kemudian klem dicabut

13. Fiksasi slang WSD dengan menjahitkan benang yang diikatkan sebaai tanda

tadi dengan kulit sekaligus menjahit luka insisi.

14. Pada pneumothoraks, segera masukkan ujung slang ke dalam cairan botol

WSD

15. Pada kasus hidro/hemato/pyo-thoraks, keluarkan dulu cairan tersebut

sebanyak mungkin (jangan lupa cairan yang dikeluarkan harus ditampung dan diukur) baru kemudian ujung slang WSD dimasukkan ke dalam cairan botol WSD

16. Selanjutnya slang WSD difiksasi dengan botol WSD.

17. Sekitar luka dibersihkan, lukanya diberi salep antiseptik baru ditutup kasa

steril selanjutnya difiksasi dengan plester 18. WSD dikatakan patent bila undulasi +

CARA MENGGANTI BOTOL WSD

Dalam dokumen ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre (Halaman 103-110)