• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUMOR GI TRACT BAWAH

Dalam dokumen ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre (Halaman 81-86)

CHOLESYSTITIS AKUT

E. TUMOR GI TRACT BAWAH

“Tumor duodenum”

Duodenum adalah segmen terpendek dari usus halus yg juga dpt terserang suatu keganasan baik primer maupun sekunder

Benigna : adenoma, leiomyoma, lipoma Maligna : adenocarcinoma, carcinoid tumor, lymphoma, leiomyosarcoma Epidemiologi

Tumor primer yg berasal dari duodenum jarang sekali ditemukan. Insidensi puncak : dekade ke 6- 8. Etiologi

Tidak diketahui

Faktor proteksi  S iga (secretory

immunoglobulin a); Enzim hydroxylase ( dapat me-inaktifkan karsinogenik potensial); Keadan alkalis dalam duodenum (dpt mencegah pembentukan karsinogenik potential); Transit yg cepat dari isi usus; Kurangnya jumlah bakteri

Gejala: sesuai dgn lokasi tumor 

Nausea-vomitus; Nyeri; Jaundice; Anemia; Pancreatitis; Hematemesis; Melena; Teraba massa; Obstruksi; BB turun; Intussuscepsi; Cholangitis

“Adenocarcinoma duodenal”

Adenocarcinoma primer pada duodenum sangat jarang, angka kejadian hanya < 0.5 % dari semua karsinoma git.

Tetapi duodenum adalah lokasi tersring karsinoma pada usus halus, angka kejadian sebanyak 50 % dari

semua kasus. 20% berawal dari villous adenoma.

Endoscopy  Secara makroskopik

terlihat adanya ulcerasi dan infiltratif smp ke bentuk polip.

CT scan  Tampak pnebalan

79 atau asimetrik. Penebalan ini bersifat khas pd tumor duodenum

Barium swallow  Tampak adanya

filling defek ireguler pada duodenum Terapi surgical  Reseksi scr

endoskopi utk karsinoma duodenum stadium awal terbukti efektif; Reseksi transduodenal adalah tindakan yg kurang adekuat untk karsinoma dudenum : mempunyai angka signifikan utk rekurensi.

Terapi pilihan

pancreaticoduodenectomy. Tumor

berukuran kecil di distal duodenum diterapi dgn distal duodenectomy dan duodenojejunostomy. Reseksi kuratif meningkatkan 50 - 70 % ketahanan hidup 5 tahun. Pd pasien dgn keterlibatan limfonodi yg msh dpt direseksi ketahanan hidup 5 thn mencapai 20 %. Hampir separuh pasien dgn adenocarcinoma duodenum sdh tdk dpt dilakukan reseksi. Ketahanan hidup tdk mencapai 1 tahun

“Tumor usus halus”

Mempunyai angka kejadian 1 -

5% dari tumor gi

Tumor jinak: leiomyomas,

lipomas, neurofibromas, dan fibromas. Semua dpt menyebabkan distensi abdomen, nyeri, perdarahan, diarea atau bila obstruksi menyebabkan vomitus.

Kejadian polip tdk sesering pd

kolon

Tumor ganas : lymphoma,

mesenchymal tumour, carcinoid (neuroendocrine) tumor ,adenocarcinoma

“Adenocarcinoma”

Suatu btk tumor ganas, jarang.

Biasanya berawal dari duodenum atau jejunum proksimal dan menyebabkan gejala minimal.

Pd pasien dgn crohn's disease,

tumor cenderung muncul di bagian distal, segmen usus yg mengalami inflamasi.

Adenocarcinoma lbh sering

muncul pd pasien dgn crohn's

disease di usus halus dibanding crohn's disease pada colon.

“Maligna lymphoma primer”

Muncul di ileum menyebabkan

segmen usus yg rigid.

Limfoma usus halus sering

berawal dr celiac disease yg tdk dirawat.

Berasal dr b-cell (mucosa

associated lymphoid tissue)

Enteropathy associated t-cell

lymphoma

-chain disease (ipsid) “Carcinoid tumors”

Lebih byk muncul di usus halus,

terutama ileum dan appendiks. Lebih sering menjadi ganas.

Tumor multiple ditemukan pd

50% kasus dgn uk diameter > 2 cm, 80% sdh mengalami metastease lokal atau sdh smp ke hepar pd saat operasi. Sekitar 30% carcinoid tumor menyebabkan obstruksi, nyeri, perdarahan.

Penatalaksanaan: terapi surgikal

pembedahan berulang mungkin diperlukan.

80

Merupakan tumor yg berasal dr

sel neuroendocrine

Lesi submukosal kekuningan . Mungkin ulseratif maupun

infiltratif.

“Tumor Mesenkimal”

Disebut juga (gastrointestinal

stromal tumours/gist)

Berasal dari sel stromal

(dulunya adalah sel otot polos)

Prognosis bergantung pd

ukuran, nekrosis, dan kecepatan mitosis.

Juga tumor yg berasal dr

jaringan adiposa, sel saraf dan pembuluh darah.

“Polip Neoplastik (Adenoma)”

Adenoma = tumor jinak dari sel epitel kelenjar. Polip = penonjolan dari permukaan epitel. Polip dpt tersusun dari Sel epithel, Sel stroma, Campuran (hamartoma), Sel inflamasi, Jaringan limfoid. Hampir semua karsinoma berawal dr adenoma benigna (polip). Semakin banyak polip semakin besar resiko. Semakin besar ukuran semakin besar kemungkinan maligna

“Familial Adenomatous Polyposus

(FAP)

• Diturunkan scr ‘autosomal

dominant’.

• Defek pd chromosome 5 (apc gene

5q21).

• Polip dpt mulai ditemukan pd usia

belasan tahun.

• Perjalanan ke arah keganasan

membutuhkan 15 tahun.

• Membutuhkan genetic counselling • 100-1000 polip dpt ditemukan

sepanjang usus

• attenuated form (<100 polyps) • berhubungan dgn turcot syndrome

(tumor otak)

• berhubungan dgn gardner’s

syndrome: osteomas, kista, kelainan gigi.

• perlu dilakukan screening

• mungkin juga ditemukan polip pd

sal git atas.

“Hereditary Non-Polyposis

Colorectal Carcinoma (HNPCC)” • Diturunkan scr autosomal dominant • Berhubungan erat dgn keganasan

kolorektal (70-85%), juga

keganasan endometrial (50%), keganasan lain (renal, ureter – 15%) • Proximal colon, mucinous tumours,

tumour infiltrating lymphocytes

• Microsatellite instability (dna mismatch repair genes mlh1, msh2)

• Amsterdam criteria

• 3 relatives with hnpcc cancers • 1 first degree, 2 consecutive

generations

• At least 1 tumour before 50 years • Exclude fap

• Confirm tumour histologically

Penegakkan diagnosis

Anamnesis dan fisik diagnostik Endoscopy : dpt melihat langsung

kondisi lumen usus dan melakukan biopsi.

Barium swallow

Penatalaksanaan

Reseksi bedah.

Electrocautery atau laser

phototherapy pd saat dilakukan endoskopi merupakan terapi alternatif

“Tumor ganas kolorektal”

130,000 kasus baru menyebabkan

81

Incidensi mulai umur 40 dan

mencapai puncak pd umur 60 - 75.

70% kasus tdpt di rectum dan

sigmoid, 95% adl adenocarcinomas.

Keganasan kolon lbh bnyk pd

wanita; sdgkan keganasan rectal lbh bnyk pd pria.

Kanker pd kolon dan rektal

ditemukan pd 5% pasien. Epidemiologi

Lebih sering muncul sbg

transformasi dari polip adenomatous

Sekitar 80% kasus adl sporadik, dan

20% diturunkan.

Faktor predisposisi: chronic

ulcerative colitis dan granulomatous colitis; resiko meningkat dgn semakin lamanya durasi penyakit.

Rendahnya konsumsi serat dan

tinggi konsumsi protein hewani meningkatkan resiko.

Penyebaran : hematogenik, regional

lymph node metastasis, penyebaran perineural, dan intraluminal metastasis. Etiologi Faktor genteik Fap Hnpcc Inflamasi kronik Ibd: uc, crohn’s Faktor diet ?Rendah serat

?Tinggi konsumsi daging merah ?Kurang vitamin dan antioxidan

Tanda dan Gejala

tumbuh lambat dan membutuhkan

waktu lama smp dpt menimbulkan simptom.

simptom bergantung pd lokasi, tipe,

ukuran dan komplikasi.

diameter dari kolon dekstra lebih

besar, dinding lebih tipis dan isi msh berupa cairan, shg gejala obstruksi merupakan tanda yg ditemukan bila stadium sdh lanjut.

perdarahan, lemah dan gampang

letih mrpk akibat dr anemia.

tumor kdg berukuran besar dan dpt

teraba sblm muncul gejala lain.

tanda dan gejala

kolon sinistra mempunyai lumen yg

lebih kecil. faeces sdh berbentuk semi solid, dan kanker biasanya mengelilingi lumen, menyebabkab konstipasi atau diare.

obstruksi parsial dgn gejala kolik

abdomen atau obstruksi total merupakan gejala yg khas. faeces dpt bercampur dgn sdkt darah. bbrp kasus terjadi perforasi dgn peritonitis difus.

pd keganasan di rektum gejala plg

sering adl perdarahahn saat defekasi walaupun tdpt hemoroid atau divertikulum. rasa tdk puas saat bab. nyeri ditemukan bila tdpt keterlibatan perirektal.

tanda dan gejala

kadang pasien justru datang dgn

keluhan adanya tanda dr metastase ke organ lain seperti : hepatomegaly, ascites, pembesaran limfonodi supraclavicular.

screening

fecal occult blood (fob) testing: dpt

mendeteksi keganasan pd stadium yg lebh dini shg lebih mudah diterapi.

utk populasi umum dilakukan

setahun sekali stlh umur 50 thn daan dilakukan flexible sigmoidoscopy setiap 5 thn.

bebrapa sumber merekomendasi

colonoscopy setiap 10 thn selain sigmoidoscopy.

pd pasien resiko tinggi (riwayat

ulcerative colitis) colonoscopy dilakukan 3 thn sekali.

diagnosis

pasien dgn tes fob positif perlu

82 bila ditemukan lesi pd sigmoidoscopy atau barium enema.

barium enema x-ray, khususnya yg

double-contrast dpt mendeteksi adanya lesi tp lebih akurat bila dilakukan colonoscopy. bukan merupakan pilihan pertama tes diagnostik.

setiap pasien yg terdiagnosis dgn

keganasan hrs dilakukan abdominal ct, thorak x-ray, dan tes laboratorium lain utk mencari metastase dan anemia.

peningkatan serum

carcinoembryonic antigen (cea) ditemukan pd 70% pasien,tp tes ini tdk spesific dan tdk direkomendasikan utk screening. penatalaksanaan

pembedahan : terapi kuratif

pembedahan dpt dilakukan pd 70% pasien tanpa metastase.

reseksi total dari tumor dgn

limfonodi regional dan dilakukan anastomose pd segmen usus.

bila jarak ≤ 5 cm dari segmen usus

yg normal ke anal dilakukan reseksi abdominoperineal dgn kolostomi permanen.

adjuvant terapi

chemotherapy biasanya

menggunakan 5-fluorouracil.

meningkatkan ketahanan hidup 5

thn 10 - 30% pd keganasan colon dng keterlibatan limfonodi.

keganasan rektal cancer dgn

keterlibatan 1- 4 limfonodi

membutuhkan kombinasi

kemoterapi dna radioterapi;bila > 4 kurang efektif dilakukan.

radiasi terapi pre-operatif dan

kemoterapi dpt menurunkan insidensi metastase limfonodi follow-up

kolonoskopi dilakukan setiap thn

smp 5 thn kemudian dan 3 thn sesudah itu.

general check-up dilakukan setiap 3

bulan selama 3 than dan stiap 6 bln 2 th kmdian.

ct atau mri direkomendasikan 1 thn

setelah operasi. makroskopis

ulserasi

polipoid/fungating

penyebaran

dukes’ stage a: diatas lap

muscularis : ketahanan hidup 5 thn 95%

dukes’ stage b: smp ke lap serosa

tanpa keterlibatan limfonodi ketahanan hidup 5 thn 66%.

dukes’ stage c : dgn keterlibatan

limfonodi ketahanan hidup 5 thn 33%.

TNM sistem: ukuran tumor

T x : tidk dpt ditemukan T 0 : tdk ada tumor primer

T is : in situ: intraepithelial atau intra-mucosal

T 1 : submucosa

T 2 : muscularis propria T3 : subserosa, perirectal tissues T4 : menginvasi organ lain atau sdh terjadi perforasi

N= limfonodi yg terlibat N x : tdk dpt diperiksa

N 0 : tdk ada keterlibatan limfonodi N 1 : 1-3 ln+

N 2 : > 4 ln+ M= metastase jauh

M x: tdk dpt diperiksa adanya metatase

M0: tdk ada metastase jauh M 1: ada metastase jauh stadium 0 :tis n0 m0 I :t1/2 n0 m0 Ii :t3/4 n0 m0 Iii :semua t n1/2 m0 Iv :semua t semua n m1

83

“tumor anorektal”

yg plg sering ditemukan

adenocarcinoma. squamous cell (nonkeratinizing squamous cell basaloid)

3 - 5% keganasan usus distal. btk lain : basal cell carcinoma,

bowen's disease (intradermal carcinoma), extramammary paget's

disease, cloacogenic

carcinoma,limfoma, sarcoma dan malignant melanoma.

metastase muncul sepanjang

limfonodi rectum dan limfonodi inguinal.

faktor resiko

infeksi human papillomavirus

(hpv) chronic fistulas leukoplakia lymphogranuloma venereum condyloma acuminatum. kaum homoseksual penatalaksanaan

wide local exksisi

kombinasi chemotherapy dan

radiation therapy

reseksi abdominoperineal

diindikasikan bila radiasi dan chemotherapy pre-op tdk membantu regresi tumor

F. TRAUMA GI TRACT ATAS

Dalam dokumen ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre (Halaman 81-86)