RINGKASAN TAHAPAN DIAGNOSIS
D. TRAUMA VASKULER
IV. TRAUMA THERMAL
Akibat perubahan suhu yg ekstrem pada permukaan tubuh
(1)panas : Evaporasi dehidrasi; Luka infeksi, contrat tore
(2)electric Perubahan pd sistem ion
tubuh,terutama pd jantung efek ledakan & panas (petir)
(3)dingin Efekt vasocontriksi yg
hebat necrosis + hypoxia
(4)kimia Efekt dari zat kimia dimana
basa lebih berbahaya dari asam (5)radiasi gabungan efek panas
,kimia dan electrik F. KELAINAN KONGENITAL PADA MUSKULOSKLETAL
BEDAH ANAK I
Bedah anak trauma dan kelainan anak
Terdiri dari 2 bagian besar: variasi normal; abnormal
Variasi normal Yang dimaksud disini adalah variasi2 normal yg terjadi pd bayi2 baru lahir dan sesuai dgn
perkembangan usia akan berubah sesuai dgn bentuk N
Beberapa contoh :
Pes Planus Flexible feet Genu valgum tungkai bawah
bentuk X (Knock Knee)
Bow Legs = Genu varus bentuk O
Semua variasi normal ini tidak perlu penanganan, tetapi bila tetap ada setelah usia 5 th maka ini perlu tindakan yg bersifat konservatif
Variasi abnormal (congenital, true
asli):
Faktor Etiology :
1. Kelainan genetik
2. Faktor non genetik
(obat2, infesi rubela) 3. Kombinasi genetik dan
non genetik
Faktor non genetik ini terjadi pada saat kehamilan.
Secara umum kelainan
kongenital ini dibagi atas 2 bagian besar Yaitu : A. Lokalized Abnormalities :
maksudnya disini kelainan bisa hanya pd tulang, sendi, atau tumbuh berlebih.
Jadi pada lokalized tulang ini bisa terjadi
Aplasia (tidak berbentuk) Hypoplasia (terbentuk,
tapi minimal)
Dysplasia (terbentuk tapi
bentuknya abnormal)
Hypertrophy (berlebihan
dari ukuran)
Polydactily (jari-jari
terbertuk lebih)
Spina bifida (proses
pembentukan normal tetapi tidak finish, jadi berhenti dalam proses) Pada sendi bisa terjadi synostosis dimana
terjadi kegagalan pembentukan sendi localized abn:
Pada kaki (Telapak Kaki)
1. Kongenital fif-h toe jari kelima
overiding pd jari lainnya , dan menyebabkan gangguan bersepatu 2. Kongenital varus digiti III
3. Syndactily (jari2 saling menempel)
4. Poly dactily (jari2 lebih/
supernumery)
5. Metatarsus primus varus akibat
adduksi dari tulang metatarsal yg I 6. Metatarsus varus = varum kelima
57 adduksi,shg bagian onterior telapak kaki deviasi ke medial,tetapi bagian posterior telapak kaki tetap normal
7. Tali pes equino varus, merupakan kelainan yg paling sering pd telapk kaki. Pada keadaan ini didapat bentuk kaki :
Fore foot adduksi dan supinasi, heel mengalami varus, terdapat tibial torsi interna dan ankle joint equinus varus, penanganannya konservatif dan operatif
8. Talipes calcaneovalgus, bisa terjadi pd satu atau kedua kaki, gambaran yg didapat adalah: kaki dorsoflexi dan everted
9. Conggenital plantak flexi (vertikal) talus.
Hal ini terjadi akibat rigiditas yg extreme pd talus dlm posisi equinus dan bagian depan kaki (fore foot) dorso flexi dan everted (telapak kaki menjadi datar / konvex)
Pada Tulang Panjang Pseudo artrosis tibia
tulang tibia sangat
melengkung(angulasi), umumnya berhubungan dgn kelainan neurofibromatosis Hypoplasia, tidak terbentuk
Pada Lutut (Knee = Genu) Hyper extensi lutut (Genu
Recurvatum), terjadi anterior dislokasi dari lutut, kelainan ini jarang, dan umumnya ada hubungan dgn arthrogryposis
Dislokasi patela, terjadi
akibat adanya hypoplastic dari patela
Pada Panggul (Hip= Coxae)
1. Coxa vara, kelainan ini akibat adanya defek proses osifikasi dari leher caput femur. Secara klinis didapat : extrimitas bawah lebih pendek dari yang N,
terbatasnya gerak pasive Abduksi dari sendi panggul.
2. CDH (Conggenital Dislokasi of Thehip)
Dislokasi pd sendi coxae penyebabnya tidak begitu jelas, yg pastiini merupakan kombinasi genetik dan environment.Terjadi kelainan dimana acetabulum lebih datar dan didapat caput femur keluar dari caput sendi bisa di posterior / lateral dan uranial
ada tanda yg dipakai untuk pemeriksaan CDH yaitu:
Trendelenberg sign: Pd sisi berdiri dilihat dari belakang tungkai yg sendinya sakit diangkat maka pd yg sehat pelvisnya lebih rendah
Pada Tangan :
1. Triger Thumb ibu jari
dalam posisi flexi inter phalangeal joint akibat stenosis dari fibrous sheath flexor policis longus tendon 2. Poly dactily
3. Syndactily Pada Ante brachii
1. Club Hand (Hypoplasia
Radius)
Jarang terjadi, gambarannya terjadi radial deviasi pd antebrachii
Beberapa Kelainan Congenital
Localized
High Scapula (Sprengel
Deformity)
Spina Bifida
Scoliosis Congenital ini
terjadi akibat adanya kegagalan 1 ½ corpus vertebrae terbentuk (hemi vertebrae) dan terjadi lateral Curvature spine
Muscular torticolis (Wry
Neck)
58
1. Osteogenesis imperfecta (= Britle Bones =
Fragilitas Ossium) Terjadi akibat kegagalan
osifikasi perios dan endosteal, maka terjadi
inbalance bone deposit dan bone resorpsi tulang
tipis dan mudah patah
2. Marble Bones (Chack Bone) = Chack Bone Kegagalan Bone Resorpsi tulang penuh
calsium deposit rapuh 3. Marfans Syndrome (Arachno
Dactily)
Tulang-tulang panjang akan tumbuh lebih hebat.
4. Achondro plasia
(Chondrodystrophia Fetalis)
Terjadi gangguan pada pusat pertumbuhan panjang
tulang gambaran seperti dwarfism.
Kelainan Pada Otot
Amyotonir Congenital
(Infantile Spinal Muskular Artrophy) Terjadi gangguan tonus otot yg , sehingga gambaran bayi spt floppy
doll (gambaran boneka bodol)
Amyo plasia Conggenita
(Artro Gryposis Multi plex Congenita)
Terjadi gangguan tonus
otot yang sehingga
terdapat gambaran kekakuan
Myositis Ossificans
Progresiva
Terjadi pembentukan tulang pada otot2.
BEDAH ANAK II:
Hernia
Atresi ani, esofagus, fistula
trakeo esofageal, atresia duodenum, atresia ileum
Penyakit hirschprung Kista duktus tiroglosus Undensensus testis
Omfalokel dan gastrosisis dll
Hernia umbilikalis Hernia ingunalis Appendicitis
Invaginasi (intususepsi) usus dll tumor anak: Tumor Wilm Neuroblastoma Higroma kistika (Limfangioma Kistika) dll kegawatan anak:
Obstruksi Saluran Cerna Anak 1. Obstruksi mekanik : a. Inkarserata b. Strangulasi 2. Obstruksi neurogenik: a. Paralitik b. Spastik 3. Obstruksi vaskular Obstruksi mekanik: Inkarserata : peristaltik terganggu Strangulasi : peristaltik + iskemik
(Stenosis / atresia usus, tersumbat cacing, korpal, tumor, dll.) Obstruksi neurogenik:
Paralitik/adinamik = atoni &
trauma
Spastik/dinamik = achalasia
Obstruksi vaskuler :
Trombus
Symptom GIT:
1. Sakit peregangan proksimal
obstruksi
2. Obstipasi flatus (-), bab (-)
3. Kembung
59 5. Abdominal sign : inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi, colok dubur
Hernia diafragmatika:
Definisi : visera abdomen
masuk rongga torak defek > foramen bochdalek
Etiologi : gagal penutupan
kanalis pleuroperitonealis minggu X kehamilan.
Patofisiologi : paru tertekan
hipoplasi jantung terdorong kesisi lain resistensi vaskuler intra pulmonal
Diagnosis :
Klinis : distres respirasi
dispneu, sianosis, takipneu, abdomen skapoid. Suara napas lemah, suara jantung disisi lain peristaltik di dada.
Ronsen : visera intra torak Diagnosis banding : eventrasi
diafragma, kista paru, malformasi adenoma kistika
Penatalaksanaan :ABC; Stabilisasi
cairan / elektrolit, asam-basa dan temperature; Laparatomi
Penyulit : asidosis respiratoar,
hipoksemi, hiperkapni
Komplikasi : kolap paru, hernia
residif dan infeksi
Atresi esophagus dan fistula trakeoesofageal: Definisi : Diskontinuitas esofagus Etiologi : gangguan embriogenesis minggu VI Klasifikasi : 1. AE + fistula trakeo esofageal distal (85%) 2. AE + fistula proksimal 3. AE + tanpa fistula 4. Fistula trakeo
esofagus tanpa atresia
Patofisiologi : 1. Fistula distal 2. Gangguan menelan 3. Aspirasi saliva 4. Distres respirasi 5. Atelektase dan pneumonia Diagnosis : 1. Klinis : Hamil + hidramnion Hipersalivasi
Distres respirasi &
sianosis Muntah NGT tak masuk lambung 2. Ronsen : ujung NGT diberi kontras ujung atresi Penatalaksanaan : 1. ABC, stabilisasi cairan/elektrolit, asam/basa dan temperatur 2. Pasang NGT / sedot tiap 5 menit 3. Posisi tengkurap/baring 60 0 4. Operasi bertahap: Esofagostomi & gastrostomi Interposisi gaster / kolon Operasi satu tahap:
Torakotomi retro pleural Fistel dipotong, esofagus
sambung e/e
Pasang tube dada
Hisprung; megakolon kong.
Definisi : Pleksus auerbach &
meisner kolon (-)
Etiologi : Genetik (3-7 %),
iskemik intestinal intrauterin migrasi neuroblas yg terputus
Klasifikasi :
(1)Segmen pendek 80 %: Aganglion kanalis anal, rektum, sigmoid
(2)Segmen sangat pendek: Aganglion diatas kolon sigmoid (3)Segmen panjang: Aganglion diatas kolon sigmoid
60 (4)Total aganglion: Aganglion semua kolon s/d duodenum
Penatalaksanaan : ABC & dekompresi
NGT / pipa rektum
Operasi bertahap (segmen
pendek & panjang, total) Darurat : kolostomi diversi feses
Definitif : - Pull through SOAVE
- Duhamel
- Swenson
Miektomi rektum pd segmen sangat pendek
Komplikasi :
Kebocoran anastonis Abses, nekrosis usus Trombo flebitis, entero
kolitis
Striktur rektum/ani,
61
Dr. Kamal Agung W, SpB