• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRAUMA THERMAL

Dalam dokumen ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre (Halaman 59-64)

RINGKASAN TAHAPAN DIAGNOSIS

D. TRAUMA VASKULER

IV. TRAUMA THERMAL

Akibat perubahan suhu yg ekstrem pada permukaan tubuh

(1)panas : Evaporasi dehidrasi; Luka infeksi, contrat tore

(2)electric  Perubahan pd sistem ion

tubuh,terutama pd jantung efek ledakan & panas (petir)

(3)dingin Efekt vasocontriksi yg

hebat necrosis + hypoxia

(4)kimia Efekt dari zat kimia dimana

basa lebih berbahaya dari asam (5)radiasi  gabungan efek panas

,kimia dan electrik F. KELAINAN KONGENITAL PADA MUSKULOSKLETAL

BEDAH ANAK I

Bedah anak trauma dan kelainan anak

Terdiri dari 2 bagian besar: variasi normal; abnormal

Variasi normal Yang dimaksud disini adalah variasi2 normal yg terjadi pd bayi2 baru lahir dan sesuai dgn

perkembangan usia akan berubah sesuai dgn bentuk N

Beberapa contoh :

 Pes Planus Flexible feet  Genu valgum tungkai bawah

bentuk X (Knock Knee)

 Bow Legs = Genu varus bentuk O

Semua variasi normal ini tidak perlu penanganan, tetapi bila tetap ada setelah usia 5 th maka ini perlu tindakan yg bersifat konservatif

Variasi abnormal (congenital, true 

asli):

 Faktor Etiology :

1. Kelainan genetik

2. Faktor non genetik

(obat2, infesi rubela) 3. Kombinasi genetik dan

non genetik

Faktor non genetik ini terjadi pada saat kehamilan.

 Secara umum kelainan

kongenital ini dibagi atas 2 bagian besar Yaitu : A. Lokalized Abnormalities :

maksudnya disini kelainan bisa hanya pd tulang, sendi, atau tumbuh berlebih.

Jadi pada lokalized tulang ini bisa terjadi

 Aplasia (tidak berbentuk)  Hypoplasia (terbentuk,

tapi minimal)

 Dysplasia (terbentuk tapi

bentuknya abnormal)

 Hypertrophy (berlebihan

dari ukuran)

 Polydactily (jari-jari

terbertuk lebih)

 Spina bifida (proses

pembentukan normal tetapi tidak finish, jadi berhenti dalam proses) Pada sendi bisa terjadi synostosis dimana

terjadi kegagalan pembentukan sendi localized abn:

 Pada kaki (Telapak Kaki)

1. Kongenital fif-h toe jari kelima

overiding pd jari lainnya , dan menyebabkan gangguan bersepatu 2. Kongenital varus digiti III

3. Syndactily (jari2 saling menempel)

4. Poly dactily (jari2 lebih/

supernumery)

5. Metatarsus primus varus akibat

adduksi dari tulang metatarsal yg I 6. Metatarsus varus = varum  kelima

57 adduksi,shg bagian onterior telapak kaki deviasi ke medial,tetapi bagian posterior telapak kaki tetap normal

7. Tali pes equino varus, merupakan kelainan yg paling sering pd telapk kaki. Pada keadaan ini didapat bentuk kaki :

Fore foot adduksi dan supinasi, heel mengalami varus, terdapat tibial torsi interna dan ankle joint equinus varus, penanganannya konservatif dan operatif

8. Talipes calcaneovalgus, bisa terjadi pd satu atau kedua kaki, gambaran yg didapat adalah: kaki dorsoflexi dan everted

9. Conggenital plantak flexi (vertikal) talus.

Hal ini terjadi akibat rigiditas yg extreme pd talus dlm posisi equinus dan bagian depan kaki (fore foot) dorso flexi dan everted (telapak kaki menjadi datar / konvex)

 Pada Tulang Panjang  Pseudo artrosis tibia

tulang tibia sangat

melengkung(angulasi), umumnya berhubungan dgn kelainan neurofibromatosis  Hypoplasia, tidak terbentuk

 Pada Lutut (Knee = Genu)  Hyper extensi lutut (Genu

Recurvatum), terjadi anterior dislokasi dari lutut, kelainan ini jarang, dan umumnya ada hubungan dgn arthrogryposis

 Dislokasi patela, terjadi

akibat adanya hypoplastic dari patela

 Pada Panggul (Hip= Coxae)

1. Coxa vara, kelainan ini akibat adanya defek proses osifikasi dari leher caput femur. Secara klinis didapat : extrimitas bawah lebih pendek dari yang N,

terbatasnya gerak pasive Abduksi dari sendi panggul.

2. CDH (Conggenital Dislokasi of Thehip)

Dislokasi pd sendi coxae penyebabnya tidak begitu jelas, yg pastiini merupakan kombinasi genetik dan environment.Terjadi kelainan dimana acetabulum lebih datar dan didapat caput femur keluar dari caput sendi bisa di posterior / lateral dan uranial

ada tanda yg dipakai untuk pemeriksaan CDH yaitu:

Trendelenberg sign: Pd sisi berdiri dilihat dari belakang tungkai yg sendinya sakit diangkat maka pd yg sehat pelvisnya lebih rendah

 Pada Tangan :

1. Triger Thumb  ibu jari

dalam posisi flexi inter phalangeal joint akibat stenosis dari fibrous sheath flexor policis longus tendon 2. Poly dactily

3. Syndactily  Pada Ante brachii

1. Club Hand (Hypoplasia

Radius)

Jarang terjadi, gambarannya terjadi radial deviasi pd antebrachii

 Beberapa Kelainan Congenital

Localized

 High Scapula (Sprengel

Deformity)

 Spina Bifida

 Scoliosis Congenital ini

terjadi akibat adanya kegagalan 1 ½ corpus vertebrae terbentuk (hemi vertebrae) dan terjadi lateral Curvature spine

 Muscular torticolis (Wry

Neck)

58

 1. Osteogenesis imperfecta (= Britle Bones =

Fragilitas Ossium) Terjadi akibat kegagalan

osifikasi perios dan endosteal, maka terjadi

inbalance bone deposit dan bone resorpsi tulang

tipis dan mudah patah

 2. Marble Bones (Chack Bone) = Chack Bone Kegagalan Bone Resorpsi  tulang penuh

calsium deposit  rapuh  3. Marfans Syndrome (Arachno

Dactily)

 Tulang-tulang panjang akan tumbuh lebih hebat.

 4. Achondro plasia

(Chondrodystrophia Fetalis)

 Terjadi gangguan pada pusat pertumbuhan panjang

tulang gambaran seperti dwarfism.

 Kelainan Pada Otot

 Amyotonir Congenital

(Infantile Spinal Muskular Artrophy) Terjadi gangguan tonus otot yg  , sehingga gambaran bayi spt floppy

doll (gambaran boneka bodol)

 Amyo plasia Conggenita

(Artro Gryposis Multi plex Congenita)

 Terjadi gangguan tonus

otot yang   sehingga

terdapat gambaran kekakuan

 Myositis Ossificans

Progresiva

Terjadi pembentukan tulang pada otot2.

BEDAH ANAK II:

 Hernia

 Atresi ani, esofagus, fistula

trakeo esofageal, atresia duodenum, atresia ileum

 Penyakit hirschprung  Kista duktus tiroglosus  Undensensus testis

 Omfalokel dan gastrosisis  dll

 Hernia umbilikalis  Hernia ingunalis  Appendicitis

 Invaginasi (intususepsi) usus  dll tumor anak:  Tumor Wilm  Neuroblastoma  Higroma kistika (Limfangioma Kistika)  dll kegawatan anak:

Obstruksi Saluran Cerna Anak 1. Obstruksi mekanik : a. Inkarserata b. Strangulasi 2. Obstruksi neurogenik: a. Paralitik b. Spastik 3. Obstruksi vaskular Obstruksi mekanik:  Inkarserata : peristaltik terganggu  Strangulasi : peristaltik + iskemik

(Stenosis / atresia usus, tersumbat cacing, korpal, tumor, dll.) Obstruksi neurogenik:

 Paralitik/adinamik = atoni &

trauma

 Spastik/dinamik = achalasia

Obstruksi vaskuler :

 Trombus

Symptom GIT:

1. Sakit  peregangan proksimal

obstruksi

2. Obstipasi  flatus (-), bab (-)

3. Kembung

59 5. Abdominal sign : inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi, colok dubur

Hernia diafragmatika:

 Definisi : visera abdomen

masuk rongga torak defek > foramen bochdalek

 Etiologi : gagal penutupan

kanalis pleuroperitonealis minggu X kehamilan.

 Patofisiologi : paru tertekan 

hipoplasi jantung terdorong kesisi lain resistensi vaskuler intra pulmonal 

 Diagnosis :

 Klinis : distres respirasi 

dispneu, sianosis, takipneu, abdomen skapoid. Suara napas lemah, suara jantung disisi lain peristaltik di dada.

Ronsen : visera intra torak Diagnosis banding : eventrasi

diafragma, kista paru, malformasi adenoma kistika

Penatalaksanaan :ABC; Stabilisasi

cairan / elektrolit, asam-basa dan temperature; Laparatomi

Penyulit : asidosis respiratoar,

hipoksemi, hiperkapni

Komplikasi : kolap paru, hernia

residif dan infeksi

Atresi esophagus dan fistula trakeoesofageal:  Definisi : Diskontinuitas esofagus  Etiologi : gangguan embriogenesis minggu VI  Klasifikasi : 1. AE + fistula trakeo esofageal distal (85%) 2. AE + fistula proksimal 3. AE + tanpa fistula 4. Fistula trakeo

esofagus tanpa atresia

 Patofisiologi : 1. Fistula distal 2. Gangguan menelan 3. Aspirasi saliva 4. Distres respirasi 5. Atelektase dan pneumonia  Diagnosis : 1. Klinis :  Hamil + hidramnion  Hipersalivasi

 Distres respirasi &

sianosis  Muntah  NGT tak masuk lambung 2. Ronsen : ujung NGT diberi kontras  ujung atresi  Penatalaksanaan : 1. ABC, stabilisasi cairan/elektrolit, asam/basa dan temperatur 2. Pasang NGT / sedot tiap 5 menit 3. Posisi tengkurap/baring 60 0 4. Operasi bertahap:  Esofagostomi & gastrostomi  Interposisi gaster / kolon Operasi satu tahap:

 Torakotomi retro pleural  Fistel dipotong, esofagus

sambung e/e

 Pasang tube dada

Hisprung; megakolon kong.

 Definisi : Pleksus auerbach &

meisner kolon (-)

 Etiologi : Genetik (3-7 %),

iskemik intestinal intrauterin migrasi neuroblas yg terputus

 Klasifikasi :

(1)Segmen pendek 80 %: Aganglion kanalis anal, rektum, sigmoid

(2)Segmen sangat pendek: Aganglion diatas kolon sigmoid (3)Segmen panjang: Aganglion diatas kolon sigmoid

60 (4)Total aganglion: Aganglion semua kolon s/d duodenum

 Penatalaksanaan :  ABC & dekompresi

NGT / pipa rektum

 Operasi bertahap (segmen

pendek & panjang, total) Darurat : kolostomi diversi feses

Definitif : - Pull through SOAVE

- Duhamel

- Swenson

Miektomi rektum pd segmen sangat pendek

 Komplikasi :

 Kebocoran anastonis  Abses, nekrosis usus  Trombo flebitis, entero

kolitis

 Striktur rektum/ani,

61

Dr. Kamal Agung W, SpB

Dalam dokumen ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre (Halaman 59-64)